Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REPORT

‘Ekstraksi Tannin dari Daun Sirsak (Annona muricata L.) sebagai Pewarna Alami
Tekstil”

Diajukan sebagai salah satu pelaksanaan kewajiban


Sebagai seorang mahasiswa/ mahasiswi

OLEH:
AMINAH MARLINA HASIBUAN
(4163341006)

JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.P 2017- 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkahnya yang
telah memberikan kesehatan dan kemampuan bagi penulis sehingga critical jurnal report
Taksonomi Spermatophyta kimia ini yang alhamdulillahnya dapat diselesaikan dengan baik.
Critical jurnal ini dibuat untuk memenuhi kewajiban saya sebagai mahasiswa untuk
mengerjakan tugas yang telah di berikan kepada kami. Dengan selesainya critical jurnal ini
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan saya waktu
untuk menyelesaiakan dan mempelajari materi ini. Dan saya juga banyak mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah ikut serta dalam membantu menyelesaikan tugas ini.
Dengan selesainya tugas ini, saya berharap ilmu dan informasi yang saya peroleh akan
berguna untuk saya dan juga untuk para pembaca. Saya menyadari bahwa masih banyak
penggunaan kata yang tidak sesuai dan kendala-kendala lainnya. Untuk itu saya mohon maaf
atas segala kehilafan.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Penulis,

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... ...................1
BAB II RINGKASAN MATERI
2.1 Ringkasan jurnal 1 .............................................................................. 2
BAB III KEUNGGULAN
3.1 Kegayutan antar Elemen ..................................................................... 7
3.2 Originalitas Temuan ............................................................................ 7

3.3 Kemutakhiran Masalah ........................................................................ 7

3.4 Kohesi dan Koherensi isi penelitian .................................................... 7

BAB IV KELEMAHAN

4.1 Kegayutan antar Elemen ...................................................................... 9


4.2 Originalitas Temuan ............................................................................. 9

4.3 Kemutakhiran Masalah ........................................................................ 9

4.4 Kohesi dan Koherensi isi penelitian .................................................... 9

BAB V IMPLIKASI 10

5.1 Teori ...................................................................................................... 10

5.2 program Pembangunan di Indonesia ..................................................... 10

5.3 Analisis Mahasiswa ........................................................... .................. 10

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan ...................................................................... ....... ...........11

6.2 Saran ................................................................................. …........... ... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Bahan pewarna sangat penting bagi kehidupan. Karena warna merupakan salah satu hal
yang sangat kita butuhkan. Dengan adanya warna akan memberikan pengaruh juga kepada
keaadaan hati. Kita tidak bisa lerlepas dari warna misalnya pada baju, rok, sepatu dan yang
lainnya. Warna memberikan gambaran yang berbeda. Dan warna itu tidak lepas dari tekstil.

Salah satu andalan Indonesia dalam persaingan di ASEAN adalah industri tekstil.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman (Djumena, 2014)
Indonesia merupakan negara pengekspor tekstil terbesar keenam di dunia. Pada tahun 2016,
industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menempati ranking nomor 3 ekspor nasional dan
mampu memenuhi 70% kebutuhan sandang dalam negeri (Deny, 2016). Berkembangnya
industri tekstil di Indonesia selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian bangsa,
juga memberikan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Industri tekstil biasanya
menggunakan zat pewarna sintetis karena mudah diperoleh dan praktis penggunaannya.
Namun penggunaan pewarna sintetis dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan kanker kulit, kanker mulut, dan kerusakan otak. Selain itu, penggunaan zat
pewarna sintetis dalam industri tekstil telah banyak menimbulkan masalah lingkungan, hal ini
dikarenakan zat pewarna sintesik biasanya mengandung senyawa-senyawa non biodegradable
dan berbahaya seperti logam-logam berat yaitu Cu, Ni, Cr, Hg, dan Co, senyawa aromatik,
gugus azo, khlor, dan lain-lain.

menyebutkan bahwa zat pewarna alam selain aman dan ramah lingkungan juga lebih
disukai oleh konsumen karena mempunyai warna yang indah dan khas sehingga sulit ditiru
oleh zat pewarna sintetis. Salah satu ari sekian banyaknya bahan pewarna alami adalah daun
sirsak yang memiliki kandungan tanin yang nantinya akan menghasilkan warna kuning ke
coklatan.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal

Identitas Jurnal

Nama Jurnal : Ekstraksi Tannin dari Daun Sirsak (Annona muricata L.) sebagai
Pewarna Alami Tekstil
Volume / Penerbitan : Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 1,
Tahun Terbit : Agustus 2017

