Anda di halaman 1dari 11

Tugas…

TRIGLISERIDA

Nama: Ramli Binol


Kelas: B Keperawatan
Nim: C01416

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
T.A 2016/2017
TRIGLISERIDA (SERUM)
1. Pengertian
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang dibawa dalam
aliran darah dan juga merupakan zat yang disimpan di dalam jaringan
sebagai hasil dari konversi sebagian besar jenis lemak di dalam tubuh.
Trigliserida yang ada dalam darah manusia tidak hanya berasal dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi, melainkan juga dari hasil
produksi yang dilakukan sendiri oleh tubuh sebagai sumber energi.
Trigliserida merupakan hasil konversi kalori tidak terpakai dan disimpan
untuk menyediakan cadangan energi bagi tubuh. Hal tersebut
menyebabkan seseorang yang sering mengonsumsi kalori melebihi jumlah
yang yang dibutuhkan oleh tubuhnya, akan beresiko memiliki kadar
trigliserida tinggi.

Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi


tiga molekul asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa
memiliki simpanan trigliserid yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang
segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari molekul
trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk
konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran
langsung untuk menghasilkan energi.

Trigliserida merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang


tersusun oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol.

2. Nilai Normal
Trigliserida

DEWASA :
Usia 12-29 tahun : 10 – 140 mg/dl.
Trigliserida (mg/dl)
Usia 30 – 39 tahun : 20 – 150
150 atau kurang Normal
mg/dl.
Usia 40-49 tahun : 30 – 160 mg/dl. 150 – 199 Batas tinggi

Usia > 50 tahun : 40 – 190 mg/dl. 200 – 499 Batas tinggi


ANAK : 500 atau lebih Sangat tinggi
Bayi : 5 – 40 mg/dl.
Usia 5-11 tahun : 10 – 135 mg/dl.

3. Tujuan Prosedur
Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dl.
Prinsip Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP Trigliserida
ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipases. Indikator
quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida 4-aminoantipyrine dan 4-
chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksidase.

4. Prosedur Pemeriksaan
. ALAT DAN BAHAN
§ Alat :
1. Kuvet
2. Pipet piston
3. Spektrofotometer UV-Vis

§ Bahan :
1. Aquades
2. Reagen
3. Serum
4. Standar trigliserida

PROSEDUR
Ke dalam kuvet dipipetkan :
Blangko Standar Sampel
Reagen (µl) (µl)
(µl)

Standar - 10 -

Sampel - - 10

Reagen 1000 1000 1000

Aquadest 10 - -

Dicampurkan dan diinkubasikan selama 20 menit pada suhu


ruangan. Kemudian baca absorbansi sampel (Asampel) terhadap BR pada
panjang gelombang 546 nm. Setelah itu dihitung konsentrasi trigliserida
dalam sampel, dengan persamaan:
Ctrigliserida = x 200 mg/dl
Percobaan ini dilakukan secara triplo.

Absorbansi
Kelompok Blanko Standar Sampel
1 2 3

1 0,632 0,683 0,603

2 0,746 0,845 0,989

3 0,101 0,605 1,126 0,568 0,381

4 0,635 0,687 0,605

Perhitungan
Ctrigliserida = x 200 mg/dl
Tujuan dari percobaan kali ini adalah menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil
laboratorium yang diperoleh. Prinsip pengukurannya adalah trigliserida
diukur setelah melalui proses oksidasi dan hidrolisis enzimatik.
Indikator kuinonimin dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminofenanzon
yang berasal dari fenol dan peroksidase.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Pertama darah pasien (sampel) diambil. Selanjutnya darah tersebut


ditampung dalam tabung sentrifugasi dan kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 30 menit (ini merupakan waktu dan kecepatan
yang optimum dalam memisahkan antara plasma darah dan serumnya).
Prinsip dari sentrifugasi adalah memisahkan serum dan plasma berdasarkan
prinsip berat jenis (BJ) dimana plasma berwarna lebih merah tua pekat,
sehingga berada pada bagian bawah tabung (BJ besar), sedangkan serum yang
berwarna merah bening (BJ kecil) akan berada pada bagian atas tabung.
Pada percobaan ini, reaksi yang terjadi adalah enzim lipase akan
memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam lemak.
Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim
gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol-
3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen
peroksida (H2O2). Pada tahap selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang
akan bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan
enzim peroksidase membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah
muda yang kemudian dapat diukur secara fotometrik.
Prinsip dari pengujian ini adalah dengan menembakkan energi dengan
panjang gelombang tertentu (dalam percobaan ini λmaks yang digunakan
adalah 546nm) pada suatu senyawa (dalam hal ini adalah kuinonimin). Hal ini
membuat elektron dari senyawa tersebut akan tereksitasi ke orbital yang lebih
tinggi. Setelah mengalami eksitasi, elektron tersebut akan turun kembali
ke ground state (keadaan dasar), sambil melepaskan emisi yang akan terukur
oleh detektor. Salah satu yang memegang peranan penting dalam pengujian
kali ini adalah adanya gugus kromofor dalam kuinonimin berupa ikatan
rangkap terkonjugasi, keton, dan imina.
Setelah serum didapat, diambil sebanyak 10 µL dan ditambahkan
reagen sebanyak 1000 µL dan diaduk dengan tujuan agar serum dan reagen
homogen. Ini dilakukan sebanyak 3 kali (triplo) agar kesalahan relatif yang
dihasilkan menjadi lebih kecil sehingga hasil pemeriksaan yang dilakukan
mempunyai keakuratan yang lebih tinggi. Larutan blanko dibuat dengan
mengambil aquadest dan reagen sebanyak 10 µL dan 1000 µL. Tujuan dari
pembuatan larutan blanko adalah aquades (pelarut) yang digunakan tidak
memililiki daya absorbansi (tidak mempengaruhi hasil pengukuran) sehingga
ketika kita mengukur sampel, hanya kadar trigliserida yang ingin kita ukur
saja yang dapat terukur. Kemudian dibuat juga larutan standar yang berisi 10
µL standar trigliserida 200 mg/dL dan reagen sebanyak 1000 µL. Larutan
standar ini digunakan sebagi pembanding bagi sampel. Kemudian sampel
didiamkan selama 20 menit. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan hasil yang
optimal dimana reagen dan sampel bereaksi optimal karena reaksi yang
terjadi merupakan reaksi enzimatis yang berjalan lambat.
Setelah itu dilakukan pengukuran aktivitas serum dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 546 nm. Pada panjang
gelombang inilah diharapkan hasil yang didapat daya absorbansinya optimal.
Pada saat menggunakan alat spekrofotometer UV-Vis, kuvet yang akan
digunakan harus dicuci bersih agar tidak ada kontaminan. Adanya
kontaminan menyebabkan pengukuran tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan
kadar trigliserida akan salah.
Dari hasil pengukuran didapat bahwa absorbansi standar dan blanko
adalah 0,230 dan 0,101 sedangkan aborbansi sampel kelompok 4 adalah
0,635, 0,687, dan 0,605. Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar trigliserida
yang diukur oleh kelompok 4 adalah sebesar 559,04 mg/dl. Sedangkan dari
perhitungan rata-rata untuk semua data yang didapatkan dari keempat
kelompok didapatkan hasil kadar trigliserida sebesar 615,942 mg/dl.
Berdasarkan literatur, ambang batas kadar trigliserida dalam darah
adalah sebagai berikut (Budi,2011):
· Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
· Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
· Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
· Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih.
Maka pasien tersebut dinyatakan kadar trigliseridanya tidak normal atau dapat
dinyatakan pula bahwa kadar trigliserida tersebut sangat tinggi.
Selain itu mungkin dalam percobaan ini, dapat terjadi kesalahan yang
menyebabkan nilai yang didapatkan teramat tinggi. Kesalahn yang mungkin
terjadi idantaranya adalah:
· Kesalahan penyiapan sampel serum darah
· Kesalahan dalam pengukuran absorbansi dari sampel
· Reagen yang digunakan telah rusak
· Atau oleh penyebab lainnya.

KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan kadar trigliserida rata-rata dari sampel serum
adalah 615,942 mg/dl yang menunjukkan bahwa kadar trigliseridanya tidak
normal atau dapat dinyatakan pula bahwa kadar trigliserida tersebut sangat
tinggi.
5. Implikasi Keperawatan
Semakin tinggi kadar trigliserida, maka risiko kita untuk
terkena penyakit jantung dan sindrom metabolik yang juga berhubungan
dengan stroke. Kadar trigliserida dalam tubuh bisa diketahui melalui tes
darah. Berikut ini adalah parameter kadar trigliserida yang bisa digunakan
sebagai acuan kesehatan.
Obesitas dan diabetes yang tidak terkontrol dengan baik adalah penyebab
yang paling banyak ditemukan dari seluruh kasus trigliserida tinggi.
Karena itu harap waspada jika Anda termasuk orang yang kelebihan berat
badan atau orang yang malas melakukan aktivitas fisik, terlebih lagi jika
Anda gemar mengonsumsi makanan yang mengandung zat gula atau
karbohidrat yang tinggi, atau gemar mengonsumsi minuman keras.
Selain faktor-faktor di atas, trigliserida tinggi juga bisa disebabkan oleh:

 Penyakit hipotiroid.

 Penyakit ginjal.

 Gangguan metabolisme lemak yang sifatnya turunan.

 Efek samping terapi pengganti hormon estrogen dalam


pengobatan menopause.
 Efek samping sejumlah obat, seperti penghambat beta, steroid, tamoksifen,
pil KB, dan diuretik.

6. Masalah Klinis

Peningkatan kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit


arteri koronaria atau penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar
kolesterol (hiperkolesterolemia) menyebabkan penumpukan kerak lemak
di arteri koroner (arteriosklerosis) dan risiko penyakit jantung (infark
miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan dengan
kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet.
Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan menjadi gajih di
bawah kulit dan menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan diubah
juga menjadi kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol
HDL yang rendah merupakan risiko penyakit aterosklerosis. Sebaliknya,
kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat menurunkan
risiko penyakit arteri koronaria.

Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial


(MCI) akut, aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga,
hiperlipoproteinemia tipe II, III dan V, diet tinggi kolesterol (lemak
hewani). Selain itu juga dijumpai pada : hipotiroidisme, obstruksi bilier,
sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, DM yang tidak terkontrol,
sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III, periode stress
berat. Pengaruh obat : aspirin, kostikosteroid, steroid (agens anabolic dan
androgen), kontrasepsi oral, epinefrin dan norepinefrin, bromide,
fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin [Stelazine]), Vitamin
A dan D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin)

Peningkatan kadar trigliserida dapat dijumpai pada : hiperlipoproteinemia,


infark miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis,
diet tinggi karbohidrat. Juga dapat dijumpai pada : hipotiroidisme, sindrom
nefrotik, sirosis Laennec atau alkoholik, DM tak terkontrol, pancreatitis,
sindrom Down, stress, kehamilan. Pengaruh obat : Estrogen, kontrasepsi
oral.

Peningkatan lemak darah umumnya dipengaruhi oleh faktor makanan.


Konsumsi makanan tinggi kalori dalam jangka waktu lama terutama yang
banyak mengandung lemak, menyebabkan peningkatan persisten
trigliserida yang terutama berada dalam partikel VLDL. Asupan
karbohidrat yang tinggi menyebabkan peningkatan cepat trigliserida dan
VLDL. Kolesterol dalam makanan meningkatkan kandungan kolesterol
LDL, demikian juga asupan asam lemak jenuh melalui makanan;
konsumsi asam lemak tak jenuh mungkin menurunkan kolesterol total.
Alkohol meningkatkan konsentrasi trigliserida, terutama mempengaruhi
VLDL dan kadang-kadang kilomikron.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

 Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau


peningkatan kadar kolesterol serum,
 Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum,
 Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,
 Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji
kolesterol serum meningkat,
 Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar
trigliserida serum.
7. Sumber Referensi

Ayu. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada:


http://www.deherba.com/apakah-itu-trigliserida.html. (diakses tanggal 18
April 2013)
Budi. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada:
http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/wellness-and-nutrition/atasi-
kolesterol-sekarang/kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html.(diakses
tanggal 18 April 2013)
Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar
Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL
Darah Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50).
Padang. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas
Putri. 2011. Trigliserida.
http://www.penyakitplus.com/trigliserida (diakses tanggal 18 April 2013).
Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/trigliserida/. (diakses
tanggal 18 April 2013)
Renaldi, Olly. 2009. Peran Adiponektin terhadap Kejadian Resistensi
Insulin pada Sindrom Metabolik. Yogyakarta. Medica Review FK UGM

Anda mungkin juga menyukai