Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian


1. Profil Responden
Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari penelitian

yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan

faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan

pembelian mie Sedaap. Kuesioner yang disebarkan kepada responden

adalah sebanyak 80 dan responden yang mendapat kuesioner

merupakan pengguna atau konsumen mie Sedaap. Profil responden

yang ditanyakan pada kuesioner adalah jenis kelamin, usia, dan uang

saku tiap bulan. Berikut ini adalah data yang diperoleh:

Gambar 4.1

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan pada gambar 4.1, diketahui bahwa dari 80

responden, yang terlihat bahwa 44 responden (45%) terdiri dari

responden berjenis kelamin perempuan dan 36 responden (55%)

terdiri dari responden berjenis kelamin laki-laki.

42
2

Dari data tersebut terlihat bahwa mie Sedaap diminati oleh

santri putra maupun santri putri terlebih pada santri putra, hal ini

karena mie Sedaap merupakan mie instan siap saji yang memudahkan

terhadap santri putra dalam menyajikannya. Para santri putra

kebanyakan malas untuk memasak sendiri sehingga mereka lebih

memilih untuk mengkonsumsi mie instan seperti mie Sedaap.

Gambar 4.2

Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan pada gambar 4.2, diketahui dari 80 responden

terlihat bahwa 62 responden berusia kurang dari atau sama dengan 20

tahun (77%) dan 18 responden berusia lebih dari 20 tahun (23%).

Berdasarkan data tersebut, nampak bahwa usia pengguna atau

konsumen mie Sedaap adalah santri berusia di bawah atau sama

dengan 20 tahun, hal itu disebabkan karena usia tersebut merupakan

usia produktif untuk membeli mie Sedaap dan pada usia kurang dari

20 tahun para santri tidak mau repot dalam mengkonsumsi suatu


3

barang, maka dari itu para santri mengonsumsi makanan siap saji

seperti mie Sedaap.

Gambar 4.3

Klasifikasi Responden Berdasarkan Uang Saku Tiap Bulan

Berdasarkan pada gambar 4.3, diketahui bahwa dari 80

responden uang saku tiap bulan yang kurang dari atau sama dengan

Rp. 200.000,- berjumlah 52 responden (65%), sedangkan yang lebih

dari Rp. 200.000,- berjumlah 28 responden (35%). Berdasarkan data

tersebut, terlihat bahwa konsumen mie Sedaap di Pondok Pesantren

Sumber Payung kebanyakan uang sakunya kurang dari atau sama

dengan Rp. 200.000,-. Hal itu, dikarenakan para santri di Pondok

Pesantren Sumber Payung mengirit uang sakunya yang kurang dari

atau sama dengan Rp. 200.000,- karena uang saku tersebut harus

cukup digunakan dalam satu bulan. Karena itulah mie Sedaap menjadi

pilihannya karena harganya relatif murah dan kualitasnya tidak

mengecewakan.
4

2. Deskripsi Data Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 13

s.d. 19 Maret 2017 terhadap 80 responden, yang penelitian ini

dilakukan melalui penyebaran kuesioner, hasil yang dapat dilihat

sebagai berikut:
a. Variabel Budaya
Dalam variabel budaya pada penelitian ini diukur pada 3 (tiga) butir

pertanyaan atau indikator yang diajukan pada responden konsumen

mie Sedaap. Adapun hasil penelitian variabel budaya dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut.


Tabel 4.1
Analisis Tanggapan Responden Terhadap Faktor Budaya

No. Pernyataan SS S N TS STS Jumlah


1. Saya membeli Mie 16 39 20 5 - 80
Sedaap karena
mengikuti 20% 49% 25% 6% - 100%
perkembangan
kebudayaan saat ini
2. Saya membeli Mie 9 30 31 8 2 80
Sedaap karena sesuai
dengan kehidupan saya 11% 37% 39% 10% 3% 100%
sebagai masyarakat
modern
3. Saya membeli Mie 34 28 11 7 - 80
Sedaap karena saya
terbiasa mengkonsumsi 42% 35% 14% 9% - 100%
mie Sedaap
JUMLAH 59 97 62 20 2 240
PROSENTASE 25% 40% 26% 8% 1% 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai faktor budaya menunjukkan bahwa 59 orang atau 25%

sangat setuju, 97 orang atau 40% setuju, 62 orang atau 26% netral,
5

20 orang atau 8% tidak setuju, dan 2 orang atau 1% sangat tidak

setuju.
b. Variabel Sosial
Dalam variabel budaya pada penelitian ini diukur pada 3 (tiga) butir

pertanyaan atau indikator yang diajukan pada responden konsumen

mie Sedaap. Adapun hasil penelitian variabel sosial dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Analisis Tanggapan Responden Berdasarkan Faktor Sosial

No. Pernyataan SS S N TS STS Jumlah


1. Saya membeli Mie 26 39 8 4 3 80
Sedaap karena
dipengaruhi oleh 33% 49% 10 5% 3% 100%
lingkungan pergaulan %
saya
2. Saya membeli Mie 27 30 15 7 1 80
Sedaap karena
pengalaman dari 34% 38% 18 9% 1% 100%
keluarga saya %
sebelumnya
3. Saya membeli Mie 4 12 24 32 8 80
Sedaap karena
dipengaruhi oleh peran 5% 15% 30 40% 10% 100%
dan status saya dalam %
masyarakat
JUMLAH 57 81 47 43 12 240
PROSENTASE 24% 34% 19 18% 5% 100%
%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai faktor sosial menunjukkan bahwa 57 orang atau 24%

sangat setuju, 81 orang atau 34% setuju, 47 orang atau 19% netral,
6

43 orang atau 18% tidak setuju, dan 12 orang atau 5% sangat tidak

setuju.
c. Faktor Pribadi
Dalam variabel pribadi pada penelitian ini diukur pada 5 (lima)

butir pertanyaan atau indikator yang diajukan pada responden

konsumen mie Sedaap. Adapun hasil penelitian variabel pribadi

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Analisis Tanggapan Responden Terhadap Faktor Pribadi

No. Pernyataan SS S N TS STS Jumlah


1. Saya membeli Mie Sedaap 10 30 24 12 4 80
karena sesuai dengan 13% 37% 30% 15% 5% 100%
pekerjaan saya
2. Saya membeli Mie Sedaap 2 14 33 27 4 80
karena mencerminkan 2% 18% 41% 34% 5% 100%
gaya hidup saya
3. Saya membeli Mie Sedaap 41 23 12 2 2 80
karena sesuai dengan 52% 29% 15% 2% 2% 100%
situasi saya saat ini
4. Saya membeli Mie Sedaap 3 12 35 26 4 80
karena sesuai dengan 3% 15% 44% 33% 5% 100%
kebutuhan usia saya
5. Saya membeli dan 11 11 39 14 5 80
mengkonsumsi Mie
Sedaap karena adanya rasa
percaya diri saat 14% 14% 48% 18% 6% 100%
mengkonsumsi merek
tersebut
JUMLAH 67 90 143 81 19 400
PROSENTASE 17% 22% 36% 20% 5% 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai faktor pribadi menunjukkan bahwa 67 orang atau 17%

sangat setuju, 90 orang atau 22% setuju, 143 orang atau 36% netral,
7

81 orang atau 20% tidak setuju, dan 19 orang atau 5% sangat tidak

setuju.
d. Variabel Psikologis
Dalam variabel psikologis ini diukur pada 4 (empat) butir

pertanyaan atau indikator yang diajukan pada responden konsumen

mie Sedaap. Adapun hasil penelitian variabel pribadi dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Analisis Tanggapan Responden Terhadap Faktor Psikologis

No. Pernyataan SS S N TS STS Jumlah


1. Saya membeli Mie Sedaap 21 26 19 11 3 80
karena tertarik pada iklan 26% 33% 24 14% 3% 100%
dari produk tersebut %
2. Saya membeli Mie Sedaap 26 34 15 3 2 80
karena keyakinan saya
terhadap kualitas 33% 43% 19 3% 2% 100%
produknya %
3. Saya memiliki motivasi 15 33 23 8 1 80
untuk membeli dan
mengkonsumsi Mie Sedaap 18% 42% 29 10% 1% 100%
dari informasi yang saya %
terima
4. Saya membeli Mie Sedaap 36 27 14 2 1 80
karena saya sudah pernah 45% 34% 18 2% 1% 100%
mengkonsumsi sebelumnya %
JUMLAH 98 120 71 24 7 320
PROSENTASE 30% 38% 22 8% 2% 100%
%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai faktor psikologis menunjukkan bahwa 98 orang atau 30%

sangat setuju, 120 orang atau 38% setuju, 71 orang atau 22% netral,
8

24 orang atau 8% tidak setuju, dan 7 orang atau 2% sangat tidak

setuju.
e. Variabel Keputusan Pembelian
Dalam variabel keputusan pembelian ini terdapat 5 (lima) butir

pertanyaan atau indikator yang diajukan kepada responden

pengguna atau konsumen mie Sedaap. Adapun hasil penelitian dari

variabel keputusan pembelian ini dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut.

Tabel 4.5

Analisis Tanggapan Responden Terhadap Faktor Keputusan Pembelian

No. Pernyataan SS S N TS STS Jumlah


1. Saya memiliki 10 13 35 21 1 80
kebutuhan akan Mie 13% 16% 44% 26% 1% 100%
Sedaap
2. Kebutuhan saya akan 11 34 23 10 2 80
Mie Sedaap membuat
saya berusaha mencari
14% 42% 29% 13% 2% 100%
informasi lebih lanjut
mengenai produk yang
ditawarkan
3. Sebelum melakukan 16 33 19 9 3 80
pembelian terhadap
produk Mie Sedaap saya 20% 42% 24% 11% 3% 100%
melakukan evaluasi
terlebih dahulu
4. Setelah melakukan 11 38 23 5 3 80
evaluasi saya
memutuskan untuk
membeli atau 14% 48% 29% 6% 3% 100%
mengkonsumsi Mie
Sedaap
5. Setelah mengkonsumsi 30 23 22 4 1 80
Mie Sedaap saya merasa
puas karena sesuai 37% 29% 28% 5% 1% 100%
dengan kebutuhan saya
9

JUMLAH 78 141 122 49 10 400


PROSENTASE 20% 35% 30% 12% 3% 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai faktor keputusan pembelian mie Sedaap di Pondok

Pesantren Sumber Payung menunjukkan bahwa 78 orang atau 20%

sangat setuju, 141 orang atau 35% setuju, 122 orang atau 30%

netral, 49 orang atau 12% tidak setuju, dan 10 orang atau 3% sangat

tidak setuju.
B. Analisis Hasil Penelitian
Penulis menggunakan uji validitas dan uji reabilitas, analisis

regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji signifikansi yang di

dalamnya terdapat dua pengujian, yaitu uji t (untuk menguji hipotesis

yang diajukan peneliti) dan uji F, dan uji asumsi klasik . Jawaban ini

dihitung berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan di mana

terdiri dari 15 butir pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi pembelian dan 5 butir pertanyaan yang

berhubungan dengan keputusan pembelian.


1. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa

yang ingin diukur. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan

nilai rhitung (correlated item – total correlation) dengan nilai rtabel. Jika

rhitung > rtabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%

(0.05). Untuk degree of freedom (df) = n - 2, di mana n adalah jumlah

sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 80


10

orang, maka df adalah 80 - 2 = 78 dengan taraf signifikansi (alpha)

0.05 (5%) dan rtabel didapat 0.185. Hasil pengujian validitas dalam

SPSS dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Dalam SPSS

No. Indikator Corrected r tabel Taraf Keterangan


Item-Total Sig
Correlation (ɑ=5%)
1. Pergeseran budaya 0.370 0.185 0.05 Valid
2. Kelas sosial 0.394 0.185 0.05 Valid
3. Kebiasaan 0.411 0.185 0.05 Valid
4. Pengaruh 0.408 0.185 0.05 Valid
kelompok atau
lingkungan
5. Mengikuti keluarga 0.534 0.185 0.05 Valid
6. Menunjukkan 0.221 0.185 0.05 Valid
peran dan status
sosial
7. Pekerjaan 0.541 0.185 0.05 Valid
8. Gaya hidup 0.484 0.185 0.05 Valid
9. Situasi ekonomi 0.626 0.185 0.05 Valid
10. Umur dan tahapan 0.226 0.185 0.05 Valid
dalam siklus hidup
11. Kepribadian dan 0.236 0.185 0.05 Valid
konsep diri
12. Persepsi terhadap 0.392 0.185 0.05 Valid
iklan
13. Keyakinan/sikap 0.415 0.185 0.05 Valid
14. Motivasi 0.464 0.185 0.05 Valid
15. Proses belajar 0.547 0.185 0.05 Valid
16. Kebutuhan 0.199 0.185 0.05 Valid
konsumen
17. Pencarian 0.385 0.185 0.05 Valid
informasi
18. Evaluasi alternatif 0.270 0.185 0.05 Valid
sebelum pembelian
19. Keputusan 0.451 0.185 0.05 Valid
pembelian
11

konsumen
20. Kepuasan 0.585 0.185 0.05 Valid
konsumen

Dari hasil pengujian validitas pada tabel 4.6 dapat dilihat

bahwa semua item variabel pada penelitian ini mempunyai nilai rhitung

> rtabel pada taraf signifikansi 5% dan n = 80 sehingga diperoleh rtabel

0.185, maka dapat diketahui bahwa dari 20 variabel adalah valid

untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian atau

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat digunakan untuk

mengukur variabel yang diteliti karena nilai rhitung > 0.185.


2. Uji Reabilitas
Reabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi

alat ukur, artinya alat ukur mempunyai nilai yang konsisten apabila

dilakukan berkali-kali. Teknik yang digunakan adalah Alpha

Cronbach, yaitu dikatakan reabel apabila alpha > 0.6, hasil pengujian

reabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Reabilitas Dalam SPSS

No. Butir Dalam Nilai Keterangan


Kuesioner Alpha
1. X1 0.773 Reabel
2. X2 0.781 Reabel
3. X3 0.734 Reabel
4. X4 0.733 Reabel
5. Y 0.782 Reabel

Teknik pengujian reabilitas pada penelitian ini menggunakan

metode Alpha Cronbach. Hasil pengujian reabilitas dengan SPSS


12

diperoleh nilai alpha untuk variabel faktor budaya (X1) sebesar

0.773, faktor sosial (X2) sebesar 0.825, faktor pribadi (X3) sebesar

0.804, faktor psikologis (X4) sebesar 0.795, dan variabel keputusan

pembelian (Y) sebesar 0.782. Hal tersebut dikatakan reabel karena

nilai alpha dari penelitian ini lebih dari 0.6, artinya pertanyaan-

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data mempunyai nilai

yang konsisten apabila dilakukan berkali-kali dan apabila pertanyaan

tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama

dengan jawaban pertama.

3. Analisis Regresi Linier Berganda


Regresi linear berganda adalah regresi yang memiliki variabel

indepedent (bebas) lebih dari satu, yaitu bisa dua, tiga, atau lebih.

Model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) 7.240 2.058 3.517 .001

X1 .213 .182 .139 1.995 .244 .676 1.479

X2 .070 .166 .128 1.695 .676 .709 1.411

X3 .240 .123 .251 2.915 .055 .570 1.754

X4 .245 .141 .225 2.441 .085 .564 1.775

a. Dependent Variable: Y
13

Berdasarkan tabel 4.8 yang diperoleh dari hasil pengolahan

dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:


Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = 7.240 + 0.213 X1 + 0.070 X2 + 0.240 X3 + 0.245 X4 + e
Y = variabel dependent
X = variabel independent
a = merupakan konstanta atau intercept yang menunjukkan titik

potong antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila

nilai konstanta tersebut negatif, maka titik potongnya berada di

bawah origin (0) dan sebaliknya apabila nilai konstantanya positif,

maka titik potongnya berada di atas origin (0). Karena nilai a

(konstanta) dalam penelitian ini adalah 7.240 (positif), maka titik

potongnya berada di atas origin (0).


b= koefisien atau slope yang menunjukkan garis kemiringan dan

menggambarkan tingkat elastisitas variabel independen, yaitu

apabila nilai b > 1, maka dikatakan elastis dan apabila nilai b = 1,

maka disebut uniter elastis sedangkan apabila nilai b < 1 disebut

inelastis. Nilai dari b pada tabel di atas adalah:


b1 = 0.213 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1% variabel

faktor kebudayaan akan menambah keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap sebesar 0.213.


b2 = 0.070 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1% variabel

faktor sosial akan menambah keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap sebesar 0.070.


b3 = 0.240 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1% variabel

faktor pribadi akan menambah keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap sebesar 0.240.


14

b4 = 0.245 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1% variabel

faktor psikologis, maka akan menambah keputusan santri

terhadap pembelian mie Sedaap sebesar 0.245.


Begitu juga, karena nilai b1-b4 kurang dari satu maka disebut

inelastis, artinya jika variabel X1-X4 mengalami penurunan, maka

variabel Y juga akan mengalami penurunan yang lebih kecil dari

penurunan variabel X.
e= error term atau kesalahan pengganggu.
4. Uji Signifikansi
Dalam pengujian signifikansi variabel X terhadap variabel Y

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu uji t (pengujian yang dilakukan

secara individual) dan uji F (pengujian yang dilakukan secara

bersama-sama). Apabila variabel bebasnya hanya satu, maka uji

signifikansi yang digunakan hanya uji t saja. Akan tetapi, karena

variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu, maka uji

signifikansinya menggunakan uji t dan uji F. Pengujian signifikansi

pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Uji t
Uji t di sini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi variabel

bebas (X) dalam mempengaruhi variabel terikat (Y) secara

individual, untuk mengetahui signifikan tidaknya variabel bebas

(X) dalam mempengaruhi variabel terikat (Y) ialah dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila nilai thitung lebih

besar dari ttabel, maka variabel bebas (X) dikatakan signifikan

dalam mempengaruhi variabel terikat (Y). Untuk mengetahui nilai


15

thitung yang diperoleh dari pengolahan SPPS ialah dapat dilihat pada

tabel coefficient pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) 7.240 2.058 3.517 .001

X1 .213 .182 .139 1.995 .244 .676 1.479

X2 .070 .166 .128 1.695 .676 .709 1.411

X3 .240 .123 .251 2.915 .055 .570 1.754

X4 .245 .141 .225 2.441 .085 .564 1.775

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas yang diperoleh dari pengolahan

SPSS dengan sampel yang digunakan sebanyak 80 orang dan df =

n - 5, maka df = 75 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel

sebesar 1.665. Untuk mengetahui signifikan tidaknya ialah dengan

membandingkan nilai ttabel dengan thitung yang penjelasannya

sebagai berikut:
1) Faktor Kebudayaan (X1): dalam faktor kebudayaan ini

thitung yang diperoleh dari perhitungan SPSS adalah sebesar

1.995 dan nilai ttabel adalah 1.665, karena nilai thitung > ttabel

(1.995 > 1.665), maka berarti faktor budaya dalam penelitian

ini mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian mie

Sedaap.
16

2) Faktor Sosial (X2): dalam faktor sosial pada penelitian ini

thitung yang didapat dari pengolahan SPSS adalah sebesar 1.695

dan nilai ttabel adalah1.665. Karena nilai thitung pada penelitian

ini lebih besar dari nilai ttabel, maka berarti faktor sosial pada

penelitian ini mempengaruhi keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap.


3) Faktor Pribadi (X3): dalam faktor pribadi ini jumlah thitung

yang diperoleh dari perhitungan SPSS adalah 2.915 dan nilai

ttabel adalah 1.665, karena nilai thitung lebih besar daripada nilai

ttabel, yaitu 2.915 > 1.665, maka berarti faktor pribadi

mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian mie

Sedaap
4) Faktor Psikologis (X4): dalam faktor psikologis ini nilai

thitung yang diperoleh dari pengolahan SPSS adalah sebesar

2.441 dan nilai ttabel adalah 1.665, maka dari nilai tersebut

dapat diketahui bahwa nilai thitung lebih besar daripada nilai

ttabel (2.441 >1.665) yang berarti faktor psikologis

mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian mie

Sedaap.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa faktor

budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis secara

individual signifikan dalam mempengaruhi keputusan santri

terhadap pembelian mie Sedaap.


Dari faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor

psikologis, faktor yang berpengaruh lebih dominan terhadap


17

keputusan santri dalam mengkonsumsi mie Sedaap adalah faktor

pribadi, karena faktor pribadi di sini mempunyai nilai thitung lebih

besar daripada faktor-faktor yang lain, yaitu thitung = 2.915.


b. Uji F
Uji F di sini adalah uji yang digunakan untuk mengetahui

signifikan tidaknya variabel bebas (X) dalam mempengaruhi

variabel terikat (Y). Uji F di sini dilakukan secara serentak atau

bersama-sama beda dengan uji t yang dilakukan secara individual.

Untuk mengetahui berpengaruh tidaknya variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) ialah dengan membandingkan nilai F

hitung dengan nilai F tabel, yaitu apabila nilai F hitung lebih besar

daripada nilai F tabel, maka variabel bebas (X) secara serentak

signifikan dalam mempengaruhi variabel terikat (Y). Akan tetapi

sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F

tabel, maka variabel bebas (X) secara serentak tidak signifikan

dalam mempengaruhi variabel terikat (Y) . Untuk mengetahui

nilai F hitung yang diperoleh dari pengolahan SPSS ialah dapat

dilihat pada tabel (ANOVA) yang terdapat dalam tabel 4.10 di

bawah ini.

Tabel 4.10

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


18

1 Regression 184.651 4 46.163 7.809 .000b

Residual 443.337 75 5.911

Total 627.988 79

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3

Berdasarkan pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai F

hitung yang diperoleh dari pengolahan SPSS adalah sebesar 7.809

dengan jumlah responden 80 orang, dan df untuk pembilang

(n1) = k-1, sedangkan df untuk penyebut (n2) = n-k. K adalah

jumlah variabel dan n adalah jumlah responden dengan taraf

signifikansi 5%. Jadi, df (n1) = 5-1 = 4, sedangkan df (n2) = 80-5

= 75 diperoleh F tabel sebesar 2.493. Karena nilai F hitung

berjumlah 7.809 dan F tabel berjumlah 2.493, maka dapat

dikatakan bahwa nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel

(7.809 > 2.493) yang berarti variabel faktor budaya, faktor sosial,

faktor pribadi, dan faktor psikologis serentak dalam

mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian mie Sedaap.


5. Uji Koefisien Determinasi
Di samping menguji signifikansi dari masing-masing

variabel, kita dapat pula menguji determinasi dari seluruh variabel

penjelas yang ada dalam model regresi. Uji koefisien determinasi ini

dilakukan ialah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Besarnya nilai koefisien

determinasi adalah di antara nol dan satu (0<R2<1). Nilai koefisien


19

determinasi yang diperoleh dari pengolahan SPSS dapat dilihat pada

tabel model summary yang ada pada tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .542a .294 .256 2.431 1.241

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3


b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel di atas, nilai R Square atau koefisien

determinasi adalah 0.294 yang berasal dari 0.542 x 0.542. Akan

tetapi, karena variabel independent (bebas) dalam penelitian ini lebih

dari dua variabel, maka menggunakan Adjusted R Square26. Nilai

Adjusted R Square adalah 0.256 yang apabila dipersenkan menjadi

25.6%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 25.6% keputusan

pembelian santri terhadap mie Sedaap dapat dijelaskan oleh variabel

(kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis), sedangkan sisanya

(100% - 25.6% = 74.4%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti.

6. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui valid

tidaknya parameter dalam suatu model. Asumsi-asumsi tersebut harus

dipenuhi dalam menyusun regresi linier berganda agar hasilnya tidak

26 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), hlm. 141.
20

bias, untuk itu perlu dilakukan beberapa tes yang memungkinkan

pendeteksian pelanggaran asumsi tersebut. Asumsi-asumsi tersebut

adalah:
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana variabel gangguan pada

periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada

periode lain.
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk menguji ada

tidaknya autokorelasi. Cara menguji autokorelasi ialah dengan

melihat uji Durbin Watson yaitu apabila du>DW>4-du maka tidak

terdapat autokorelasi. Akan tetapi pada penelitian ini, uji

autokorelasi tidak dijelaskan karena uji autokorelasi di sini

biasanya digunakan pada penelitian yang bertahap. Sedangkan

pada penelitian ini hanya dilakukan satu kali, maka uji

autokorelasi tidak dijelaskan.


b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau

residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang

konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Sebagaimana

telah ditunjukkan dalam salah satu asumsi yang harus ditaati pada

model regresi linier adalah residual harus homokedastis, artinya

variance residual harus memiliki variabel yang konstan. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan

dengan berbagai cara salah satunya seperti uji grafik. Pengujian

heteroskedastisitas menggunakan uji grafik untuk

membandingkan sebaran antara nilai prediksi variabel terikat


21

dengan residualnya. Cara mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari gambar

scatter plot. Cara menganalisa gambar scatter plot ialah

menggunakan syarat-syarat heteroskedastisitas, yaitu:


1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka nol.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.
3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang, melebar, kemudian menyempit dan melebar

kembali. Untuk melihat gambar scatter plot yang diperoleh

dari pengolahan SPSS ialah dapat dilihat pada gambar 4.4 di

bawah ini.

Gambar 4.4
22

Dari gambar scatter plot di atas menggambarkan bahwa sebaran

data tidak terjadi heteroskedastisitas karena:


1) Titik titik data menyebar di atas dan di bawah atau di

sekitar angka nol (0).


2) Titik titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di

bawah saja.
3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang, melebar, kemudian menyempit dan melebar

kembali.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui

hubungan antarvariabel bebasnya terdapat multikolinieritas atau

tidak. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat

multikolinieritas. Cara pendeteksian multikolinieritas dapat

dilakukan dengan mengamati nilai variance inflation factor (VIF),

yaitu apabila nilai VIF dari variabel bebas tersebut 1-10 maka

tidak terdapat multikolinieritas. Untuk melihat nilai VIF dari hasil

SPSS adalah terdapat pada tabel coefficient yang terdapat pada

tabel 4.12 di bawah ini.

Tabel 4.12

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) 7.240 2.058 3.517 .001

X1 .213 .182 .139 1.995 .244 .676 1.479

X2 .070 .166 .128 1.695 .676 .709 1.411

X3 .240 .123 .251 2.915 .055 .570 1.754


23

X4 .245 .141 .225 2.441 .085 .564 1.775

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel di atas nilai VIF yaitu, nilai X1=1.479,

X2=1.411, X3=1.754, dan X4=1.775 karena nilai VIF dari X1-X4

lebih dari satu atau di antara 1-10, maka berarti hubungan

antarvariabel bebasnya tidak terdapat multikolinieritas atau tidak

terjadi korelasi.
Karena seluruh asumsi klasik tersebut telah terpenuhi, artinya

tidak ada heteroskedastisitas, dan tidak ada multikolinieritas, maka

penelitian ini menghasilkan regresi yang best, linear, unbias, efficient

of estimation (BLUE).

C. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis


Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara dari

permasalahan penelitian yang akan dibuktikan dengan data empiris. 27

Hipotesis terbagi atas dua jenis yaitu hipotesis nol (H 0) dan hipotesis

alternatif (Ha).
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0 = Tidak ada pengaruh antara faktor budaya, sosial, pribadi, dan

psikologis terhadap keputusan pembelian mie Sedaap.


Ha = Ada pengaruh antara faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis

terhadap keputusan pembelian mie Sedaap.


Hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan uji

signifikansi dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini, variabel-

variabel tersebut adalah: variabel faktor budaya, variabel faktor sosial,

variabel faktor pribadi, dan variabel faktor psikologis.

27 Ibid., hlm. 97.


24

Di atas sudah dijelaskan mengenai uji signifikansi dan hasil dari

pengujian tersebut adalah:


1. Faktor Kebudayaan (X1): dalam faktor kebudayaan ini thitung yang

diperoleh dari perhitungan SPSS adalah sebesar 1.995 dengan jumlah

sampel 80 dan df = n - 5, maka df = 80 – 5 = 75 dengan taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel yang diperoleh adalah 1.665,

karena nilai thitung pada variabel faktor kebudayaan lebih besar dari nilai

ttabel (1.995 > 1.665), maka berarti faktor budaya dalam penelitian ini

mempengaruhi keputusan santri terhadap pembelian mie Sedaap.


2. Faktor Sosial (X2): dalam faktor sosial pada penelitian ini thitung yang

didapat dari pengolahan SPSS adalah sebesar 1.695 dengan jumlah

sampel 80 dan df = n - 5, maka df = 80 – 5 = 75 dengan taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel adalah1.665. Karena nilai thitung

pada variabel faktor sosial ini lebih besar dari nilai ttabel, yaitu 1.695 >

1.665, maka berarti faktor sosial pada penelitian ini mempengaruhi

keputusan santri terhadap pembelian mie Sedaap.


3. Faktor Pribadi (X3): dalam faktor pribadi ini jumlah thitung yang

diperoleh dari perhitungan SPSS adalah 2.915 dengan jumlah sampel

80 dan df = n - 5, maka df = 80 – 5 = 75 dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh dan nilai ttabel adalah 1.665, karena nilai thitung pada variabel

faktor sosial lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2.915 > 1.665, maka

berarti faktor pribadi mempengaruhi keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap


4. Faktor Psikologis (X4): dalam faktor psikologis ini nilai thitung yang

diperoleh dari pengolahan SPSS adalah sebesar 2.441 dengan jumlah


25

sampel 80 dan df = n - 5, maka df = 80 – 5 = 75 dengan taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel adalah 1.665, maka dari nilai

tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung pada variabel faktor

psikologis lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2.441 > 1.665 yang

berarti faktor psikologis mempengaruhi keputusan santri terhadap

pembelian mie Sedaap.


Pada penelitian ini tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%.

Pengujian ini bisa dilihat dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel,

yaitu apabila nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, maka variabel-

variabel dikatakan berpengaruh terhadap keputusan santri dalam

mengkonsumsi mie Sedaap.


Berdasarkan penjelasan mengenai keempat variabel di atas, dapat

diketahui bahwa nilai thitung dari variabel X1-X4 lebih besar dari nilai ttabel,

sehingga Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada pengaruh antara

faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan santri

dalam pembelian mie Sedaap.

Anda mungkin juga menyukai