Jumlah Artikel : 8 halaman

Ringkasan Jurnal

Abstrak

Penelitian ini bertujuan: (1) menentukan rasio kombinasi pelarut etanol 96%-air yang optimal
untuk ekstraksi tannin daun sirsak, (2) menentukan waktu ekstraksi yang optimal untuk
ekstraksi tannin daun sirsak, (3) menentukan bahan fiksasi yang tepat agar dihasilkan
ketahanan luntur warna yang optimal untuk pewarna alami tannin daun sirsak, dan (4)
Menemukan zat pewarna alami dari daun sirsak yang dapat diaplikasikan sebagai pewarna
alami tekstil yang berkualitas dan ramah lingkungan. Penelitian menggunakan metode
eksperimen. Daun sirsak dikeringkan, dihaluskan, kemudian disokletasi pada suhu 80˚C.
Kata-kata kunci: ekstraksi, tannin, daun sirsak, pewarna alami
Pendahuluan

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman (Djumena,
2014) Indonesia merupakan negara pengekspor tekstil terbesar keenam di dunia.
Berkembangnya industri tekstil di Indonesia selain memberikan dampak positif terhadap
perekonomian bangsa, juga memberikan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Zat
pewarna yang biasa digunakan dalam industri tekstil dibedakan menjadi dua yaitu zat pewarna
alami dan zat pewarna sintetis (Fitrihana, 2007). Manurung, dkk. (2004) menyebutkan bahwa
industri tekstil biasanya menggunakan zat pewarna sintetis karena mudah diperoleh dan praktis
penggunaannya. Namun penggunaan pewarna sintetis dapat berbahaya bagi kesehatan karena
dapat menyebabkan kanker kulit, kanker mulut, dan kerusakan otak.

2
Mukhlis (2011) menyebutkan bahwa zat pewarna alam selain aman dan ramah
lingkungan juga lebih disukai oleh konsumen karena mempunyai warna yang indah dan khas
sehingga sulit ditiru oleh zat pewarna sintetis. Bahan pewarna alami ini meliputi pigmen yang
sudah terdapat dalam bahan atau terbentuk pada saat proses pemanasan, penyimpanan, atau
pemrosesan. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil,
karotenoid, tannin, dan antosianin. Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil
terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
pewarna alami adalah tanaman sirsak. Tanaman sirsak (Annona muricata Linn) merupakan
tumbuhan berbuah yang banyak dijumpai di Indonesia. diketahui bahwa daun sirsak
mengandung tannin. Oleh karena itu daun sirsak dapat digunakan untuk bahan dasar pewarna
alami tekstil yang ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari,
dkk. (2014); Mukhlis (2011); dan Rosyida & Zulfiya (2013) zat pewarna alami tannin akan
menghasilkan warna kuning hingga coklat tua pada kain.
Metode Penelitian
Proses Ekstraksi Sokletasi Daun Sirsak
Daun sirsak diangin-anginkan sampai kering (±4 minggu), kemudian dipisahkan dari
ibu tulang daunnya dan diblender sampai halus. Bubuk daun sirsak kemudian dioven pada suhu
60˚C selama 6 jam. Pada proses sokletasi, sebanyak 5 g bubuk daun sirsak diekstraksi sokletasi
dengan 150 mL pelarut yang terdiri dari campuran etanol 96% dan air. Variasi rasio etanol-air
adalah 1:1, 1:2, dan 1:4, sedangkan variasi waktu ekstraksi adalah 1 jam, 2 jam, dan 3 jam.
Proses Pewarnaan Kain
Proses Mordanting
Kain katun prima warna putih dipotong dengan ukuran 100x10 cm sebanyak 5 lembar,
kainmkemudian direndam dalam 1 L larutan teepol 2%. Setelah itu, membuat larutan yang
mengandung 50 gram tawas (KAl(SO4)2·12H2O) dan 20 gam soda abu (Na2CO3) dalam 1000
mL air, kemudian merendam kain dalam larutan hangat tersebut selama 20 menit. Setelah 20
menit, kain diangkat, dibilas, kemudian dikeringkan dan disetrika.
Proses Pewarnaan
Ekstrak 5 g bubuk daun sirsak dalam 150 mL pelarut (etanol 96%:air = 1:1) dan waktu
ekstraksi disesuaikan dengan hasil penelitian ekstraksi yang optimum, ekstraksi sokletasi ini
diulang sebanyak 10 kali sehingga didapat ekstrak 1L.

