Farter Soal 2016
Farter Soal 2016
COMBUS
1. apa saja data klinis terkait penyakit tersebut
nyeri, inflamasi, nadi/menit, RR/menit, suhu tubuh, elektrolit Na menurun, elektrolit K,
Cl meningkat, PCO2 meningkat, leukositosis, trombositopeni, hipo albumin, SGOT, SGPT
2. bagaimana penatalaksaan kasus tersebut di IRD, jelaskan secara berurutan
pemberian cairan, O2 untuk mengatasi panas akibat combus dan memperbaiki stabilitas
tubuh
pemberian anti nyeri, inflamasi untuk mengurangi rasa sakit yang diderita pasien dan
menghambat pembentukan agen inflamasi akibat luka bakar yang terjadi
pemberian acid suppressor untuk mengimbangi efek samping akibat pemberian NSAID
dan juga menekan produksi asam lambung akibat stress yang dialami pasien. selain itu
juga digunakan sebagai … respirtory
pemberian albumin
3. perlukah acid suppresan pada pasien combus
untuk mengimbangi efek samping akibat pemberian NSAID dan juga menekan produksi
asam lambung akibat stress yang dialami pasien. selain itu juga digunakan sebagai …
respirtory
TIFOID
1. apa saja data klinis terkait penyakit tersebut
Ig-G menurun, Ig-M menurun
leukosit meningkat karena ketahanan tubuh terhadap bakteri ditunjukkan oleh
pertahanan leukosit melawan bakteri
SGOT, SGPT meningkat akibat penurunan fungsi hepar
demam karena adanya infeksi
nyeri perut karena adanya gangguan pada hepar yang terdapat pada daerah peritonitis
2. manifestasi klinik terkait penyakit tersebut
hepatitis tifosa, oleh adanya gangguan hepar sehingga meningkatkan SGOT/SGPT
bronchitis, pneumonia, abses paru
proteinuria akibat kebocoran albumin yang tidak mampu diolah oleh limfa
3. bagaimana mekanisme terapi yang anda sarankan untuk pasien tersebut
diberikan terapi antibiotic kloramphenikol, namun bila terjadi resistensi maka diganti
dengan terapi antibiotic golongan florokuinolon atau ciprofloxacin
antipiretik untuk mengatasi demam
apabila terdapat manifestasi seperti diare maka dapat diberikan antidiare
4. jelaskan kelebihan/kekurangan tiamfenikol dibandingkan kloramfenikol
kelebihan
sensitive pada beberapa daerah
dapat digunakan untuk anak dan dewasa
dengan tambahan gugus metil dan sulfonil 2.5-5 kali lebih poten
kekurangan
mahal
sediaan hanya dalam kemasan IV
TB
1. apa saja data klinis terkait penyakit tersebut
leukositosis, SGOT, SGPT, demam, batuk dan dahak, sesak nafas,
2. bagaimana terapi untuk penyakit tersebut, mengapa perlu adanya FDC
diberikan kombinasi antibiotic dalam jangka waktu 6-7 bulan yang dibagi menjadi fase
inisial dan fase lanjutan. dikombinasi dalam FDC karena bakteri TB tersususn atas
kompleks lipid yang terdiri dari lilin, wax, glikolipid sehingga sulit untuk ditembus oleh
bahan kimia seperti antibiotic, sehingga perlu adanya kombinasi untuk meningkatkan
daya bunuh pada kuman tersebut. diberikan kombinasi pula untuk meningkatkan
kepatuhan pasien meminum obat
3. bagaimana cara penyampaian edukasi kepada pasien
diinformasikan kepada pasien mengenai efek samping hepatotoksik
diionformasikan kepada pasien apabila urin terdapat warna merah, berarti hal tersebut
wajar karena Rifampisin yang diminum oleh pasien diekskresi dalam bentuk warna
merah pada urin, sehingga warna merah tersebut bukan karena hematuria
diinformasikan kepada pasien untuk meningkatkan kosumsi protein untuk meningkatkan
daya taha tubuhnya
4. jelaskan makna terapi kategori 1 2HRZE/4R3H3
pada pasien TB kategori 1 diberikan terapi Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Etambutol
setiap hari selama 2 bulan kemudian dilanjutkan terapi lanjutan Rifampisin dan Isoniazid
3 kali seminggu selama 4 bulan
5. bagaimana terapi yang anda sarankan untuk pasien dengan komplikasi penyakit hepar
diberikan suplemen atau hepatoprotektor yang berfungsi meningkatkan fungsi hepar
diberikan terapi serendah mungkin resiko hepar yakni diberikan dengan kombinasi
etambutol atau streptomycin
apabila fungsi hepar dikatakan sangan memburuk maka penggunaan FDC dihentikan dan
diganti dengan monoterapi streptomycin
6. terapi tambahan sefotaksim/seftriaxon
untuk mencegah semakin memburuknya kondisi pasien akibat infeksi lainnya
bertujuan juga untuk memperbaiki pasien ketika pasien mengalami penurunan fungsi
hepar akibat penggunaan obat anti-tuberculosis. sehingga terapi dapat dikombinasi
dengan sefotaksim/seftriakson
7. kondisi pasien saat kombinasi FDC dengan streptomisin
pada saat pasien mengalami penurunan fungsi hepar akibat efek OAT sehingga
diperlukan terapi kombinasi lain untuk mempertahankan kondisi pasien dan
memperbaiki fungsi heparnya. dikombinasi FDC dan streptomisin bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan pasien dan menjaga fungsi vital pasien agar tetap baik.
8. bagaimana cara meningkatkan kepatuhan pasien
disampaikan kepada pasien terkait efek samping hepatotoksik, sehingga pasien akan
patuh minum obat dan tidak mengalami kegagalan terapi yang menyebabkan diulangnya
terapi mulai dari titik nol yang artinya memperparah resiko hepatotoksik
dibentuk tim khusus PMO atau pengawas minum obat sehingga kegiatan minum obat
dari pasien dikontrol setiap harinya oleh tim pengawas tersebut, sehingga dapat
meminimalisir kegagalan terapi
SIROSIS
1. apa saja data klinis terkait penyakit tersebut
bilirubin meningkat, SGOT, SGPT, albumin menurun, LDL meningkat, HDL menurun, HB
menurun, HCT menurun, leukositosis
2. bagaimana manifestasi klinis dari penyakit tersebut, jelaskan secara berurutan
hipertensi portal = peningkatan tekanan darah pada vena porta
asites = hepar yang terdesak oleh vena porta akan mengeluarkan
cairannya dan merembes menuju rongga perut
SBP = peningkatan volume cairan pada rongga perut menyebabkan
flora normal atau E. Colli pada intestine menjadi pemicu infeksi pada saluran pencernaan
splenomegaly = darah yang mengalami kejenuhan pada vena porta akan
mengalir menuju limpa dan mengalami kejenuhan pula
varises = darah yang mengalami kejenuhan pada limpa akan mengalir
menuju pembuluh darah kapiler yang menyebabkan terjadinya varises
hematemesis melena = tekanan darah yang telah meningkat hingga pembuluh darah
kapiler akan pecah dan diekskresi dalam bentuk BAB darah atau dimuntahkan dalam
bentuk darah
3. bagaimana terapi yang anda sarankan untuk penyakit tersebut pada masing-masing
kasus dengan manifestasi berbeda
hipertensi portal = diberikan selektif β-bloker untuk menurunkan hipertensi pada
vena porta saja, propanolol
asites = diberikan diuretic untuk menurunkan jumlah cairan pada rongga
perut, furosemide dikombinasi KSR atau spironolakton
SBP = diberikan antibiotic sefalosoprin generasi 3 karena terjadi
penumpukan cairan pada rongga perut yang menyebabkan flora normal pada intestine
menjadi bakteri bagi tubuh dan terjadi infeksi
splenomegali, varises, hematemesis melena = diberikan traneksamat untuk mengurangi
bleeding pada manifestasi hematemesis melena
cpod
Jelaskan terapi utama pada COPD !
Antiniotik
Corticostroid oral atau intrafena
Bronchodilator
Terapi kontrol oksigen
Kortikosteroid apa yang saudara rekomendasikan pada pasien anak dan dewasa ?
Candidiasis, Infeksi Pneumonia, Kanker serviks invasif, Kriptokokosis, Herpes simpleks dan TB
Mengganti regimen obat dengan mengganti satu atau lebih golongan obat yang sama yang dicurigai
mengakibatkan toksisitas
Infeksi
Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan antibiotika profilaksis, empiris dan definitive
Antibiotika sering dipergunakan
secara profilaksis pada penderita yang
dioperasi untuk mencegah infeksi luka
dimana diperkirakan kemungkinan akan
terjadi atau dimana kalau terjadi infeksi
Jika bakteri penyebab suatu penyakit infeksi belum dapat diidentifikasi secara pasti, maka
penggunaan antibiotik dilakukan secara empiris dimana jenis antibiotik yang digunakan
harus dapat memberi efek pada semua jenis bakteri patogen yang dicurigai.
Untuk terapi Profilaksis atau preventif yaitu jika bakteri penyebab infeksi belum diketahui
namun dilakukan upaya pemberian antibiotik secara dini untuk mencegah penyebaran
infeksi menjadi lebih parah sehingga sering juga diberikan antibiotik yang berspektrum
luas.Tetapi jika bakteri penyebab suatu penyakit infeksi telah dapat diidentifikasi secara pasti,
maka terapi definitif-lah yang harus digunakan.
Apa yang dimaksud dengan Post antibiotic effect kaitkan dengan sifat antibiotic time
dan dose dependent
penundaan pertumbuhan kembali (re-growth) bakteri setelah paparan antibiotik.
Dengan kata lain, bakteri masih tertekan pertumbuhannya walau sudah dibawah
konsentrasi hambat minimum (MIC). Efek paska antibiotik adalah fenomena menarik
dalam tinjauan farmakodinamika. Kaitannya dengan ini, penerapan
farmakodinamika semakin meningkat dalam regimen dosis antibiotik.