Anda di halaman 1dari 45

Praktikum Mesin-Mesin Listrik

DAFTAR ISI
Praktikum I : Konstanta Transformasi .................................................

Praktikum II : Transformator dengan Sisi Sekunder Terhubung Seri


dan Paralel .......................................................................

Praktikum III : Hubung Singkat .............................................................

Praktikum IV : Teknik Pengasutan Star-Delta Motor Induksi 3 Fasa ....

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM I
KONSTANTA TRANSFORMASI

I. TUJUAN
Menghitung perbandingan antara :
 Belitan primer dan belitan sekunder.
 Tegangan primer dan tegangan sekunder.
 Arus primer dan arus sekunder.
 Tegangan induksi primer dan tegangan induksi sekunder.
Yang disebut dengan konstanta transformasi ialah a
Menghitung parameter rangkaian transformator beban nol.

II. ALAT –ALAT YANG DIGUNAKAN


 Power Supply 189
 Transformator Trainer TT 179
 Transformator Dissectable TT 179
 Load Unit LU 178
 Kabel Penghubung

III. DASAR TEORI


Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektro
magnet.
Pada dasarnya transformator terdiri dari dua atau lebih kumparan yang
terhubung secara magnetik seperti pada gambar 1.1.1. Bila diantara kumparan
primer diberi sumber tegangan bolak-balik dan menghasilkan tegangan induksi
primer yang amplitudonya bergantung pada regangan primer dan jumlah lilitan.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 1.1.1 Rangkaian magnetik Transformator

Fluks bersama yang terjadi akan menghubungkan kumparan primer dan


sekunder secara magnetik. Pada kumparan sekunder juga akan terjadi tegangan
induksi dan tegangan sekunder. Dengan jumlah lilitan primer dan sekunder
tertentu, kita akan dapatkan tegangan sekunder yang diharapkan.
Dengan dihubungkan pada sumber tegangan arus searah, maka sebagian dari
garis gaya tadi akan melalui inti (kern) dari kumparan yang kedua dan di dalam
elektromagnit ini akan terjadi GML/GGL dari induksi tadi. Pada kejadian ini alat
ukur melakukan penyimpangan sesaat saja, karena garis gaya tidak mengadakan
perubahan sehingga jarum kembali ke sikap 0.
Sewaktu lingkaran elektromagnit 1 diputuskan, maka elektromagnit 2 akan
mendapat pengurangan garis gaya dan jarum alat ukur akan melakukan
penyimpangan / petunjuk dalam arah yang berlawanan.Umumnya gejala yang
semacam ini disebut sebagai induksi timbal balik yang hanya akan timbul dalam
rangkaian arus searah saat menghubungkan dan memutuskan rangkain tersebut
Alat untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik. Prinsip kerjanya
berdasarkan pemindahan daya/energi listrik dari kumparan primer ke kumparan
sekunder dengan cara induksi.
Trafo umum :
V2 V
 1
N 2 N1
Trafo :
a. Step Up : V2 > V1
b. Step Down : V1 > V2
Transformator ideal :

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

P in = P out atau V1I1 = V2I2


V1 I 2

V2 I1
Transformator tak ideal :
P in  P out

3.1 Macam-macam Trafo berdasarkan kegunaannya

a. Step down trafo


Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor
AC-DC.

N primer N sekunder
b. Step up trafo
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder
lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

N primer N sekunder
c. Trafo pembalik fasa
trafo ini mempunyai fungsi sebagai pembalik fasa, banyak digunakan pada
rangkaian penguat suara yaitu padadaerah penguat frekuensi rendah. Trafo
ini biasanya dinamai trafo input, trafo ini mempunyai ciri khas yaitu
mempunyai center tap CT.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

d. Trafo saringan
Trafo ini mempunyai tugas sebagai penyaring atau pemblokir sinyal
frekuensi tinggi. Rangkaian ini banyak sekali digunakan pada pemancar
televisi.
e. Auto trafo
Tugasnya sama seperti trafo biasa yang terdiri dari gulungan primer dan
sekunder , hanya bedanya trafo ini bekerja secara langsung. Trafo ini
banyak sekali digunakan pada trafo frekuensi rendah, atau dapat juga kita
gunakan dalam frekuensi tinggi. Misalnya dapat kita jumpai pada
rangkaian sumber daya di mana trafo ini biasanya disebut kumparan
peredam.
f. Trafo resonansi
Trafo resonansi ialah gulungan kawat yang mempunyai fungsi sebagai
lingkaran getaran bersama-sama dengan rangkaian kondensator. Oleh
karena itu rangkaian ini sering disebut dengan rangkaian LC. Pada
lingkaran getaran banyak sekali kita jumpai rangkaian ini. Bila digunakan
untuk frekuensi tinggi, maka tidak diperkenankan menggunakan inti besi
dan sebagai gantinya digunakan inti ferit namanya.
Rangkaian LC biasa juga disebut spoel antenna atau osilator.