3
Hasil dan Pembahasan
Proses Ekstraksi Sokletasi Daun Sirsak
Daun sirsak yang semula berwarna hijau sebanyak 250 g setelah dikeringkan,
dihaluskan, dan dioven berubah menjadi bubuk hijau kecoklatan dengan massa 120 g. Dari
proses ekstraksi sokletasi dihasilkan 9 sampel dengan filtrat berwarna coklat kehijauan.
Uji Kualitatif dan Kuantitatif Tannin
Uji Kualitatif Tannin
Setelah ditambah FeCl3 larutan yang semula kuning muda berubah menjadi hijau.
Perubahan warna menjadi hijau menunjukkan hasil positif adanya tannin dalam ekstrak daun
sirsak. Terbentuknya warna hijau disebabkan oleh reaksi tannin dan Fe3+ yang membentuk
senyawa kompleks (Kusumaningsih, dkk., 2015).
Uji Kuantitatif Tannin
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dengan Spektrofotometer UV-Vis Dari
hasil pengukuran, didapatkan panjang gelombang maksimum sebesar 734 nm. Hasil ini sesuai
dengan pendapat Apsari & Susanti (2011) yang menyebutkan bahwa panjang gelombang
maksimum dari tannin berada pada 600-850 nm.
Hasil Perhitungan Kadar Tannin dalam Sampel
Hasil ini menunjukkan bahwa rasio pelarut etanol-air 1:1 merupakan rasio dengan
kepolaran yang sesuai untuk ekstraksi tannin dari daun sirsak. Menurut Lestari, dkk. (2014),
pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan senyawa yang diekstrak akan
memberikan hasil yang lebih maksimal. Berdasarkan hasil penelitian, pelarut etanol-air dengan
rasio 1:1 diduga memiliki sifat kepolaran yang sama dengan tannin dari daun sirsak sehingga
hasil ekstraksinya maksimal. waktu ekstraksi pada setiap bahan mempunyai batas optimum,
dimana penambahan waktu melampaui batas optimumnya menjadi tidak berpengaruh, hal ini
karena dimungkinkan senyawa yang sudah berpindah ke pelarut akan mengalami dekomposisi
karena pemanasan yang terus menerus. Dengan kata lain waktu ekstraksi yang semakin lama
akan menghasilkan tannin yang terekstrak lebih banyak, sampai titik optimumnya.
Proses Pewarnaan Kain
ProsesMordanting
Proses mordanting pada prinsipnya dilakukan dengan merendam kain kedalam garam-
garam logam, seperti aluminium, besi, timah atau krom pada kain katun berwarna putih. Pada
penelitian ini digunakan tawas sebagai zat mordant. Zat-zat mordan ini berfungsi untuk

4
membentuk ikatan antara zat warna alam dengan serat sehingga afinitas zat warna meningkat
terhadap serat (Mukhlis, 2011). Warna yang dihasilkan adalah warna kuning kecoklatan.
Proses Fiksasi
Larutan fikser tawas tak berwarna, larutan kapur berwarna putih keruh, sedangkan
larutan fikser tunjung berwarna jingga. Setelah difiksasi, kain katun yang semula berwarna
kuning mengalami perubahan warna. Fiksasi tawas menghasilkan warna cokelat muda, fiksasi
kapur menghasilkan warna cokelat, sedangkan fiksasi tunjung menghasilkan warna cokelat
kehijauan.
Pada uji pencucian, penelitian menunjukkan bahwa dengan fiksasi nilai katahanan
luntur warna meningkat. Ketahanan luntur zat warna terhadap gosokan basah mempunyai nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengan gosokan kering. Hal ini dikarenakan jika serat kain
terkena air akan menyebabkan penggembungan pada serat sehingga molekul zat warna akan
mudah keluar saat penggosokan sehingga ketahanan lunturnya lebih rendah (Prayitno, dkk.,
2014). Bahan fiksasi yang menunjukkan nilai ketahanan luntur warna terbaik terhadap uji
pencucian maupun uji gosokan adalah tawas.
Ketahanan luntur zat warna dipengaruhi oleh kestabilan senyawa kompleks yang
terbentuk saat proses fiksasi. Ketahanan luntur fiksasi tawas memberikan nilai terbaik mungkin
disebabkan oleh kuatnya ikatan pada kompleks tawas-tannin. bahwa potensi ionik atom pusat
pada tawas paling besar dibandingkan dengan tunjung dan kapur. Hal ini menyebabkan
kekuatan ikatan pada kompleks tannin-tawas lebih kuat dan senyawa kompleks yang dihasilkan
lebih stabil. Semakin stabil kompleks semakin sulit kompleks tersebut terdekomposisi
sehingga semakin baik ketahanan lunturnya.
Kesimpulan
1. Rasio kombinasi pelarut etanol 96% dan air yang optimal untuk ekstraksi tannin dari
daun sirsak adalah 1:1 dengan konsentrasi tannin yang dihasilkan sebesar 281,0 ppm
per 1000 ppm larutan ekstrak;
2. Waktu ekstraksi yang optimal untuk ekstraksi tannin dari daun sirsak adalah 2 jam
dengan konsentrasi tannin yang dihasilkan sebesar 281,0 ppm per 1000 ppm larutan
ekstrak;
3. Bahan fiksasi yang menghasilkan ketahanan luntur warna yang optimal untuk pewarna
alami daun sirsak adalah tawas. Pada uji pencucian, nilai Grey Scale (GS) akhir tawas
adalah 3 (cukup) dan nilai Stanninng Scale (SS) akhir tawas adalah 4-5 (baik). Pada uji
gosokan, nilai Stanninng Scale (SS) akhir tawas pada gosokan basah adalah 3-4 (cukup
baik) dan nilai Stanninng Scale (SS) akhir tawas pada gosokan kering adalah 4-5 (baik);
5
4. (4) Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami tekstil dengan
ketahanan luntur warna yang baik serta ramah lingkungan.

6
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL
3.1 Kegayutan antar Elemen
Keyagutan antar elemen dari jurnal yang telah saya baca yaitu menurut saya jurnal tersebut
memiliki dasar-dasar elemen yang benar adanya atau yang benar-benar terjadi dan juga
terdapat teori-teori penunjang yang dijelaskan pada jurnal tersebut. Bagian per bagian dari
jurnal ini saling berkaitan yang dimulai dari abstrak sampai dengan kesimpulan. Dan dapat
dilihat juga bahwa tujuan dan kesimpulan yang di tuliskan di dalam jurnal ini berhubungan.

3.2 Originalitas Temuan

Pada jurnal yang telah saya baca jurnal tersebut melampirkan data-data yang akurat
sehingga keoriginalitas penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan
penelitian karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para penulis dan juga didukung
oleh teori-teori dalam jurnal. Dan jika menyangkut ide, menurut saya sangat bagus karena pada
jurnal ini juga dilakukan berbagai uji, sehingga para pembaca dapat membandingkan dengan
apa pembaca membuuat pewarna alami ini agar warnanya tetap tahan lama. Dan dapat dilihat
juga bahwa jurnal ini masih sangat bagus untuk di jadikan sebagai referensi dimana pada jurnal
ini terbitnya masih sangat baru yakni masih 2017.

3.3 Kemutakhiran Masalah

Setelah saya membaca dan menganalisis jurnal tersebut dapat dikatehui bahwa penilitian
yang dilakukan mengangkat masalah yang terbaru dan akan selalu dikembangkan pada setiap
zamannya. Oleh karena itu, masalah yang uji oleh peneliti tersebut muktahir dan terbaru untuk
dikaji pada zaman sekarang. Karena masalah yang diangkat benar-benar perlu kita ketahui dan
juga sudah umum yaitu dengan menggunakan pewarna alami tekstil akan memberikan dampak
yang baik. Dan juga penelitian ini dapat di katakan mutakhir karena masalah yang di angkat
dapat berdampak ke masa depan dan juga masalah yang sangat penting untuk mengantisipasi
masalah yang lebih besar lagi ke depannya.

3.4 Kohesi dan Koherensi isi penelitian

Kohesi adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan kohesif
yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang serasi, dengan begitu dalam
jurnal ini merupakan jurnal yang baik dan penulis menggunakan penggunaan kata-kata yang
baik dan sesuai dengan ketentuan di setiap paragrap. Koherensi adalah pengaturan secara rapi

7
kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahami pesan yang dikandungnya. Jadi koherensi yang ada pada jurnal ini di buat karena
adanya masalah yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari sehingga terdapatlah sebuah ide
yang nantinya akan memecahkan masalah tersbut sehingga terbentuklah untaian-untaian
kalimat yang logis dan juga dapat dipahami oleh banyak orang. Jadi pada bagian ini, saya dapat
menyimpulkan nahwa kohesi dan koherensi dari jurnal ini sudah sangat bagus.

8
BAB IV

KELEMAHAN JURNAL

4.1 Kegayutan antar Elemen

kegayutan antar eleman dari jurnal ini sudah sangat bagus. Dapat dilihat keterkaitan topik
mulai dari abstrak sampai kesimpulan yang sejalan, sehingga padda poin ini kegayutan antar
elemen dari jurnal ini sudah sangat bagus dan bukan merupakan kekurangan dari jurnal.

