Anda di halaman 1dari 7

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Soeparyo.,

Oleh:

1. Merdiana Dyah Safitri (1608036013)


2. Dewi Krisnawati
3. Ihsan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak memiliki peranan penting bagi perjalanan hidup manusia,
dimanaakhlak merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang
kehadirannyahingga kini makin dirasakan dan memandu perjalanan hidup manusia
agarselamat di dunia dan akhirat. Tidak berlebihan jika misi utama
kerasulanMuhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia, dan
sejarahmencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau antara lain
adalah akhlaknya yang mulia.
Maka kajian tasawuf sangat dibutuhkan untuk merespon dan
memprediksimasa depan tasawuf, dalam makalah ini akan dibahas tentang
pengertianakhlak, pengertian tasawuf, dasar-dasar tasawuf dalam al-Qur’an dan
hadis.Kajian ini setidaknya memberikan pandangan objektif terhadap tasawuf.
Jikaberbicara tentang pengertian tasawuf akan ditemukan banyak sekalipengertian
yang berbeda-beda dikalangan para ulama. Secara singkat bahwailmu tasawuf adalah
ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuangmemerangi hawa nafsu,
mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menujukeabadian, serta berpegang teguh pada
janji Allah dan mengikuti syariatRasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai
keridlaan-Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian tasawuf ?
2. Bagaimana landasan tasawuf dalam Al-Qur’an ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tasawuf.
2. Untuk mengetahui landasan tasawuf dalam Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf
Pengertian tasawuf menurut etimologi, terminologi, dan juga pendekatan
lainnya, terdapat perbedaan. Secara umum, diantara perbedaan tersebut tentu ada garis
merah atau benang merah yang dapat ditarik.
A. Secara Etimologi
a. Berasal dari Kata Shuffah
Tasawuf berasal dari istilah shuffah. Shuffah berarti serambi tempat
duduk. Suffah berasal di serambi masjid Madinah yang disediakan
untuk mereka yang belum memiliki tempat tinggal atau rumah dan dari
orang-orang muhajirin yang ada di Masa Rasulullah SAW. Mereka
dipanggi sebagai Ahli Suffah atau Pemilik Sufah karena di serambi
masjid Madinah itulah tempat mereka.
b. Berasal dari Kata Shaf
Selain itu, istilah tawasuf juga berasal dari kata Shaf. Shaf memiliki
arti barisan. Istilah ini dilekatkan kepada tasawuf karena mereka, para
kaum sufi, memiliki iman yang kuat, jiwa dan hati yang suci, ikhlas,
bersih, dan mereka senantiasa berada dalam barisan yang terdepan jika
melakukan shalat berjamaah atau dalam melakukan peperangan.
c. Berasal dari Kata Shafa dan Shuafanah
Istilah Tasawuf juga ada yang mengatakan berasal dari kata shafa yang
artinya bersih atau jernih dan kata shufanah yang memiliki arti jenis
kayu yang dapat bertahan tumbuh di daerah padang pasir yang
gersang.
d. Berasal dari Kata Shuf
Pengertian Tasawuf juga berasal dari kata Shuf yang berarti bulu
domba. Pengertian ini muncul dikarenakan kaum sufi sering
menggunakan pakaian yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini
melambangkan bahwa mereka menjunjung kerendahan hati serta
menghindari sikap menyombongkan diri. Selain itu juga sebagai
simbol usaha untuk meninggalkan urusan-urusan yang bersifat
duniawi. Orang-orang yang menggunakan pakaian domba tersebut
dipanggil dengan istilah Mutashawwif dan perilakunya disebut
Tasawuf.
B. Secara Terminologi
a. Menurut Imam Junaid
Menurut seorang sufi yang berasal dari Baghdad dan bernama Imam
Junaid, Tasawuf memiliki definisi sebagai mengambil sifat mulia dan
meninggalkan setiap sifat rendah.
b. Menurut Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah seorang syekh yang berasal
dari Afrika Utara. Sebagai seorang sufi ia mendefinisikan tasawuf
sebagai proses praktek dan latihan diri melalui cinta yang mendalam
untuk ibadah dan mengembailikan diri ke jalan Tuhan.
c. Sahal Al-Tustury
Sahal Al Tustury mendefinisikan tasawuf sebaai terputusnya hubungan
dengan manusia dan memandang emas dan kerikil. Hal ini tentu
ditunjukkan untuk terus menerus berhubungan dan membangun
kecintaan mendalam pada Allah SWT.
d. Syeikh Ahmad Zorruq
Menurut Syeikh Ahmaz Zorruq yang berasal dari Maroko, Tasawuf
adalah ilmu yang dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-
mata untuk Allah dengan menggunakan pengetahuan yang ada tentang
jalan islam. Pengetahuan ini dikhususkan pada pengetahuan fiqh dan
yang memiliki kaitan untuk mempebaiki amalan dan menjaganya
sesuai dengan batasan syariah islam. Hal ini ditujukan agar
kebikjasanaan menjadi hal yang nyata.
C. Secara Umum
Dari pengertian tasawuf secara etimologi dan terminologi dapat
diambil kesimpulan bahwa Tasawuf adalah pelatihan dengan kesungguhan
untuk dapat membersihkan, memperdalam, mensucikan jiwa atau rohani
manusia. Hal ini dilakukan untuk melakukan pendekatan atau taqarub kepada
Allah dan dengannya segala hidup dan fokus yang dilakukan hanya untuk
Allah semata.
Untuk itu, tasawuf tentu berkaitan dengan pembinaan akhlak,
pembangunan rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal
dunia yang dapat melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam
mencapai tujuannya dalam hidup. Untuk itu, praktik tasawuf ini dapat
dilakukan oleh siapapun yang ingin membangun akhlak yang baik, sikap
terpuji, kesucian jiwa, dan kembalinya pada Illahi dalam kondisi yang suci.
Secara umum, tentu ajaran tasawuf jika dikembangkan tidak boleh
bertentangan dan juga bersebrangan dengan ajaran yang berasal dari Wahyu
Al Quran dan Sunnah Rasulullah. Sebagai bentuk kecintaan manusia kepada
Rasulullah tentunya juga harus tetap melaksanakan ibadah sebagaimana Rasul
ajarkan.

B. Landasan Tasawuf Dalam Al-Qur’an


a. QS Al Baqarah : 115

‫ِل‬
ِ ‫ق َو ِ ه‬ ُ ‫ّللا َو ْجهُ فَث َ َّم ت ُ َولُّواْ فَأ َ ْينَ َما َوا ْل َم ْغ ِر‬
ُ ‫ب ا ْل َمش ِْر‬ ِ ‫ّللاَ ِإ َّن ه‬
‫ه‬
-‫س ٌع‬
ِ ‫ع ِلي ٌم َوا‬
َ -١١٥
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu
menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-
Nya) lagi Maha Mengetahui.”

b. QS Al Baqarah : 186

‫سأَلَكَ َو ِإذَا‬ َ ‫يب فَ ِإ ِنهي‬


َ ‫ع ِنهي ِع َبادِي‬ ُ ‫َان ِإذَا الدَّاعِ َدع َْوةَ أ ُ ِج‬
ٌ ‫يب قَ ِر‬ ِ ‫َدع‬
ْ َ‫ُون لَعَلَّ ُه ْم بِي َو ْليُ ْؤ ِمنُواْ ِلي فَ ْلي‬
-ْ‫ستَ ِجيبُوا‬ َ ‫شد‬ُ ‫ يَ ْر‬-١٨٦
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

c. QS Qof : 16

‫ان َخلَ ْقنَا َولَقَ ْد‬


َ ‫س‬ ِ ْ ‫س َما َونَ ْعلَ ُم‬
َ ‫اْلن‬ ْ ‫سهُ ِب ِه ت ُ َو‬
ُ ‫س ِو‬ ُ ‫ِإلَ ْي ِه أ َ ْق َر‬
ُ ‫ب َونَ ْحنُ نَ ْف‬
-‫ ا ْل َو ِري ِد َح ْب ِل ِم ْن‬-١٦
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya.”

d. QS Al Kahfi : 65

َ ‫علَّ ْمنَاهُ ِعن ِدنَا ِم ْن َر ْح َمةً آتَ ْينَا ُه ِعبَا ِدنَا ِ هم ْن‬
‫ع ْبدا ً فَ َو َجدَا‬ َ ‫لَّ ُدنَّا ِمن َو‬
-ً ‫ ِع ْلما‬-٦٥
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami,
yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai