Anda di halaman 1dari 45

KONSERVASI

Prinsip konservasi

1. Perlindungan sistem
penyangga kehidupan
2. Pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya UU No 5 Th 1990
Tentang Konservasi
3. Pemanfaatan secara lestari SDA dan Ekosistem

sumberdaya alam hayati dan


ekosistemnya
Lima prinsip Pengelolaan Konservasi

1. Proses ekologis a dapat dikontrol


2. Tujuan dan sasaran dibuat dengan
pemahaman ekologi.
3. Ancaman dari luar dapat diminimalkan dan
manfaat dari luar dapat dimaksimalkan
4. Proses evolusi dapat dipertahankan
5. Pengelolaan bersifat adaptif dan
meminimalkan kerusakan SDA dan lingkungan
IUCN mengklasifikasikan tingkat ancaman
kepunahan terhadap hewan-hewan sebagai
berikut
Extinct in wild (EW) = punah di alam
Spesies yang hanya bertahan hidup di tempat pemeliharaan atau di lokasi penangkaran alami
namun berada diluar habitatnya dahulu.

Critically endangered (CR) = kritis


Spesies yang jumlahnya di alam tinggal sangat sedikit < 50 hewan dewasa dan terancam
kehilangan jumlahnya >50% dalam 5 tahun. Jenis ini menghadapi resiko punah di alam yang
sangat tinggi.

Endangered (EN) = dalam bahaya


Jenis yang jumlahnya di alam hanya tinggal sedikit < 250 spesies dewasa dan terancam
kehilangan jumlahnya >20% dalam 20 tahun.

Vulnerable (VU) = rawan/rentan


Jenis yang jumlahnya di alam hanya tinggal sedikit <1000 hewan dewasa dan terancam
kehilangan jumlahnya >10% dalam 100 tahun.
Near threatened (NT) = nyaris terancam
Suatu jenis hewan diklasifikasikan dalam Near threatened (NT) apabila
tidak termasuk dalam Critically endangered (CR), Endangered (EN),
Vulnerable (VU) tetapi hampir memasuki salah satu kriteria tersebut.

Least concern (LC) = tidak perlu perhatian khusus


Suatu jenis hewan diklasifikasikan dalam Least concern (LC) apabila
tidak termasuk dalam Critically endangered (CR), Endangered (EN),
Vulnerable (VU), dan Near threatened (NT).

Data deficient (DD) = kurang data


Suatu jenis yang kekurangan data atau datanya tidak cukup untuk
mengklasifikasikan tigkat kepunahan hewan tersebut.

Not evaluated (NE) = tidak dievaluasi


Suatu jenis yang belum dievaluasi jumlahnya di alam kar ena biasanya
populasinya masih sangat berlimpah.
Apa yang harus dikonservasi?

1. SPECIES
2. HABITAT/kawasan

MANAGEMENT
BIOLOGI
Ekologi
Genetika
Biogeografi
Sejarah alam

PENGELOLAAN KONSERVASI

EKONOMI MANUSIA
Ekonomi ekologi Filosofi
Budgeting Sociologi
Ekonomi sumberdaya Anthropologi
Historis
Ilmu Politik
Komunikasi
Perlindungan Sistem Penyangga kehidupan
 Perlindungan sistem penyangga kehidupan
ditujukan bagi terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang kelangsungan
kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia

 Wilayah sistem penyangga kehidupan yang


mengalami kerusakan secara alami dan/atau
oleh karena pemanfaatannya serta oleh
sebab lainnya diikuti dengan upaya
rehablitasi yang terencana dan
berkesinambungan
Pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
 Pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.  KAWASAN SUAKA
ALAM (Cagar Alam dan Suaka
Margasatwa)

 Pengawetan jenis tumbuhan dan


satwa:
(1) Yang dilindungi diatur oleh
Peraturan Pemerintah (PP)
(2) Tidak dilindungi
Kondisi
Muara Angke
jakarta utara
Pemanfaatan Secara Lestari SDA
Hayati dan ekosistemnya
 Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan
pelestarian alam (Taman Nasional dan
Taman Wisata Alam/Ekowisata)
 Pemanfaatan Jenis tumbuhan dan satwa
liar (diatur oleh PP):
a. Pengkajian, penelitian
b. Penangkaran
c. Perburuan/penangkapan
d. Perdagangan
e. Peragaan
f. Pertukaran
g. Budidaya komoditi obat-obatan
h. Pemeliharaan untuk kesenangan
FLORA DAN FAUNA KHAS INDONESIA DALAM STATUS

KONSERVASI PUNAH, PUNAH DI ALAM

LIAR,KRITIS,TERANCAM DAN RENTAN


FAUNA
Punah
1. Harimau Jawa
Penyebab kepunahnnya antara lain :
Semakin minimnya hutan tempat
tinggal harimau
Maraknya perburuan intensif pada awal abad 20an
Budaya Rampogan Jawa

Gambar:
2. Harimau bali
Harimau bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau
yang sudah punah dan pernah mendiami pulau Bali, Indonesia.
Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di
Indonesia bersama dengan harimau jawa (juga telah punah)
dan harimau sumatera (spesies terancam).
Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga subspesies; harimau
terakhir ditembak pada tahun 1925, dan subspesies ini dinyatakan punah
pada tanggal 27 September 1937. Subspesies ini punah karena
kehilangan habitat dan perburuan.[1
Penyebab kepunahannya adalah Habitat yang semakin sempit Perburuan
liar & penegakkan hukum yang lemah.
Punah di alam liar
1. Kura-kura pulau abingdon
Abingdon island tortoise atau di indonesia dikenal sebagai kura-
kura pulau abingdon termasuk salah satu binatang yang sudah
punah di alam liar.pertama,kura-kura ini sudah hampir dikira punah
di pertengahan abad ke-20.namun tiba-tiba kura-kura pulau
abingdon ini ditemukan lagi pada tahun 1971.jenis kelamin adalah
jantan
Kritis
1.Harimau sumatera
Harimau sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra di
Indonesia. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan
tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa
subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies
terpisah, bila berhasil lestari.

Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta


surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau
jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya
menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya
yangmenjadikan mereka mampu berenang cepat.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor,
terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatra.
Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar
terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap
berlangsung bahkan di taman nasional yang
seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau
terbunuh antara 1998 dan 2000.
2.Orang utan sumatera
Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap Sumatra,
sebuah pulau yang terletak di Indonesia.
Orangutan Sumatra juga lebih suka diam di pohon, hal ini
mungkin karena adanya pemangsa seperti harimau Sumatra.
Mereka bergerak dari pohon ke pohon bergelantungan
menggunakan lengannya.

Diperkirakan ada sekitar 7.300 ekor orangutan Sumatra yang


masih hidup di alam liar. Beberapa diantaranya dilindungi di
lima daerah di Taman Nasional Gunung Leuser dan lainnya
hidup di daerah yang tidak terlindungi: blok Aceh barat laut
dan timur laut, sungai Batang Toru Barat, Sarulla Timur dan
Sidiangkat. Program pembiakan telah dibuat di Taman
Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi dan Riau dan
menghasilkan populasi orangutan Sumatra yang baru.
3.Badak jawa
Badak Jawa adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu
dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus
yang sama dengan badak India dan memiliki kulit bermosaik
yang menyerupai baju baja. Badak ini lebih kecil daripada
badak India dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak
Hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm,
lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit
populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun
binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di
bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung
Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam
bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam
dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun
2007.

Berkurangnya populasi badak Jawa diakibatkan oleh perburuan


untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan
tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per
kilogram di pasar gelap
4.Komodo
Komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa
Tenggara.

Komodo hanya dapat ditemui di Indonesia, di pulau Komodo,


Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara.
Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis
pada ketinggian rendah. Komodo adalah binatang yang
penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan
berkembang biak.

Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada
jarak yang pendek, berenang dengan sangat baik dan mampu
menyelam sedalam 4.5 meter, serta pandai memanjat pohon
menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa
yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan
kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang.
Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih
hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di
pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili
Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin
sekitar 2.000 ekor). Meski demikian, ada keprihatinan
mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya
itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan
dapat berbiak. Pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia
menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk
melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di
beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar.
Terancam
1. Bekantan
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan
pantai di pulau Kalimantan. Spesies ini menghabiskan sebagian
waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok
yang berjumlah antara 10 sampai 32 kera. Bekantan juga dapat
berenang dengan baik.

Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari kera lainnya


adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di
spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan adalah
untuk menarik perhatian kera betina, karena Kera betina lebih
memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang
terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi
habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di
dalam IUCN Red List.

