Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM GIZI

ANALISA MASALAH KESENJANGAN JANUARI-JUNI 2018


 HASIL KEGIATAN
1. Pencapaian balita yang ditimbang berat badanya 77,53 %(Tidak
mencapai target 80%) kesenjangan 2,47 %
Cakupan D/S yang rendah berada di Desa Cipancar 51,23% dan
Talagasari 71,11 %. Sedangkan untuk di 4 desa lainnya yaitu Cintamekar,
cijengkol, cikujang dan Ponggang sudah berada diatas target. Cakupan
D/S masih rendah ini disebabkan penggerakan sasaran untuk datang ke
posyandu belum optimal, pengetahuan ibu balita atau pengasuh balita
mengenai pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balita
masih kurang, masih banyak orang tua bayi balita menganggap posyandu
hanya untuk mendapatkan imunisasi sehingga kalau sudah lengkap
imunisasi tidak datang lagi ke posyandu, kurangnya inovasi kegiatan dari
petugas kesehatan/pemegang program. RTL lintas sektor dengan aparat
desa lebih dioptimalkan, sweeping/kunjungan rumah, memberikan PMT
penyuluhan Pembuatan MPASI dengan memanfaatkan bahan pangan
lokal, Demonstrasi teknologi tepat guna, pendiidkan gizi/penyuluhan gizi,
digabungkannya pelaksanaan posyandu dengan poslansia.

2. Pencapaian balita yang naik berat badanya belum mencapai target yaitu
77,66% (target 80%)
Capaian yang rendah berada di 3 desa yaitu Cipancar 41,28%
Cintamekar 78,34% dan Talagasari 64,99% sedangkan untuk 3 desa
lainnya sudah mencapai targe. capaian rendah ini disebabkan oleh pola
makan dan asuh balita masih kurang sesuai, pengetahuan ibu balita
masih kurang. RTL pendidikan gizi/penyuluhan, pelatihan PMBA pada
kader agar dapat menyebarluaskan informasinya ke ibu balita, konseling
PMBA, Konseling menyusui dan kelas gizi

3. Pencapaian Vitamin A pada bufas 39,72% (Target sampai dengan Juni


40%) kesenjangan 0,28%
Capaian yang rendah berada di 3 Desa yaitu Cipancar 39,09%, Ponggang
34,21%, Talagasari 39, 51%. Hal ini disebabkan masih rendahnya
pengetahuan dan informasi ibu nifas mengenai manfaat kapsul vitamin A.
RTL melakuakan penyuluhan pentingnya Vitamin A oleh tenaga
kesehatan atau kader.

4. Pencapaian Fe1 pada bumil 41,53%(Target 45%) terdapat kesenjangan


3,47%.
Capaian yang rendah berada di 5 Desa yaitu Cipancar 34,78%, Cijengkol
43,7%, Cintamekar 43,64%, Ponggang 36, 13% dan Talagasari 44,71%.
Hal ini bisa disebabkan karena efek pemakaian obat fe yang dapat
menyebabkan mual muntah, kurangnya pengetahuan ibu mengenai tablet
tambah darah, kurangnya pemantauan atau kontrol untuk mengukur
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi Tablet tambah darah dan ketidak
taatan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD. RTL dengan pemantauan
minum TTD oleh tenaga kesehatan dan orang serumah, disediakannya
checklist pemantauan kepatuhan minum TTD bumil.

5. Pencapaian Fe3 pada bumil 37,46 % (target bln juni 42,5%) 


kesenjangan 5,04%
Capaian yang rendah berada di 5 desa yaitu cipancar 34,78%, cijengkol
38,66%, Cintamekar 40%, Ponggang 32,77%, Talagasari 34,12%. Hal ini
bisa disebabkan karena efek pemakaian obat fe yang dapat
menyebabkan mual muntah, kurangnya pengetahuan ibu mengenai tablet
tambah darah, kurangnya pemantauan atau kontrol untuk mengukur
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi Tablet tambah darah dan ketidak
taatan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD. RTL dengan pemantauan
minum TTD oleh tenaga kesehatan dan orang serumah, disediakannya
checklist pemantauan kepatuhan minum TTD bumil.

6. Pencapaian rumah tangga mengonsumsi garam beryodium 78% (tidak


mencapai target 85%) kesenjangan 7%. Hal ini disebabkan masih
belum pahamnya masyarakat mengenai cara pemilihan garam dan
penyimpanan garam beryodium. RTL Pemeriksaan garam beryodium,
penyuluhan gizi

7. Pencapaian ASI Ekslusif masih dibawah target 33,70% (target 47%)


kesnjangan 13.3%
Capaian yang rendah berada di 5 desa yaitu cipancar 30,46%, Cikujang
28,06%, Cijengkol 31,15%, Cintamekar 8,33% dan Ponggang 16,67%.
Hal ini disebabkan pengetahuan ibu balita mengenai asi ekslusif masih
kurang, adanya iklan yang menggambarkan kelebihan memberikan susu
formula, ibu balita bekerja. Belum semua Rumah Sakit menerapkan 10
LMKM (Langkah menuju Keberhasilan Menyusui), Gencarnya promosi
susu formula. Belum semua bayi mendapatkan IMD, Jumlah konselor
menyusui masih sedikit, belum semua kantor menyediakan ruang
menyusui, RTL pendidikan gizi/konseling ASI, Konseling PMBA,
Diterbitkan aturan per wilayah desa atau kecamatan mengenai kewajiban
memberikan ASI sampai usia 6 bulan, Kampanye IMD dan ASI Ekslusif,
kelas gizi untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang
pentingnyaasi ekslusif.

Anda mungkin juga menyukai