KELOMPOK 2
Kelompok 2 / Kelas B
ABSTRAK
Kata kunci: Penyakit bawaan pangan, Program Keamanan Pangan, Surveilans Epidemiologi.
ABSTRACT
METODE
Disini dibedakan antara studi epidemiologi hubungan suatu penyakit dengan patogen
yang berdasarkan pada sarana kesehatan spesifik dan jenis makanan yang bertindak
dan yang berdasarkan pada populasi. sebagai jalur transmisi untuk patogen
spesifik, serta untuk mengidentifikasi
makanan beresiko tinggi dan praktek
beresiko tinggi. Sebagai contoh, di Studi berbasis populasi
Thailand patogen berhubungan dengan
Ketika Snyder & Merson berusaha
penyakit diare pada anak-anak ditentukan
untuk memperkirakan besaran masalah
pada suatu studi kasus-kontrol yang
diare di dunia, mereka memutuskan untuk
berbasis rumah sakit (134). Di Ekuador,
mendasarkan perkiraan tersebut pada data
Guatemala, Peru dan Filipina, studi kasus-
yang paling valid yang diperoleh dari studi
kontrol berbasis rumah sakit pada kolera
panjang, prospektif, berbasis masyarakat
menunjukkan bahwa transmisi penyakit
dari populasi tetap dengan tingkat migrasi
yang ditularkan melalui makanan terjadi
yang rendah (144). Begitu juga, studi di
melalui makanan kaki lima (89, 135-137).
atas akan menyediakan estimasi yang
Contoh lainnya adalah studi kasus-kontrol
paling valid dari berbagai jenis penyakit
berbasis rumah sakit di Thailand pada
bawaan makanan karena studi tersebut
faktor resiko untuk infeksi Vibrio cholerae
tidak hanya dapat digunakan untuk
O:139 (138) dan studi kasus-kontrol
memperkirakan kejadian penyakit diare,
berbasis pusat kesehatan masyarakat di
tetapi juga untuk mengidentifikasi jenis
Malaysia untuk diare (139).
patogen dan faktor resiko. Akan tetapi,
Demikian pula, kasus yang studi seperti itu mempunyai sejumlah
terdeteksi melalui surveilans laboratorium keterbatasan dalam metodologinya seperti
dapat didaftarkan pada studi kasus-kontrol definisi episode diare dan intensitas
untuk mengidentifikasi makanan beresiko pengamatan yang optimal (145). Bern dkk.
tinggi dan praktek resiko tinggi, terutama Mempunyai temuan untuk memperbaharui
untuk kasus-kasus sporadis. Contohnya studi oleh Snyder & Merson, yang
adalah studi kasus-kontrol pada menyarankan bahwa angka kejadian
Campylobacter (107, 140), E. coli penyakit diare dilaporkan meningkat
O157:H7 (65), Listeria monocytogenes dengan peningkatan frekuensi intensitas
(141), Salmonella enteritidis (142), surveilans. Definisi kasus yang digunakan
Salmonella javiana dan oranienburg (88), tidak menunjukkan pola efek pada angka
dan Yersinia enterocolitica (143), yang kejadian (146).
menghasilkan identifikasi makanan
Studi longitudinal berbasis populasi dapat
beresiko tinggi yang terkena infeksi
menentukan angka kejadian penyakit
tersebut.
diare pada
Kinerja Keamanan Pangan banyaknya penolakan produk pangan oleh
US-FDA.
Kinerja keamanan pangan yang ada
masih kurang memadai. Hal ini disebabkan Isu keamanan pangan selalu berubah-
karena (1) infrastuktur yang belum mantap ubah dan berbeda dari satu negara ke
(2) tingkat pendidikan produsen dan negara lainnya. Perbedaan ini banyak
konsumen yang masih rendah (3) sumber dipengaruhi oleh perbedaan pendapatan,
dana yang terbatas (4) produksi makanan kebiasaan, pola makan berubah; antara lain
masih didominasi oleh industri kecil dan disebabkan karena faktor-faktor (1)
menengah dengan sarana/prasarana yang perubahan praktek pertanian (2)
kurang memadai. meningkatnya perdagangan internasional
(3) perubahan teknologi pertanian (4)
Kondisi keamanan pangan yang baik
perubahan proporsi populasi (5)
akan menghasilkan manusia yang lebih
meningkatnya perjalanan (6) perubahan
sehat, lebih produktif, menurunkan kasus-
gaya hidup (7) munculnya ancaman
kasus peyakit asal pangan (foodborne
bioterrorisme.
disease) dan menurunkan beban biaya-
biaya yang harus dikeluarkan untuk kasus Perkembangan ilmu dan teknologi
atau wabah penyakit asal pangan. pangan selalu membawa berbagai
konsekuensi baru; termasuk dalam hal
Kinerja keamanan pangan ini akan
keamanan pangan. Berbagai
semakin penting ketika dikaitkan dengan
perkembangan baru di bidang ilmu dan
persaingan pasar global. Dalam kondisi
teknologi pangan yang perlu diperhatikan
persaingan bebas (NAFTA, AFTA, dan
antara lain adalah bioteknologi, teknologi
GATT), keamanan pangan yang baik dan
pengolahan non thermal, teknologi nano,
sesuai dengan standar internasional akan
nutrigenomik, dan culinologi (Hariyadi,
mengurangi kerugian ekonomi sebagai
2006)
akibat hambatan dan penolakan produk
pangan dalam perdagangan internasional. Informasi tentang kejadian penyakit
bawaan makanan dan faktor-faktor
Kinerja keamanan pangan produk
penyebab/pencetusnya dapat diperoleh
Indobesia untuk ekspor; salah satunya bisa
melalui program surveilans epidemiologis.
dilihat dari kinerja ekspor ke AS,
Dengan demikian, surveilans
khususnya untuk ekspor dan pertanian.
epidemiologis pada penyakit bawaan
Kinerja ini antara lain tercermin dengan
makanan adalah dasar perencanaan dan
pengelolaan program-program keamanan DAFTAR PUSTAKA
pangan.
Haryadi,P.2008. Permaslahan keamanan
pangan ,Edisi Juli-September 2008
World Health Organization. 1997.
KESIMPULAN
Surveilans penyakit bawaan makanan:
Penyakit yang ditularkan melalui makanan Sisem apa saja yang dapat digunakan?.
dapat menyebabkan penyakit yang ringan Jakarta: ICD/SEAMEO Cooperative
dan berat bahkan berakibat kematian Program.
diantaranya diakibatkan oleh belum
World Health Organization. 2000.
baiknya penerapan higiene makanan dan
Penyakit Bawaan Pangan: fokus
sanitasi lingkungan.
pendidikan kesehatan. Jakarta: EGC.
Siapa pun bisa terkena penyakit bawaan
World Health Organization. 1997. Isu
makanan, tetapi ada orang yang lebih
keamanan Pangan : Penyakit bawaan
rentan terkena sakit parah, yakni anak
makanan. Jakarta: EGC
kecil, orang lansia, orang yang sistem
ketahanannya tertekan, wanita hamil. Hariyadi,P .2000 Isu terkini terkait dengan
keamanan pangan.Double border.Jakarta