3.2 Keadaan Transformator Tanpa Beban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber


tegangan V1 yang sinusoid, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoid
dan dengan menganggap belitab N1 reaktif murni, I0 akan tertinggal 90o dari
V1. Arus primer I0 akan menimbulkan fluks (Φ) yang sefasa dan berbentuk
sinusoid.
Φ = Φ maks sin t
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (hukum
Faraday)

e1 = -N1 dt

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 1.1.2 (a) Transformator dua belitan. (b) diagram pasor

d(Φmaks sin ώt)


e1 = -N1 dt

= -N1 Φ maks cos ώt (tertinggal 90o dari)

Harga Efektif :
N1 .2π.f.∅maks
E1 = √2

= 4,44 N2 f ∅maks
Pada rangkaian sekunder fluks bersama tadi menimbulkan :
d∅ d∅
e1 = −N1 dt = e2 = −N2 dt

e1 = −N2 ∅m cosωt
E2 = 4,44 N2 f ∅ maks
E1 N1
Sehingga = N2
E2

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan fluks bocor,


E1 N1 V1
= N2 = V2 = a
E2

Dimana : a = konstanta Transformasi

Jika daya masukan sama dengan daya keluaran maka :


I1 V1 = V2 I2
V1 I2
= I1 = a
V2

Pada Keadaan transformator tak berbeban, arus tanpa beban memiliki


komponen berikut:

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

1. Arus penguatan, arus yang aktif, yang dapat menimbulkan rugi-


rugi besi, disebut arus rugi besi Ic
2. Arus yang timbul karena adanya inti besi, dimana menimbulkan
arus eddy dan arus histerisis yang dikenal sebagai arus magnetisasi Im yang
merupakan jumlah dari arus eddy dan arus histerisis. Yang menimbulkan rugi
tembaga (Cu).
Arus Ic berhimpit dengan tegangan primer Im berhimpit dengan fluksi.
Jumlah vektor kedua komponen arus ini = Io.
Io = √Im2 + Ic2
𝐼𝑚 = 𝐼𝑜 sin ∅𝑜
𝐼𝑐 = 𝐼𝑜 cos ∅𝑜

Gambar 1.1.3 diagram fasor


Jadi perlu diingat :
1) Arus primer Io pada keadaan tidak berbeban jauh lebih kecil
daripada keadaan berbeban
2) Pada keadaan tak berbeban Io kecil, maka rugi Cu pada primer
diabaikan, jadi rugi pada praktisnya hanya rugi-rugi besi
3) Suatu hal yang prinsipiil bahwa rugi besiyang menentukan
pergeseran vektor arus, maka dikenal sebagai sudut memberi histerisis
Konstanta Transformasi yang telah kita peroleh sebelumnya :

E1 E1 I2 V1
a= = = =
E2 E2 I1 V2

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Dapat digunakan untuk mengklasifikasikan transformator menjadi:


a. Jika N1<N2 , berarti a > 1 , maka transformator tersebut dinamakan
transformator “Step UP” yang berfungsi menaikan tegangan
b. Jika N1>N2 , berarti a < 1 , Maka transformator tersebut dinamakan
transformator “step down” yang berfungsi menurunkan tegangan.

Untuk Transformator ideal pada keadaan tidak berbeban, V1= E1 dan E2 =


V2 ; dimana V1 dan V2 adalah tegangan ujung-ujung transformator. Arah
vektor E1 dan E2 berlawanan dengan arah vektor V1 atau V2.

3.3 Keadaan Transformator Berbeban

Apabila kumparan sekunder dihungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada


kumparan sekunder,
𝑉2
𝐼2 =
𝑍𝐿
Dengan Θ2 = faktor kerja beban

Gambar 1.1.4 Transformator Berbeban


Arus beban I2 akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang
cenderung menentang fluks ( ) bersama yang telah ada akibat arus. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus
I’2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2 hingga
keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi:
I1 = Io + I’2
Bila rugi besi diabaikan (Ic diabaikan) maka Io = Im

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

I1 = Im + I’2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan
oleh arus kemagnetan Im saja, berlaku hubungan :
N1 Im = N1 I1 – N1 I2
N1 Im = N1 (Im + I’2) – N2 I2
Sehingga :
N1 I’2 = N2 I2
Karena nilai Im dianggap kecil maka I’2 = I1
Jadi N1 I1 = N2 I2
N2 I1
Atau = I2 = a
N1

Untuk transformator ideal pada belitan-belitannya tidak ada tahanan, tapi


trafo sebenarnya selalu ada tahanan pada belitan-belitan primer dan sekunder.
Akibat dari tahanan ini, maka timbul jatuh tegangan dalam belitan-belitannya,
yaitu:
1. Pada ujung sekunder vektor tegangan V2 lebih kecil daripada EMF
induksi sekunder E2 sebesar I2R2, dimana R2 tahanan belitan sekunder
maka V2 = E2 – I2R2.
2. Pada ujung primer vektor tegangan V1 lebih besar daripada EMF
induksi E1, sebesar I1R1, dimana R1 tahanan belitan primer, maka E1 =
V1 – I1R1.

3.4 Rangakaian Ekivalen

Dalam pembahasan sebelumnya tahanan dan fluks bocor diabaikan.


Berikut jika keduanya tidak diabaikan. Tidak semua fluks yang dihasilkan oleh
arus kemagnetan Im merupakan fluks bersama ( ), sebagian hanya
mencakup kumparan primer ( ) atau kumparan sekunder saja ( ). Dalam
rangkaian ekuivalen adanya fluks bocor dan ditunjukkan sebagai
reaktansi X1 dan X2 sedangkan rugi tahanan ditunjukkan dengan R1 dan R2.
Dari model rangkaian, dapat diketahui hubungan penjumlahan vektor:
V1 = E1 + I1R1 + I1X1

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

E2 = V2 + I1R1 + I2X2
𝐸1 𝑁1
= 𝑁2 = 𝑎
𝐸2

E1 = a E2

Gambar1.1.5 rangkaian ekivalen


Hingga E1 = a (I2 ZL + I2 R2 + I2 X2)
Karena
I'2 N2 1
= N1 = a atau I2 = a I’2
I2

Maka E1 = a2I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2


Dan
V1 = a I’2 ZL + a I’2R2 + a I’2 X2 + I1R1 + I1X1
Persamaan terakhir mengandung pengertian, apabila parameter rangkaian
sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan
dengan faktor a2. Sehingga bentuk penyederhanaan rangkaian menjadi:

Gambar1.1.6 rangkaian ekuivalen

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar

Gambar 1.2 Rangkaian Percobaan Transformasi

2. Beri tegangan sumber bolak – balik pada belitan primer dengan hubungan
kumparan primer seperti dalam table data.

Catat hasil pengukuran ke dalam table hasil percobaan.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

V. DATA PERCOBAAN

Hub. Hub.
No V1 I1 V2
Primer Sekunder
1 AB DE
2 AB FG
3 AB DG
4 BC DE
5 BC FG
6 BC DG
7 AC DE
8 AC FG
9 AC DG

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM II

TRANSFORMATOR
DENGAN SEKUNDER TERHUBUNG SERI DAN PARALEL

I. TUJUAN

Melihat perubahan tegangan keluaran transformator pada saat


kumparan sekundernya terhubung seri dan paralel.

II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


 Power supply 189
 Transformator trainer TT 179
 Transformator dissectable TT 179
 Load Unit LU 178
 Kabel penghubung

III. TEORI DASAR


Jika bagian sekunder transformator dihubungkan secara seri atau
dihubungkan secara paralel dan dibebani maka akan terjadi perubahan
tegangan dan arus keluarannya.
Dalam praktikum ini digunakan dua buah kumparan sekunder yang
mempunyai jumlah lilitan yang sama. Pertambahan beban pada suatu saat
menghendaki adanya kerja paralel diantara transformator. Tujuan utama
kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan
kVA masing – masing transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih
dan pemanasan lebih.
Dalam menghubungkan sekunder transformator secara paralel yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Jumlah lilitan kumparan sekunder yang akan diparalel harus sama, jika
tidak akan terjadi arus sirkulasi yang mengalir pada kumparan sekunder.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

2. Polaritas tegangannya harus sama agar tidak terjadi pembebanan lebih


pada salah satu kumparan sekundernya.
Bila hal ini tidak dipenuhi, akan terjadi panas pada trafo yang
mempunyai polaritas yang searah dengan arah arus beban.
Perhatikan gambar berikut ini :

60 V 60 V 30Ω

120 V

60 V

Paralel connection

60 V 120 V

120 V

60 V

Seri connection

Gambar 2.3.1 Hubungan Paralel dan Seri

Jika kita berikan tegangan masuk sebesar 120V dipasang beban


seperti pada gambar maka masing-masing sekundernya akan mengalirkan
arus sebesar 2A. Pada hubungan paralel tegangan keluarannya sebesar 60V
tetapi arus yang mengalir sebesar 4A. Dan jika sekundernya dihubung secara
seri arus yang mengalir sebesar 2A sedangkan tegangan keluarannya
menjadi 120V.
Seperti pada gambar jika kita berikan tegangan pasok sebesar 120
Volt dipasang beban, maka masing-masing sekundernya mengalirkan arus
sebesar 2 Ampere. Pada hubungan secara paralel, tegangan keluarnya
sebesar 60 Volt, tetapi arus yang mengalir sebesar 4 Ampere. Dan jika
sekundernya dihubungkan secara seri, arus yang mengalir sebesar 2 Ampere,
sedangkan tegangan keluarannya menjadi 120 Volt.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Transformator Ideal

Gambar 2.3.2 Transformator Ideal

Transformator ideal adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Dalam transformator ideal, tegangan induksi di gulungan
sekunder (V s) adalah sebanding dengan tegangan primer (V p)Jika kumparan
sekunder terpasang ke beban yang memungkinkan arus mengalir, daya semu
diinduksi dari rangkaian primer ke sirkuit sekunder. Mengabaikan kerugian, daya
input jelas harus sama dengan output daya jelas memberikan persamaan trafo
ideal

Untuk maksud tersebut diperlukan beberapa syarat:


1. Perbandingan tegangan harus sama

Rating tegangan transformator keduanya harus identik, dengan kata lain


perbandingan transformator hendaknya sama. Jika perbandingan tidak
sama, maka teganganinduksi pada kumparan sekunder masing-masing
transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

pusar pada kumparan sekunder, ketika transformator dibebani. Arus ini


menimbulkan panas pada kumparan tersebut.
2. Polaritas Transformator harus sama
3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama.

Dari persamaan rangkaian ekuivalen diketahui bahwa:


V1 = Z1 Zek + V’2
Dua Transformator yang diparalelkan dapat digambarkan sebagai berikut:
I1 Total = I1A + I1B
Karena
I1 total = I1A + I1B
Maka untuk keadaan beban penuh:
V1 – V’2 = I1A Z1A = I1B Z1B
I1B Z1B

I1 Total

I2B Z2B
V1 V’2

Gambar 2.3.3 rangkaian ekuivalen

Persamaan diatas mengandung arti, agar transformator membagi beban


sesuai kemampuan KVA-nya, sehingga tegangan impedansi pada keadaan
beban penuh, kedua transformator tersebut harus sama (I1A x Z1A) = I1B x
Z1B . dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua transformator tersebut
mempunyai impedansi per unit (pu) yang sama.
4. Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama .
jika perbandingan R/X sama, kedua Transformator tersebut akan
bekerja pada faktor kerja yang sama.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

A. HUBUNGAN SERI
1. Susun rangkaian seperti pada gambar 2.4!
2. Hubungkan sekunder transformator secara seri!
3. Buatlah rangkaian dari LU 178 ke TT 179 seperti gambar!
4. Hidupkan power supply dan naikkan tegangan PS 189!
5. Atur switch beban LU 178 sesuai dengan data!
6. Baca V1, I1, V2, I2 dan catat!
7. Matikan switch TT 179 dan PS 189!

Gambar 2.4.1 Rangkaian Percobaan Transformator Dengan Sisi Sekunder


Terhubung Seri

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

B. HUBUNGAN PARALEL
1. Susun rangkaian seperti pada gambar 2.4!
2. Hubungkan sekunder transformator secara paralel!
3. Buatlah rangkaian dari LU 178 ke TT 179 seperti gambar!
4. Hidupkan power supply dan naikkan tegangan PS 189!
5. Atur switch beban LU 178 sesuai dengan data!
6. Baca V1, I1, V2, I2 dan catat!
7. Matikan switch TT 179 dan PS 189.

Gambar 2.4.2 Rangkaian Percobaan Transformator Dengan Sisi Sekunder


Terhubung Paralel

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

V. DATA HASIL PERCOBAAN


A. Hubungan seri (EF dihubungkan)

Hub. R/Beban
No V1 I1 V2 I2
Primer
1 AB No Load
2 AB
3 AB
4 BC
5 BC
6 BC
7 AC
8 AC
9 AC

B. Hubungan paralel (DF dan EG dihubungkan)


Hub. R/Beban
No V1 I1 V2 I2
Primer
1 AB No Load
2 AB
3 AB
4 BC
5 BC
6 BC
7 AC
8 AC
9 AC

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM III
TRANSFORMATOR HUBUNGAN SINGKAT

I. TUJUAN
 Menentukan konstanta hubung singkat : R1dan X1
 Menggambarkan rangkaian ekivalen

II. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Power Supply 189
 Transformator Tainer TT 179
 Transformator Dissectable TT179
 Kabel Penghubung

III. TEORI DASAR


Dengan pengukuran tegangan Vhs, arus Ihs, dan daya Phs, akan dapat
dihitung parameter :
Phs
Rek 
I hs 2
Vhs
Z ek   Rek  jX ek
I hs

X ek  Z ek2  Rek2

Rangkaian pengujian transformator hubung singkat yang


disederhanakan seperti diperlihatkan pada gambar berikut :
A W

V A

Short Circuit Test

Gambar 3.1. Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat


Gambar 3.3.1 Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat
Yang Disederhanakan

yang Disederhanakan

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Pengertian dari hubung singkat merupakan impedansi beban ZL


diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek + jXekyang
membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar
tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak
melebihi arus nominal. Harga I0 akan relatif kecil bila dibandingkan dengan
arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.
rangkaian ekivalen dari percobaan hubung singkat diperlihatkan
seperti pada gambar 2 berikut ini, dengan mengabaikan rugi-rugi intinya.
2 2
 T1   T1 
  R2   X 2
 T2   T2 
2
T 
R1’ = R1 +  1  R2
 T2 
2
T 
X1’ = X1 +  1  X 2
 T2 
Rangkaian ekivalen dapat digunakan untuk percobaan yang dianggap
ideal.Suatu trafo ideal tidak terdapat adanya rugi-rugi (losses) yaitu pada
belitannya tidak mempunyai tahanan ohmic sehingga tidak terdapat
magnetik bocor dan tidak ada I2.R serta rugi-rugi inti trafo ideal ini secara
praktis tidak memungkinkan dapat di realisasikan.

T1 T2

T1 T2

Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat


Gambar 3.3.2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Dengan R1 adalah elemen ressistansi total dengan membawa elemen


rangkaian sekundernya ke primer. Dan X1 adalah elemen reaktansi total
dengan membawa elemen reaktansi sekunder ke primer.
R1 dan X1diperoleh dengan cara sebagai berikut :
P1 = I12 R1
Maka
P1
R1 = … (1)
I1
Impedansi total :
V1
Z1 =  R1 2   X 1 2 … (2)
I1
Sehinga :

X1 = Z1 2  R1 2 … (3)

Pengukuran Hubung Singkat


Hubung singkat berarti impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol
sehingga hanya impedansi Zek = Rek + jXek yang membatasi arus. Karena
harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan masuk (Vh.s)
cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.
Hingga Io akan relative kecil bila dibandingkan dengan arus nominal,
sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.
Pada pengukuran ini, yang dihubung singkat adalah kumparan yang
mempunyai tegangan rendah ( perhatikan gambar 3.1.3)
P X ek
Rek

V I sc A

Gambar 3.3
Gambar 3.3.3

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Hasilpengukuraninidiperoleh :
Wsc
Req1 
I1sc 2
Vsc
Z ek1   sc
I1sc

Z eq1  R   X 
eq1
2
eq1
2

Wsc  Vsc  I1sc  Cos sc


Dimana :
Req1 = hambatan ekivalen patokan primer
Xeq1 = reaktansi ekivalen patokan primer
Zeq1 = impedansi ekivalen patokan primer
Vsc = jatuh tegangan pada kumparan primer dan sekunder
Wsc = power cooper loos kumparan primer dan sekunder
Power cooper loos kumparan primer dan sekunder berturut – turut
adalah :
(Pcu)1 = (I1)sc2R1
(Pcu)2 = (I2)sc2R2
Dengandemikian power cooper loos total adalah :
Wsc = Pcu = (Pcu)1 + (Pcu)2
= (I1)sc2 . R1 + (aI1sc)2 . R2
= (I1)sc2 . (R1 + a2 . R2)
Wsc = Pcu = (I1)sc2 . (Req)1
Wsc
(I1)sc2 =
Req1

Oleh karena (I2)sc = a (I1)sc, maka Wsc dapat juga ditulis :


Wsc = Pcu = I2sc2 (Req)2
Dengan tegangan primer tetap dan tegangan sekunder berubah – ubah,
persentase regulasi dapat juga dihitung :

