Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI SD NEGERI JOHO 02 KECAMATAN SUKOHARJO


KABUPATEN SUKOHARJO

Di Susun Oleh :

Restu Pramita H (P16092) Sriatin (P16100)


Rham Hakim S (P16093) TimahKhusnul K (P16101)
RisaAtrya T (P16094) Tri Sa’diyah R (P16102)
RintanAndini S (P16095) TyasPurniawati (P16103)
SekarViolita C (P16096) ViviYosisca (P16104)
SherlyNur A (P16097) YuliEkowati (P16106)
SholehMurjuanto (P16098) Yumayini Devi Y (P16107)
SitiHajijah S (P16099) ZulkarnainLubis (P16108)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil Praktek Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Konteks Pelayanan Kesehatan
Utama di SD Negeri Joho 02, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, pada tanggal 2 -
19 Januari 2018, telah mendapatkan persetujuan pada tanggal ..................

Pembimbing I :

(Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.PH)

Mengetahui,
Kaprodi D3 Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta

(Meri Oktariani, S.Kep., Ns,. M.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya seluruh kegiatan “Praktek Keperawatan Komunitas” di SD Negeri Joho 02
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dan penyusunan laporan ini dapat kami
selesaikan.
Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan berkat adanya bantuan dan
bimbingan serta kerjasama yang baik dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
2. Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Koordinator Praktek Keperawatan
Komunitas.
3. Pembimbing I Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.PH selaku pembimbing Akademik
Praktek Keperawatan Komunitas.
4. Priyo Nughroho, S.Kep., Ns., selaku pembimbing CI / lahan dari Puskesmas Sukoharjo.
5. Siti Rahayu S.pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Joho 02.
6. Seluruh dosen, staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bantuan
moril kepada kelompok kami.
7. Orang tua kami yang telah memberikan doa restu kepada kami.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Besar harapan kami
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, pihak Puskesmas Sukoharjo
sebagai bahan tindak lanjut untuk masalah kesehatan di SD Negeri Joho 02 Kecamatan
Sukoharjo.

Senin, 14 Januari 2019


Mahasiswa Praktek Komunitas
Kelompok SDN Joho 2 Sukoharjo
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..………
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………...……
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….……
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….……
B. Tujuan ………………………………………………………………….
C. Manfaat Laporan…………………………………………….………
D. Tindak Lanjut Kegiatan………………………………………………
E. Sistematika Penulisan………………………………………………...

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pelayanan Kesehatan Utama…………………………………………
B. Konsep Keperawatan Komunitas…………………………….………
C. Peran Perawat Komunitas……………………………………………
D. Asuhan Keperawatan Komunitas…………………………….………
E. Teori Perubahan Komunitas………………………………….………

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SEKOLAH


A. Tahap Persiapan ………………………………………………..……
B. Tahap Pengkajian……………………………………………….……
C. Pengumpulan Data………………………………………………...…
D. Analisa Data……………………………………………………….…
E. Diagnosa Keperawatan Komunitas………………………………..…
F. Penapisan Diagnosa Keperawatan…………………………………...
G. Perencanaan Komunitas……………………………………………...
H. Tahap Implementasi………………………………………………….
I. Evaluasi ……………………………………………………………...
J. Rencana Tindak Lanjut………………………………………………

BAB IV PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan……………………………………………………...
B. Tahap Pengkajian…………………………………………………….
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas…………………………………..
D. Tahap Perencanaan Komunitas ……………………………………...
E. Tahap Implementasi……………………………………………………
F. Tahap Evaluasi…………………………………………………………

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......………………………………………………………
B. Saran …………...……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
DAFTAR GRAFIK

Grafik : 1. Data Yang Diperoleh Dari Quisioner Kelas 1 – 6 Mengenai Personal


Hygine
Grafik : 2. Siswa yang mengatakan belum cukup mengerti personal hygiene
Grafik : 3. Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Makan Pada Siswa
Kelas 1 – 6 SDN N Joho 2 Sukoharjo, n = 203
Grafik : 4. Tabulasi data penyakit yang dialami siswa 1 bulan terakhir n = 25
Grafik : 5. Presentasi kebersihan toilet
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar grafik
Daftar lampiran
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan teori
Bab III Asuhan keperawatan komunitas di sekolah
1. Pengkajian komunitas
2. Diagnosakeperawatan komunitas
3. Rencana keperawatan komunitas
4. Tindakan keperawatan komunitas
5. Evaluasi
Bab IV Pendahuluan
Bab V Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatanmasyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakatdengan penekanan pada kelompok
berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajatkesehatan optimal dilakukan melalui
peningkatan kesehatan (promotif) danpencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels ofprevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatanyang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Mubarak, 2005).
Sekolah adalah untuk anak didik. Tugas utama pendidik (guru) adalah
mengusahakan agar setiap anak didik dapat belajar dengan efektif; baik secara
individual ataupun secara kelompok. Artinya, mereka patut merasa betah atau merasa
senang belajar di sekolah dan mereka dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Karena itu diperlukanlah peran guru dalam mengelola kelas dengan baik agar dapat
menunjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi
belajar yang tinggi itu.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Penulis berharap mampu menerapkan asuhan keperawatan pada sekolah
mengenai masalah kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada guru dan murid SDN Joho 2
Sukoharjo.
b. Melakukan analisa sesuai dengan hasil pengkajianuntuk
menentukanprioritas masalah keperawatan komunitas yang beresiko di
SDN Joho 2 Sukoharjo.
c. Merumuskan Diagnosa yang ada di SDN Joho 2 Sukoharjo
d. Menyusun perencanaan yang sesuai dengan diagnosa yang sudah
ditegakkan.
e. Melakukan tindakan yang benar berdasarkan rencana yang ditentukan
f. Melakukan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan komunitas di SDN
Joho 2 Sukoharjo.

C. Manfaat Laporan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengentahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas yang komprehensif pada siswa usia sekolah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
3. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada siswa dan lingkungan sekolah.
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
a. Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan komunitas dalam
kebersihan personal hygine dan kebersihan lingkungan.
b. Sebagai suatu pemicu untuk meningkatkan kesehatan

D. Tindak Lanjut Kegiatan


1. Peserta
Peserta Program Tindak lanjut di SDN Joho 2 Sukoharjo adalah diberikan
materi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
2. Waktu dan Tempat
Kegiatan Program Tindak Lanjut ini dilaksanakan pada tanggal 3 - 19
januari 2019 di SDN Joho 2 Sukoharjo.
3. Materi yang disampaikan antara lain :
a. Personal hygine (memotong kuku, mencuci tangan dengan handscrub dan
handwash).
b. Oral hygine (menggosok gigi)
c. Kebersihan lingkungan kelas, lingkungan sekolah, dan toileting
d. Hasil yang diharapkan
1) Siswa dapat menerapkan mencuci tangan yang benar setiap hari.
2) Siswa dapat menerapkan kebersihan lingkungan yang ada di sekolah
dan lingkungan rumah setiap hari.
3) Siswa dapat menerapkan kebersihan toileting dengan rutin.
e. Hambatan dan Solusi
1) Hambatan
Selama kegiatan berlangsung hambatan yang dialami adalah
komunikasi dengan siswa dan cara membuat siswa paham dan mau
untuk mengubah kebiasaannya menjadi lebih baik lagi dalam menjaga
kebersihan lingkungan, kebersihan toileting dan kebersihan diri.
2) Solusi
Memberikan kegiatan yang menarik agar siswa dapat
mengingat apa yang sudah diajarkan. Agar siswa dapat mengingat dan
menjadikannya kebiasaan yang baik untuk mereka.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang saling
mendukung dan melengkapi.
Bab pertama, berisi pendahuluan yang merupakan garis besar dari keseluruhan
polaberpikir dan dituangkan dalam konteks yang jelas serta padat. Atas dasar itu
deskripsi diawali dengan latar belakang masalah yang terangkum di dalamnya tentang
apa yang menjadi alasan memilih judul, dan bagaimana pokok permasalahannya.
Dengan penggambaran secara sekilas sudah dapat ditangkap substansi skripsi.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas maka dikemukakan pula tujuan penelitian baik
ditinjau secara teoritis maupun praktis.
Penjelasan ini akan mengungkap seberapa jauh signifikansi tulisan ini. Kemudian
agar tidak terjadi pengulangan dan penjiplakan maka dibentangkan pula berbagai hasil
penelitian terdahulu yang dituangkan dalam tinjauan pustaka. Demikian pula metode
penulisan diungkap apa adanya dengan harapan dapat diketahui apa yang menjadi jenis
penelitian, pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.
Pengembangannya kemudian tampak dalam sistematika penulisan. Dengan demikian,
dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun
dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab kedua,
ketiga, bab keempat, dan bab kelima.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama


Perawatan utama adalah cara pelayanan kesehatan personal dimana perawatan
tersebut memiliki beberapa proses yang berurutan. Dalam buku Fundamental
Keperawatan Potter & Perry (2010) menyatakan bahwa “perawatan utama adalah suatu
cara pelayanan kesehatan personal yang memberikan perawatan kontak pertama,
berkelanjutan, komprehensif, dan terkoordinasi”. Sedangkan, di samping perawatan
utama juga terdapat sistem pelayanan kesehatan utama. Menurut WHO, 1998 dalam
buku Potter & Perry (2010) “sistem pelayanan kesehatan adalah sistem pelayanan
esensial dapat diperoleh dengan mudah secara universal bagi individu dan keluarga
dalam komunitas tertentu, disediakan bagi mereka melalui partisipasi penuh dari
mereka sendiri, dan dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan
pemerintah daerah”.
Dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan kesehatan juga termasuk dalam
perawatan utama. Dalam buku Potter & Perry (2010) dijelaskan mengenai peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai berikut. Peran perawat dalam peningkatan
kesehatan di tempat perawatan utama mempunyai tiga komponen utama. Pertama,
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan perlu ditingkatkan untuk kepentingan
kesehatan itu sendiri. Kedua, gangguan dan ketidakmampuan akan menyebabkan
kerugian bagi klien, keluarga, dan masyarakat. Ketiga, pelayanan kesehatan tidak hanya
menetapkan diagnosa dan tindakan pengobatan penyakit, tetapi juga mengembalikan
klien, keluarga, dan masyarakat yang mengalami gangguan secara akut atau kronik
kepada tingkat kesehatan yang optimal.
Seluruh pencegahan penyakit juga sesuai dengan beberapa definisi, yaitu
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan primer
meliputi upaya dalam meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pencegahan
sekunder meliputi pendeteksian dini terhadap suatu penyakit dan komplikasinya. Lalu
untuk pencegahan tersier meliputi usaha untuk mempertahankan kesehatan itu sendiri
setelah mendapatkan suatu penyakit. Pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
tersebut sangatlah berpengaruh terhadap perubahan perilaku yang dilakukan bersama
dengan pemberian informasi kesehatan antara seorang pasien dan perawat. (Potter &
Perry, 2010).

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi
yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
(Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007) :
1. Individu sebagai klien
2. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien
(Riyadi, 2007).
3. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
4. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas
bersama (Riyadi, 2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam
bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,
yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas
dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan
masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang
relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,
2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Effendy, 2007), sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan
biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien

C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau
pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan
atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah Beberapa teori yang membahas tentang
pengkajian komunitas:
a. Sanders Interactional Framework
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini
juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)
b. Kliens interactional framework
1) Masyarakat sebagai system social
a) Pola komunikasi
b) Pengambilan keputusan
c) Hubungan dengan system lain
d) Batas wilayah
2) Penduduk dan lingkungannya
a) Karakter penduduk (demografi)
b) Faktor lingkungan, biologi dan social
c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
c. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas
b) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status
perkawinan
c) Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan
d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
2) Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian
lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey
dgn mengelilingi wilayah komunitas
3) Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan :
a) Hospital
b) Praktik swasta
c) Puskesmas
d) Rumah perawatan
e) Pelayanan kesehatan khusus
f) Perawatan di rumah
g) Counseling support services
h) Pelayanan khusus (social worker)
Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:
a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)
b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana
transportasi)
d) Statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
4) Keamanan transportasi
a) Keamanan
Protection service, Kwalitas udara, air bersih
b) Transportasi (milik pribadi/umum)
5) Politik & Government
a) Jenjang pemerintahan
b) Kebijakan Dep.Kes
6) Komunikasi
a) Formal
b) In formal
7) Pendidikan
a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di
luar komunitas
8) Recreation
Menyangkut tempat rekreasi
Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori
sebelumnya tentang pengkajian komunitastersebut yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan
Palpasi (Mubarak, 2005).
3. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
4. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
5. Penentuan masalah dan Perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).
6. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
b. Jumlah yang beresiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia
7. Diagnosisi keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
8. Rencana keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan
tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan
9. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model
for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
10. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut
Nasrul Effendi, 1998:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas.

E. Teori Perubahan Komunitas


Istilah komunitas berkaitan dengan banyak fenomena, pola penafsiran, dan juga
asosiasi.terjadi banyak kerancuan makna tentang istilah komunitas yang telah
melampaui batas pengertian pertamanya yang lazim digunakan oleh para sosiolog.
Komunitas biasanya merujuk pada suatu kelompok lingkungan yang para anggotanya
menghuni ruang fisik atau wilayah geografik yang sama di lingkungan tetangga, desa,
atau, kota. Komunitas juga diartikan sebagai suatu kelompok yang anggotanya
memiliki ciri-ciri serupa, yang biasanya di himpun oleh suatu rasa memiliki atau bias
pula oleh ikatan dan interaksi social tertentu yang menjadikan kelompok itu sebagai
suatu entitas social tersendiri.Contohnya: suatu suku bangsa atau kelompok etnik, kaum
beragama tertentu, kalangan akademik, atau komunitas profesional.

Perubahan sosial dan globalisasi mendorong munculnya frasa pengembangan


komunitas yang biasanya digunakan untuk menyebut proyek-proyek pengembangan
suatu daerah yang menyertakan keterlibatan aktif pada penduduknya. Proyek-proyek itu
bias dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, pembangunan
infrastruktur seperti jalan raya, sumur umum, jaringan irigasi, perbaikan sarana
pertanian, peningkatan fasilitas manufaktur, atau pembinaan kegiatan
komersial. Pengembangan komunitas dalam era globalisasi tidak lagi di batasi pada
wilayah-wilayah teritorial yang bersifat lokal. Misalnya, dalam hal upaya peningkatan
kesejahteraan material atau kehidupan ekonomi, akan memunculkan keadaan dimana
segenapaspek ekonomi, pasokan dan permintaan bahan mentah, informasi dan
transformasi tenaga kerja, distribusi hasil poduksi atau kegiatan pemasaran menyatu
atau terintegrasi dan kian terjalin dalam hubungan saling ketergantungan yang berskala
luas (dunia).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DISEKOLAH

A. Tahap Persiapan
Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan berorientasi pada kesehatan
masyarakat. Pada tahap persiapan mahasiswa melakukan penyelesaian administrasi dan
persiapan lokasi lapangan.
Selain itu mahasiswa juga menuju kembali lokasi praktik yang akan digunakan.
Setelah latihan praktik ditinjauan mahasiswa mulai melakukan winshieki survay yaitu
melihat secara garis besar situasi dan kedaan wilayah kota Sukoharjo, kelurahan
Sukoharjo, medan area dengan pemetaan yang dibuat sendiri. Namun sebelum
melakukan koordinasi pihak kelurahan, bidan desa dan kepala sekolah. Hal ini sesuai
dengan teori yang akan didapatkan di mana sebelum melakukan suatu kegiatan kita
harus mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian melibatkan orang-orang
yang cocok serta membuat komitmen untuk bekerja sama. Tahapan persiapan dilakukan
dengan bertahap yaitu menemui perangkat desa, bidan desa dan kepala sekolah untuk
melakukan praktik keperawatan komunitas di SDN JOHO 2 SUKOHARJO lalu
melakukan winshield survey.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas (PKL) diawali dengan kegiatan
penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan 27 Desember 2018 di puskesmas sukoharjo.
Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa mendapatkan menjelasan dari koordinato
praktik klinik keperawatan komunitas. Pihak pendidik, puskesmas, kepala desa dan
kepala dusun. Acara tersebut dilanjutkan dengan orientasi ke wilayah. Desa gamping
kecamatan sukoharjo kabupaten sukoharjo. Selanjutnya mahasiswa merencanakan
acara pertemuan dengan bidan desa untuk pengarahan dengan anggota komunitas.
Keberhasilan pelaksanaan praktik komunitas kelompok khusus di laksanakan
pada tanggal 02 Januari 2019 –15 Januari 2019 di SD N 2 Joho, Sukoharjo tergantung
dari penerimaan siswa terhadap mahasiswa. Dengan upaya pendekatan, perkenalan dan
penyampaian maksud dan tujuan siswa diharapkan dapat mengerti akan kegiatan yang
akan dilakukan oleh mahasiswa selama praktik komunitas berlangsung. Hal tersebut
agar menghindari dari kesalahpahaman antara siswa dengan mahasiswa dan agar
terwujudnya bina hubungan saling percaya antara warga sekolah dan mahasiswa,
kemudian juga di lakukan perkenalankepada siswa-siswi SDN JOHO 2 SUKOHARJO
pada hari ke-2.

B. Tahap Pengkajian
Pengkajian tahap awal yang berupa persepsi siswa terhadap masalah kesehatan
secara umum. Kegiatan MW 1 dilaksanakan guna mengidentifikasikan POKJAKES
atau kelompok kerja kesehatan.Kegiatan POKJAKES ini bertujuan untuk mencapai,
memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan siswa yang optimal secara
mandiri.Pada tahap pelaksanaan telah dilakukan pengkajian dan penyebaran quisoner
pada siswa siswi kelas 1-6 di SDN Joho 2

C. Pengumpulan Data
Pada tahap pelaksanaan telah dilakukan pengkajian dan penyebaran quisoner
pada siswa siswi kelas 1-6 di SDN Joho 2 menyatakan bahwa sebagian besar siswa
memilih jika kebersihan lingkungan kurang dengan presentase 36 % dan personal
hygine atau perawatan diri dengan presentase 46 %. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara guru dan kepala sekolah serta 5 orang siswa – siswi yang kami pilih secara
acak. Kepala sekolah mengatakan jika banyak hal yang perlu dibenahi apalagi terkait
dengan PHBS. Karena untuk angka tidak masuk siswa dari 1 bulan terakhir meningkat
rata - rata penyakit yang dialami siswa adalah batuk, pilek, panas, cacar, dan ada yang
sunat. Menurut pendapat siswa memang untuk 1 bulan terakhir dikelas mereka rata –
rata dalam 1 kelas 3 orang siswa tidak masuk karena sakit untuk lamanya sakit 1 – 3
hari, untuk kebersihan toilet dirasa kurang dan untuk kebersihan diri kurang adanya
pemantauan seperti cuci tangan sebelum atau sesudah melakukan kegiatan sebab air
kadang mati.
YA
LINGKUNGAN
11%
30%
21% PERSONAL HYGIENE

MAKANAN BERGIZI
38%

SANITASI

TIDAK
KEBERSIHAN
5% LINGKUNGAN
16% 36%
PERSONAL HYGIENE

MAKANAN BERGIZI
43%

SANITASI

TIDAK YA
KEBERSIHAN LINGKUNGAN 182 86
PERSONAL HYGIENE 215 1 05
MAKANAN BERGIZI 81 629
SANITASI 27 30
1. Data Yang Diperoleh Dari Quisioner Kelas 1 – 6 Mengenai Personal Hygine

SISWA YANG MENGATAKAN BELUM CUKUP


MENGERTI PERSONAL HYGIENE
1%
1% 13% 7%
KELAS IA/IB
KELAS II
KELAS III
22%
KELAS IV
KELAS V
56%
KELAS VI

2. Data Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Makan Pada Siswa Kelas 1 -6
SDN N Joho 2 Sukoharjo, n = 203

Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Dilakukan


Implementasi

37%
YA
63%
TIDAK
3. Tabulasi data penyakit yang dialami siswa 1 bulan terakhir n = 25

Tabulasi Data Penyakit Dalam 1 bulan


Terakhir

12%
24%

36% diare

28% demam

flu

batuk

4. Presentase Kebersihan Toilet

Kebersihan Toileting Sebelum


Dilakukan Implementaisi

44%
56%

bersih kurang bersih

5. Presentase Kebersihan Lingkungan

Kebersihan Lingkungan Sebelum


Dilakukan Implementasi

39%
ya
61%
tidak
Masalah kesehatan di SDN 2 Joho Sukoharjo sangat rawan sehingga dibutuhkan
kerjasama dari pihak–pihak terkait meliputi kepala sekolah, guru kelas, puskesmas
untuk merencanakan program kegiatan berdasarkan masalah yang ada seperti
kebersihan lingkungan dan personal hygine di SDN 2 Joho Sukoharjo, untuk itu perlu
dilakukan musyawarah warga kelas II yang akan membahas tentang masalah
kebersihan lingkungan / PHBS dan Personal Hygine.

D. Analisa Data
No Data Diagnosa
Dx
Data Subyektif : Resiko terjadinya karies gigi pada
1 Berdasarkan hasil kegiatan dengan anak usia sekolah
siswa-siswi kelas 1-6 SDN Joho 2
Sukoharjo, siswa mengatakan jarang
untuk sikat gigi di malam hari dengan
alasan sudah mengantuk dan malas.

Data Obyektif :
Dari hasil observasi siswa-siswi kelas
1-6 SDN Joho 2 Sukoharjo yang sudah
melakukan sikat gigi, kelas 1: yang
mengalami karies sebesar 21 siswa
dari 36 siswa, kelas 2 : yang
mengalami karies sebesar 10 siswa
dari 28 siswa, kelas 3 : yang
mengalami karies sebesar 2 siswa dari
39 siswa, kelas 4 : yang mengalami
karies 3 siswa dari 39 siswa, kelas 5 :
yang mengalami karies 3 siswa dari 29
siswa, kelas 6 yang menalami karies 8
siswa dari 31 siswa.
2 Data Subyektif : Perilaku kesehatan cenderung
Berdasarkan hasil wawancara dengan beresiko
siswa-siswi kelas 6 SDN Joho 2
Sukoharjo sebanyak 5 siswa dan
quisioner dari kelas 1-6 dengan total
203 siswa mengatakan kadang-kadang
melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dengan alasan karena
siswa-siswi kelas 1 – 6 belum
mengetahui bagaimana cara atau
langkah-langkah mencuci tangan
dengan benar.

Data Obyektif :
Dari hasil observasi dari kelas 1 yang
berjumlah siswa yang kukunya
panjang dan kotor sebanyak 10
siswa Dari hasil observasi kelas 1
dan 6 yang berjumlah 203 siswa yang
tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan sejumlah 110
anak. Berdasarkan hasil kuesioner
dari 137 siswa-siswi, 59% yang
kadang-kadang mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
3 Data Subyektif : Ketidak efektifan pemeliharaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kesehatan komunitas
siswa-siswi kelas dan para wali kelas
1-6 SDN Joho 2 Sukoharjo ,masalah
yang sering dialami dalam 1 bulan
terakhir adalah flu, batuk,diare dan
demam.

Data Obyektif :
Dari hasil observasi anak-anak sering
jajan makanan berwarna mencolok
atau berwarna-warni. Dari hasil
wawancara kepala sekolah, wali kelas
dan 5 siswa mengatakan bahwa dalam
satu bulan terakhir banyak siswa yang
mengalami penyakit batuk, flu,
demam dan untuk perkelas siswa yang
tidak masuk sebanyak 2 – 3 siswa

E. Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Resiko terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas

F. Penapisan Diagnosa Keperawatan


Masalah Komponen BPR Score Urutan /
Keperawatan A B C Rangking
Resiko 10 7 7 168 1
terjadinya karies
gigi pada anak
usia sekolah
Perilaku 8 6 5 100 2
kesehatan
cenderung
beresiko
Ketidakefektifan 8 5 5 90 3
pemeliharaan
kesehatan
komunitas
Keterangan :
A : Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B : Keseriusan masalah
C : Keefektifan intervensi
G. Perencanaan Komunitas
Diagnosa
N Tujuan Tujuan Khusus Rencana
No. Keperawatan Umum Kegiatan
Komunitas
Resiko
1 Setelah dilakukan Setelah 1. Menjelaskan
1 terjadinya tindakan dilakukan materi tentang
karies gigi keperawatan tindakan cara sikat gigi
pada anak usia selama 2 minggu. keperawatan yang benar
sekolah Diharapkan siswa- selama 2 2. Demonstrasi
siswi SDN Joho 2 minggu.Siswa- menyikat gigi
Sukoharjo mengerti siswi SDN Joho yang benar
tentang sikat gigi 2 Sukoharjo 3. Mengevaluasi
dengan kriteria mampu : tindakan
hasil :  Memelihara menyikat gigi
Siswa kesehatan gigi yang benar
mampu mencapai dan mulut
derajat kesehatan  Mampu
gigi dan mulut melaksanakan
upaya untuk
mencegah
terjadinya
penyakit gigi
dan mulut
Menurun
kan angka
penyakit gigi dan
mulut.
Perilaku
2 Setelah dilakukan Setelah 1. Pendidikan
2 kesehatan tindakan dilakukan kesehatan
cenderung keperawatan tindakan tentang
beresiko selama 2 keperawatan pentingnya
minggu.Diharapkan selama 2 minggu cuci tangan.
pengetahuan siswa- .Siswa-siswi 2. Demonstrasi
siswa SDN Joho 2 SDN Joho 2 tentang
Sukoharjo tentang Sukoharjomampu langkah-
pentingnya : langkah cuci
mencuci tangan  Siswi mampu tangan.
meningkat dengan menyebutkan 3. Pendidikan
kriteria hasil : definisi cuci kesehatan
Siswa-siswi tangan. tentang
SDN Joho 2  Siswi mampu pentingnya
Sukoharjomampu menyebutkan 5 oral hygine
mengetahui tentang waktu mencuci yang benar.
pentingnya tangan. 4. Demonstrasi
mencuci tangan.  Siswi mampu tentang
menyebutkan langkah-
dan langkah oral
memperagakan hygine yang
langkah- benar
langkah
mencuci
tangan.
Ketidakefektif
3 Setelah dilakukan Setelah 1. Pendidikan
3 an tindakan dilakukan kesehatan dan
pemeliharaan keperawatan tindakan pelatihan
kesehatan selama 2 minggu. keperawatan tentang
komunitas Diharapkan siswa- selama 2 Perilaku
siswi SDN Joho 2 minggu.Siswa- Hidup Bersih
Sukoharjo dalam siswi SDN Joho Sehat (PHBS
pemeliharaan 2 Sukoharjo )
kesehatan mampu : 2. Melakukan
meningkat dengan  Siswa mampu kerja bakti
kriteria hasil : menjaga membersihka
Siswa mampu lingkungan n toilet
menjaga yang bersih
lingkungan yang dan sehat
bersih dan sehat terutama toilet.
(Perilaku Hidup  Siswa mampu
Bersih Sehat ) berperilaku
hidup bersih
sehat

H. Tahap Implementasi
Hari / Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi
Tanggal
Selasa, 07.00 – 1. Memberikan pendidikan kesehatan Semua siswa – siswi
08 07.20 dan pelatihan tentang Perilaku kelas 1 – 6 SDN Joho
januari WIB Hidup Bersih Sehat (PHBS) 2 hadir :
2019 a. Menjelaskan apa itu cuci – Siswa - siwi
tangan sangat antusias
 Mencuci tangan adalah mengikuti acara
suatu tindakan untuk sampai selesai
membersihkan tangan dan – Siswa – siswi
jari jemari dengan dapat
menggunakan air, sabun menyebutkan
maupun cairan anti septik kembali
agar tangan menjadi pengertian cuci
bersih. tangan, kapan
b. Menjelaskan kapan harus cuci harus cuci tangan,
tangan tehnik cuci tangan
 Sebelum makan dan langkah -
 Sesudah makan langkah cuci
 Sesudah BAB / BAK tangan

 Sesudah melakukan – Siswa – siswi

aktifitas mampu

 Ketika kondisi tangan kita mempraktikan

kotor langkah – langkah

c. Menjelaskan tehnik cuci cuci tangan

tangan dengan benar


 Menggunakan handwash menggunsksn
 Menggunakan handscrub hsndscrub
d. Menjelaskan langkah – langkah – Siswa – siswi
cuci tangan selalu mencuci
 Hidupkan kran air lalu tangan setiap pagi
basahi tangan. Ambil
sabun dan usapkan secara
merata
 Usap kedua punggung
tangan secara bergantian
 Gosok sela – sela jari
hingga sabun berbusa
 Bersihkan bagian ujung
kuku dengan cara
mengatupkan secara
bergantian
 Gosok dan putar kedua ibu
jari secara bergantian hinga
bersih
 Letakan ujung jari atau
ujung kuku pada telapak
tangan lainnya dan gosok
memutar secara perlahan
agar kuman dan bakteri
segera hilang
 Bilas tangan dari sisa
sabun menggunakan air
mengalir sampai bersih lalu
keringkan
Rabu, 07.00 – 1. Memberikan pendidikan kesehatan Semua siswa – siswi
09 07.20 dan pelatihan tentang Perilaku kelas 1 – 6 SDN Joho
januari WIB Hidup Bersih Sehat (PHBS) 2 hadir :
2019 a Menjelaskan apa itu cuci – Siswa - siwi
tangan sangat antusias
 Mencuci tangan adalah mengikuti acara
suatu tindakan untuk sampai selesai
membersihkan tangan dan – Siswa – siswi
jari jemari dengan dapat
menggunakan air, sabun menyebutkan
maupun cairan anti septik kembali
agar tangan menjadi bersih. pengertian cuci
b Menjelaskan kapan harus cuci tangan, kapan
tangan harus cuci tangan,
 Sebelum makan tehnik cuci tangan
 Sesudah makan dan langkah -

 Sesudah BAB / BAK langkah cuci

 Sesudah melakukan tangan

aktifitas – Siswa – siswi

 Ketika kondisi tangan kita mampu

kotor mempraktikan

c Menjelaskan tehnik cuci langkah – langkah

tangan cuci tangan

 Menggunakan handwash dengan benar


menggunaakan
 Menggunakan handscrub
hand wash
d Menjelaskan langkah –
– Siswa – siswi
langkah cuci tangan
selalu mencuci
 Hidupkan kran air lalu
tangan setiap pagi
basahi tangan. Ambil
sabun dan usapkan secara
merata
 Usap kedua punggung
tangan secara bergantian
 Gosok sela – sela jari
hingga sabun berbusa
 Bersihkan bagian ujung
kuku dengan cara
mengatupkan secara
bergantian
 Gosok dan putar kedua ibu
jari secara bergantian hinga
bersih
 Letakan ujung jari atau
ujung kuku pada telapak
tangan lainnya dan gosok
memutar secara perlahan
agar kuman dan bakteri
segera hilang
 Bilas tangan dari sisa
sabun menggunakan air
mengalir sampai bersih
lalu keringkan
e Mendemonstrasikan langkah –
langkah mencuci tangan
Kamis, 09.15 – 1. Memberikan pendidikan kesehatan Semua siswa – siswi
10 09.45 dan pelatihan tentang Perilaku kelas 1 SDN Joho 2
januari WIB Hidup Bersih Sehat (PHBS) (Oral hadir :pengertian
2019 Hygine) sikat gigi, kenapa
a. Menjelaskan pengertian oral harus gosok gigi,
hygine ( sikat gigi ) kapan harus sikat
 Oral Hygine adalah gigi, dan langkah -
memberishkan gigi, gusi langkah sikat gigi
dan mulut – Siswa – siswi
b. Menjelaskan kenapa harus mampu
sikat gigi mempraktikan
 Agar gigi bersih langkah – langkah
 Terhindar dari gigi sikat gigi dengan
berlubang benar
 Terhindar dari bau mulut – Siswa – siswi
c. Menjelaskan kapan harus sikat selalu menggosok
gigi gigi setiap selesai
 Pagi hari jam olahraga
 Sore hari
 Malam sebelum tidur
d. Menjelaskan langkah – langkah
sikat gigi dengan benar
 Kumur menggunakan air
bersih
 Letakan pasta gigi pada
ujung sikat
 Gosok gigi bagian depan
dengan cara gosok kearah
atas bawah
 Lalu bersihkan bagian
samping kanan dan kiri
dengan membentuk
bukatan – bulatan
 Selanjutnya bersihkan
bagian dalam samping
kanan kiri atas bawah
dengan cara gosok gigi
kearah depan belakang
secara bergantian
 Bersihkan bagian dalam
atas dan bawah dengan
cara menggosok gigi
kearah luar

Jum’at, 08.00 – Semua siswa-siswi


2. Mendemonstrasikan Oral Hygine
11 10.00 SDN Joho 2
1. Mengajarkan pemeliharaan
januari WIB Sukoharjo hadir :
lingkungan dan toilet
2019 - Siswa – siswi
2. Mengajarkan gosok gigi kelas
3 dan 6 sangat antusias
3. Mempraktikan cuci tangan mengikuti
kegiatan
- Semua warga
sekolah ikut serta
dalam kegiatan
- Untuk kelas 1,2,
dan 3
membersihkan
lingkungan kelas
dan halaman
sekolah
- Untuk kelas 4,5
dan 6
membersihkan
green house,
halaman
belakang dan
toilet
- Untuk kelas 3
dan 6 belajar
mengenai gosok
gigi dan
mempraktikanny
a
- Semua siswa –
siswi mencuci
tangan setelah
melakukan
kegiatan
kebersihan
sekolah
Senin, 09.15 – 1.Memberikan pendidikan kesehatan Semua siswa – siswi
14 09.45 dan pelatihan tentang Perilaku kelas 4 SDN Joho 2
Januari WIB Hidup Bersih Sehat (PHBS) hadir :pengertian
2019 (Oral Hygine) sikat gigi, kenapa
a. Menjelaskan pengertian oral harus gosok gigi,
hygine ( sikat gigi ) kapan harus sikat
 Oral Hygine adalah gigi, dan langkah -
memberishkan gigi, langkah sikat gigi
gusi dan mulut – Siswa – siswi
b. Menjelaskan kenapa harus mampu
sikat gigi mempraktikan
 Agar gigi bersih langkah – langkah
 Terhindar dari gigi sikat gigi dengan
berlubang benar
 Terhindar dari bau – Siswa – siswi
mulut selalu menggosok
c. Menjelaskan kapan harus gigi setiap selesai
sikat gigi jam olahraga

 Pagi hari
 Sore hari
 Malam sebelum tidur
d. Menjelaskan langkah –
langkah sikat gigi dengan
benar
 Kumur menggunakan
air bersih
 Letakan pasta gigi
pada ujung sikat
 Gosok gigi bagian
depan dengan cara
gosok kearah atas
bawah
 Lalu bersihkan bagian
samping kanan dan
kiri dengan
membentuk bukatan –
bulatan
 Selanjutnya bersihkan
bagian dalam samping
kanan kiri atas bawah
dengan cara gosok
gigi kearah depan
belakang secara
bergantian
 Bersihkan bagian
dalam atas dan bawah
dengan cara
menggosok gigi
kearah luar
2.Mendemonstrasikan Oral Hygine

Selasa, 09.15 – 1.Memberikan pendidikan kesehatan Semua siswa – siswi


15 09.45 dan pelatihan tentang Perilaku kelas 5 SDN Joho 2
Januari WIB Hidup Bersih Sehat (PHBS) hadir :pengertian
2019 (Oral Hygine) sikat gigi, kenapa
a. Menjelaskan pengertian oral harus gosok gigi,
hygine ( sikat gigi ) kapan harus sikat

 Oral Hygine adalah gigi, dan langkah -

memberishkan gigi, langkah sikat gigi

gusi dan mulut – Siswa – siswi


b. Menjelaskan kenapa harus mampu
sikat gigi mempraktikan

 Agar gigi bersih langkah – langkah


 Terhindar dari gigi sikat gigi dengan
berlubang benar
 Terhindar dari bau – Siswa – siswi
mulut selalu menggosok
c. Menjelaskan kapan harus gigi setiap selesai
sikat gigi jam olahraga
 Pagi hari
 Sore hari
 Malam sebelum tidur
d. Menjelaskan langkah –
langkah sikat gigi dengan
benar
 Kumur menggunakan
air bersih
 Letakan pasta gigi
pada ujung sikat
 Gosok gigi bagian
depan dengan cara
gosok kearah atas
bawah
 Lalu bersihkan bagian
samping kanan dan
kiri dengan
membentuk bukatan –
bulatan
 Selanjutnya bersihkan
bagian dalam samping
kanan kiri atas bawah
dengan cara gosok
gigi kearah depan
belakang secara
bergantian
 Bersihkan bagian
dalam atas dan bawah
dengan cara
menggosok gigi
kearah luar
2.Mendemonstrasikan Oral Hygine

I. Evaluasi
No Diagnose Keperawatan Evaluasi
1 Resiko terjadinya karies gigi S :
pada anak usia sekolah - Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan sudah mengetahui
mengenai cara menggosok gigi
dengan benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan sudah mengertikapan
harus menggosok gigi
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan sudah mengerti tujuan
dari gosok gigi
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan bahwa sudah mengerti
pentingnya menggosok gigi setiap hari
O:

- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo


tampak antusias mengikuti semua
kegiatan sampai selesai
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
aktif dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak melakukan sikat gigi dengan
benar
A:
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai pemeliharaan kesehatan dan
perilaku hidup bersih sehat sudah
teratasi
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai cara menyikat gigi dengan
benar sudah teratasi
P:
- Memotivasi siswa – siswi SDN Joho 2
Sukoharjo agar tetap menjaga
kebersihan gigi dan melakukan gosok
gigi bukan hanya sa’at di sekolah saja
tetapi di rumah juga.
2 Perilaku kesehatan S:
cenderung beresiko - Siswa – siswi SDN Joho 2Sukoharjo
mengatakan sudah mengetahui
mengenai PHBS
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan sudah memahami
bagaimana cara cuci tangan dengan
benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan memahami bagaimana
cara gosok gigi yang benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan bahwa sudah mengerti
pentingnya pemeliharaan lingkungan
sekolah
O:
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak antusias mengikuti semua
kegiatan sampai selesai
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
aktif dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak melakukan cuci tangan dengan
benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak melakukan gosok gigi dengan
benar

A:
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai pemeliharaan kesehatan dan
perilaku hidup bersih sehat sudah
teratasi
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai cara mencuci tangan degan
benar sudah teratasi
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai cara menyikat gigi dengan
benar
P:
- Memotivasi siswa – siswi SDN Joho 2
Sukoharjo agar tetap menjaga
kebersihan lingkungan seklah dan
berperilaku hidup bersih dan sehat
3 Ketidakefektifan S:
pemeliharaan kesehatan - Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
komunitas mengatakan sudah mengetahui
mengenai PHBS
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan sudah memahami
bagaimana cara cuci tangan dengan
benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
mengatakan bahwa sudah mengerti
pentingnya pemeliharaan lingkungan
sekolah dan toilet.
O:

- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo


tampak antusias mengikuti semua
kegiatan sampai selesai
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
aktif dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak melakukan cuci tangan dengan
benar
- Siswa – siswi SDN Joho 2 Sukoharjo
tampak melakukan kebersihan
lingkungan kelas, sekolah dan toilet
A:
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai pemeliharaan kesehatan dan
perilaku hidup bersih sehat sudah
teratasi
- Masalah pemahaman siswa – siswi
kelas 1 – 6 SDN Joho 2 Sukoharjo
mengenai cara mencuci tangan degan
benar sudah teratasi
P:
Memotivasi siswa – siswi SDN Joho 2
Sukoharjo agar tetap menjaga kebersihan
lingkungan seklah dan berperilaku hidup
bersih dan sehat

J. Rencana Tindak Lanjut

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Tanggu


Kesehat ng
an Jawab
Resiko Meminimal- - Pendidikan Siswa – Setiap SDN Semua
terjadiny kan masalah kesehatan siswi SDN selesai Joho 2 warga
a karies kesehatan pada oral hygine Joho 2 jam Sukoharj sekolah
gigi siswa-siswi - Praktik Sukoharjo olahraga o SDN
pada dengan kriteria menggosok Joho 2
anak hasil : gigi Sukohar
usia Pengetahuan Memasang jo
sekolah siswa mengenai MMT
oral hygine ( mengenai
sikat gigi ) yang sikat gigi
benar yang benar.
Perilaku Meminimal- - Pendidikan Siswa – - Setiap SDN Semua
kesehata kan masalah kesehatan siswi SDN hari Joho 2 warga
n kesehatan pada mengenai Joho 2 pada Sukoharj sekolah
cenderun siswa-siswi cuci tangan Sukoharjo jam o SDN
g dengan kriteria yang benar 07.00 Joho 2
beresiko hasil : - Praktik cuci – Sukohar
Pengetahuan tangan 07.20 jo
siswa mengenai mengguna- WIB
perilaku hidup kan - Setiap
bersih sehat handwash jam
meningkat dan olahra
handscrub ga
- Pemasang- 09.15
an MMT 6 -
langkah 09.45
cuci tangan WIB
Ketidak- Meminimal- - Pendidikan Siswa – - Setiap SDN Seluruh
efektifan kan masalah kesehatan siswi SDN pagi Joho 2 warga
pemeliha kesehatan pada mengenai Joho 2 sebel Sukoharj sekolah
aan siswa-siswi PHBS Sukoharjo um o SDN
kesehata dengan kriteria - Kerja bakti pelaja Joho 2
n hasil : lingkungan ran Sukohar
komunit Pengetahuan kelas, dimul jo
as siswa mengenai lingkungan ai
perilaku hidup sekolah dan - Setiap
bersih sehat toilet pulan
meningkat - Pemasanga g
n MMT sekol
mengenai ah
himbauan - Setiap
di kamar hari
mandi jum’a
t
BAB IV
PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan komunitas adalah pekerjaan yang ditujukan pada individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan keperawatan komunitas di
SDN N 2 Joho Sukoharjo, kami berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bagi terwujudnya kesehatan di SDN N 2 Joho Sukoharjo. Khususnya siswa-
siswi di SDN N 2 Joho Sukoharjo pada umumnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan
bersama siswa-siswi di SDN N 2 Joho Sukoharjo dan mengingat beragamnya karakteristik
siswa-siswi dengan asuhan keperawatan, maka ada beberapa kendala yang dihadapi dalam
setiap kegiatan asuhan keperawatan komunitas.
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal kegiatan praktek keperawatan komunitas.
Pada tahap periapan dilakukanpenyusun format pengkajian dengan membagikan lembar
kuesioner, pendekatan warga SDN N 2 Joho Sukoharjo dan sosialisasi keberadaan
mahasiswa dan perijinan terhadap kegiatan mahasiswa. Penyusunan format pengkajian
dilakukan untuk mempermudah dalam pengambilan data komunitas. Pendekatan
kepada warga SDN N 2 Joho Sukoharjo dan sosialisasi keberadaan mahasiswa dan
perijinan terhadap kegiatan mahasiswa pada tahap persiapan untuk membina hubungan
saling percaya dengan warga SDN N 2 Joho Sukoharjo sehingga mempermudah
kegiatan yang akan dilakukan di SDN N 2 Joho Sukoharjo selanjutnya.
1. Faktor pendukung
a. Kepala sekolah SDN N 2 Joho Sukoharjo menerima mahasiswa dengan
baik dan membantu proses sosialisasi mahasiswa kepada siswa-siswi SDN
N 2 Joho Sukoharjo.
b. Penyusunan format pengkajian berjalan lancar
c. Mahasiswa sudah mendapatkan basecamp pada minggu pertama.
2. Faktor penghambat
Sebagian siswa-siswi di SDN N 2 Joho Sukoharjo sedikit ramai dan sulit
diatur, kami sedikit kesulitan dalam pengumpulan data pengisian kuesioner
karena siswa-siswi yang sebagian tidak mau diam ditempat, sehingga mengulur
banyak waktu.
3. Faktor kesempatan
Kesempatan yang didapat mahasiswa untuk melakukan kegiatan cukup
besar karena para guru membantu proses tersebut dengan baik.

B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan
keperawatan komunitas. Pada tahap pengkajian ini dilakukan pengkajian data dasar
yang meliputi data geografis, data demografis, distribusi penduduk berdasar : umur,
berdasar tingkat pendidikan, status kesehatan umum, data lingkungan fisik melalui
Wlnshield Survey dan fasilitas kesehatan yang ada di SDN N 2 Joho Sukoharjo.
Pengumpulan data ini dilakukan melalui pembagian kuesioner. Selain itu pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang ada di wilayah
SDN N 2 Joho Sukoharjo.
Sebelum melakukan pendataan kepada siswa-siswi mahasiswa terlebih dahulu
melakukan pertemuan. Musyawarah kelas yang pertama untuk keperluan sosialisasi
beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memperoleh data komunikasi
yang diperlukan.
1. Faktor pengkajian
a. Hubungan saling percaya
Hubungan saling percaya mulai terbina saat mahasiswa mlakukan
pendataan melalui wawancara kepada kepala sekolah dan guru untuk
pengambilan data. Hal ini terlihat dari kesediaan pihak sekolah untuk
menerima mahasiswa dan menjawab pertanyaan yang diberikan mahasiswa.
b. Penerimaan siswa-siswi
Semua siswa siswi SDN N 2 Joho Sukoharjo pada umumnyadapat
menerima kehadiran mahasiswa dengan baik. Tanggapan siswa-sisi sangat
positif terhadap kehadira mahasiswa.
c. Peran serta pihak sekolah
Kepala sekolah dan guru bersedia memberikan data yang dibutuhkan
terkait siswa-siswi yang ada di SDN N 2 Joho Sukoharjo.
2. Faktor penghambat
Waktu, tenaga, dan siswa-siswi : menjadi kendala karena sebagian siswa
yang bandel dan sulit diatur saat pelaksanaan pengkajian sehingga kami harus
mengatur siswa-siswi dahulu agar penjelasan mengenai pengisian kuesioner dapat
diterima oleh siswa-siswi SDN N 2 Joho Sukoharjo.
3. Faktor kesempatan
Mahasiswa memiliki kesempatan yang besar dalam pengkajian karena
kepala sekolah dan guru-guru menerima mahasiswa dan bersedia memberikan
data tentang siswa-siswi SDN N 2 Joho Sukoharjo.
4. Faktor ancaman
Kesulitan untuk menemui kepada keluarga sehingga dilakukan kunjungan
ulang.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas

D. Perencanaan Komunitas
1. Resiko terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah
TUM :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 mingu diharapkan siswa –
siswi SDN Joho 2 Sukoharjo mengerti tentang sikat gigi dengan kriteria hasil :
a. Siswa mampu mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut
TUK :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 minggu siswa – siswi SDN Joho 2
Sukoharjo mampu :
a. Memelihara kesehatan gigi dan mulut
b. Mampu melaksanakan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan
mulut
c. Menurunkan angka penyakit gigi dan mulut
Intervensi
a. Menjelaskan materi tentang cara sikat gigi yang benar
b. Mendemonstrasikan menyikat gigi yang benar
c. Mengevaluasi tindakan menyikat gigi yang benar
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
TUM :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan
pengetahuan siswa-siswa SDN Joho 2 Sukoharjo tentang pentingnya mencuci
tangan meningkat dengan kriteria hasil :
a. Siswa-siswi SDN Joho 2 Sukoharjo mampu mengetahui tentang pentingnya
mencuci tangan.
TUK :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu siswa-siswi SDN Joho
2 Sukoharjo mampu :
a. Siswi mampu menyebutkan definisi cuci tangan.
b. Siswi mampu menyebutkan 5 waktu mencuci tangan.
c. Siswi mampu menyebutkan dan memperagakan langkah-langkah mencuci
tangan.
Intervensi
a. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya cuci tangan.
b. Demonstrasi tentang langkah-langkah cuci tangan.
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas
TUM :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan siswa -
siswi SDN Joho 2 Sukoharjo dalam pemeliharaan kesehatan meningkat dengan
kriteria hasil :
a. Siswa mampu menjaga lingkungan yang bersih dan sehat (perilaku hidup
bersih sehat).
TUK :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu siswa - siswi SD N
Joho 2 Sukoharjo mampu :
a. Siswa mampu menjaga lingkungan yang bersih dan sehat terutama toilet.
b. Siswa mampu berprilaku hidup bersih bersih sehat.
Intervensi :
a. Pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS).
b. Melakukan kerja bakti membersihkan toilet.
E. Tahap Implementasi

Hari/tanggal/ No DX Implementasi Respon


Jam
Selasa , 8 2 Menjelaskan dan S : siswa mengatakan
januari 2019 mendemonstrasikan 6 langkah sudah paham dengan yg
7.00 WIB cuci tangan dengan handscrub dijelaskan
O : siswa terlihat ikut
mempraktikan 6 langkah
cuci tangan dengan
handscrub
Rabu , 9 2 Menjelaskan dan S : siswa mengatakan
januari 2019 mendemonstrasikan 6 langkah sudah paham dengan yg
7.00 WIB cuci tangan dengan handwash dijelaskan
O : siswa terlihat ikut
mempraktikan 6 langkah
cuci tangan dengan
handwash

09.15 WIB 1 Mengajarkan dan S : siswa mengatakan


mendemonstrasikan sudah paham dengan
menggosok gigi dengan benar gosok gigi yang benar
(kelas 1) O : siswa terlihat ikut
mempraktikan gosok
gigi

13.00 WIB 3 Mengajak dan memantau S : siswa mengatakan


kebersihan kelas bersedia untuk
membersihkan kelas
O : siswa terlihat
membersihkan
lingkungan kelas
Kamis, 10 2 Memantau cuci tangan per S:-
Januari 2019 kelas O : siswa terlihat
7.00 WIB bergantian cuci dengan
handwash

09.15 WIB 1 Mengajarkan dan S : siswa mengatakan


mempraktikan cara menggosok sudah paham dengan
gigi dengan benar (kelas 2) gosok gigi yang benar
O : siswa terlihat ikut
mempraktikan gosok
gigi

13.00 WIB Mengajak dan memantau S : siswa mengatakan


3 kebersihan kelas bersedia untuk
membersihkan kelas
O : siswa terlihat
membersihkan
lingkungan kelas
Jumat, 11 3 1. Mengarahkan dan ikut S : siswa mengatakan
januari 2019 kebersihan lingkungan (kls bersedia membersihkan
08.00 WIB 1-4) lingkungan sekolah
2. Mengarahkan dan ikut O : siswa terlihat
kebersihan toileting (kls membersihkan
5&6) lingkungan dan toilet
sekolah

1 Mengajarkan dan
mempraktikan cara menggosok S : siswa mengatakan
gigi dengan benar (kelas 3&6) sudah paham dengan
gosok gigi yang benar
O : siswa terlihat ikut
mempraktikan gosok
gigi
Senin , 14 2 Memantau cuci tangan per S:-
januari 2019 kelas O : siswa terlihat
07.00 WIB bergantian cuci dengan
handwash

09.15 WIB S : siswa mengatakan


Mengajarkan dan sudah paham dengan
1 mempraktikan cara menggosok gosok gigi yang benar
gigi dengan benar (kelas 5) O : siswa terlihat ikut
mempraktikan gosok
gigi

13.00 WIB
Mengajak dan memantau S : siswa mengatakan
3 kebersihan kelas bersedia untuk
membersihkan kelas
O : siswa terlihat
membersihkan
lingkungan kelas
Selasa, 15 2 Memantau cuci tangan per S:-
januari 2019 kelas O : siswa terlihat
07.00 WIB bergantian cuci dengan
handwash didepan kelas
masing2

S : siswa mengatakan
3 Memantau dan mengevaluasi sudah membersihkan
kebersihan kelas dan toileting kelas
O : kelas terlihat bersih,
toilet terlihat bersih

F. Tahap Evaluasi

Hari/tanggal/ No Dx Evaluasi
jam
Selasa, 16 1,2 S : Siswa mengatakan sudah paham dengan 6 benar
januari 2019 cuci tangan dan gosok gigi dengan benar
O : siswa terlihat sudah paham dengan yg diajarkan
dan ikut mempraktikan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

3 S : Siswa bersedia membersihkan lingkungan kelas


setiap pulang sekolah dan membersihkan toilet
O : lingkungan sekolah dan toilet terlihat bersih
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang
tergolong kelompok berisiko (at risk)terhadap timbulnya masalah kesehatan yang
terkait prilaku tidak sehat. Yang menjadi sasaran pengkajian adalah siswa-siswi SD
Joho 02 Sukoharjo dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 185 siswa.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah)
digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan
keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintah, komunikasi, pendidikan dan rekreasi.

B. Saran
1. Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan pada komunitas anak usia sekolah.
2. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak
usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam


Keperawatan.Jakarta:SalembaMedika

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi:Kelompok Pemintan Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta. Esis Erlangga

Mubarak, WI. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Anderson, Elisabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2010

Riyadi. Sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd

Soekamto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai