Anda di halaman 1dari 5

Untuk memperoleh besarnya gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan air pori,

dapat dilakukan dengan cara-cara sbb. :


1) Gaya-gaya dari tekanan air pori yang timbul pada saat pelaksanaan pembangunan
bendungan.

Untuk mendapatkan· angka kestabilan (faktor keamanan) tubuh bendungan yang lebih mendekati
kondisi yang sesungguhnya, maka biasanya dipergunakan metode perhitungan yang disebut metode
tegangan efektif(effective stress method).
Perhitungan metode tegangan efektif biasanya memerlukan data-data tekanan air pori yang diperoleh
dari pengukuran langsung dengan alat kompresi tri-sumbu (triaxia/ compression device) pada
kondisi pengujian konsolidasi tertutup (C-U Test). Selain itu tekanan air pori dapat pula dihitung
dengan rumus Hilf, sebagai berikut:

dimana :
u : u' + P
P: tekanan air pori.
P" : tekanan atmosfir pada bendungan tepat sesudah selesainya
pelaksanaan.
: prosentase pemadatan terhadap volume asal.
Va prosentase ronggk udal'a pada pori-pori bahan sesudah pemadatan
terhadap volume asal.
h : kelarutan udara di dalam air (konstanta Henry dalam temperatur
20°C, sama dengan 0,0198).
V,: prosentase volume air pori sesudah konsolidasi ter.hadap volume aa.l.
u : tegangan total bahan.
u' : tegangan effective bahan. ,-·
A : koeffisien kelulusan bahan terhadap air (0,3 s/d 0.8) untuk bendungan
tanah yang diperlengkapi dengan drainage, harga A = 0,5 s/d 0,8
untuk bendungan inti atau tirai, harga A = 0,3 s/d 0,5
Berhubung faktor kelulusan sukar diketahui, tetapi merupakan faktor yang cukup menentukan,
baik pada pengujian kompresi tri-sumbu, maupun pada perhitungan dengan rumus Hilf, maka
tekanan air pori sering ditentukan dari semula, disesuaikan dengan jenis tanah bahan timbunan dan
dengan metode pelaksanaan penimbunannya, sehingga perhitungan stabilitas tubuh bendungan
dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan sbb. :
 Untuk tanah type MH, CH, CL, ML, berat irisan timbunan yang terletak di atas garis lingkaran
bidang luncur diambil 60-80 % dari tinggi irisan tersebut.
 Untuk bahan tanah lempungan lainnya, berat irisan timbunan di atas garis lingkaran bidang luncur,
diambil 50.% dari tinggi irisan tersebut.
 Untuk bendungan yang rendah atau bendungan yang tinggi den:gan kontinuitas serta kecepatan
pelaksanaan penimbunannya lancar, berat irisan diambil 50 dari tinggi irisan tersebut.

2) Gaya-gaya dari tekanan air pori yang timbul pada keadaan waduk terisi penuh.
Apabila zone kedap air tubuh bendungan merupakan inti kedap air yang tipis atau permeabilitasnya
(koeffisien filtrasinya-K), lebih besar dari 5 X 10-5 cm/dt, maka tekanan air porinya akan mendekati tekanan
air yang sesuai dengan tingginya (tekanan gravitasi air). Akan tetapi, apabila zone kedap aimya tebal
dengan K < 1 X I0-7 cm/dt, maka batas antara daerah yang jenuh dengan daerah tidak jenuh pada zone
tersebut sukar diketahui dengan pasti. Dan karena rendahnya harga K, maka air filtrasi sukar mencapai
lereng hilir
3) Gaya-gaya dari tekanan air pori yang timbul pada saat terjadinya penurunanmendadak permukaan air
waduk.
Jadi untuk memperoleh besarnya tekanan air pori dalam kondisi tersebut, banyak dapat dilakukan dengan
pendekatan-pendekatan dan pertimbangan sebagai berikut :
-Tekanan air pori yang terdapat dalam tubuh bendungan, dianggap merupakan tekanan dari air pori yang
·

belum sempat mengalir keluar dari pori-pori tanah bahan timbunan tubuh bendungan, walaupun sudah
terjadi penurunan permukaan air waduk.
-Tekanan air yang terdapat dalam tanah bahan timbunan tubuh bendungan sangat bervariasi, yang
umumnya tergantung dari koeffisien filtrasi bahan tersebut. Akan tetapi bahan-bahan timbunan dengan
harga K = 1 x I0-6 cm/dt, biasanya air yang terdapat pori-pori bahan tersebut sangat sukar mengalir
keluar dan dengandemikian penurunan tekanan air porinyapun akan sukar pula.
- Adalah suatu kenyataan, bahwa pada beberapa bahan tertentu, terjadi tekanan air pori yang besarnya
melebihi tekanan gravitasi air yang terdapat di luar bendungan, terutama di daerah sebelah bawah
lereng hilir (daerah tumit hilir) suatu bendungan tirai.
(d) Beban seismis (seismic force)
Beban seismis akan timbul pada saat terjadinya gempa bumi, akan tetapi berhubung banyaknya faktor-
faktor yang berpengaruh pada beban seismis tersebut, maka sangatlah sukar memperoleh kapasitas
beban seismis secara tepat pada saat timbulnya gempa bumi.
Faktor-faktor terpenting yang menentukan besarnya beban seismis pada sebuah
bendungan urugan adalah :
* karakteristika, lamanya dan kekuatan gempa yang terjadi.
* karakteristika dari pondasi bendungan,
* karakteristika bahan pembentuk tubuh bendungan,
* type bendungan,
* dan lain-lain.
Selanjutnya hanya dari data-data pengamatan-pengamatan serta pengukuran-pengukuran dengan
seismograf saja pada hakekatnya belumlah berarti apabila tanpa didukung oleh data-data lainnya,
seperti hasil pengujian-pengujian fisik dan mekanis bahan tubuh bendungan, data-data tekanan air
pori, data-data tekanan tanah dan data-data lainnya. Walaupun demikian secara empris dengan
penggunaan
Tabel 3-6 dengan mengambil harga koeffisien yang layak bervariasi antara
0, 1 0 s/d 0,25 (diambil dari data-data pengamatan), maka komponen horizontal
beban seismis dapat dihitung dengan rumus sbb :
dimana :
M : Massa tubuh bendungan
α : percepatan horizontal

g : gravitasi
e : intensitas seismis horizontal (0,10-0,25)

(2) Stabilitas /ereng bendungan urugan

(a) Beberapa kondisi yang dianggap paling tidak mehguntungkan pada sebuah
bendungan urugan adalah :
I) Waduk dalam keadaan penuh dan aliran air filtrasi dalam tubuh bendungan
bersifat laminer.
2) Dalam tubuh bendungan dianggap masih terdapat tekanan air pori yang tinibul
pada saat segera sesudah bendungan selesai dibangun.
3) Waduk dalam keadaan terisi setengah dan aliran air filtrasi dalam tubuh bendungan
bersifat laminer.
4) Dalam keadaan permukaan air dalam waduk berftuktuasi dengan intensitas
yang besar, tetapi dengan periode yang pendek. Demikian pula pada saat terjaclinya
gejala penurunan mendadak permukaan air waduk dari elevasi permukaan
penuh kepada elevasi permukaan terendah.
5) Pada waduk yang relatif kecil biasanya terjadi kenaikan-kenaikan permukaan
waduk yang melebihi elevasi permukaan penuhnya, maka diperlukan pemeriksaan
stabilitas tubuh bendungan pada saat permukaan air waduk mencapai
elevasi tertinggi tersebut.
6) Walaupun elevasi permukaan direncanakan dalam keadaan konstant, tetapi
diperlukan pemeriksaan jika penurunan mendadak dapat juga terjadi dari
elevasi permukaan tersebut kepada elevasi permukaan terendah.
7) Pada bendungan urugan dengan zone-zone kedap air yang relatif tebal, sisa
tekanan air pori yang timbul pada saat dilaksanakannya􀈒nimbunan terkombinir
dengan tekanan hydrostatis dari air dalam waduk yang pengisiannya
dilakukan dengan cepat.
8) Pada bendungan urugan yang waduknya direncanakan untuk menampung
banjir besar abnormal, maka stabilitas bendungan perlu diperiksa pada elevasi
permukaan tertinggi guna menampung volume banjir abnormal tersebut.
(b) Metode perhitungan stabilitas tubuh bendungan
1) Metode irisan bidang luncur bundar
Andaikan bidang luncur bundar dibagi dalam beberapa irisan vertikal, maka
faktor keamanan dari kemungkinan terjadinya longsoran dapat diperoleh dengan
menggunakim rumus keseimbangan sbb. :

Dimana:
F, : faktor keamanan(3.9)(3. 10)
N: Be ban komponen vertikal yang timbul dari berat setiap irisan bidang
luncur (= y ·A · cos a)
T: Beban komponen tangensial yang timbul dari berat setiap irisan bidang
Iuncur (= y ·A · sin a)
U: Tekanan air pori yang bekerja pada setiap irisan bidang luncur.
N. : Komponen vertikal beb an seismis yang bekerja pada setiap irisan bidang
luncur (= e · y · A · sin a)
T, : Komponen tangensial be ban seismis yang bekerja pada setiap irisan
bidang Iuncurnya (= e · y · A · cbs a)
f> : Sudut gesekan dalam bahan yang membentuk dasar setiap irisan bidang
luncur.
C: Angka kohesi bahan yang membentuk da.sar setiap irisan bidang
luncur.
Z: Lebar setiap irisan bidang luncur.
e : Intensitas seismis horizontal.
y : Berat isi dari setiap bahan pembentuk irisan bidang Iuncur.
A :· Luas dari setiap bahan pembentuk irisan bidarig Iuncur. ·

a : Sudut kemiringan rata-rata dasar setiap irisan bidang luncur.


V: Tekanan air pori.

Anda mungkin juga menyukai