2.Maleo
Tidak semua tempat di Sulawesi bisa ditemukan maleo. Sejauh ini,
ladang peneluran hanya ditemukan di daerah yang memliki sejarah
geologi yang berhubungan dengan lempeng pasifik atau Australasia.
[1] Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan

tropis dataran rendah pulau Sulawesi khususnya daerah


Sulawesi Tengah, yakni di daerah Kabupaten Sigi (Desa Pakuli dan
sekitarnya) dan Kabupaten Banggai.[6] Populasi maleo di Sulawesi
mengalami penurunan sebesar 90 %.
semenjak tahun 1950-an.[9] Berdasarkan pantauan di
Tanjung Matop, Tolitoli, Sulawesi Tengah, jumlah
populasi dari maleo terus berkurang dari tahun ke tahun
karena dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus diburu
oleh warga.[4]
Rentan
1.Merak hijau
Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa, nama ilmiahnya
Pavo muticus adalah salah satu burung dari tiga spesies
merak. Seperti burung-burung lainnya yang ditemukan di
suku Phasianidae, Merak Hijau mempunyai bulu yang indah.
Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan
dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai
300cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang.
Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu
ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor
dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata.
Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.
Namun karena banyaknya habitat hutan yang hilang dan
penangkapan liar yang terus berlanjut, serta daerah dimana
burung ini ditemukan sangat terpencar, Merak Hijau
dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List.
Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
2.Kasuari
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam
suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari
yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan
pegunungan di pulau Irian. Kasuari Gelambir-ganda adalah
satu-satunya spesies burung kasuari yang terdapat di
Australia.
Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang
membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di
hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari
mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam
Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan
berwarna lebih terang daripada jantan.
Gambar dari burung kasuari :
FLORA
Punah di alam liar
1.Mangga Kasturi (Mangifera casturi).
Tumbuhan yang menjadi maskot (flora identitas)
provinsi Kalimantan Selatan ini dinyatakan
telah punah in situ (Extinct in the Wild) oleh
IUCN Redlist. Varietas mangga ini dikenal
masyarakat Kalimantan Selatan dengan
sebutan kasturi, cuban / kastuba dan asem
pelipisan / palipisan.
Dari 31 jenis marga Mangifera yang ditemukan
di Kalimantan, 3 jenis diantaranya
bersifat endemik. Berdasarkan keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989
tentang identitas flora masing-masing
propinsi, tumbuhan Mangifera
casturi ditetapkan menjadi
identitas flora propinsi Kalimantan Selatan.
Kritis
1.Kantung semar
Merupakan Jenis Tanaman Langka karnivora Sewaktu daun
masih muda, Kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup.
Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan
berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih
muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang
mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan
lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap
merebut makanan yang sudah ia peroleh.
2.Diskripsi Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica).
Pohon kapur mempunyai ukuran yang besar dan tinggi.
Diameter batangnya mencapai 70 cm bahkan 150 meter
dengan tinggi pohon mencapai 60 meter. Kulit pohon
berwarna coklat dan coklat kemerahan di daerah dalam.
Pada batangnya akan mengeluarkan aroma kapur bila
dipotong.

Daun Kapur tunggal dan berseling, memiliki stipula di sisi


ketiak, dengan permukaan daun memngkilap, dan tulang
daun sekunder menyirip sangat rapat dengan stipula
berbentuk garis dan sangat mudah luruh. Bunga berukuran
sedang, kelopak mempunyai ukuran sama besar,
mempunyai mahkota bunga elips, mekar, putih berlilin, dan
memiliki 30 benang sari. Pohon Kapur memiliki buah agak
besar, mengkilap, dan bersayap sebanyak 5 helai.
Tanaman Kapur (Dryobalanops aromatica) tumbuh di
hutan dipterocarp campuran hingga ketinggian 300
meter dpl. Persebaran tumbuhan langka ini mulai dari
Indonesia (pulau Sumatera dan Kalimantan) dan
Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, dan
Serawak).
Terancam
1. Kokoleceran /resak banten
Kokoleceran merupakan pohon yang mampu mencapai tinggi
hingga 30 m. Pada bagian batang yang muda memiliki bulu-bulu
halus dan lebat. Daun Kokoleceran menjorong atau melanset,
dengan tangkai daun yang panjangnya mencapai 2.2 cm.
Perbungaannya malai dan terdapat di ujung daun atau di ketiak
daun. Bunga kokoleceran panjangnya mencapai 7 cm. Buah
tanaman endemik ini agak bulat dan mempunyai tangkai yang
pendek sekitar 5 mm panjangnya. Pada buahnya terdapat biji
yang berdiameter mencapai 1 cm.
Pohon Kokoleceran (Vatica bantamensis) merupakan tanaman
endemik yang hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon.
Cara perkembangbiakan pohon misterius ini adalah dengan
biji. Tanaman ini berkerabat dekat dengan Resak Hiru (Vatica
rassak) Yang batangnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan dan pembuatan kapal.
Populasi tumbuhan yang menjadi flora identitas provinsi
Banten ini sampai sekarang masih misterius dan tidak
diketahui dengan pasti. Yang pasti IUCN Redlist
memasukkan Kokoleceran (Vatica bantamensis) dalam
status konservasi “Terancam” (EN; Endangered).

