MAKALAH JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memeperoleh Gelar Sarjana Teknik
DISUSUN OLEH :
IRA FALKIYA
105060100111009
ABSTRAK
Pembangunan bangunan di atas suatu lereng sangat riskan dan beresiko terjadi kelongsoran
karena komponen gravitasi cenderung untuk menggerakan massa tanah. Penelitian ini dilakukan
dengan membuat model lereng tanah pasir tanpa perkuatan serta lereng tanah pasir
menggunakan perkuatan geotekstil dengan RC 74%. Kemiringan sudut lereng yang digunakan
di sesuaikan dengan variasi yang ditentukan dengan penempatan pondasi menerus diatas lareng
yang memiliki beberapa variasi dimensi lebar. Perkuatan yang digunakan berupa geotekstil jenis
woven yang terbuat dari bahan polypropylene silt. Dari data hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil, semakin besar kemiringan lereng maka daya dukung yang dihasilkan semakin
kecil. Sedangkan untuk variasi lebar pondasi, semakin besar lebar pondasi yang digunakan
maka daya dukung yang dihasilkan semakin kecil . Kontribusi perkuatan yang di pakai sangat
berpengaruh terhadap penentuan lebar pondasi yang paling optimum menghasilkan daya
dukung. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi pada saat kemringan
lereng 46 dan lebar pondasi 4 cm yaitu sebesar 4,040.
Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geotekstil, variasi
kemringan lereng, variasi lebar pondasi
dimana;
qu = daya dukung (kN/m2)
Gambar 1 Kelongsoran Lereng B = Lebar pondasi (cm)
(Sumber : Das, B.M. 1993. Mekanika Nq, Ncq = Faktor daya dukung
Tanah Jilid 2)
= Berat isi tanah (gr/cm3)
c = kohesi (kN/m2)
Menurut pengamatan yang
dilakukan oleh Collin (1846)
Solusi Hansen dan Vesic
kelonggsoran tanah sering terjadi
Untuk kondisi b = 0, Hansen
dengan bentuk lengkung. Bentuk
menyatakan daya dukung batas dari
tersebut dibagi menjadi tiga macam
pondasi menerus tersebut pada
yaitu, kelongsoran ujung kaki lereng
persamaan berikut;
yang terjadi ketika tanah di atas dan di
bawah lereng bersifat homogen, Yang
kedua adalah kelongsoran lereng terjadi
karna sudut lereng terlalu besar. Dan
yang terakhir kelongsoran dasar terjadi
dimana;
karena sudut lereng yang kecil dan
tanah di bagian bawah terlalu halus. 𝑁𝑐 , 𝑁𝑞 , 𝑁𝛾 = Faktor-faktor daya
dukung Hansen
Anilisi Daya Dukung Pondasi 𝜆𝑐𝛽 , 𝜆𝑞𝛽 , 𝜆𝛾𝛽 = Faktor-faktor lereng
Dangkal di Atas Lereng Tanpa qu = . Df = daya dukung (kN/m2)
Perkuatan
Analisis daya dukung (bearing Solusi Gemperline
capacity) mempelajari tentang Shield bersama dengan peneliti
lain telah mencoba melakukan
penelitian terhadap faktor daya dukung
Nq untuk sebuah pondasi pada lereng. Perkuatan Geotekstil
Nq dihitung dengan menggunakan Lereng tanah yang diperkuat
persamaan gemperline kemudian daya umumnya terdiri dari timbunan padat
dukung dihitung dengan solusi yang digabungkan dengan perkuatan
Meyerhof. geosintetik yang disusun kearah
Persamaan gemperline dinyatakan horisontal. Ketika tanah dan geosintetik
sebagai berikut; digabungkan, material komposit (tanah
yang diperkuat) tersebut menghasilkan
kekuatan tekan dan tarik tinggi sehingga
dapat menahan gaya yang bekerja dan
dimana; deformasi. Pada tahapan tersebut,
= sudut geser dalam tanah (o) geosintetik berlaku sebagai bagian
= sudut kemiringan lereng (o) tahanan tarik yang digabungkan ke
B = lebar pondasi (inchi) tanah/timbunan dan menjaga stabilitas
D = kedalaman pondasi (inchi) massa tanah. Mekanisme kerja
L = panjang pondasi (inchi) geotekstil pada tanah dapat dilihat pada
d = jarak pondasi kepuncak lereng Gambar 2 berikut;
(inchi)
fΦ = 10 (0,1159 - 2,386)
fB = 10 (0,34 – 0,2 log B)
f D/B = 1 + 0,65 (D/B)
f B/L = 1 - 0,27 (B/L)
f D/B, B/L= 1 + 0,39 (D/L)
fβ, b/B = 1 – 0,8 [ 1 – ( 1 – tan β )2]
{2/[2 + (b/B)2 tan β ]} Gambar 2 Dasar Mekanisme Perkuatan
fβ, b/D, D/B= 1 + 0,6 (B/L) [ 1–(1–tan β )2] Lereng Tanah dengan Geosintetik
{2/[2 + (b/B)2 tan β ]} (Sumber : DPU. 2009. Pedoman
fβ, b/B, B/L= 1 + 0,33 (D/B) tan β {2/[2 + Konstruksi Bangunan: Perencanaan
(b/B)2 tan β ]} dan Pelaksanaan Pekuatan tanah
dengan Geosintetik No. 003/BM/2009)
Bearing Capacity Improvement
(BCI) Pada penelitian ini dipilih
Bearing Capacity Improvement (BCI) geosntetik sebagai perkuatan karena
adalah suatu perbandingan rasio yang memiliki kelebihan daripada tipe
menjelaskan perbandingan antara daya gesintetik yang lain. Geotekstil
dukung tanah saat diberi perkuatan merupakan bahan geosintetik yang
dengan daya dukung tanah tanpa diberi paling banyak digunakan. Bentuknya
perkuatan. Perbandingan rasio dapat seperti tekstil pada umumnya, tetapi
dilihat pada persamaan berikut; terdiri dari serat-serat sintetis sehingga
selain lentur, juga tidak ada masalah
𝑞
BCI = 𝑞𝑜 penyusutan seperti pada material dari
serat alam seperti wol, katun ataupun
Dimana;
sutera. Terdiri dari tiga jenis yaitu
BCI = Improvement Bearing Capacity
woven (teranyam), non woven (tidak
q = daya dukung dengan perkuatan
teranyam), dan knitted (rajutan).
qo = daya dukung tanpa perkuatan
Geotekstil memiliki fungsi sebagai
(dalam hal ini perkuatan yang
separator, perkuatan, filter drainase dan
dipergunakan adalah geotekstil)
proteksi.
METODE PENELITIAN Pemodelan lereng dilakukan
Pengujian Dasar pada sebuah box berukuran panjang
Dalam penilitian ini dipergunakan tanah 1,50 m, lebar 1,0 m, dan tinggi 1,0.
pasir dengan pemadatan relative (Rc) Dasar dan sisi box berupa pelat baja
74%. Dilakukan uji pemeriksaan dasar dengan tebal 1,2 mm, kecuali sisi depan
pada tanah, yaitu antara lain: box menggunakan bahan fiber glass.
a. Pemeriksaan analisis saringan Box dibuat kaku agar dapat
menurut ASTM C-136-46 mempertahakan kondisi regangan.
b. Pemeriksaan berat jenis butiran
tanah mengikuti ASTM D-854-58 Metode Pengambilan Data
c. Kepadatan standart (Compaction) Pengambilan data dilakukan
mengikuti ASTM D-698-70 pada 9 variasi lereng tanpa perkuatan
d. Pemeriksaan kekuatan geser dan 9 variasi lereng dengan perkuatan.
langsung (Direct Shear) menurut Dengan variabel berupa variasi lebar
ASTM D-3080-72 pondasi dan variasi kemiringan lereng.
e. Pengujian kepadatan dengan alat Variasi perlakukan pemodelan lereng
uji sand cone dapat dilihat pada Tabel 1.
Jumlah dan Perlakuan Benda Uji Tabel 1 Varasi Lereng tanpa Perkuatan
Pada penelitian ini dibuat 9
sampel unutk lereng tanpa perkuatan
dan 9 sampel untuk lereng dengan
menggunakan perkuatan. Terdapat 3
variabel untuk lebar pondasi yaitu
sebesar 4 cm, 6 cm, dan 8 cm. Selain itu
juga terdapat 3 variabel untuk
kemiringan lereng antara lain 46, 51,
dan 56. Variabel tersebut dinyatakan
sebagai variabel bebas. Setelah dilakukan uji
Pondasi diletkkan pada posisi pembebanan pada sampel, diperoleh
d/B=1 dari ujung lereng. Dimana d/B hasil beban runtuh maksimum dan
merupakan rasio jarak pondasi ke tepi penurunan yang terjadi. Lalu dihitung
lereng. Untuk sampel lereng dengan besar daya dukung batas pada tiap
perkuatan geotekstil, menggunakan sampel dengan persamaan sebagai
jumlah perkuatan sebanyak dua lapis berikut;
(n=2), dengan jarak antar geotekstil (sv) 𝑃𝑢
qu = 𝐴
sebsar 3,2 cm dan panjang geotekstil
sebesar (L) 40 cm. Model test lereng dimana;
dapat dilihat pada Gambar 3. Pu = beban runtuh maksimum (kg)
d B
A = luasan pondasi (cm2)
Pondasi
2 @ 3.2
n=1
Geotekstil
40
n=2
Kemudian dilakukan analisis
peningkatan daya dukung atau bearing
10
10 105
0 20 40 60 80 100
0 0
Analisis Daya Dukung Tanah Pasir 1
2
sudut 46
dengan Rc 74% untuk Lereng Tanpa 2
sudut 51
4
Perkuatan sudut 56 6
Settlement (mm)
3
8
Analisis daya dukung tanah
s/B (%)
4 10
16
eksperimen. Metode analitik diperoleh 7
18
3.303
3.0 2.991
2.5 2.451
2.297
Tabel 3 Nilai daya dukung dan 2.0
2.167
1.600
B=6cm yang sama saat s/B 2%, menghasilkan
1.544 B=8cm
peningkatan daya dukung yang lebih
BCI
1.400 1.398
1.320 1.353
1.200 1.176
1.232
1.148
1.066
seragam. Peningkatan terbesar ternjadi
1.000
0.800
ketika lebar pondasi 8 cm.