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

% Regulasi = % Isc . Req1 . Cos θ ± % Isc .Xeq1 .Sin θ +


%.I sc . X eq1 .Cos  % I sc .Req1 .Sin 
2

200
Dimana :
Tanda (+) untuk power factor lagging
Tanda (–) untuk power factor laeding
Wsc
% Isc2.Req1 =  100
KVA Rated
Vsc
% Isc.Zeq1 =  100
V primer rated

% Isc.Xeq1 = %.I sc .Z eq1   %.I sc .Req1   100


2 2

Hal – hal yang perludiperhatikanpadapengukuranhubungsingkatadalah:


a. Tegangan yang diberikanpadakumparan primer (tegangantinggi) diambil
 5% daritegangannominalnya.
b. Arus hubung singkat sama dengan arus beban penuh kumparan primer
dan sekunder.
c. Power cooper loos akanterbaca 3% dari cooper loos trafo.
Catatan : total cooper loos = (I1)bp2 . Req1 = (I2)bp2 . Req2
Transformator atau trafo adalah bagian dari peralatan static
(stasioner) dengan menggunakan daya listrik pada suatu rangkaian yang di
transformasikan ke daya listrik pada rangkaian lain dengan frekuensi yang
sama prinsip kerjanya berdasarkan induksi bersama antara dua rangkaian
yang dihubungkan secara fluksi magnetik. Transformator pada prinsip
induksi elektrimagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik
(AC) antara dua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama besar .
Pada trafo terdiri dari lilitan induktif yang terpisah secara listrik
tetapi terhubung secara magnetik melalui lintasan magnetik pada induktansi
rendah. Dimana pada masing-masing lilitan mempunyai induktansi bersama
yang tinggi (M).Koefisien induktansi bersama antara dua lilitan

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

didefisinikan sebagai weber-lilitan pada satu lilitan disebabkanoleh arus sutu


amper pada lilitan lainnya.
Elemen utama suatu trafo terdiri dari dua lilitan (belitan) yaitu lilitan
sisi primer sebagai input trafo dan lilitan sisi sekunder sabagai output trafo.
Dimana masing-masing sisi lilitan mempunyai induktansi bersama dan inti
yang terdiri dari lapisan-lapisan lempengan baja pada masing-masing sisi
isolasi terhadap satu sama lainnya.
Pada semua tipe trafo, inti terbuat dari lapisan-lapisan lempeng baja
guna mendapatkan kontinuitas lintasan magnetik dengan celah udara yang
minimum. Baja yang digunakan dengan kadungan silikon tinggi untuk
mendapatkan permeabilitas tinggi dan rugi-rugi (susut) yang rendah
Susut arus eddy dapat di minimisasi dngan cara membuat lapisan-
lapisan lempeng baja pada inti. Tebal lempengan lapisan baja pada inti
bervariasi dari 0,35 mm untuk frekuensi 50 Hz hingga 0,50 mm untuk
frekuensi 25 Hz.
Dua belitan dikatakan mempunyai induktansi bersama 1 Henry, jika
arus satu amper mengalir pada satu lilitan menghasilkan fluksi
lingkupsebesar 1 wbr-lilit pada lilitan lainnya.
Bila suatu lilitan dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik maka
fluksi magnetik timbul pada lapisan-lapisan inti yang melingkupi lilitan
laiannya fluksi ini akan menghasilkan ε.m.f induksi secara bersama-sama,
sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik faraday.
Bila diantara kumparan primer diberi sumber tegangan bolak-balik
akan timbul fluks bolak-balik dan menghasilkan tegangan induksi primer
yang amplitudonya bergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitannya.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian
listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi electromagnetik. Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang
terpisah satu sama lain, yang dibelitkan pada inti yang sama.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder


dengan perantara garis gaya magnet ( flux magnet ) yang dibangkitkan oleh
aliran listrik yang mengalir melalui kumparan sekunder.
Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan
sekunder, flux magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus
berubah – ubah. Maka untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir
melalui kumparan primer haruslah aliran listrik bolak – balik.
Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber listrik AC, pada
kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet bersama yang juga bolak –
balik. Adanya flux magnet bersama ini, pada ujung-ujung kumparan
sekunder timbul gaya gerak listrik induksi sekunder yang mungkin sama,
lebih tinggi, atau lebih rendah dari gaya gerak listrik primer. Hal ini
tergantung pada perbandingan transformasi kumparan transformator
tersebut.

1. Transformasi Impedansi
Transformasi Delta (Δ) ke Bitang (Y) merupakan suatu perubahan
formasi dari susunan impedansi berbentuk Delta diubah menjadi berbentuk
Bintang, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam menghitung impedansi
totalnya. formasi Delta (Δ ) ke bintang (Y), seperti ditunjukkan pada gambar
2.15 berikut ini

Gambar 2.15. Formasi Impedansi Delta (Δ) dan


Bintang (Y)
(a) Impedansi formasi Delta (Δ)
(b) Impedansi formasi Bintang (Y)

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Persamaan transformasi dari delta ke bintang adalah:

2 Transformasi Bintang (Y) ke Delta (Δ)


Transformasi Bintang (Y) ke Delta (Δ) merupakan suatu perubahan formasi dari
susunan impedansi berbentuk Bintang diubah menjadi berbentuk Delta, formasi
Delta (Δ ) ke bintang (Y), seperti ditunjukkan pada gambar 2.16 berikut ini

Gambar 2.16. Formasi Impedansi Bintang (Y) dan


Delta (Δ)
(a) Impedansi formasi Bintang (Y)
(b) Impedansi formasi Delta (Δ)

Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga


Gangguan pada sistem tenaga terdiri dari dua jenis
yaitu :
1. Gangguan Nonsimetris

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

a. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (LGnd)


b. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah (LL-Gnd)
c. Gangguan hubung singkat dua fasa (L-L)

2. Gangguan Simetris
a. Gangguan hubung singkat tiga fasa (L-L-L)
b. Gangguan hubung singkat tiga fasa ke tanah (LL-L-Gnd)

( dikutip dari : www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/.../


L2F307040_ MTA.pdf )

1. Hubung singkat satu fasa ke tanah


Hubung singkat ini disebabkan oleh adanya sambaran petir, isolator pecah,
benturan mekanis,
satu kawat kena pohon ataupun tali layang-layang dan lain-lain. Dengan demikian
arus gagguan pada fasa a dapat dicari dengan:
𝐼𝑎𝑓 = 3𝐼𝑎0 = 3𝐼𝑎1 = 3𝐼𝑎2
𝑉𝑎𝑓 = 𝑍𝑓 𝐼𝑎𝑓
maka,

2. Hubung singkat dua fasa ke tanah


Hubung singkat ini disebabkan oleh adanya tegangan lebih pada salah satu fasa
yang disertai flash over yang terjadi dengan isolator dari fasa disebelahnya. Pada
gangguan F dengan sebuah impedansi gangguan Zf dan impedansi dari saluran ke
tanah ZG (yang sama dengan nol atau tak terhingga). Dari persamaan arus di titik
gangguan dihasilkan arus gangguan dua fasa ke tanah, yaitu:

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

3. Hubung singkat antar fasa


Dari gangguan berikut diketahui bahwa:
Iaf = 0, Iao = 0, Ibf = -Icf
Dan Vbc = Vb-Vc = Zf.Ibf
Iao=0
Sehingga arus urutan dapat dikethui sebagai berikut:

4. Hubung singkat tiga fasa ke tanah


Gangguan ini jarang terjadi namun tetap harus mendapat perhatian. penyebab
gangguan ini antara lain surja petir yang menyambar ketiga kawat fasa ataupun
pohon yang mengenai kawat fasa. Gangguan ini Merupakan gangguan yang
paling besar dari gangguan-gangguan tersebut diatas.

Jika ZG = 0, Maka arus gangguan tiga fasanya


adalah:

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Dikuti dari:
/download.portalgaruda.org/article.php?article=168834&val=5447&title=STUDI
%20ANALISA%20GANGGUAN%20HUBUNG%20SINGKAT%201%20FASA
%20KE%20TANAH%20PADA%20SUTT%20150%20KV%20UNTUK%20SET
TING%20RELAY%20OCR%20

1. Gangguan Hubung Singkat


Gangguan hubung singkat dapat juga terjadi akibat adanya isolasi yang
tembus atau rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal
dari dalam maupun yang berasal dari luar (akibat sambaran petir). Bila gangguan
hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya,
banyak pengaruh pengaruh yang tidak diinginkan yang dapat terjadi (Stevenson,
1982: 317) :
a. Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya.
b. Rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan gangguan yang
disebabkan oleh arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang
ditimbulkan oleh hubung singkat.
c. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung
minyak isolasi sewaktu terjadinya suatuhubung singkat, dan yang mungkin
menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang yang
menanganinya dan merusak peralatan – peralatan yang lain.
d. Terpecah-pecahnya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya itu oleh
suatu rentetan tindakan pengamanan yang diambil oleh sistem – sistem
pengamanan yang berbeda – beda; kejadian ini dikenal sebagai
“cascading”.
Klasifikasi gangguan :
A. Jenis gangguan berdasarkan lamanya gangguan
1. Gangguan permanen Gangguan yang bersifat permanen dapat disebabkan
oleh kerusakan peralatan, sehinggga gangguan ini baru hilang setelah
kerusakan ini diperbaiki atau karena ada sesuatu yang mengganggu secara

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

permanen. Contoh gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya
gangguan hubung singkat, belitan trafo, tembus isolasi.
2. Gangguan temporer Merupakan gangguan yang terjadi dalam waktu yang
singkat saja dimana kemudian sistem kembali dalam keadaan normal.
B. Dari kesimetrisan atau keseimbangan
1. Simetri atau seimbang Gangguan ini terdiri dari :
a. Tiga fasa (3ᴓ)
b. Tiga fasa ke tanah (3ᴓ-N)

2. Tidak simetri atau tidak seimbang Gangguan ini terdiri dari :


a. Antar fasa (2ᴓ)
b. Dua fasa ke tanah (2ᴓ - N)
c. Satu fasa ke tanah (1ᴓ - N)

2. Komponen Simetris
Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa dapat
diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
komponen itu adalah (Stevenson, 1982: 260):
a. Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 1200, dan mempunyai
urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

b. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 1200, dan mempunyai
urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya.
c. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan
dengan pergeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain. Tujuan lain
adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap fasa dari sistem tiga fasa tak
seimbang dapat di pecah
menjadi tiga set komponen, sebagai berikut :

Gangguan Hubung Singkat 1 fasa ke Tanah


Untuk gangguan ini dianggap fasa amengalami gangguan. Gangguan ini dapat
digambarkan pada gambar di bawah:

(Dikuti dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/124057-R030814 Studi%20


perencanaan-Literatur.pdf )

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Susun rangkaian seperti gambar.
2. Hidupkan switch PS 189.
3. Naikkan tegangan pasok PS 189 secara perlahan-lahan sampai
tegangan yang ditentukan.
4. Baca arus sisi primer, tegangan dan arus sisi sekunder. Catat
hasilnya.

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Transformator Hubungan Singkat.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

B. Rangkaian Short Circuit


Hub. Hub. Rasio Rasio
V1 (V) I1 (A) V2 (V) I2 (A)
Primer Sekunder Arus Tegangan

AB DG
AB DG
AB DG
BC DG
BC DG
BC DG
AC DG
AC DG
AC DG

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

PRAKTIKUM IV
TEKNIK PENGASUTAN STAR DELTA MOTOR INDUKSI 3 FASA

I. TUJUAN
 Memahami teknik pengasutan Star Delta (Y – Δ) pada motor induksi
rotor sangkar
 Mengetahui pengurangan arus yang masuk pada saat pengasutan

II. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Panel kendali elektromagnetik ETL 172
 Motor Induksi 3 Fasa
 Kabel penghubung

III. TEORI DASAR


Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling luas
digunakan. Penamaan nya berasal dari kenyataan bahwa aqrus rotor motor
ini bukan diperoleh dari suatu sumber tertentu tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
dengan medan putar yang dihasilkan oleh arus rotor.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga
fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron. Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor –
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan akan sesuai dengan
hukum Lentz. Dan kemudian rotor pun akan turut berputar mengikuti medan
putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Dengan bertambahnya beban maka akan memperbesar kopel motor,
yasng oleh dikarenakan akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,
sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi bila beban motor bertambah maka putaran rotor akan
cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

dengan rotor belitan dan motor induksi dengan rotor sangkar.Perputaran


motor pada mesin arus bolak balik ditimbulakn oleh adanya medan putar
(fluks yang berputar) yang akan dihasilkan dalam kumparan statornya.
Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator yang dihubungkan dalam
fasa yang banyak, dan pada umumnya dengan fasa 3( tiga ). Dan hubungan
yang terjadi dapat berupa hubungan bintang atau juga hubungan delta.
Motor induksi polyphase banyak digunakan pada kalangan industri
dan hal ini sangat berkaitan dengan keuntungan dan kerugian dari motor
induksi tersbut.
Keuntungan :
a. Sangat sedarhana dan daya tahan yang kuat ( Kontruksi hampir tidak
pernah terjadi kerusakan, khususnya tipe squirel cage ).
b. Harga relatif murah dan perawatan mudah
c. Efesiensi yang tinggi. Pada kondisi tertentu yakni berputar normal, tidak
dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat
dikurangi.
d. Tidak memerlukan starting tambahan dan tidak harus sinkron.
Kerugian :
a. Kecepatan tidak dapat dirubah tanpa pengorbanan efesiensi.
b. Tidak sepoerti motor DC atau Motor shunt, kecepatannya menurun
seiring dengan tambahan beban.
c. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.
Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat
kawat ( konduktor ) dari tiga kumparan tiga phase yang desebut kumparan
stator yang masing masing kumparan mendapatkan suplai arus tiga
phasa.Sedangkan pada bagian rotor yang merupakan tempat kumparan rotor
adalah bagian yang bergerak atau berputar. Ada dua jenis kumparan rotor
yaitu squirel cage rotor dan phase would rotor. Hampir 90 % kumparan rotor
dari motor induksi menggunakan jenis squirel cage rotor.Ini karena bentuk
kumparan nya sederhana dan tahan terhadap guncangan. Ciri khusus ini dari
squirel cage rotor adalah ujung ujung kumparan rotor terhubung singkat

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

secara permanen. Lain halnya pada phase wound rotor yang ujung ujungnya
kumparan rotor akan terhubung langsung bila kecepatan putar rotor telah
sampai kecepatan putar normalnya dan secara otomatis melalui slip ring
yang tepasang pada bagian rotor.
Pada motor induksi terdapat koneksi dari suplay tiga phasa yaitu
berputarnya rotor pada motor induksi yang disebabkan oleh adanya medan
putar yang dihasilkan oleh arus yang melewatinya dari masing – masing
kumparan stator. Mean putar ini terjadi apabila kumparan stator pada motor
induksi dihubungkan dengan sumber tegangan jala – jala polyphase. Pada
umumnya sumber tegangan jala – jala adalah tiga phase baik untuk
penggunaan motor induksi pada hubungan bintang maupun pada hubungan
delta.
Ada pun beda phase yang terjadi pada masing – masing kumparan
stator untuk sumber jala – jala tiga phase adalah sebesar 120° dan secara
matematis dari masing – masing arus yang melewatinya dapat ditulis dengan
persamaan :
ic1  I m Sin 
ic 2  I m Sin (  120)

ic 3  I m Sin (  120)

Pada motor Induksi terdapat beberapa prinsip kerja yaitu :


1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator akan
timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120 f/p.
2. Medan putar stator tersebut akan memotng batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar E2 s = 4,44 f 2 N 2  m ( untuk satu fasa ).
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl
(E) akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus ( I ) didalam medan magnet menimbulkan gaya ( F ) pada
rotor.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada rotor yang cukup
besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator.
7. Tegangan induksi timbul karena terpotong – potongnya batang
konduktor ( rotor ) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukannya adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara ns dan nr disebut slip ( S ) dan dinyatakan
dengan persaman :

S  (n s  nr ) / n s x 100 %

9. Bila nr  ns , maka tegangan tersebut tidak akan terinduksi dan arus


tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak
dihasilkan kiopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil

dari ns .
10. Dan dilahat dari cara kerjanya, maka motor induksi tersebut disebut juga
sebagai motor tak serempak atau asinkron.
Berubah – ubahnya kecepatan motor induksi ( nr ) mengakibatkan
berubahnya harga slip dari 100% pada saat start sampai 0 % pada saat motor
diam ( nr  ns ) Dan hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai
berikut :
Bila f1  frekuensi jala jala

n s  120 f1 / p atau f1  pn s / 120

Dan pada rotor berlaku hubungan

p(n s  nr )
f2 
120

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

pns ns  nr
f2  x
120 ns

Karena
n s  nr pns
S dan f1 
ns 120
Maka ;

f s  f1 x S

Hubung Star-Delta
Pada saat motor yang dihubungkan secara langsung ke sumber hanya
akan terjadi pengasutan sesaat, tidak adanya gaya gerak listrik balik untuk
melawan tegangan sumbernya. Jadi motor beraksi sebagai transformator
polyphasa.
Jika motor dihubungkan pada 6-8 kali arus beban penuh akan
menghasilkan 1,5 – 2,5 kali torka bebannya, hal ini akan menyebabkan drop
tegangan yang besar pada jaringan, dan akan mempengaruhi peralatan –
peralatan listrik yang terhubung pada jaringan ini.
Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan pengontrolan arus
inrush dengan memakai pengurangan tegangan pada belitan stator selama
periode starting, tegangan normal penuh digunakan ketika motor berputar
diatas kecepatannya.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode starting star
– delta ( Y – Δ ). Yang digunakan pada motor yang dibuat untuk berputar
normal dengan belitan stator hubungan delta ( Δ ). Metode ini terdiri dari
switch dua jalan yang menghubungkan motor pada star untuk starting dan
selanjutnya delta untuk putaran normal Hubungan tersebut dapat terlihat
pada gambar 1.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Ketika hubungan star, tegangan lebih terpakai masing – masing


1
phase motor dikurangi oleh faktor dan sehingga torsi dibangun
3
1
menjadi dari yang akan dibangun jika motor dihubungkan langsung ke
3
1
delta. Arus jaringan akan dikurangi menjadi .
3

I sc

Z Z
Rush

Stator

Ist

Z
Z
star

Gambar 4.3.1. Hubungan Star-Delta


Sehingga selama periode starting ketika motor dihubungkan star (Y)
1 1
starting akan mengambil bagian arus starting dan membangun torsi
3 3
lebih banyak dihubungkan delta ( Δ ) langsung.
Besar torsi yang diperoleh pada saat rotor akan berputar disebur
dengan torsi start. Nilai torsi start keadaannya selalu lebih besar dari nilai
torsi pad saat keadaan yang normal.
E r  ggl rotor perphase dalam keadaan diam

Rr  hamba tan rotor per phase

X r  reak tan rotor perphase dalam keadaan diam

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Z r  impedansi rotor perphase dalam keadaan diam

Z r  ( Rr ) 2  ( X r ) 2
Dimana nilai persamaan torsi rotor dalam keadaan diam atau pun
juga torsi akan berputar ( torsi start = Tst ) adalah
Er Rr
Tst  k1 .E r
( Rr ) 2  ( X r ) 2 ( Rr ) 2  ( X r ) 2
2
E r .Rr
 k1
Rr  X r
2 2

Rugi inti ( besi ) yang ada pada bagian stator maupun bagian rotor
terdiri dari rugi arus pusar dan rugi histerisis. Rugi inti besi tersebut
tergantung pada frekuensi jala – jala dan kepadatan fluks magnetik pada inti
besi. Hal ini dapat dikatakan tetap besar, karena rugi inti pada bagian rotor
diabaikan, karena frekuensi arus rotor pada kecepatan normal akan relatif
kecil.Adapun besar rugi tembaga total pada kumparan rotor adalah :
( pcu )r  3.I r .Rr

1 S
S Er
I rs  x
Rr  ( S X r ) 2
2 1
S2
Er

( Rr / S 2 )  X r
2

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


13
Dengan menekan kontak S2 - , maka rangkaian akan bekerja
14
dengan menghasilkan :
1. Terminal U1, V1, dan W1 dari motor di ikutsertakan oleh kontak
kontak utama C1.
2. Terminal U2, V2, dan W2 dari motor di ikutsertakan oleh kontak
kontak utama C2.
13 13
3. Rangkaian star dipelihara oleh C1 - setelah kontak S2 -
14 14
ditekan.
4. Kumparan jaringan kontaktor C2 dan kontaktor rele Cr mendapat
61
energi melalui kontak C3 - .
62
5. Kumparan jaringan kontaktor C3 yang berfuingsi untuk hubungan
57
delta, tidak dihubungkan secara langsung oleh kontak Tc -
58
53
(kontak waktu) dan juga kontak C3 - .
54
6. Kontaktor jaringan C1 dan C2 beroperasi, akan menyebabkan
hubungan star.
57
7. Setelah periode waktu tunda, kontak Tc - akan menutup
58
sehingga kumparan jaringan C3 mendapat energi yang menyebabkan
53 61
kontak C3 - menjadi tertutup, dan kontak C3 - menjadi
54 62
terbuka.
61
8. Dengan terbukanya C3 - maka kumparan jaringan kontaktor C2
62
akan kehilangan energi, menyebabkan hubungan star jatuh dan
beralih ke hubungan delta.

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

9. kontaktor jaringan C1 dan C3 beroperasi, akan menyebabkan


hubungan delta.
21
10. kontak S1 - berfungsi untuk memutuskan kerja rangkaian.
22

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

RANGKAIAN KENDALI PENGASUTAN STAR-DELTA MOTOR 3 FASA

RANGKAIAN UTAMA PENGASUTAN STAR-DELTA MOTOR 3 FASA

Gambar 4.4 Rangkaian utama dan Pengendali pengasutan Star-Delta


Motor 3 Fasa

Lab. Konversi Energi Listrik

Anda mungkin juga menyukai