Tokoh :
Raja : Sifat bijaksana
Permaisuri : Cerdas dan penuh perhatian
Mbok Rondo : Sengsara tetapi selalu penuh pengharapan.
Anak-anak : Percaya kepada Ibunya
Wanita 1 : Jujur
Wanita 2 : Licik
Pengajaran : Seorang Ibu akan selalu mengasihi anaknya,
bagaimanapun keadaannya. Tuhan juga tidak
pernah meninggalkan umatnya.
Mengajarkan sifat bijaksana, adil dan penuh kasih.
Seting Panggung:
1. Suasana istana
2. Rumah mbok rondo
3. Pertengkaran di Jalan.
NASKAH DRAMA
Narator :
Di sebuah negeri yang jauh, ada seorang raja yang adil dan bijaksana.
Raja itu bernama Sulaeman. Raja selalu memantau kehidupan rakyatnya.
Situasi :
Raja dan permaisuri sedang duduk di singgasana menyaksikan tarian anak-
anak, musik padang pasir)
Narator :
Sang Raja pun menyamar seperti orang biasa dan dia tidak membawa bekal
dan pengawal. Pergilah raja ke sebuah desa yang bernama dadapan. Ia
berjalan jauh sekali.sampai di ujung desa, ia melihat bahwa petugas
pajak kerajaan tengah menyiksa rakyatnya, karena tidak mampu membayar
pajak.
Narator :
Pada hari pertama dalam penyamarannya Raja di anggap pendatang gelap
maka diapun dihukum cambuk. Dengan luka-luka di punggung dia mencoba
untuk berkeliling melihat rakyatnya. Pada saat itu Pejabat kerajaan pun
melintas, begitu juga dengan pendeta, namun seorangpun dari mereka tidak
ada yang mau menolongnya, tetapi justru seorang preman yang selama ini
hidupnya penuh kekejaman dan merampok mau menolongnya. Marilah kita
lihat adengan berikut.
Narator :
Pada hari ke dua penyamarannya, tepat pada hari Minggu, Raja pergi
berjalan-jalan ke daerah selatan wilayah kerajaannya. Raja bertemu
dengan orang-orang yang tidak pergi ke gereja. Mereka masing-masing
memberi alasan. Setelah mengetahuinya, ternyata rakyatnya masih banyak
yang tidak mengenal berkat Tuhan.
Narator :
Pergilah raja ke arah utara wilayah kerajaannya. Ia berjalan jauh
sekali. sampai di ujung desa, ia mendengar suara anak-anak menangis dari
sebuah rumah, raja bergegas pergi ke rumah itu. (raja mengintip ke dalam
rumah) Rumah itu adalah milik Mbok Rondo dadapan, seorang janda dengan
empat orang anak. Mbok Rondo sedang memasak sesuatu di dalam kuali dan
anak-anaknya duduk mengitari kuali itu dengan tatapan yang sangat lapar.
Narator :
Raja mendengarkan percakapan anak-beranak itu dari balik jendela. Dia
sangat bingung. Ubi apakah yang dimasak begitu lama. Akhirnya Sang Raja
tidak sabar untuk mengetahui masakan mbok rondo.
Narator :
Adik-adik, mbok Rondo sangat bahagia bisa membelikan makanan untuk anak-
anaknya. Rajapun mendapatkan pelajaran, ketulusan hati mbok Rondo dalam
doa dan pengharapan, bahwa Tuhan akan menolong keluarganya. Kemudian
Raja melanjutkan perjalanannya.
Narator :
Suatu hari, raja melihat pertengkaran antar dua orang wanita yang
memperebutkan seorang bayi. Apa yang terjadi?
Wanita1 : Ini anakku! Lihat, ada tahi lalat di bibirnya.
Wanita 2 : Bukan, bayi yang mati itu (Sambil menunjuk keranjang, berisi
mayat
bayi dalam lampin). Itu anakmu!
Wanita 1 : Tidak! Dia anakmu, ini anakku.
Raja : Adakah yang bisa dibantu, saudara-saudaraku?
Wanita 1 : Dia mengakui bayi yang hidup ini adalah anaknya, padahal anak
dia
sudah mati.
Wanita 2 : Dia bohong! Bayiku yang hidup.
Raja : Saudara-saudaraku aku tidak tahu mana yang benar di antara
kalian,
aku juga tidak membela satu dari antara kalian. (Raja mengambil
pedang dari balik bajunya, meminta bayi dan mengangkat
pedangnya) Aku akan membagi dua, dan kalian mendapat masing-
masing sepotong.
Wanita 2 : Ya, itu sangat adil!
Wanita 1 : Jangan lakukan itu. Biarlah bayi ini menjadi anaknya, asal
dia tidak
dibunuh.
Raja : (Menyarungkan pedangnya dan memberikan bayi kepada wanita 1)
Ibu ini anakmu, jagalah dia baik-baik.
Wanita 2 : Bagaimana engkau ini!? Kenapa kau berikan bayi itu kepadanya.
Raja : Seorang ibu tidak akan tega melihat anaknya disakiti. Kau
pembohong. Aku tidak melaporkan kepada Raja, asalkan kau tidak
mengulangi perbuatanmu dan kuburkan bayimu baik-baik.
Wanita 1 : Bapak yang baik, kenapa kau melakukan ini kepada kami? Raja :
Ibu, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk berbuat jujur, mengasihi
dan bijaksana.
Wanita 1 : Siapakah Tuhanmu? Apakah dia seorang raja?
Raja : Ya Tuhanku adalah seorang Raja Damai, yaitu Yesus Kristus, yang
dilahirkan di kota Bethlehem.
Wanita 1 : Aku pernah mendengarnya. Ceritakan lagi tentang Bayi yang
lahir
Di Bethlehem itu.