Anda di halaman 1dari 4

TUGAS EKONOMI MONETER 1

NAMA : MARLEN ADE PUTRA


NIM : 01031281320004

TEORI PERMINTAAN UANG

 Definisi

Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang,
beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara
penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan
dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang.
Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan
permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
 Teori Irving Fisher
Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teorinya dengan persamaan :
MVt = PT
Keterangan :
M (Money) : jumlah uang
Vt (Velocity of circulation) : tingkat perputaran uang
P (Price) : harga barang
T (Transaction of goods) : volume barang yang menjadi obyek transaksi
Persamaan diatas menggambarkan identitas sebab selalu benar. jadi jumlah unit barang
yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harga (nilai harga tersebut) harus/selalu sama
dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya (total pengeluaran transaksi).
Dengan kata lain, total pengeluaran (MV) = nilai barang yang dibeli (PT).

Dalam rumus MV =PT yang dimaksud dengan M yaitu common money saja, jumlah
uang logam ditambah dengan jumlah uang kertas negara ditambah dengan jumlah uang kertas
bank jadi uang giral belum dimasukkan dalam M tersebut. sehingga jumlah uang yang
beredar di masyarakat adalah common money ditambah demand deposit money dengan kata
lain uang giral ditambah uang kartal. Jenis rumus diatas masih terlalu sempit karena belum
diperhatikan uang giral dengan kecepatan berputarnya. Oleh karena itu fisher memperluas
rumusnya menjadi MV + M 1V1 = PT. M1 dimaksudkan uang giral sedang V1 kecepatan
berputarnya uang giral.

Penjelasan mengenai pengaruh M,V dan T terhadap harga (juga terhadap nilai uang) apabila
salah satu faktor yang mempengaruhi nilai uang mengalami perubahan.
1. Jika M naik maka V dan T tetap, akibatnya P akan naik, sebaliknya M turun sedang V dan
T tetap , akibatnya V akan turun. Dengan kata lain M naik V dan T tetap akan mengakibatkan
nilai uang turun, sebaliknya jika M turun, V dan T tetap maka berakibat nilai uang naik.

2. Jika V naik sedang M dan T tetap akibatnya P akan naik sebaliknya jika V turun sedang M
dan T tetap akibatnya T akan turun. Dengan kata lain jika V naik, M dan T tetap akan
mengakbatkan nilai uang turun, sedang jika V turun , M dan T tetap akan berakibat nilai uang
naik.
3. Akan tetapi jika T naik sedang M dan V tetap akibatnya P turun sedang jika T turun ,
sedang M dan V tetap maka P akan naik dengan kata lain jika T naik sedang M dan V tetap
berakibat nilai uang naik sebaliknya jika V turun sedang M dan T tetap akan berakibat nilai
uang naik.

Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan
oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk
seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa
yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual
sama dengan volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain
pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada
dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan
yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT (Rumus 1)
adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas ini
bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:

§ Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang ditentukan oleh
faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek
bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh
tingkat output masyarakat (pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan
mentransformasikannya dalam bentuk: Md = 1/Vt PT (Rumus 2).

Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt
dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan yang menunjukkan posisi
equilibrium di sektor moneter

§ MD = MS (Rumus 3)
Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah)
menghasilkan persamaan keempat yaitu :

§ Ms = 1/Vt PT (Rumus 4)
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara
proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam teori ini T
ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli
ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law).
Vt atau transaction velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang
timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh sifat
proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono,2005 : 18).

DAFTAR PUSTAKA

http://pranes321.blogspot.com/2013/03/teori-irving-fisher.html Diakses pada tanggal 19


Januari 2015

pranes321.blogspot.com/2013/03/teori-irving-fisher.html Diakses pada tanggal 19 Januari


2015

http://www.bimbie.com/irving-fisher.htm Diakses pada tanggal 18 Januari 2015

Boediono, Dr, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi NO.5 : EKONOMI MONETER, Edisi
Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai