DI PUSKESMAS SERIRIT 1
1. SITUASI UMUM
1.1 GEOGRAFI
Puskesmas Seririt I merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng.
Puskesmas Seririt I dibangun pada tahun1951, dengan luas wilayah 1838 hektar yang terdiri dari 8
desa yaitu Desa Kalianget, Joanyar, Tangguwisia, Sulanyah, Kelurahan Seririt, Bubunan, Patemon, dan
Pengastulan, dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas + 6 Km. Tiap desa dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4 .
2. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Seririt I adalah 30.922 jiwa dimana jumlah penduduk
perempuan 15.928 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 14.994 jiwa dan jumlah Kk nya 10.088. Untuk
lebih lengkapnya berikut kami tampilkan jumlah penduduk per desa serta sasaran program di wilayah
Puskesmas Seririt I untuk tahun 2017.
1
3. KETENAGAKERJAAN
Tabel 1. Data Ketenagaan Dalam Wilayah Kerja Puskesmas seririt I Kabupaten Buleleng.
Tahun 2017
2 Ka. TU PNS
1 Kepala
4 Dokter Gigi 2 1 PNS, 1 Kontrak
Puskesmas
Sarjana/ Sarjana
5
Muda
a. S.K.M 1 PNS
b. Akper 4 PNS
c. S.Kep 1
d. AKZI 1 PNS
7 Bidan ( D I) 2
Perawat Kesehatan
8 4 PNS
(SPK)
2
11 Pembantu Ahli Gizi 1 PNS
13 SMF - PNS
5 PNS 1 Honda 4
15 Tenaga Administrasi 10
Kontrak
16 Sopir 1 Kontrak
18 Penjaga malam - -
Perawat Kesehatan
19 1 PNS
(S.Kep)
20 Tenaga Administrasi - -
3
4. OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
Tabel 2. Obat dan Bahan Habis Pakai tahun 2017
Antalgin (Metampiron)
11 Tab 5,000 10,800 8,100 7,700
tablet 500 mg
4
Antifungi DOEN kombinasi
16 Pot 124 400 428 96
(White Field Salep)
Ciprofloxacin 500 mg
32 Tab 18,500 14,650 3,850
kaptab
Clobazam (Frisium) 10
33 Tab 200 1,200 1,100 300
mg tablet
Dekstrometorfan Sirup
34 Btl 50 336 386 -
10mg/5ml
Dekstrometorfan Tablet
35 Tab 2,000 14,000 16,000 -
15 mg
5
Dexametason Injeksi
37 Amp 1,000 400 1,320 80
Amp
Difenhidramin HCL
42 Amp 450 2,100 2,430 120
injeksi 10 mg/ml-1ml
Diklofenak
44 Natrium/Sodium 25 mg Tab 800 250 550
tablet
Diklofenak
45 Natrium/Sodium 50 mg Tab 1,500 1,200 300
tablet
Epinefrina HCL/Bitatrat
50 Amp 30 30 -
(Epinefrin/Adrenalin) injeksi
Ergotamin Tartat
51 komb./Antimigren DOEN Tab 150 240 -
90
Tablet kombinasi
Etakridin (Rivanol)
53 Btl 9 15 17 7
larutan 0,1%
6
57 Eugenol cairan Btl 3 3 -
Fenoksimetil Penisilin
60 Tab 7,000 7,000 3,700 10,300
tablet 500 mg
H2O2/Hidrogen
73 Btl 21 17 30 8
Peroksida (Perhidrol) 3%
7
75 Haloperidol 1,5 mg tablet Tab 1,600 300 1,300
Hidroklorotiazid (HCT)
77 Tab 2,000 7,000 8,000 1,000
tablet 25 mg
Kalsium Hidroksida
87 Btl 1 2 3 -
Pasta/Cement
Kapas
89 Bks 5 70 48 27
Pembalut/Absorben 250 g
Kasa Pembalut 2 m x 80
92 Roll 710 280 430
cm
8
Kloramfenikol kapsul 250
95 Kap 750 3,500 3,350 900
mg
Kloramfenikol tetes
97 Btl 120 400 420 100
telinga 3 %
Klorfeniramin Maleat
98 Tab 19,000 70,000 76,000 13,000
(CTM) tablet 4 mg
Kotrimoksazol suspensi
102 Btl 200 1,100 900 400
240 mg/5ml
Kotrimoksazol tablet
103 Tab 1,000 700 300
Pedriatik 120 mg
Lidokain Komp.injeksi,
108 Komb.: Lidokain HCL Amp 90 360 420 30
2% + Epinefrin
Metilergometrin Maleat
121 Amp 90 60 140 10
inj. 0,200 mg 1ml
Metilergometrin Maleat
123 Tab 1,000 1,000 2,000 -
tablet salut 0,125 mg
9
mg
Monoklorkamfer Mentol
127 Btl 1 1 2 -
cairan (CHKM)
Mummifying
128 Btl 1 2 3 -
Pasta/Iodoform Pasta
Neurotropin/Neuroboran
130 Vial 270 270 -
Injeksi
Obat Antituberkulosis
134 FDC Katagori 1 & 3 Paket 9 36 25 20
Paket
Obat Antituberkulosis
135 Paket 1 6 6 1
FDC Katagori 2 Paket
10
141 Papaverin Injeksi Amp -
Paraformaldehida tablet 1
143 Tab -
gam
Polikresulen (Albothyl)
150 Btl 1 10 11 -
10 ml
11
160 Salisil Bedak 2 % Pot 184 792 867 109
Sianokobalamin (Vit.
166 B12) injeksi 500 mcg/ml- Amp 100 5,600 4,700 1,000
1ml
Sulfasetamida Natrium
171 Btl 50 500 474 76
tetes mata 15%-5ml
Temporary Stopping
173 (Fletcher) Serbuk dan Set 1 3 4 -
Cairan
Thiamphenicol 500 mg
175 Kap 150 200 350 -
kapsul
12
(Vit. B1) Tablet 50 mg
Triheksilfenidil (THP)
177 Tab 900 5,000 5,200 700
Hidroklorida tablet 2 mg
13
15 Meloxicam 15 mg Tab - 2,700 2,700 -
Placenta + Neomycin
20 Tube - 10 10 -
Cream
22 Tramadol 50 mg Tab - 50 50 -
23 Valsartan 80 mg Tab - 56 56 -
5 Masker Pcs - 50 44 6
8 Tissue Box - 8 2 6
9 Urobag Pcs - 2 1 1
14
5. PERALATAN (MEDIS DAN NON MEDIS)
Tabel 3. Peralatan medis dan non medis tahun 2017
Kondisi
No. Jenis Alat Jumlah Berfungsi Tidak Keterangan
Berfungsi
I KIA Set
a. Bidan Kit - - - -
b. KB Kit
- - - -
c. Tensimeter
d. Stetoskop 1 - 1 -
e. Lampu Sorot
- - - -
f. Timbangan Bayi
g. Tindik Tembak - - - -
h. Sterisator Listrik
- - -
i. Doppler
- - - -
- - - -
1 - 1 -
15
II POLIKLINIK Set
a. Tensimeter 2 1 1 -
b. Stetoskop
2 1 1 -
c. Bedah Minor
d. THT Kit 3 3 - -
e. Lampu Sorot
1 1 - -
f. Timbangan Dewasa
GIGI 1 1 - -
a. Dental Unit 1 1 - -
b. Diagnotik Set
c. Penambahan
15 14 1 -
Imunisasi
a. Cold Cain 5 5 - -
b. Frezer
c. Termos Kecil
d. Coll Pack
5 5 - -
e. Termos Besar
- - - -
UKS Kit 3 - - -
a. Timbangan Dewasa
b. Pengukur TB
- - - -
c. Snellen Card
IV d. Sudip Lidah Logam
16
e. Termometer 3 2 1 -
f. Lampu Senter
- - - -
g. Tes Buta Warna
h. Tensimeter Air Raksa 12 12 - -
i. Stetoskop
30 30 - -
- - - -
Laboratorium Set
a. Hematology Analyzer
V b. Centrifuge
Apotik
1 - 1 -
a. Mortil
1 - - -
Sanitarian Kit
- - - -
- - - -
Usila Kit
- - - -
PHN Kit
- - - -
2 - 2 -
- - - -
- - - -
VI
1 1 - -
17
VII
1 1 - -
VIII 1 1 - -
IX
- - - -
X
1 1 - -
XI
1 1 - -
Kondisi
No. Jenis Bangunan Jumlah Rusak Rusak Rusak
Ringan sedang BeratBangku T
I Sarana Kesehatan
a. Puskesmas Induk
18
1. Polindes 7 2 - -
6. Ambulance 1 - - -
7. Sepede Motor 10 - - -
b. Puskesmas Pembantu
2. Sepeda Motor 2 - - -
II Sarana Penunjang
a.Puskesmas Induk
1. Komputer 10 - - -
2. Laptop 9 - - -
3.Telepon 1 - - -
4. Listrik 2 - - -
5. Meja ½ Biro 18 - - -
6. Kursi Kerja 18 - - -
7.Kursi Rapat 50 - - -
b. Puskesmas Pembantu
1. Meja ½ Biro 2 - - -
2, Kursi Kerja 2 - - -
19
3.Bangku Tunggu 2 - - -
4.Listrik 2 - - -
6. PELAYANAN
Sesuai dengan fungsi pokok puskesmas, Puskesmas Seririt I melakukan 3 fungsi pokok
pelayanan yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Maka pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas Seririt I adalah sebagai berikut:
1. Promotif.
2. Preventif.
3. Kuratif.
4. Rehabilitatif.
Bertolak dari keempat pelayanan tersebut diatas maka usaha pokok Puskesmas Seririt I
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
20
1. Upaya Kesehatan Wajib meliputi:
MISI
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan terutama pelayanan pengobatan dasar secara merata dan
berkualitas.
2. Memberikan Motivasi agar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi milik masyarakat.
3. Menjadikan aspek pencegahan sebagai perhatian utama terhadap faktor faktor yang
mempengaruhi kesehatan.
STRATEGI
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan melalui pelatihan sesuai dengan
program Dinas Kesehatan, Kabupaten Buleleng.
21
2. Berupaya melengkapi sarana dan pra sarana yang mendukung upaya peningkatan pelayanan
kesehatan.
3. Menjalin koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program agar mengupayakan kesehatan
menjadi pertimbangan utama.
4. Menyelenggarakan upaya Promosi Kesehatan, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan
Lingkungan, Perbaikan Gizi, Peningkatan Kesehatan Keluarga termasuk KB,
5. Membuka pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata, terjangkau di Puskesmas , Puskesmas
Pembantu serta penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
I PROMOSI KESEHATAN
2. Institusi Pendidikan
SEKOLAH 41 100 100 41 100
sekolah
3. Institusi Sarana
SARKES 2 100 2 2 100
Kesehatan
5. Institusi Tempat
INSTITUSI 8 100 8 8 100
Kerja
Penjaringan kesehatan
peserta didik
22
4. Pembinaan dokter
24. SD 24 100 24 24 100
kecil
D Penyuluhan Napza
II KESEHATAN LINGKUNGAN
A Penyehatan Air
1. Inspeksi sanitasi
SARANA 3045 80 2436 380 17
sarana air bersih
2. Pembinaan Klp
KLOMPOK 1 100 1 1 100
masy/klp pemakai air
2. Pembinaan tmpt
SARANA 107 100 107 55 51
pengelolaan mkn
1. Inspeksi sanitasi
sarana pembuangan SARANA 8503 80 6802 396 5
sampah
2. Inspeksi sanitasi
sarana pembuangan SARANA 8503 80 6802 396 5
limbah
1.Pemeriksaan
penyehatan lingk pd SARANA 9631 80 7704 396 4
Perumahan
2.Pengawasan
SARANA 8952 80 7161 396 4
penggunaan jaga
23
E Pengawasan Sanitasi Tempat2 Umum
1. Inspeksi sanitasi
SARANA 79 100 79 42 53
tempat2 umum
1. Inspeksi sanitasi
sarana pengelelolaan SARANA 2 100 2 2 100
pestisida
2. Pembinaan tmpt
SARANA 2 100 2 2 100
pengelolaan pestisida
G Pengendalian Vektor
1.Pengawasan tmpt
potensial perindukan
LOKASI 8 100 8 1 12,5
vektor di pemukiman
pddk & sekitarnya
2.Pengawasan tmpt
potensial vektor DBD
di pemukiman KLOMPOK 3 100 3 3 100
penduduk dan
sekitarnya
3.Desa/lokasi potensial
yg mndpt intervensi
pemberantasan DESA/LOK 3 100 3 3 100
vektor penyakit
menular
TARGET PENCAPAIAN
NO JENIS KEGIATAN SATUAN SASARAN
% Abs Abs %
A KESEHATAN IBU
24
BUMIL 517 100 517 265 51,26
2. Cakupan K I
BUMIL 517 98 517 219 42,36
3. Cakupan K 4
BUMIL 10 <2% 10 46 6%
4. Droup Out K I – K 4
5.Dekteksi resti Bumil
BUMIL 103 20 103 48 46,42
oleh Nakes
10.Cakupan Nifas ( KF
NIFAS 494 98 494 213 43,16
3)
B KESEHATAN BAYI
5.Cakupan Komplikasi
BAYI 456
Neonatal
6.Cakupan Kunjungan
BAYI 456 80 456 288 63,16
bayi
2.Jumlah kunjungan
BALITA
yang di MTBS.
25
4.Cakupan DDTK
2x/thn anak balita di BALITA 2378 80 1902 160 0,31
TK.
5.Cakupan anak
prasekolah (60-710
ANAK 496 80 379 42 8,46
dilayani SDIDTK
min.2x/thn.
D Pelayanan KB
1. Akseptor KB aktif di
PUS 5846 80 5846 3519 60,19
Puskesmas
3.Pemberian PMT
pemulihan balita gizi ANAK 3 100 3 3 100
buruk pd gakin
8. Pencapaian Partisipasi
BALITA 2060 84 1730 1552 75,36
Masyarakat ( D / S )
A TB Paru
26
1. Penemuan pendrt TB
Paru ( DOTS ) BTA ORANG - 100 8 8 100
Positif
2. Pengobatan pendrt
ORANG - 100 8 8 100
TB Paru BTA positif
3. Pengobatan penderita
TB paru (DOTS)
ORANG 100 8 8 100
BTA negatif
-
rontgen positif
4. Angka kesembuhan
TB Paru
B Malaria
1.Pemerikasaan sediaan
darah(SD) pd pendrt ORANG - - - - -
malaria klinis
3.Penderita yg terdeteksi
malaria berat di
ORANG - - - -
pusk.yg dirujuk ke
-
RS.
C Kusta
1. Penemuan penderita
ORANG - - - - -
kusta
2. Kunjungan rumah
kpd pnderita kontak ORANG - - - - -
kusta
3. Penemuan kasus
ORANG - - - - -
suspek kusta
D Pelayanan Imunisasi
27
2. Imunisasi BCG BAYI 470 100 249 249 53,0
4. Imunisasi DPT 1 pd
BAYI 470 100 296 296 63,2
Bayi
13. Imunisasi TT pd
ANAK 574 100 - - -
anak SD klas 2 & 3
14. Imunisasi TT pd
ANAK 575 100 - - -
anak SD klas 3
16. Imunisasi TT 5 pd
BUMIL 517 80 - 265 51,26
BUMIL
E Diare
F ISPA
1.Penemuan kasus
pneumonia &
0RANG - - - - -
pneumonia berat olh
Pusk & kader
28
&pneumonia berat
ditangani
3,Jumlah kasus
pneumonia berat /
ORANG 62 100 62 25 40,32
dgn tanda bahaya
ditangani / dirujuk
2. Cakupan penyelidikan
KK 199 100 179 90 90
epidemiologi
2. Klien yg mendapat
ORANG - 100 241 241 100
penanganan HIV/ AIDS
2. Vaksinasi terhadap
ORANG - 100 67 67 100
kasus gigitan HPR
UPAYA
PENCEGAHAN &
VI.B PEMBERANTASAN `
PENYAKIT TIDAK
MENULAR
Penyakit tidak
A
menular ( PTM )
B Perawatan
Kesehatan
29
Masyarakat
1.Kegiatan Asuhan
keperawatan pada KLUARGA 51 80 51 27 52,94
keluarga
2.Kegiatan Asuhan
keperawatan pada KLUARGA 51 80 51 27 52,94
keluarga masya.
3.pemberdayaan dalam
upaya kemandirian
KLUARGA - 100 6 6 100
pada keluarga lepas
Asuh.
A Pengobatan
1. Kunjungan rawat
ORANG 30922 15 30922 4936 33
jalan umum baru
2. Kunjungan rawat
ORANG 30922 100 30922 506 1,63
jalan gigi baru
B Pemeriksaan laboratorium
1. Pemerksaan
haemoglobin pd ibu SPESIMEN 517 100 517 96 19,56
hamil
2. Pemeriksaan darah
trombosit pada SPESIMEN 751 100 751 276 37,01
trsangka DBD
3. Pemeriksaan HIV
SPESIMEN 585 100 585 125 21,36
pada masyarakat umum
5. Pemeriksaam sputum
SPESIMEN 220 100 220 73 33,8
TB
TARGET PENCAPAIAN
NO JENIS KEGIATAN SATUAN SASARAN
% Abs Abs %
30
1. Pembinaan klp Lansia
KLOMPOK 8 100 8 8 100
ssi standar
2.Pemantauan kes pd
anggota klp lansia +
ORANG 2232 80 2232 875 39,24
Pra Lansia yg dibina
ssi standar
1. Penemuan gangguan
ORANG - - - - -
jiwa baru
2. Penanggulangan kasus
ORANG - 100 88 88 100
gangguan jiwa
1.Pembinaan kelompok
KLOMPOK - 100 19 19 100
potensial/klub,
2.Pemeriksaan Kesehatan
ORANG - - - 537 100
Jasmani anak sek.
3.Pemeriksaan kesegaran
ORANG - - - - -
jasmani pd atlit
31
masal pd SD / MI
3.Siswa SD yang
mendapat perawatan ORANG 566 - - 534 100
kes.gigi
2.Pembinaan Kesekolah.
32
Sasaran :
Seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Seririt 1
Kegiatan Program :
1. Reservoir: Melaksanakan pengambilan darah untuk pemeriksaan lab pada penderita
suspek malaria dan pengobatan pada semua penderita malaria.
2. Rantai penularan :Pemeberantasan vektor malaria dengan cara melakukan penyemprotan
(fogging)
3. Penduduk yang at risk :Penyuluhan tentang penyakit malaria pada masyarakat.
Proses :
1. Planning : perencanaan program bekerja sama dengan pemegang program surveilan dan
poliklinik.
2. Organizing : pertemuan lintas program dilaksanakan setiap bulan.
3. Actuating: bekerja sama dengan petugas program yang terkait, kader masyarakat desa
yang dilibatkan dalam upaya pemberantasan vektor serta berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Tingkat II Kabupaten Buleleng.
4. Controling: evaluasi dilakukan oleh pemegang program dan dilaporkan setiap tiga bulan
sekali dan tiap bulan.
Output:
Target pemeriksaan darah seluruh penderita suspek malaria (100%)
Target pengobatan : seluruh penderita malaria (100%)
Target penyuluhan dilakukan satu bulan sekali.
Penemuan Penderita
Passive Case Detection adalah penemuan penderita malaria oelh petugas kesehatan di unit
pelayanan kesehatan dengan menunggu kunjungan penderita.
Sasaran
Semua penderita malaria klinis, baik akut maupun kronis dan penderita gagal pengobatan yang
datang ke unit pelayanan kesehatan (UPK)
Hasil PCD bulan November 2017 – Maret 2018 :
Tidak terdapt kasus yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Seririt 1
33
9.2 ISPA
Program ISPA merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular yang melalui
saluran pernafasan. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga
tengah dan pleura.
Tujuan :
- Menekan angka kesakitan dan mencegah penularan penyakit ISPA dan pneumonia
- Pengobatan terhadap ISPA dan Pneumonia
Sasaran :
Usaha usaha yang ditujukan pada reservoir, rantai penularan dan penduduk yang at risk
- Reservoir : Pengobatan tepat pada penderita dan edukasi tentang cara penularan dari penyakit
pernafasan yang diderita.
- At Risk : Penyuluhan (PKM) berkelompok tentang menjaga daya tahan tubuh
Ruang Lingkup Program ISPA :
Sesuai dengan tantangan yang dihadapi saat ini, ruang lingkup program ISPA meliputi :
34
TOTAL KASUS ISPA
70
60
50
40
30
20
10
0
November Desember Januari
Grafik 1. Rekapitulasi Penderita ISPA Puskesmas Seririt 1 bulan November 2017-Januari 2018
40
35
30
25
20
15
10
Grafik 2. Rekapitulai penderita ISPA per wilayah kerja Puskesmas Seririt 1 Bulan November 2017-
Januari 2018
35
9.3 DIARE
Program diare merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular. Penyakit ini
ditularkan terutama melalui kontaminasi air dan makanan. Adapun tujuan, sasaran, dan kegiatan dari
program penanggulangan diare adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum :
Kegiatan program :
Usaha-usaha yang ditujukan pada reservoir, rantai penularan dan penduduk yang at risk adalah :
1. Reservoir : Melaksanakan pengobatan diare dan rehidrasi pada kasus diare dengan dehidrasi
sesuai standar pelayanan kesehatan
2. Rantai penularan : Melaksanakan kaporitisasi pada sumber-sumber air minum baik oleh petugas
kesehatan maupun masyarakat sendiri .
3. Penduduk at risk :
- Melaksanakan penyuluhan pada masyarakat sehingga dapat melakukan pencegahan penyakit
diare dan tatalaksana diare di rumah tangga
- Melaksanakan penyelidikan epidemiologi pada kasus diare dengan dehidrasi untuk mengetahui
adanya penderita lain di masyarakat dan mengetahui sumber penularan.
36
TOTAL KASUS DIARE
160
140
120
100
80
60
40
20
0
November Desember Januari
Grafik 3. Rekapitulasi Penderita Diare Puskesmas Seririt 1 bulan November 2017- Januari 2018
Bubunan
Patemon
Pengastulan
Seririt
Sulanyah
Tanguisia
Joanyar
Kalianget
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Grafik 4.Rekapitulasi Penderita Diare per Wilayah Kerja Puskesmas Seririt 1 bulan November
2017- Januari 2018
37
9.4 Program Penanggulangan Tuberkulosis
Tuberculosis (TB) masih merupakan masalh utama kesehatan di masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil
survey prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2004, secara regional di Bali ditemukan angka insidensi
Program nasional penanggulangan TB bertujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
TB, memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya multidrug resistan TB (MDR-TB). Melalui
Seririt 1, diharapkan dapat terwujud masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat dimana tuberculosis
Oleh karena itu, dalam upaya penanggulangan TB, dijalankan msi sebagai berikut :
Menjamin bahwa setiap pasien TB mempunyai akses terhadap pelayanan yang bermutu untuk
kasus baru maupun pengobatan diupayakan di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Salah satu pelayanan
kesehatan untuk program penanggulangan TB di tingkat kecamatan yaitu Puskesmas. Dalam pelaksanaan
di Puskesmas , dibentuk suatu Kelompok Puskesmas Pelaksana (KPP) yang terdiri dari Puskesmas
Rujukan Mikroskopis (PRM) dengan dikelilingi oleh 3-5 Puskesmas Satelit (PS).
38
Grafik 5. Jumlah penderita TB dan Suspek TB pada bulan November 2017- Februari 2018
Pencegahan primer
Promosi kesehatan
1. Penyuluha gizi masyarakat baik di puskesmas maupun di luar puekesmas tentang
pentingnya vitamin A dan zat besi dan sumber makanan yang mengandung zat
tersebut serta tentang pentingnya ASI eksklusif.
2. Pemantauan kadarzi ( Keluarga Sadar Gizi)
3. Penyebar luasan pedoman gizi seimbang (PUGS)
Proteksi Spesifik:
1. Pemberian kapsiul vitamin A untuk mencegah kekurangan vitamin A pada bayi,
balita dan ibu nifas serta pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu
hamuil. Tablet Fe diberikan secara rutin kepada ibu hamil melalui bidan desa
yang sudah ditunjuk sehingga tidak perlu lagi ke puskesmas.
2. Memberikan makannan tambahan yang banyak mengandung kalori dan protein
pada anak sekolah.
39
Pencegahan sekunder
Deteksi dini:
1. Pemantauan tumbuh kembang balita ( penimbangan dan pelayanan terpadu) di
posyandu setiap bulan.
2. Pemantauan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kekurangan energi
kalori (KEK), kekurangan energi protein (KEP) dan pemantauan status gizi
(PSG).
3. Pemantauan pola konsumsi pangan keluarga.
4. Pemantauan bumil KEK dari saat hamil hingga melahirkan.
5. Pemantauan garam beryodium dan distribusi kapsul yodium.
6. Pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan berat badab (BB) pada ibu bhamil secara rutin.
Pengobatan tepat:
1. Pengobatan kasus gii buruk, kunjungan rumah bila menemukan kasus.
2. Memberikan bahan makanan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga gizi
kurang.
Pencegahan tersier
Pemberian pendidikan di sekolah luar biasa kepada penderita dengan gizi kurang yang
mengalami kecacatan seperti kebutaan, idiot atau retradasi mental.
Penyiompangan tumbuh kembang anak adalah keadaan proses tumbuh kembang yang tidak
wajaratau terganggu yang bisa terjadi pada keadaan intrauterine, kelahiran dan pasca kelahiran.
Salah satu kondisi perkembangan terlambat yang sering ditemui adalah kasus gagal tumbuh.
Gagal tumbuh bukanlah suatu penyakit akan tetapi merupakan suatu tanda dari keadaan umum
yang banyak menderita masalah medik, psikososialdan lingkungan yang menyebabkan
pertumbuhan terhambat pada anak.indikatornya adalah berat badan yang berada di bawah
persentil 5 standar baku pertumbuhan menurut umur dan jenis kelamin atau pertumbuhan berat
badan menurut 2 garis persentil mayor atau 2SD dalam periode 3-6 bulan. Walaupun konsep
awal gagal tumbuh diklasifikasikan sebagai organin dan non organik, akan tetapi sekarang telah
40
dipahami bahwa gagal tumbuh merupakan interaksi antara lingkungan dengan kesehatan anak,
pekembangan dan prilaku.
Evaluasi pada anak dengan pertumbuhan yang lambat atau tidak tumbuh sama sekali merupakan
tantangan. Berdasarkan penelitian di Inggris, didapatkan 54% dokter umum tidak bisa
mendiagnisis gagal tumbuhmeskipun berat badab anak menurut umur menyebrang 2 garis
persentil mayor. Penelitian lain menyampaikan dari 29 anak yang didiagnisis gagal tumbuh,
semuanya tidak bener dalam memplot berat badan dalam grafik pertumbuhan. Keterlambatan
mendiagnisis gagal tumbuh sebanyak 42%. Hal ini disebabkan karena kondisi gagal tumbuh
tidak menimbulkan gejala klinis yang khas kecuali sudah menjadi gizi buruk sedangkan ngejala
klinis lainya sesuai dengan penyakit yang mendasari. Komplikasi nutrisi yang dapat terjadi
apabila kondisi ini tidak ditangani dengan baik adalah meningkatnya kecendrungan menjadi gizi
buruk.
Pada bulan November 2017 sampai Februari 2018 telah dilakukan pencatatan perogram gii
berdasarkan hasil darinlapangan.
Chart Title
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
November Desember Januari
Grafik 6. Status Gizi Puskesmas Seririt I bulan November 2017 – Januari 2018
41
9.6 Kesehatan Lingkungan
Tujuan program:
Sasaran program
Strategi
Kegiatan program
1. Inspeksi sanitasi yaitu meliputi penyehatan air bersih, pengawasan tempat-tempat umum,
tempat pengolahan makanan, pengawasan penggunaan jamban, pengawasan lingkungan
pemukiman, pengendalian vektor dan tempat pengolahan pestisida
2. Penyuluhan secara perorangan di klinik sanitasi dalam gedung maupun luar gedung
42
7. Memperkuat kerjasama lintas sektor pemberdayaan masyarakat
Grafik 7.. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum berkualitas menurut Kecamatan
dan Puskesmas
3500
3000
2500
2000
Sumur gali terlindungi
1500 Sumur gali dng pompa
Sumur bor dng pompa
1000
Perpipaan
500
Grafik 8. Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas menurut
Kecamatan dan Puskesmas
43
Penduduk dengan akses sanitasi yang layak
(jamban sehat)
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Grafik 9. Jumlah penduduk dengan akses sanitasi yang layak (jamban sehat)
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan,
dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan prilaku dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana
dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya
Tujuan:
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal
Bentuk kegiatan:
a. Peran Serta Masyarakat (Pratama, Madya, Mandiri, Utama)
Posyandu
TOGA
Pengobatan Tradisional
44
UKS
Desa Siaga
b. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan dalam gedung
Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok:
1. Kelompok posyandu
2. Penyuluhan masyarakat
3. Anak sekolah
Penyuluhan perorangan
1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Advokasi program kesehatan dan program prioritas
3. Pembinaan dana sehat/jamkesmas
TARGET PENCAPAIAN
NO JENIS KEGIATAN SATUAN SASARAN
% Abs Abs %
C Penyuluhan Napza
45
9.8 Program Imunisasi
Tujuan Utama :
- Turunnya angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
Sasaran :
46
- T3 : telah mendapat DPT Combo I, II, dan III + DT Kelas 1 SD
- T4 : telah mendapat DPT Combo I, II, dan III + DT Kelas 1 SD + TT Kelas 2 SD
- T5 : telah mendapat DPT Combo I, II, dan III + DT Kelas 1 SD + TT Kelas 2 SD + TT Kelas 3
SD
Imunisasi Anak Sekolah
- BIAS Campak : anak sekolah dasar kelas 1 baru
- BIAS DT/TT : DD pada anak sekolah dasar kelas 1 baru dan TT pada anak sekolah dasar kelas
2 dan kelas 3
o Pencatatan dan pelaporan
o Monitoring dan evaluasi
120
100
80
60
40
20
Grafik 10. Cakupan Pencapaian Program Imunisasi di Puskesmas Seririt I Bulan November 2017-Januari
2018
47
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk
membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-
menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendonor darah, pencatatan-
pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk
mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan indonesia yaitu Indonesia Sehat
2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, desa wisma,
penyelenggaraan posyandu dan sebagainya
Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, desa wisma, posyandu dan karang
balita, serta di sekolah TK
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
Kegiatan
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak
prasekolah
Deteksi dini faktor risiko ibu hamil
Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi
48
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-
kader kesehatan
Rujukan ke poli IMS
Pelaksanaan antenatal class mulai pada awal tahun 2013
120
100
80
K1
60 K4
KF1
40 KF3
20
0
November Desember
49
120
100
80
60 KN1
KN3
40
20
0
November Desember Januari
Grafik 12 Kunjungan KN1 dan KN3 bulan November 2017 – Januari 2018
2500
2000
1500
1000
500
0
Bayi Balita
Grafik 13. Perbandingan Sasaran dan Kunjungan Bayi dan Balita di Puskesmas Seririt I
pada Bulan November 2017 – Januari 2018
50
25
20
IUD
MOP/MOW
15
Implan
Suntik
10 Pil
Kondom
5 Obat vagina
0
Nov-17 Des-17 Jan-18
Grafik 14. Pelayanan KB baru bulan November 2017 – Januari 2018 di Puskesmas Seririt I
IUD (1859)
MOP/MOW (164)
Implan (42)
Suntik (2492)
Pil (750)
Kondom (456)
Grafik 15. Jumlah Peserta KB aktif menurut Jenis Kontrasepsi Januari 2018
Pelayanan pengobatan meliputi Polikilinik Umum, Poliklinik Anak, dan UGD. Sesuai dengan
visi dan misi puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan pengobatan
51
dasar secara merata dan berkwalitas dengan misi menjadikan aspek pencegahan sebagai
perhatian utama terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dengan menitikberatkan
penyuluhan tentang penyakit-penyakit saat pasien sedang menunggu antrian dan memberikan
edukasi saat pasien sedang berobat.
Puskesmas seririt I sebagai salah satu dari 3 puskesmas dalam wilayah Kecamatan Seririt
memgang andil besar dalam pengobatan bagi masyarakat, khususnya dalam pengobatan primer.
Hal ini tercermin pada angka kunjungan harian yang mencapai hingga 200 pasien.
Berdasarkan laporan bulan November 2017-Januari 2018 berikut ini data mengenai kunjungan
Puskesmas Seririt I :
2450
2400
2350
2300
2250
2200
2150
2100
Nov'17 Des'17 Jan'18
KUNJUNGAN PASIEN
Grafik 16. Kunjungan Pasien Bulan November 2017-Januari 2018 ke Puskesmas Seririt I
52
Berdasarkan laporan bulan November 2017-Januari 2018 berikut ini data mengenai 10 penyakit
terbanyak :
10 PENYAKIT TERBANYAK
BULAN NOVEMBER 2017
Bronchitis 38
Malaise 44
DKA 59
Vulnus 77
ISPA 78
Gastritis 87
Rhematoid Arthtitis 105
Faringitis 163
Hipertensi 225
10 PENYAKIT TERBANYAK
BULAN DESEMBER 2017
Bronchitis 28
Malaise 56
Vulnus 81
DKA 88
DM 96
ISPA 97
Gastritis 121
Rhematoid Arthritis 136
Faringitis 170
Hipertensi 310
53
10 PENYAKIT TERBANYAK
BULAN JANUARI 2018
Malaise 41
Diare 64
Gastritis 72
DKA 79
DM 94
Vulnus 101
Rhematoid Arthritis 112
ISPA 113
Faringitis 128
Hipertensi 269
54
1. Kontak/jilatan/gigitan
2. Kejadiannya didaerah tertular atau bebas
3. Apakah didahului tindakan provokatif
4. Hewan yang menggigit ditangkap?
5. Apakah penderita pernah mendapat VAR
6. Apakah hewan pernah divaksin?
Identifikasi lokasi luka gigitan
1. Luka berisiko tinggi
2. Luka pada mukosa
3. Luka di daerah atas bahu (muka, kepala, leher)
4. Luka pada jari tangan dan kaki
5. Luka pada genitalia
6. Luka multipel (banyak tempat)
Pemberian VAR diberikan pada luka didaerah risiko rendah
Pemberian VAR dan SAR diberikan pada luka di daerah resiko tinggi
Pemberian VAR dan SAR tidak perlu diberikan apabila hanya kontak dengan saliva di daerah
yang tidak ada luka
Pemberin VAR
Purified Vero Rabies Vaccin (PVRV) : vaksin kering dalam vial dan pelarut 0,5 ml untuk dosis
dewasa dan anak-anak dengan metode 2-1-1 (4 kali pemberian). Dengan cara pemberian :
Hari ke-0 diberikan 2 kali pada deltoid kanan dan kiri secara IM
Hari ke-7 diulang pemberian 1x pada deltoid kanan/kiri IM
Hari ke-21 diberikan 1x pada deltoid kanan/kiri IM
Pemberian SAR
Serum homolog kemasa 1 vial 2ml (1ml = 150 iu) dengan dosis 20 iu/kgBB disuntikan
infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya IM, diberikan bersamaan dengan
VAR, sebelumnya tidak dilakukan skin test
Serum heterolog (kuda) kemasan 1 vial 20 ml (1 ml = 100iu) dengan dosis 40iu/kgbb
disuntikkan infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya IM, diberikan
bersamaan dengan VAR , sebelumnya dilakukan skin test.
55
35
30
25
20
Kasus GHPR
15
10
0
Nopember Desember Januari Februari
Grafik 20. Rangkuman Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Bulan Nopember 2017 –
Februari 2018
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Grafik 21. Rangkuman Kasus Gigitan Hewan Pneular Rabies Bulan Nopember 2017 – Februari
2018
56
9.12 Usaha dan Kesehatan Sekolah
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas
TK (604)
SD (537)
SMP (365)
SMA (472)
Tujuan UKS
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS pada usia dini meliputi:
Sasaran primer (langsung)
1. Anak usia sekolah menurut tahapan proses tumbuh kembang;
2. Ibu dari anak usia sekolah
57
Pendidikan Kesehatan
1. Integrasi penjaskes kedalam kegiatan belajar dan bermain
2. Adanya buku pegangan atau bacaan pendidikan dan kesehatan
3. Guru membuat satuan kegiatan harian (SKH) dan satuan kegiatan mingguan (SKM)
4. Tersedianya alat peraga penjaskes
5. Memiliki media pendidikan kesehatan (poster, leaflet)
6. Memiliki guru pembina UKS
7. Adanya program kemitraan (puskesmas, kepolisian, pertanian, dan lain-lain)
Pelayanan Kesehatan
1. Adanya air bersih, tempat cuci tangan mengalir, WC/Jamban, tempat sampah, saluran
pembuangan air kotoran berfungsi dengan baik
2. Ada halaman bermain yang memadai serta aman
3. Memiliki pojok UKS
4. Melakukan kegiatan 3M plus, 1 kali dalam seminggu
5. Memiliki pagar sekolah, penghijauan/perindangan, kebun sekolah, toga
6. Memiliki ruang UKS sendiri dengan peralatan yang cukup
7. Melaksanakan program sekolah kawasan tanpa rokok
58
600
500
400
300 Sasaran
Yang dijaring
200
100
0
SD SMP SMA
59
4. Menjalin kerjasama dengan LSM dan lembaga swasta/pemerintah untuk mendapatkan dukungan
program (moral, finansial, hukum)
5. Memberikan layanan profesional sesuai SOP di klinik IMS dan klinik IMS dan klinik VCT
terutama aspek sukarela dan kerahasiaan pasien.
6. Melakukan promosi dan distribusi kondom secara berkesinambungan
Klinik IMS dan VCT menyediakan pengobatan gratis yang berpedoman berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologis sederhana. Poli terpisah dengan poli uum sehingga kerahasiaan pasien terjamin. Selain itu
terdapat konselor yang secara khusus dilatih untuk memberikan edukasi tentang HIV AIDS dan penyakit-
penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Dalam pelaksanaannya klinik IMS dan VCT tidak hanya menerima pasien secara pasif tetapi juga
aktif mencari kelompok berisiko di tempat-tempat lokalisasi/kafe yang dinamakan VCT mobile. Berikut
ini akan disajikan grafik mengenai data pasien IMS dan VCT di Puskesmas Seririt 1 pada bulan
November 2017 - Januari 2018.
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
November Desember Januari
Laki-Laki Perempuan
Grafik 24. jumlah VCT sukarela di Puskesmas Seririt 1 pada bulan november 2017- januari 2018
60
TES HIV DAN KONSELING ATAS INISIASI PETUGAS
KESEHATAN (TIPK)
35
30
25
20
15
10
0
November Desember Januari
Laki-Laki Perempuan
Grafik 25. VCT yang dilakukan oleh petugas di lapangan pada bulan november 2017-januari 2018
Tabel 7. Jumlah kasus IMS di Puskesmas Seririt 1 pada bulan November 2017-Januari 2018
Kasus November Desember Januari
Laki Perempuan Laki Perempuan Laki Perempuan
GO 1 1 1 - - -
BV - 1 - 6 - 6
Servicitis - 6 (rujuk 1) - 2 - 2
Kandidiasis - 1 - 1 - 1
TOTAL 1 9 1 9 0 9
61
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu upaya
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas sejak konsep puskesmas diperkenalkan.
Dalam Kebijakan Dasar Puskesmas (Depkes, 2004), ditetapkan :
1) Upaya Perkesmas sebagai bagian integral upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan
2) Upaya Perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan
Tujuan Pelayanan Kperawatan Keluarga
Tujuan Umum :
Mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dlma menangani
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
Tujuan Khusus :
1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan menangani
masalah kesehatannya yang meliputi :
a. Mengenai masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarganya
b. Mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalam emngatasi masalha kesehatan
anggota keluarganya.
c. Memberikan keputusan secara tepat dan cepat dalam mengatasi masalha kesehatan
anggota keluarganya.
d. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e. Memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota
keluarganya.
f. Menciptakan hubungan timbal balik antara keluarga dengan berbagai sumber daya
kesehatan yang tersedia untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan anggota
keluarganya.
2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota keluarganya.
Sasaran Pelayanan Perkesmas
1. Keluarga sehat
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
62
Ruang lingkup Pelayanan Keperawatan Keluarga
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahn penyakit
3. Intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan
4. Pemulihan kesehatan
Kegiatan pokok Pelayanan Keperawatan Keluarga
1. Melakukan penilain/kaji ulang dan pengembangan legislasi, regulasi, pedoman standar,
dan kriteri pelayanan keperawatan keluarga.
2. Mengembangkan perencanaan dna penglolaan kebutuhan peralatan pelayanan
keperawtan keluarga (Home Care Kit).
3. Melakukan advokasi, sosialisasi dan koordinasi pada pengambil keputusan serta
penyelenggara upaya kesehatan keluarga yang lainnya.
4. Meningkatkan kemampuan teknis pelayanan keperawatan keluarga pada petugas
kesehatan di tingkat Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit
5. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan keluarga di Puskesmas dan Rumah Sakit,
dengan menerapkan standar pelayanan keperawatan keluarga
6. Mengemangkan dan memperkuat Sistem Informasi Manajemen pelayanan keperawatan
keluarga pada setiap jenjang admistrasi kesehatan secara terpadu.
63
25
20
15
Keluarga Binaan
Kunjungan
10
0
Februari Maret April Mei
Grafik 26. Rangkuman Pembinaan Keluarga Puskesmas Seririt I Periode Februari 2018-
Mei 2018
50
45
40
35
30
25 Kelompok Binaan
Kunjungan
20
15
10
0
November Desember Januari Februari
Grafik 27. Rangkuman Pembinaan Kelompok Puskesmas Seririt I Periode Februari 2018-
Mei 2018
64
9.15 Penyakit tidak Menular
Penyakit tidak menular atau yang disingkat sebagai PTM memiliki kecenderungan untuk terus
meningkat dan mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi
epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun
beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit ,
yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama
meliputi jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995
menjadi 59,7% di 2007.
Dalam rangka pegendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain dilakukan melalui
pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM)
yang merupakan upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di
masyarakat. Adapun PTM yang dilakukan di Puskesmas Seririt I Singaraja berupa monitoring
terhadap pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi.
65
7. Presentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit tidak menular meningkat 50%
dari jumlah rekomendasi tahun 2014
8. Presentase Pelabuhan/bandara//PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit
tidak menular sebesar 100%
HIPERTENSI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmhg dan atau diastolik ≥
90 mmhg. Peningkatan Tekanan Darah ini sering tanpa gejala. Tekanan darah yang tidak
terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi, stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung
dan kerusakan ginjal.
Tujuan Program pengendalian Hipertensi adalah terselenggaranya upaya Pengendalian
Hipertensi guna menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dan akibat hipertensi di
Indonesia.
KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIPERTENSI
Mengembangkan dan memperkuat pengendalian faktor risiko hipertensi yang terintegrasi
dan berbasis masyarakat melalui kegiatan Posbindu PTM
Mengembangkan dan memperkuat kegiatan promosi pencegahan faktor risiko dan
perilaku CERDIK dalam pengendalian hipertensi
Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini faktor risiko hipertensi
Mengembangkan dan memperkuat kegiatan tindak lanjut dini faktor risiko dan respon
cepat kegawatdaruratan hipertensi
Meningkatkan dan memperkuat pelayanan rujukan hipertensi di rumah sakit
Mengembangkan rehabilitasi berbasis masyarakat
Meningkatkan advokasi dan sosialisasi pengendalian faktor risiko hipertensi
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pengendalian faktor risiko
hipertensi
Meningkatkan dan memperkuat manajemen, pemerataan dan kualitas peralatan deteksi
dini faktor risiko hipertensi
Mengembangkan dan memperkuat surveilans epidemiologi faktor risiko dan kasus
hipertensi
Mengembangkan dan memperkuat sistem informasi pengendalian hipertensi
66
Meningkatkan monitoring dan evaluasipelaksanaan pengendalian hipertensi
Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja pengendalian hipertensi yang
terintegrasi dengan jejaring nasional pengendalian penyakit tidak menular
67
Manajemen faktor risiko
KIE merupakan upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit
dan berperilaku “CERDIK” yaitu :
Penyuluhan langsung ke perorangan dan kelompok
Penyuluhan melalui media massa
o Tatalaksana / Pengobatan
Risiko penyakit dinilai berdasarkan tingginya tekanan darah, adanya faktor
risiko lain, adanya kerusakan target organ dan adanya penyakit penyerta
Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang
diinginkan, harus diberikan obat.
Tentukan tingkatan tekanan darah tinggi dan dirujuk ke Puskesmas untuk
penggunaan obat
Tentukan ada tidaknya keadaan krisis tekanan darah tinggi dan tatalaksananya
120
100
80
60 Hipertensi
Diabetes Melitus
40
20
0
Nopember Desember Januari Februari
68
10. PROGRAM PENGEMBANGAN
10.1 Program Kesehatan Jiwa
Masalah kesehatan jiwa memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan menimbulkan beban
yang besar bagi masyarakat. Terdapat berbagai macam masalah kejiwaan yang dialami oleh
masyarakat, bukan hanya gangguan psikotik, namun terutama gangguan cemas, deperesi dan
gangguan jiwa yang tampil dalam berbagai bentuk keluhan fisik.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa yang memadai agar tercapai
pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat, maka dikembangkan upaya pelayanan
kesehatan yang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah ada dan merupakan ujung
tombak dari system pelayanan kesehatan yaitu puskesmas. Di puskesma seririt I,
pelayanaan kesehatan jwa sudah dikembangkan sejak tahun 2010, bersamaan dengan tenaga
kesehatan dari Rumah Sakit Jiwa Bangli.
Berkaitan dengan progasm kesehatan jiwa ini, tenaga kesehatan yang terspesialisasi dala
bidang kesehatan jiwa bertindak sebagai konsultan dan Pembina. Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
kemudian menjadi tempat rujukan bagi pasien yang sulit ditangani dipelayanan kesehatan
dasar.
69
Chart Title
35
30
25
20
15
10
0
Februari Maret April Mei
Grafik 29. Rekapitulasi penderita gangguan Jiwa di Puskesmas Seririt I bulan Februari 2018
– Mei 2018
Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran (hearing impairment) atau ketulian (deafness)
mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara.
Penderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya dan merasa
terisolasi. Kehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti pendidikan formal di
sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh pekerjaan, yang pada akhirnya berakibat
pada rendahnya kualitas hidup yang bersangkutan. Kesulitan – kesulitan diatas akan
bertambah besar di Negara berkembang mengingat masih terbatasnya insfrastruktur
kesehatan telinga dan pendengaran dalam melakukan pencegahan, deteksi dini,
penatalaksanaan dan rehabilitasi.
Pertemuan WHO (Genewa, 2000) menyatakan bahwa 50% gangguan pendengaran dapat
dicegah (preventable deafness) melalui kegiatan Primary Health Centre I (PUSKESMAS).
Adapun faktor-faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah adalah :
1. OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis)
2. Pemaparan bising
70
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak (meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga
Mencegah kecacatan yang ditimbulkan akibat penyakit telinga dan gangguan
pendengaran yang sering ditemukan pada masyarakat setempat dengan
melaksanakan pencegahan terhadap penyakit telinga dibawah ini :
1. OMSK
2. Tuli sejak lahir (Kongenital)
3. Pemaparan bising (NIHL)
4. Presbikusis
Keempat penyakit telinga tersebut diatas telah ditetapkan oleh WHO sebagai
prioritas penanggulangan di Indonesia.
25
20
20
15
12
10
7
5 5
5 4 4 4 4
3 3 3
2 2 2 2
1 1 1 1 11 1
000 00 000 0000 0
0
< 4 Th 5-18 Th 19-44 Th 45-59 Th 60-64 Th > 65 Th
Grafik 30. Rekapitulasi Kasus Telinga Berdasarkan Kategori Umur di Puskesmas Seririt I
Bulan Februari 2018-Mei 2018.
Masalah pengelihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau medis, namun
juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah dicanangkan Right to Sight 2020,
71
sesuai dengan program Vision 2020 yang diterapkan oleh World Health Organization
(WHO). Hal ini kemudian diwujudkan melalui kebijakan Penanggulangan Gangguan
Pengelihatan dan Kebutaan (PGPK) di Propinsi dan kabupaten/kota dengan focus pada
penyebab utama kebutaan, yaitu katarak, kelainan refraksi, glaucoma, dan xeropthalmia.
Upaya kesehatan indera pengelihatan di Puskesmas Seririt I merupakan salah satu
upaya kesehatan berdasarkan kebijakan PGPK Propinsi Bali. Demi mencapai tujuan
“Mata Sehat 2020”, maka PGPK memiliki misi untuk melakukan promosi kesehatan
untuk memberdayakan masyarakat, menanggulangi gangguan pengelihatan dan kebutaan
secara dini, memfasilitasi pemerataan pelayanan mata yang bermutu dan terjangkau, dan
menggalang kemitraan dengan masyarakat dan pihak terkait.
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pengelihatan di tingkat Puskesmas adalah
sebagai berikut :
1. Promotif : penyuluhan kesehatan indera pengelihatan
2. Preventif : deteksi dini/skringing gangguan pengelihatan (Katarak, galukoma,
xeropthalmia, kelainan refraksi)
3. Kuratif : pelayanan kesehatan mata dasar dan rujukan.
Berikut di bawah kami lampirkan data-data mengenai jenis-jenis penyakit mata sesuai
dengan kunjungan pada Puskesmas Seririt I bulan Nopember 2017-Januari 2018.
72
40
35
35
30
25
20
15 12
10 11
10 8 7 8
5 5 6
3 32 4 44
5 2 2 2
0000100 0000000 0 000 1011 00001 00
0
< 4 Th 5-18 Th 19-44 Th 45-59 Th 60-64 Th > 65 Th
Grafik 31. Rekapitulasi Jumlah Kasus Penyakit Mata Menurut Golongan Umur Bulan Februari
2018-Maret 2018 di Puskesmas Seririt I
Laboratorium
Laboratorium Puskesmas Seririt I berfungsi sebagai penunjang diagnostik dan penentuan terapi
dari penyakit-penyakit yang masuk melalui UGD, Poliklinik Umum, Poliklinik Anak, serta
poliklinik VCT dan IMS. Adapun pemeriksaan yang tersedia adalah :
Darah Lengkap,
Golongan Darah,
Urine Lengkap,
Hb sahli,
Gula darah puasa,
Gula darah 2 jam PP,
Asam Urat,
Pemeriksaan dahak (BTA S-P-S)
HIV
Pemeriksaan lab IMS (Infeksi Menular Seksual)
73
Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Februari 2018 Maret 2018 April 2018 Mei 2018
Gol. Darah Urine Dahak SPS DL GDA Asam Urat HIV Kolesterol IMS
75