Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin pesat sehingga menimbulkan perubahan kepada

manusia baik sebagai individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Dari perkembangan ini tentu mempunyai

dampak bagi kehidupan manusia baik dampak positif ataupun dampak

negatif terutama di dunia usaha, sehingga menyebabkan perusahaan-

perusahaan banyak bermunculan baik perusahaan kecil maupun

perusahaan besar yang pada akhirnya akan mengakibatkan pada

persaingan yang ketat.


Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam menghadapi

persaingan dan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan

menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan

baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,

mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif

serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang

prinsip kepuasan pelanggan.1


Sebagai pemasar maka harus mengetahui bagaimana keadaan pasar

yang akan dituju, memahami dan menganalisis perilaku konsumen, faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, dan memahami perbedaan

1 Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran, (Malang: UB Press, 2011), 2.


2

di antara setiap konsumen.2 Dengan tujuan untuk memuaskan konsumen

dalam mengkonsumsi suatu barang karena setiap konsumen pasti

mempunyai selera yang berbeda.


Kesuksesan dalam persaingan bisnis terletak pada kemampuan

menciptakan dan mempertahankan pelanggan dengan cara menghasilkan

dan menyampaikan produk yang bersesuaian dengan keinginan dan

perilaku konsumen pada harga yang layak.3 Maka dari itu, setiap pemasar

harus berupaya untuk memahami perilaku konsumen karena kelangsungan

hidup suatu perusahaan sangat ditentukan oleh pelanggan. Pemasar juga

dapat menyusun strategi dan program pemasaran dengan tepat dalam

memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan tujuan untuk memperoleh

laba yang lebih dari pada pesaing lainnya dan perusahaan juga akan dapat

memberikan kepuasan yang lebih baik terhadap pelanggannya sesuai

dengan tujuan pembelian, karena tujuan pembelian seorang konsumen

adalah mendapatkan kepuasan dari barang/jasa yang dikonsumsinya.


Produk mie instan merupakan produk mie yang dihasilkan oleh

adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

canggih sehingga perusahaan bisa menghasilkan makanan cepat saji yang

semakin lama semakin digemari oleh masyarakat karena kemudahan

dalam penyajian dan mendapatkannya. Demikian juga di kalangan santri

karena mereka tinggal di lingkungan Pesantren dan tentu jauh dari orang

2 Anri Trie Utami, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam


Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie,” proposal Universitas
Muhammadiyah Surakarta (2011), 2, akses 8 Nopember 2016.

3 Ali Hasan, Marketing Bank Syari’ah, (Ciawi: Ghalia Indonesia, tt), 50.
3

tua maka produk ini merupakan produk yang biasa dikonsumsi oleh santri

karena kemudahan dalam penyajiannya, harganya terjangkau, dan sifatnya

yang tahan lama.


Mie instan yang ada pertama kali di Indonesia adalah mie instan

dengan merek Supermi yang diluncurkan pada tahun 1968 oleh Sudono

Salim dan diproduksi oleh PT. Lima Satu Sankyu kemudian pada tahun

1990-an diproduksi oleh PT. Supermi dan selanjutnya diproduksi oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Akan tetapi pada saat ini mie instan

dengan merek Supermi sudah tidak sepopuler dulu dan bisa dikatakan

pangsa pasar Supermi semakin menurun diakibatkan oleh banyaknya

merek mie instan yang semakin bermunculan.4


Melihat hal itu, tahun 2008 Indofood meluncurkan strategi

marketing yang lebih komprehensif. Hampir semua brand dalam

portfolionya disegarkan dengan kampanye baru dan peluncuran produk

baru. Dan PT. Indofood juga mengajarkan kepada para pengelola warung

membuat Indomie, mensuport warung-warung mereka dengan spanduk,

sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie. Langkah Indofood

tersebut merupakan bagian dari strateginya untuk menjaga loyalitas

konsumennya sehingga dapat mencegah mie Sedaap menguasai sharenya

lebih besar lagi.5

4 Nasrudin, “Ini 5 Sejarah Singkat Merek Produk Legendaris di Indonesia,” http://


www.datdut. com Ini 5 Sejarah Singkat Merek Produk Legendaris di Indonesia, akses 7 nopember
2016.

5 “Strategi Marketing Mie Sedaap,” Iniblog29.blogspot.co.id/2010/08/strategi-marketing-mie-


sedaap-untuk.html, akses 30 Nopember 2016.
4

Mie Sedaap adalah merek mie instan yang diproduksi oleh Wings

Food dan produk mie instan ini terpopuler kedua di Indonesia yang

diluncurkan pada tahun 2003, tiga puluh satu tahun setelah Indomie.

Selain di Indonesia, mie Sedaap juga dijual di luar negeri, antara lain

Malaysia dan Nigeria.6


Strategi awal mie Sedaap antara lain bermain di harga pasaran

yang sangat ekonomis namun bumbu mie yang diberikan kelas premium,

diberlakukan pula strategi klasik dengan memberi hadiah berupa piring

dan gelas, dan juga ada satu hal yang belum pernah dilakukan oleh

kompetitor lain. Misalnya, menyuruh orang sebanyak-banyaknya mencoba

mie Sedaap yang dilakukan di mal, tempat wisata, dan kampus secara

gratis.7 Dan Eddy mengatakan bahwa meskipun murah tapi tidak rendah

karena dia lebih memperhatikan kualitas bukan hanya mengandalkan

harga murah. Dengan strategi itulah, tidak mengherankan bahwa merek

mie instan dengan merek mie Sedaap dapat meningkat dengan cepat dalam

bersaing dengan raksasa mie instan di Indonesia.8


Raksasa mie instan di Indonesia adalah mie instan dengan merek

Indomie yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

karena produk Indomie sendiri bisa dibilang cukup fenomenal sebab


6 “Mie Sedaap,” https: // Id.Wikipedia.Org/Wiki/Mie_Sedaap, akses 11 Nopember 2016.

7 “Strategi Marketing Mie Sedaap,” Iniblog29.blogspot.co.id/2010/08/strategi-marketing-


mie sedaap-untuk.html, akses 30 Nopember 2016.

8 “Strategi Unik Eddy Katuari Dibalik Pemasaran Mie Sedaap,”


www.indonesiarichest.net/id/strategi-unik-eddy-katuari-di-balik-pemasaran-mie-sedaap, akses 30
Nopember 2016.
5

menurut beberapa survey yang dilakukan seperti dari World-Grain.com

yang menyebutkan jika perusahaan yang memproduksi Indomie, yakni

Indofood merupakan produsen mie instan terbesar di dunia dengan banyak

sekali kantor regional di berbagai negara, hingga pabrik-pabrik yang

sengaja didirikan di beberapa negara seperti Sudan dan Arab Saudi.

Survey lain yang dilakukan oleh The Ramen Rater.com menyebutkan jika

Indomie merupakan merek mie instan dengan cita rasa terbaik di dunia

yang menempati posisi kedua dan disusul oleh mie Sedaap yang

menempati posisi kelima sebagai mie instan yang memiliki cita rasa lezat.9
Dengan semakin banyaknya macam-macam mie instan yang ada di

pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih

merek yang sesuai dengan keinginannya. Keanekaragaman konsumen

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik yang berasal dari dalam konsumen maupun dari luar

konsumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

tersebut di antaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.


Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji penyebab santri

mengkonsumsi mie instan dengan merek Sedaap di Pondok Pesantren

Sumber Payung dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Santri Terhadap Pembelian Mie Sedaap

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Sumber Payung Desa Bataal Barat

Kecamatan Ganding)”.
B. Rumusan Masalah

9 “Indomie Mie Instan Paling Digemari Oleh Masyarakat di Berbagai Belahan Dunia,”
ketahui.com/indomie-mie-instan-paling-digemari-oleh-masyarakat-di-berbagai-belahan-dunia,
akses 30 Nopember 2016.
6

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Santri

Terhadap Pembelian Mie Sedaap (Studi Kasus di Pondok Pesantren

Sumber Payung Desa Bataal Barat Kecamatan Ganding)” adalah:


1. Seberapa besar pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan

psikologi terhadap keputusan santri di Pondok Pesantren Sumber

Payung dalam membeli produk mie instan merek Sedaap?


2. Dari faktor-faktor tersebut faktor manakah yang berpengaruh

paling dominan terhadap keputusan santri di Pondok Pesantren Sumber

Payung dalam membeli produk mie instan merek Sedaap?


C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang masalah di atas,

maka tujuan pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Keputusan Santri Terhadap Pembelian Mie

Sedaap (Studi Kasus di Pondok Pesantren Sumber Payung Desa Bataal

Barat Kecamatan Ganding)” adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor budaya, sosial,

pribadi, dan psikologi terhadap keputusan santri di Pondok Pesantren

Sumber Payung dalam membeli produk mie instan merek Sedaap.


2. Untuk mengetahui faktor manakah yang berpengaruh paling

dominan dalam mempengaruhi keputusan santri di Pondok Pesantren

Sumber Payung terhadap pembelian mie Sedaap.


D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Santri Terhadap Pembelian Mie Sedaap (Studi Kasus di Pondok


7

Pesantren Sumber Payung Desa Bataal Barat Kecamatan Ganding)”

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:


1. Bagi penulis hasil penelitian ini adalah sebagai tambahan ilmu

pengetahuan di bidang ilmu manajemen pemasaran dan perilaku

konsumen dan juga adalah sebagai syarat menyelesaikan pendidikan

srata satu dan penulis juga dapat menerapkan teori-teori tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yang diperoleh dari

bangku perkuliahan.
2. Bagi peneliti lain, skripsi ini bisa digunakan sebagai bahan

perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Teoritis
Penulis akan mengungkapkan beberapa teori yang akan diungkapkan oleh

beberapa tokoh, teori tersebut tentu sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian, yaitu:


Pertama, buku karangan Nugroho J. Setiadi dalam bukunya yang berjudul

“Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan


8

Konsumen”. Di dalam buku ini menjelaskan keputusan pembelian dari pelanggan

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah:


 Faktor kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu

paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Dalam faktor

kebudayaan ini terdiri dari 3 unsur, yaitu: kebudayaan, sub budaya,

dan kelas sosial.


 Faktor sosial. Dalam faktor ini juga terdapat 3 unsur, yaitu:

kelompok referensi, keluarga, peran dan status.


 Faktor pribadi. Dalam faktor ini terdapat 5 unsur di

dalamnya, yaitu: umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.


 Faktor psikologi. Dalam faktor ini terdapat 4 unsur, yaitu:

motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap.


Dan tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap

dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap tersebut. Secara terperinci tahap-

tahap tersebut terdiri dari: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, perilaku sesudah pembelian, kepuasan sesudah

pembelian, tindakan sesudah pembelian, dan penggunaan atau pembuangan

sesudah pembelian.
Kedua, buku karangan Ali Hasan yang berjudul “Marketing Bank Syari’ah”.

Dalam buku ini dijelaskan bahwa kesuksesan dalam persaingan bisnis terletak pada

kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan

dengan cara menghasilkan dan menyampaikan produk yang sesuai dengan

keinginan dan perilaku konsumen pada harga yang layak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen di antaranya adalah:


 Budaya
 Kelas sosial
 Kelompok acuan
9

 Keluarga
Faktor-faktor tersebut sangat penting dipelajari dan dipahami oleh seorang

pemasar. Karena, kegagalan dalam program pemasaran banyak ditentukan oleh

ketidakmampuan menerjemahkan faktor-faktor tersebut ke dalam desain produk,

penentuan harga, positioning, dan program komunikasi pemasaran.


Ketiga, buku karangan Agustina Shinta yang berjudul “Manajemen

Pemasaran”. Dalam buku ini dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen ada tiga, yaitu:


 Faktor Individu, yang terdiri dari:
 Motivasi dan kebutuhan
 Kepribadian dan gaya hidup
 Pengetahuan
 Faktor Psikologis, yang terdiri dari:
 Persepsi dan keterlibatan
 Proses pembelajaran
 Sikap
 Faktor lingkungan, yang juga terdiri dari:
 Budaya dan demografi
 Keluarga
 Kelompok
 Kelas sosial
Dan langkah-langkah pengambilan keputusan pembelian seorang konsumen

dalam mengkonsumsi suatu produk tertentu diawali oleh langkah-langkah sebagai

berikut, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

tindakan pembelian, dan pengkonsumsian suatu produk.


2. Empiris
Di samping tinjauan teoritis penulis juga meninjau dalam aspek

empiris, tinjauan ini dilakukan untuk menguatkan hasil dari penelitian

ini. Dalam melakukan tinjauan empiris penulis mengkaji penelitian-

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh

penulis. Tinjauan empiris yang dimaksud oleh penulis adalah sebagai

berikut:
10

Pertama, skripsi yang disusun oleh Siti Hadija Bahar yang berjudul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam

Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha pada PT.

Suracojaya Abadi Motor Makassar”, yang di dalamnya membahas

tentang bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian terhadap pembelian motor Scuter Matic Yamaha yang

terdiri dari: faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dan faktor

yang paling berpengaruh dalam skripsi ini adalah faktor pribadi. Dan

proses keputusan membeli yang meliputi: pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan

tingkah laku pasca pembelian.


Kedua, skripsi yang disusun oleh Hery Kurniawan yang berjudul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam

Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap

(Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang)” yang di

dalamnya membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan pada pembelian ada empat, yaitu: faktor

budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. dan setelah diteliti empat faktor

tersebut sama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian, akan

tetapi faktor yang paling berpengaruh dari keempat faktor tersebut

adalah faktor psikologi.


B. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel bebas dan satu

variabel terikat. Variabel bebasnya, yaitu: Faktor Budaya (X1), Faktor

Sosial (X2), Faktor Pribadi (X3), dan Faktor Psikologi (X4). Sedangkan
11

variabel terikatnya adalah Keputusan Pembelian Mie Sedaap (Y).

Hubungan variabel bebas dan variabel terikat tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Faktor Budaya (X1) Faktor Sosial (X2) Faktor Pribadi (X3)Faktor Psikologi (X4)

Pembelian Mie Sedaap (Y)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara dari

permasalahan penelitian yang akan dibuktikan dengan data empiris.10

10 Hendri Tanjung dkk, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,( Jakarta: Gramata Publishing,
2013), 97.
12

Hipotesis terbagi atas dua jenis yaitu hipotesis nol (H 0) dan hipotesis

alternatif (Ha)
Maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0 = Tidak ada pengaruh antara faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi

terhadap pembelian mie Sedaap.


Ha = Ada pengaruh antara faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi

terhadap pembelian mie Sedaap.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

karena data dalam penelitian ini akan berbentuk angka dan

menggunakan metode penelitian survey yaitu suatu bentuk teknik

penelitian dimana untuk memperoleh data adalah mengumpulkan

informasi dari sejumlah sampel yang ditentukan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Sumber Payung di

Desa Bataal Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dan

permasalahan yang ditemukan adalah para santri di pondok tersebut

banyak yang mengkonsumsi mie Sedaap dari pada mie instan lainnya.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut.


13

C. Populasi dan Sampel


Jumlah santri di Pondok Pesantren Sumber Payung adalah 400 dan

sampel yang diambil adalah 80 orang. Dan cara menetapkan sampel

dalam penelitian ini adalah didasarkan pada perhitungan yang

ditetapkan oleh Solvin, yaitu:


n= N

1 + N(10 %)2

Di mana:
n= Ukuran sampel
N= Jumlah populasi
e= perkiraan tingkat kesalahan
Dari rumus di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
n= 400
1+ 400 (10%)2

= 80 orang

Dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang digunakan

adalah teknik Random Sampling (penarikan sampel acak sederhana)

artinya pengambilan sampel dari populasi secara acak tidak

memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota

populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.11


D. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh harus dapat dibuktikan kebenarannya, sesuai

dan dapat memberikan gambaran. Maka jenis data yang dipilih adalah:
1. Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka dan dapat

dihitung yang diperoleh dari hasil kuesioner yang akan dilakukan

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


2. Data kualitatif, yaitu data yang bukan dalam bentuk angka

artinya data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan santri di


11 Suharyadi dkk, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, edisi kedua (Jakarta: Salemba
Empat, 2013), 10.
14

Pondok Pesantren Sumber Payung terkait dengan masalah yang

diteliti.
Dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung

dari responden dalam bentuk wawancara serta tanggapan

responden terhadap pertanyaan yang diajukan penulis dalam

bentuk kuesioner.
2. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh

peneliti dari data referensi yang relevan untuk memperdalam hasil

penelitian. Data yang dimaksud adalah data atau jurnal yang telah

dipublikasikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan dua

cara yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan

dapat dipertanggungjawabkan, yaitu:


1. Kuesioner, responden diminta untuk memilih dan

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti yang sesuai

dengan keadaan responden dalam bentuk pertanyaan tertulis yang

berupa angket.
2. Wawancara, dalam hal ini teknik pengambilan datanya

ialah dengan melakukan dialog langsung dengan responden.


F. Operasionalisasi Konsep dan Variabel
Operasionalisasi konsep dan variabel merupakan definisi atau

uraian dari suatu variabel yang akan diteliti dengan indikatornya, yang

penjelasannya adalah sebagai berikut:

TABEL 1.1

Konsep Variabel Indikator Skala


15

Pengukuran
Faktor-Faktor Yang Faktor Budaya (X1)  Pergeseran Skala likert

Mempengaruhi Budaya adalah suatu budaya


 Kelas sosial
Keputusan Santri kepercayaan, nilai-  Kebiasaan

Terhadap nilai, dan kebiasaan

Pembelian Mie yang dipelajari

Sedaap seseorang yang dapat

mengarahkan

seseorang dalam

mengkonsumsi

barang dan jasa.


Faktor Sosial (X2)  Pengaruh Skala likert

Sosial merupakan kelompok


 Mengikuti
pembagian anggota
kelompok
masyarakat kedalam
acuan
status sosial dan
(keluarga)
keadaan ekonomi  Menunjukkan

yang berbeda peran dan

sehingga masyarakat status

mempunyai status

yang sama, lebih

tinggi, ataupun lebih

rendah.
Faktor Pribadi (X3)  Skala likert
Pribadi adalah suatu Pekerjaan
16


keadaan dimana
Gaya hidup
seseorang

mempunyai selera
Situasi
atau karakteristik
ekonomi
tertentu dalam

menentukan

keputusannya untuk

mengkonsumsi suatu

barang/jasa tanpa ada

paksaan dari pihak

lain.
Faktor Psikologi (X4)  Persepsi Skala likert

Psikologi merupakan terhadap iklan


 Keyakinan/
suatu keadaan dimana
sikap
seseorang  Motivasi

mempunyai

keinginan yang

berasal dari

pribadinya untuk

menentukan

keputusan sesuai

dengan keinginannya.
17

Pembelian Mie  Kebutuhan Skala likert


Sedaap (Y) konsumen
 Kepuasan
Pembelian
konsumen
merupakan suatu  Pencarian
keputusan konsumen informasi
 Evaluasi
dalam mengkonsumsi
alternatif
barang/jasa yang
sebelum
disukai.
pembelian
 Keputusan

konsumen

Pengukuran jawaban Responden untuk pertanyaan dibedakan atas

lima skala dengan skor jawaban sebagai berikut:


Jawaban Skor
Sangat Setuju : 5
Setuju : 4
Netral : 3
Tidak Setuju :2
Sangat Tidak Setuju : 1
G. Validitas dan Reabilitas
Validitas adalah sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah

korelasi product moment, yaitu dikatakan valid apabila product

moment melebihi 0.3


Reabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat

ukur artinya alat ukur mempunyai nilai yang konsisten apabila


18

dilakukan berkali-kali. Teknik yang digunakan adalah Alpha

Cronbach, yaitu dikatakan reabel apabila Alpha > 0.6


H. Analisis Data
Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka akan dilakukan pengujian sebagai berikut:


1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini ialah untuk mengetahui

variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Dan jumlah

variabel bebasnya lebih dari satu artinya bisa berjumlah 2, 3, atau

lebih.
Model regresi linier berganda adalah
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + ................. + e
Di mana:
Y = Variabel terikat
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x = Variabel bebas
e = Error term
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui valid

tidaknya parameter dalam suatu model. Asumsi-asumsi tersebut

harus dipenuhi dalam menyusun regresi berganda agar hasilnya

tidak bias, untuk itu perlu dilakukan beberapa tes yang

memungkinkan pendeteksian pelanggaran asumsi tersebut.12

Asumsi-asumsi tersebut adalah:


a) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana variabel gangguan pada

periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada

periode lain.
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk menguji ada

tidaknya autokorelasi. Cara menguji autokorelasi ialah dengan

12 Ibid, 230.
19

melihat uji Durbin Watson yaitu apabila d u>DW>4-du maka

tidak terdapat autokorelasi.


b) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari

satu observasi ke observasi lainnya. Sebagaimana telah

ditunjukkan dalam salah satu asumsi yang harus ditaati pada

model regresi linier adalah residual harus homokedastis, artinya

variance residual harus memiliki variabel yang konstan.


Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat

dilakukan dengan berbagai cara salah satunya seperti uji grafik.

Pegujian heteroskedastisitas menggunakan uji grafik dapat

membandingkan sebaran antara nilai prediksi variabel terikat

dengan residualnya. Cara mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari gambar

scatter plot. Cara menganalisa gambar scatter plot ialah

menggunakan syarat-syarat heteroskedastisitas, yaitu:


1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau

di sekitar angka nol.


2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau

di bawah saja.
3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang, melebar, kemudian menyempit dan melebar

kembali.
c) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan

antar variabel bebasnya terdapat multikolinieritas atau tidak.


20

Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat multikolinieritas.

Cara pendeteksian multikolinieritas dapat dilakukan dengan

mengamati nilai variance inflation factor (VIF) yaitu apabila

nilai VIF dari variabel bebas tersebut 1-10 maka tidak terdapat

multikolinieritas. Untuk melihat nilai VIF dari hasil SPSS

adalah terdapat pada tabel coefficient.


Apabila seluruh asumsi klasik tersebut telah terpenuhi

artinya tidak ada autokorelasi, tidak ada multikolinieritas, dan tidak

ada heteroskedastisitas maka akan menghasilkan hasil regresi yang

best, linear, unbias, efficient of estimation (BLUE).13


3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk menguji tingkat

signifikansi dari variabel X dalam mempengaruhi variabel Y atau

variabel dependen mempengaruhi variabel independen. Ada dua

alat untuk menguji signifikan tidaknya variabel X dalam

mempengaruhi variabel Y.

a) Uji T
Uji T digunakan hanya untuk menguji signifikansi satu

variabel saja. Oleh karena itu, disebut dengan uji signifikansi

secara individual. Pengujian signifikansi secara individual

pertama kali dikembangkan oleh R.A. Fisher yaitu dengan

membandingkan nilai T statistik dengan nilai T tabel. Apabila T

hitung lebih besar dari T tabel maka variabel X dikatakan

signifikan dalam mempengaruhi variabel Y, akan tetapi


13 Tajus Subqi, Ekonometrika, (t.tp, t.p, 2015), 102-103.
21

sebaliknya apabila nilai T hitung lebih kecil dari T tabel maka

variabel X dalam mempengaruhi variabel Y tidak signifikan.

Untuk melihat nilai T dari perhitungan SPSS ialah terdapat pada

tabel coefficients.

b) Uji F
Uji F digunakan ialah untuk menguji signifikan tidaknya

variabel X yang lebih dari satu dalam mempengaruhi variabel Y

dan pengujian ini dilakukan secara serentak. Uji F ini

dikembangkan oleh Neyman dan Pearson. Dalam uji F ini sama

halnya dengan uji T yaitu membandingkan F hitung dengan F

tabel, yaitu apabila nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel

maka variabel X secara serentak signifikan dalam

mempengaruhi variabel Y akan tetapi sebaliknya apabila nilai F

hitung lebih kecil dari pada F tabel maka variabel X secara

serentak tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel Y.

Untuk melihat nilai F yang didapatkan dari perhitungan SPSS

adalah terdapat pada tabel ANOVA.


4. Uji Koefisien Determinasi
Di samping menguji signifikansi tidaknya dari masing-

masing variabel, kita dapat pula menguji determinasi seluruh

variabel penjelas yang ada dalam model regresi. Uji koefisien

determinasi (R2) pada intinya ialah untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat

atau dengan kata lain uji koefisien determinasi adalah untuk


22

menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y). Besarnya nilai koefisien determinasi adalah di

antara angka nol dan satu 0<R2<1. Untuk melihat nilai koefisien

determinasi yang di dapat dari perhitungan SPSS adalah terdapat

pada tabel model summary.14

A. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan skripsi ini nanti lebih mengarah, maka penulis

membagi pembahasan skripsi ini menjadi beberapa bab yang di dalamnya

terdapat sub-sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam

14 Ibid, 90.
23

mengetahui hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini serta terarah. Adapun

susunan dari bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:


BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan teoritis, tinjauan empiris, dan

teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti yang

meliputi: pengertian pemasaran, manajemen pemasaran,

pengertian perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen, langkah-langkah pengambilan keputusan

konsumen, kerangka konseptual, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

operasionalisasi konsep dan variabel, validitas dan reabilitas, dan

analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sejarah Pondok Pesantren Sumber

Payung, penentuan variabel penelitian, deskripsi hasil

penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan hasil pengujian

hipotesis.
24

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Shinta, Agustina, Manajemen Pemasaran, Malang: UB Press, 2011.

Utami, Anri Trie, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen


dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan
Merek Indomie (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta), proposal Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2011.

Hasan, Ali, Marketing Bank Syari’ah, Ciawi: Ghalia Indonesia, t.t.

Subqi, Tajus, Ekonometrika, t.tp, t.p, 2015.


25

“Nasrudin, ini sejarah singkat merek produk legendaris di Indonesia,”


http://www.datdut.com/ini5sejarahsingkatmerekproduklegendarisdi
indonesia, akses 7 Nopember 2016.

“Mie Sedaap,” https://id.wikipedia.org/wiki/miesedaap, akses 11 Nopember


2016.

Tanjung, Hendri dkk, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:


Gramata Publishing, 2013.

Suharyadi dkk, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, edisi kedua
Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Abdullah, Boedi dkk, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah.


Bandung: Pustaka Setia, 2004.

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada


Motif, Tujuan, dan Keinginan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2003.

Kurniawan, Hery, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen


dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan
Merek Sedaap (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer
Malang), skripsi Universitas Merdeka Malang, 2006.

Bahar, Siti Hadija, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen


dalam Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha pada PT.
Suracojaya Abadi Motor Makassar, skripsi Universitas Hasanuddin
Makassar, 2012.
26

“Indomie Mie Instan Paling Digemari Oleh Masyarakat di Berbagai


Belahan Dunia,” ketahui.com/indomie-mie-instan-paling-digemari-
oleh-masyarakat-di-berbagai-belahan-dunia, akses 30 Nopember
2016.

“Strategi Unik Eddy Katuari Dibalik Pemasaran Mie Sedaap,”


www.indonesiarichest.net/id/strategi-unik-eddy-katuari-di-balik-
pemasaran-mie-sedaap, akses 30 Nopember 2016.

“Strategi Marketing Mie Sedaap,”


iniblog29.blogspot.co.id/2010/08/strategi-marketing-mie-sedaap-
untuk.html, akses 30 Nopember 2016.

Anda mungkin juga menyukai