4.2 Originalitas Temuan

Originalitas temuan sebenarnya sudah bagus dan juga saya sudah menempatkannya pada
bagian kelebihan dari jurnal. Tetapii meskipun demikian, lebih baiknya ide dari penulis lebih
di kembagkan lagi, misalnya dengan meneliti pengaruh warna alami daun sirsak ini terhadap
pemakaina, apakah memberikan efek tenang atau memberikan relaksasi.

4.3 Kemutakhiran Masalah

Pada poin ini saya sudah menempatkannya pada bagian dari kelebihan dari jurnal. Karena
dapat dilihat bahwa ide yang di kemukakan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama,
dan dapat menjawab masalah lingkungan maupun kesehatan untuk ke depannya. Sehingga
masalah yang diangkat sangat bagus dan mutakhir.

4.4 Kohesi dan Koherensi isi penelitian

Pada poin ini juga merepakan kelebihan dari jurnal. Sehingga poi ini bukanlah suatu
kekurangan dari jurnal. Penggunaan kata dan kalimatnya sudah sangat bagus dan juga
penggunaan pengulangan topik sangat bagus.

9
BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori

Teori yang dimuat dalam artikel ini bersifat muktakhir dan cocok dijadikan pendukung
dalam pmebelajaran karena memuat pengetahuan baru dalam bidang biologi lingkungan.
Setelah membaca jurnal ini mahasiswa menjadi banyak tahu dan menambah wawasan
mengenai berbagai uji yang dilakukan, sehingga hal tersebut dapat membuktikan kepada para
pembaca, bahwa sangat banyak teori yang di peroleh dari jurnal tersebut, dan teori tersebut
benar-benar dapat di buktikan dengan percobaan.

5.2 program Pembangunan di Indonesia

Setelah membaca dan menganalisis jurnal tersebut maka dapat diketahui bahwa implikasi
jutnal tersebut dalam program pembangunan di Indonesia sangatlah berguna dikarenakan
Indonesia adalah salah satu negara industri dan juga pemasok tekstil terbesar keenam. Dan juga
perlu di ingat bahwa pada hakekatnya tekstil tidak akan pernah tertinggal atau dengan kata lain,
tekstil akan selalu ada dimanapun. Sehingga dengan memberikan pewarna tekstil yang baik
bagi kesehatan dan lingkungan maka akan sangat memberikan dampak positif terhadap
pembangunan di Indonesia.

5.3 Analisis Mahasiswa

Setelah membaca dan menganalisis isi jurnal maka dapat dikatakan bahwa pembahasan dan
analisis yang dilakukan sangatlah berpengaruh karena berdasarkan hasil dan analisis yang telah
di tampilkan dapat dilihat bahwa penelitian yang dilakukan berhasil sehingga dapat membantu
warga Indonesia dalan melakukan cara yang telah dipaparkan sebagai salah satu cara
pewarnaan. Dan juga dengan adanya hal ini maka akn memberikan semangat dan juga daya
saing untuk mahasiswa untuk mencari lebih banyak lagi mengenai pewarna yang lebih baik
lagi misalnya yang membuat diri semakin tenang, warna yang memiliki aroma menengkan atau
yana lainnya.

10
BAB V

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Dari jurnal yang telah saya paparkan dapat dikatakan bahwa jurnal ini sangat baik dan
cocok di jadikan sebagai referensi dan juga sangat baik untuk di jadikan sebagai hal baru untuk
menggunakan prosedur yang digunakan untuk perbaikan dalam pengembangan pengetahuan
an juga wawasan. sesuai dengan konsepnya jurnal ini sangat banyak memberikan informasi
sekitar pewarna alami dari daun sirsak. Baik itu mengenai pengolahan, kandungan ataupun dari
segi manfaatnya.

6.2 Saran

Setelah membaca dan menganalisis jurnal ini, saya dapat mengambil intinya bahwa jurnal
dari sudah sangat bagus sekali. Fokus dari jurnal ini lebih ke bagaimana berbagai uji yang
dilakukan dan juga bagaimana warna yang lebih baik dan tidak mudah luntur. Jadi untuk
memperbanyak pengetahuan dan memperluas wawasan, pembaca dapat mencari jurnal dan
juga buku lain yang berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA

Chintya, Nana., Utami, Budi, (2017), Ekstraksi Tannin dari Daun Sirsak (Annona muricata
L.) sebagai Pewarna Alami Tekstil, Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 1,
Agustus 2017, e-ISSN 2549-6573. Surakarta

11

Anda mungkin juga menyukai