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Kemiringan Lereng
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
Pengaruh Kemiringan Lereng dan dilakukan, didapatkan kesimpulan
Lebar Pondasi terhadap Nilai Daya sebagai berikut:
Dukung 1. Terjadi peningkatan daya dukung
pondasi menerus pada lereng
Pada eksperimen yang telah dengan menggunakan perkuatan
dilakukan dengan membuat pemodelan geotekstil dibandingkan dengan
fisik lereng Rc 74%, diperoleh hasil pada lereng tanpa perkuatan.
bahwa terjadi peningkatan daya dukung
ketika sebelum diberi perkuatan
2. Semakin besar kemiringan lereng, DPU. 2009. Pedoman Kontruksi Bangunan :
maka daya dukung yang Perencanaan dan Pelaksanaan
dihasilkan akan semakin menurun Perkuatan tanah dengan
3. Semakin lebar pondasi yang Geosintetik No. 003/BM/2009.
digunakan maka daya dukung As’ad Munawir, Murni Dewi, Yuvi Zaika,
pondasi semakin menurun, hal ini Agoes Soehardjono MD. 2013.
dikarenakan unruk B = 8cm Bearing Capacity on Slope
setelah ditinjau ulang tidak masuk Modeling with Composite Bamboo
dalam rentang sv maksimum yatu Pile Reinforcement. Jurnal
0,5B sampai 1B. Sehingga jika Terpublikasi: International Journal
ditinjau dari BCIqu, yang of Engineering and Advanced
meghasilkan daya dukung Technology (IJEAT).
maksimal adalah B = 4cm. Zaika, Yulvi & Kombino, B. A.
Sedangkan berdasarkan analisis Penggunaan Geotextil sebagai
BCIs saat s/B=2%, yang Alternatif Perbaikan Tanah
menghasilkan daya dukung Terhadap Penurunan Pondasi
maksimal adalah B = 8cm. Dangkal. Jurnal Teknik
4. Berdasarkan analisis nilai BCIqu Geoteknik. Malang: Jurusan
yang terjadi, variasi yang Teknik Sipil Fakultas Teknik
memberikan nilai daya dukung Universitas Brawijaya.
paling optimum terjadi pada saat Sommers, A. N. & Viswanadham, B. V. S.
B = 4cm dan = 46. 2009. Centrifuge Model Tests on
5. Berdasarkan analisis nilai BCIs The Behavior of Strip Footing on
yang terjadi, variasi yang Geotextile-Reinforced Slopes.
memberikan nilai daya dukung Journal of Geotechnical
paling optimum terjadi pada saat Engineering. Elsevier.
B = 8cm dan = 46 Hoang C. Nguyen, Canh V. Le, Vu P. Q.
Nguyen, and Tri P. Truong. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Bearing Capacity of Footing Strip
Das, Braja M. 1984. Mekanika Tanah Resting on Slope Using Upper
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Bound Limit Analysis. Journal of
Geoteknis) Jilid 2. Jakarta: Engineering Technology and
Erlangga. Education. GTSD2012.
Craig, R. F. 1989. Mekanika Tanah Edisi S.V. Anil Kumar, K. Ilamaparuthi. 2009.
Keempat. Jakarta: Penerbit Respon of Footing on Sand Slopes.
Erlangga. Jurnal Terpublikasi. Anna
Das, Braja M. 1998. Mekanika Foundation University Chennai, Chennai,
Engineering, Fourth Edition. New India.
York: PWS Publishing. J. Thanapalasingam. C. T. Gnanendram.
Bowles, J. E. 1993. Sifat-Sifat Fisis dan 2008. Predicitng The Performance
Geoteknis Tanah. Jakarta: of Foundation Near Reinforced
Erlangga. Sloped Fills. Jurnal Terpublikasi.
Suroso, As’ad Munawir, dan Herlien University of New South Wales at
Indrawahyuni. Buku Ajar Teknik ADFA, Canberra, Australia.
Pondasi. Malang: Jurusan Teknik Qiming Chen 2007. An Expereimental
Sipil Fakultas Teknik Universitas Study on Characteristics and
Brawijaya. Behavior of Reinforced Soil
Christady H., Hary. Yogtakarta: Jurusan Foundation. Disertasi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Terpublikasi: The Departement of
Universitas Gajah
Civil and Enviromental
Egineering.
Prasasti, Y. D. J. 2014. Pengaruh
Variasi Panjang Lapisan dan
Jarak Vertikal antar Geotekstil
Terhadap Daya Dukung Pondasi
Menerus Pada Pemodelan Lereng
Pasir Kepadatan Relatif 74%.
Tugas Akhir. Malang: Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya