Dedi Febriandi PDF
Dedi Febriandi PDF
Di Susun Oleh :
Nama : Dedi Febriandi
Nim : 138911
Assalamu Alaikum Wr Wb
Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga makalah
yang berjudul ‘FORMULASI KRIM” dapat tersusun dengan baik dan
dapat disajikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan maupun
pengkajiannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya
membangun sangat kami harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini kami ucapkan terima
kasih kepada Kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi
dan semua teman – teman yang ikut membantu dalam penyusunan
makalah ini. Kami dari tim penulis atau kelompok I juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing atas ilmu baru yang kami
dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum
pernah kami dapatkan sebelumnya Semoga saja dalam penyusunan
makalah ini, dapat memberi manfaat bagi peserta diskusi, dan kami dari
tim penulis memohon maaf, apabila terdapat kesalahan kata ataupun
kalimat yang tidak pantas untuk ditampilkan dalam sebuah diskusi,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah
ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal
‘alamin.Wassalamu Alaikum Wr Wb
Pontianak, 10 oktober 2015
Penyusun
KELOMPOK 1
Daftar isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
I. 2 Keuntungan Sediaan suspensi ............................................................................... 5
FORMULA SUSPENSI ..................................................................................................... 6
1. Rancangan bahan.................................................................................................. 6
2. Alasan pengambilan dan pengkombinasian bahan ........................................... 6
A.Sulfadimidin .......................................................................................................... 6
B. Na – CMC (carboxy methyl cellulosum natricum) ........................................ 6
C. Metil Paraben ....................................................................................................... 6
D .Glycerin ................................................................................................................. 7
E. Air suling .............................................................................................................. 7
F. Etil Vaniln ............................................................................................................. 7
G. Sodium Saccharin ................................................................................................ 7
3. Perhitungan dosis .................................................................................................. 8
4. Cara kerja .............................................................................................................. 8
5. Evaluasi kestabilan suspensi .................................................................................... 9
6. Uji Organoleptis ........................................................................................................ 9
7. Uji Penentuan Kekentalan (viskositas) ................................................................... 9
8. Uji pH ........................................................................................................................ 9
9. Berat jenis ................................................................................................................ 10
BAB III............................................................................................................................. 11
1. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
4. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suspensi dapat didefinisikan sebagai prearat yang
mengandung partikel obat yang terbagi secara halus(dikenal sebagai
susensoid) disebarkan secara merata dalam pembawa di mana obat
menunjukan kelarutan yang sangat minimum. (Ansel, 1989)
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi oral. Salah satu
adalah karena obat-obatan tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam
larutan tapi stabil bila disuspensi Dalam hal seperti ini suspensi oral
menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan. (Ansel,
1989)
Dengan membuat dalam bentuk yang tidak larut untuk
digunakan dalam suspensi mengurangi kesulitan ahli farmasi untuk
menutupi rasa yan tidak enak dan pemilihan zat pemberi rasa dapat
disesuaikan dengan rasa yang diiginkan,bukan untuk menutupi rasa yang
tidak enak dari suatu obat,kebanyakan suspensi oral berupa sediaan air
dengan pembawa yang diharumkan dan dimaniskan untuk memenuhi selera
pasien. (Ansel, 1989)
Suspensi secara umum dapat didefinisikan sebagai sediaan
yang mengandung obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut terdispersi
dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap dan bila dikocok perlahan – lahan endapan harus segera
terdispersi kembali (Anief, 2007)
1.2Tujuan
1. Memformulasikan Suspensi Antibiotik
2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme
kerja dan golongan-golonganya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi sediaan likuid dan semi solid
BAB II
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yang
pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi
yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Sulfadimidin 10 g
Na CMC 2 %
Methyl paraben 0,1 %
Sodium sakarin 0,5 %
Etil vanili 0,01 %
Glycerin 10 %
Aqua destilata ad 100 ml
A.Sulfadimidin
Serbuk atau hablur putih atau putih kuning gading tidak berbau
atau hampir tidak berbau,rasa agak pahit
Sukar larut dalam air,larut dalam 120 bagian etanol (95%)P, praktis
tidak larut dalam eter P,larut dalam aseton P, dalam minyak mineral,larutan
alkali hidroksida dan dalam latutan alkali karbonat.
E. Air suling
Air sering kali digunakan sebagai pembawa dan juga sebagai
pelarut untuk maksud ditambahkan pada bahan obat..Air suling berupa
cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak mempunyai rasa (FI ed.III :
96) Bebas dari iritasi dan kerusakan aktivitas farmakologi membuatnya
ideal untuk digunakan.
F. Etil Vaniln
hablur halus berbentuk jarum,putih hinga agak kuning, rasa dan
bau khas, Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam
etanol(95%) P, dalam eter p, dan dalam larutan alkali hidroksida ,larut
dalam gliserol p.
G. Sodium Saccharin
Garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis.
3. Perhitungan dosis
A. sulfadimidin : 10 gram
2
B. Na CMC : × 100 = 2 gram
100
0,1
C. Methyl paraben : × 100 = 0,1 gram
100
0,5
D. Sodium sakarin : × 100 = 0,5 gram
100
0,01
E. Etil vanili : × 100 = 0,01 gram
100
10
F. Glycerin : × 100 = 10 ml
100
G. Aqua destilata ad 100 ml
4. Cara kerja
1. timbang bahan, kalibrasi botol
2. masukkan air panas ke dalam beaker glass,larutkan Na CMC,aduk ad
mengembang dan masukkan ke dalam lumpang gerus ad halus.
3. tambahkan sulfadimidin,gerus ad homogen, sisihkan
4. larutkan sodium sakarin dengan air panas aduk ad larut, sisihkan
5. larutkan etyl vanilin dengan air panas aduk ad larut,sisihkan
6. larutkan metil paraben dengan air panas,aduk ad larut
7. tambahkan sediaan no 4,aduk ad homogen
8. tambahkan sediaan no 6 ke dalam lumpang yang berisi Na CMC dan
sulfadimidin, gerus ad homogen
9. masukkan ke dalam botol,tambahkan sediaan no 5 dan glycerin dan
aquadest ad batas kalibrasi, aduk ad homogen
10. kemas dan beri etiket putih
5. Evaluasi kestabilan suspensi
Evaluasi kestabilan suspensi dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan
pada suhu 5 derajat celcius selama 12 jam kemudian dilanjutkan 35 derajat celcius
selama 12 jam secara bergantian selama 10 siklus. Evaluasi ini meliputi uji
organoleptis, pH, kekentalan (viskositas) dan berat jenis sediaan
6. Uji Organoleptis
Uji ini meliputi bau, warna dan tekstur dari suspensi.
8. Uji pH
>>Tujuan:Mengetahui pH sediaan
>>Metode Evaluasi:
Piknometer disediakan
Piknometer di timbang dalam keadaan kosong
Hasil penimbangan piknometer kosong dicatat
Piknometer diisi air
Piknometer yang berisi air ditimbang
Hasil penimbangan dicatat
Air yang berada pada piknometer dikeluarkan
Piknometer dikeringkan sampai tidak terdapat air didalamnya
Piknometer diisi dengan sediaan eliksir
Piknometer+eliksir ditimbang
Hasil penimbangan dicatat
Dihitung bobot jenis sediaan
BAB III
1. Kesimpulan
A. fungsi dari antibiotik yakni digunakan untuk mengobati infeksi sistemik,
seperti infeksi saluran nafas, infeksi pada ginjal, infeksi saluran kemih, infeksi pada
saluran pencernaan, infeksi kelamin, dan lain-lain.
B. Antibiotik adalah obat yang digunakan dalam penanganan pasien yang terbukti
atau diduga mengalami infeksi bakteri dan terkadang juga digunakan untuk
mencegah infeksi bakteri pada keadaan khusus.
4. Saran
Dalam pembuatan sediaan Suspensi sebaiknya dalam hal praformulasi dan formulasi
lebih dipahami dan dimengerti agar dalam pembuatan sediaan diperoleh hasil sediaan
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, Edisi keempat.
Jakarta : UI Press
Depkes, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI