TUJUAN
1. Monografi Bahan
A. ASAM ASKORBAT
Rumus C6H8O6
Molekul
Rumus
Struktur
B. KARBOADSORBEN
Rumus Molekul Tersusun atas karbon
Rumus Struktur
C. NACL
Rumus Molekul NaCl
Rumus Struktur
2. Formula Acuan
3. Perhitungan Tonisitas
Bahan Ekivalensi Konsentrasi Hasil
Asam askorbat 0,18 5% 0.9%
ALAT
NO NAMA ALAT
1 Batang pengaduk
2 Cawan porselin
3 Corong gelas
4 Gelas beker
5 Gelas ukur
6 Kertas saring
7 LAF
8 Neraca analitik
9 Oven
BAHAN
NO NAMA BAHAN
1 Asam askorbat
2 Karbonadsorben
3 Water for injection
4 HCl
5 NaOH
V. PROSEDUR PEMBUATAN
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan, tujuan yang hendak dicapai yaitu mampu melakukan
studi preformulasi sediaan injeksi, mampu melakukan pembuatan sediaan injeksi dan mampu
melakukan evaluasi sediaan injeksi.
Pada proses formulasi sediaan steril, perlu dilakukan adanya sterilisasi. Sterilisasi
merupakan . Sterilisasi terbagi atas dua yaitu sterilisasi proses dan sterilisasi akhir. Sterilisasi
proses terbagi menjadi sterilisasi fisik yaitu dengan pemijaran (dengan api) pada alat, panas kering
dengan oven yang cocok untuk alat-alat kaca dan uap panas dengan menggunakan autoklaf.
Sterilisasi kimiawi dengan menggunakan senyawa desinfektan, alcohol dan sterilisasi mekanik
dengan filtrasi menggunakan penyaring berpori sangat kecil (0.22 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan.
Dalam penulisan nomor registrasi sediaan, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu terdiri
dari 15 digit dimana digit 1 menunjukkan nama obat dengan D adalah nama dagang dan G adalah
nama generic. Digit 2 menunjukkan golongan obat dimana N adalah narkotik, P adalah
psikotropika, K adalah obat keras, T adalah obat bebas terbatas, dan B adalah golongan obat
bebas. Digit 3 menunjukkan jenis produksi dimana I adalah obat jadi impor, E adalah obat jadi
ekspor, L adalah obat jadi produk dalam negeri/local, X adalah obat jadi untuk keperluan khusus,
J adalah obat jadi terjangkau, dan S adalah obat jadi siaga. Digit 4 dan 5 menunjukkan tahun
persetujuan obat jadi. Digit 6, 7, dan 8 menunjukkan nomor urut pabrik. Digit 9, 10, 11
menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui. Digit 12,13 menunjukkan bentuk sediaan obat,
digit 14 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi dan digit 15 menunjukkan kemasan berbeda
tiap nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat jadi. Adapun aturan penulisan nomor batch yaitu
digit 1 menunjukkan untuk produk (tahun). Digit 2 dan 3 menunjukkan kode produk. Digit 4,5,6
menunjukkan urutan produk.
Prinsip dari osmometer yaitu membandingkan titik beku air dengan larutan yang diuji.
Syarat sediaan injeksi yaitu aman, obat tidak boleh menyebabkan iritasi dan toksik, harus jernih,
tidak terdapat partikel kecuali suspense, tidak berwarna, isohidris yaitu PH larutan sama dengan
darah dan cairan tubuh, isotonis yaitu tekanan osmotic sama dengan darah dan cairan tubuh,
steril, dan bebas pirogen.
Berdasarkan percobaa, hasil yang diperoleh yaitu nilai PH sebesar 2.82, nilai PH yang
diperoleh sangat jauh berbeda dengan PH tubuh yaitu sebesar 7.4 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sediaan terlalu asam. Nilai osmolaritas yang diperoleh yaitu sebesar 206, nilai osmolaritas
yang baik yaitu 270-320 mosmol sehingga dapat disimpulkan bahwa osmolaritas sediaan tidak
baik. Pada uji kejernihan, diperoleh hasil bahwa sediaan masih mengandung partikel-partikel
asing yang seharusnya tidak ada pada sediaan steril, hal ini kemungkinan terjadi akibat kesalahan
praktikan yaitu kesalahan penyaringan yang tidak bersih dan alat yang digunakan belum steril.
Adapun pada pengamatan organoleptis, hasil yang diperoleh yaitu larutaan jernih dengan warna
agak kekuningan. Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan belum steril karena masih ada partikel
yang tidak terserap oleh karboadsorben.
VII. KESIMPULAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK D4
ELEN YOGIANTI (16613089)
CAHYA YULIA ARDINI (16613090)
M. RADINAL ANSORI (16613091)
MUFTIHATUL HUSNA (16613092)
INANG KARLINA (16613096)
NAMA PARAF
ASISTEN