Gambar dari kokoleceran :


Rentan
1.Kalapia
Kalapia celebica (kalapi)Pohon mencapai tinggi 40 meter,
mempunyai banir. Kulit batang beralur agak kasar dan
berwarnakecoklat-coklatan. Daun majemuk menyirip, jumlah
anak daum 2-5 dan saling bersilang. Anak daunberbentuk
lanset sampai lonjong, perbunggan berbentuk malai di ketiak
atau didekat ujung ranting.Mahkot bunga berwarna kuning.

Buah berbentuk polong, pipih berwarna cokelat kemerahan


danapabila masak pecah. Berbiji 1-3 dan berbentuk
menyerupai cakram. Kayunya untuk bahan kontruksiringan dan
bahan pembuatan perahu. Tumbuh di hutan hujan tropika
dekat pantai sampai denganketinggian 500 mdpl, tetapi pada
umumnya tumbuh pada ketinggian 100 mdpl. Daerah
penyebarannya sangat terbatas dan merupakan tumbuhan
endemik sulawesi selatan.
2. Ebony Makassar (Diospyros celebica),
Ebony Makassar adalah spesies pohon berbunga dalam
keluarga Ebenaceae yang endemik di pulau Sulawesi di
Indonesia .
Diospyros Celebica adalah nama kayu hitam yang berasal
dari sulawesi selatan dari spesies eboni (Ebenaceae).
Anggotanya di seluruh dunia mencapai sekitar 450-500
spesies pohon dan perdu yang selalu hijau atau sebagian
ada pula yang menggugurkan daun. Kebanyakan tumbuhan
ini berasal dari daerah tropis, dan hanya beberapa spesies
yang tumbuh di daerah beriklim sedang.Tetapi jenis kayu
hitam ini berbeda dengan spesies kayu hitam yang ada di
seluruh dunia. Diospyros Celebica memiliki ciri khas yaitu
Pohon yang lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40
m. Diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1 m. Kulit
batangnya beralur, mengelupas kecil-kecil dan berwarna
coklat hitam. Pepagannya berwarna coklat muda dan di
bagian dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan.
Daun tunggal terletak berseling, berbentuk jorong
memanjang, dengan ujung meruncing, permukaan
atasnya mengkilap, seperti kulit dan berwarna hijau tua,
permukaan bawahnya berbulu dan berwarna hijau abu-
abu.enis ini hanya terdapat di Sulawesi di hutan primer
pada tanah liat, pasir atau tanah berbatu-batu yang
mempunyai drainase baik, dengan ketinggian mencapai
600 m dpl. Secara alami, kayu hitam Sulawesi ditemukan
baik di hutan hujan tropika maupun di hutan musim.
Upaya pelestarian makhluk hidup
 Usaha manusia untuk pelestarian keanekaragaman hayati

Pelestarian sumber daya alam hayati :

 In-situ adalah usaha pelestarian sumber daya alam hayati


yang dilaksanakan di habitat aslinya.
 Ex-situ adalah usaha pelestarian sumber daya alam hayati
yang dilaksakan dengan memindahkan individu yang
dilestarikan dari tempat tumbuh aslinya untuk dipelihara di
tempat lain
 Kebun plasma nutfah
 Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu rendah
Angrowisata merupakan tempat pemeliharaan tanaman
sekaligus sebagai tempat rekreasi keluarga
Cagar alam
Cagar alam adalah kewasan suaka alam yang mempunyai
ciri khas tumbuhan, satwa, dan ekosistem yang
perkembangannya diserahkan kepada alam.
Suaka margasatwa
Merupakan tempat perlindungan hewan-hewan yang hampir
punah, sehingga hewan dapat hidup dan berkembang baik
tanpa ada yang mengganggu.
Piala adipura merupakan penghargaan bertaraf nasional yang
diberikan kepada:
(a) Kota-kota terbersih di Indonesia
(b) Daerah-daerah yang telah berhasil membuat laporan neraca
kependudukan dan lingkungan hidup daerah (NKLD).
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai