Anda di halaman 1dari 2

PROSPEK KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INDONESIA

LAILA SHINTA

NIM. R0217060

D-4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bidang ilmu dan penerapannya
yang berkaitan dengan pekerja, alat/mesin, lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan
guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
atau kerugian lainnya. Di Indonesia, K3 merupakan program study yang belum cukup terkenal
dan sedikit diminati dibandingkan dengan program study lainnya seperti farmasi, teknik
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Bahkan banyak dari orang awam yang tidak mengerti
apa itu K3 dan dalam sektor bidang ilmu apa mereka belajar.

Padahal di Indonesia tahun 2009 sedang digencarkan peraturan bahwa dalam setiap
sektor pekerjaan harus terdapat tenaga kerja ahli K3 dibidangnya. Hal ini di picu karena
jumlah pekerja seluruh Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik per Februari tahun 2007 adalah 97,583,141 pekerja baik industri formal maupun
informal. Sementara jumlah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur berskala besar
maupun sedang pada tahun 2005 berjumlah 20,729 perusahaan yang mempekerjakan sekitar
12,094,067 pekerja. Meskipun jumlah pekerja di industri manufaktur hanya 12,4% dari total
seluruh pekerja di Indonesia, namun para pekerja tersebut beresiko tinggi terkena penyakit
akibat kerja karena lingkungan kerja yang belum memenuhi standart tentang keselamatan
kerja. Hal ini didukung dengan paparan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
DR.Ir.Erman Supamo,MBA, Msi, dalam presentasinya pada acara sosialisasi revitalisasi
pengawasan ketenagakerjaan pada tanggal 1 April 2008 di kantor Depnakertrans Jakarta
mengatakan bahwa kecelakaan kerja di Indonesia menduduki urutan ke-52 dari 53 negara di
dunia. Jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 65,474 kecelakaan. Dari
kecelakaan tersebut mengakibatkan meninggal 1,451 orang, cacat tetap 5,326 orang dan
sembuh tanpa cacat 58,697 orang. Akibat kecelakaan itu menyebabkan hilangnya 71 juta jam
orang kerja(71 juta jam yang seharusnya secara produktif dapat digunakan untuk bekerja
apabila para pekerja tidak mengalami kecelakaan) dan menyebabkan kerugian sebesar 340
milyar. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan tentang peraturan tentang ketenagakerjaan
yang mengatur adanya ahli k3 dalam setiap perusahaan atau instansi pekerjaan.

Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu banyak universitas yang mendirikan
program study Keselamatan dan Kesehatan Kerja program D-III, D-IV, S1 dan S2. Berikut
merupakan beberapa universitas yang mendirikan prodi K3:

1. S1 & S2 Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia


(UI)
2. Program Studi D4 Kesehatan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,
Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)
3. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas
Gajah Mada (UGM)
4. Program Studi D4- Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)
5. S1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
6. Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan
Masyrakat Universitas Airlangga (UNAIR).

Meskipun sama dalam program study Keselamatan dan Kesehatan Kerja, namun dalam
setiap universitas memiliki spesialisasi sendiri tentang kurikulum K3, contohnya D4 K3
Universitas Sebelas Maret(UNS) lebih condong dalam K3 kesehatan karena memang
dibawah naungan Fakultas Kedokteran, D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya(PPNS) lebih berprospek pada teknik K3 itu sendiri
karena memang dibawah naungan Politeknik Negeri, S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Universitas Indonesia(UI) lebih berprospek pada kesehatan dan management tentang K3.

Dengan banyaknya universitas yang mendirikan program study K3 maka hal ini bisa
menjadi salah satu pemecahan masalah tentang tenaga kerja ahli K3. Sehingga pada tahun
2017 prospek kerja K3 tidak hanya dalam sektor perusahaan manufaktur, pertambangan
material, atau perusahaan saja, namun sekarang seorang ahli K3 juga dapat bekerja di Rumah
Sakit, Instansi pemerintahan, perkantoran sebagai ahli management K3 disana. Seorang ahli
K3 juga bisa berprofesi menjadi Dosen tentang K3 karena memang untuk saat ini dosen yang
ahli dalam K3 masih sangat terbatas dengan kebutuhan universitas yang telah banyak
membuka program study K3.

Anda mungkin juga menyukai