Anda di halaman 1dari 13

BAB III

KONDISI LAPANGAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Gambar 3.1 Peta Kabupate Tanah Bumbu

Lokasi rencana Bendungan Kusan berada di Desa Mangkalapi Kecamatan Kusan Hulu
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Mempunyai hulu di daerah
pegunungan Meratus dan mengalir ke hilir di Laut Jawa. Secara administrasif dan
berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu terletak antara
115 Derajat 15’-116 Derajat 04’ Bujur Timur dan 02 Derajat 52’-03 Derajat 47’ Lintang
Selatan, Mempunyai luas wilayah 5.066,96 Km². Dengan Batas wilayah sebagai berikut :
 Utara berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru dan Kecamatan Kelumpang
Hulu.
 Timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar.
 Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Laut Jawa.
 Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut.
Relif muka sampai bergelombang, bergunung-gunung dengan ketinggian 0-1245
Meter dari PermukaanLaut (MDPL). Terdapat 3 (Tiga) Daerah Aliran Sungai Yaitu
DAS Kusan, DAS Satui dan DAS Batulicin.
Morfologi wilayah Kabupaten Tanah Bumbu sebagian besar berupa PMKL dan
PMK. Selain itu sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu berada di kelas
ketinggian 25 – 100 meter dan di kemiringan 2 – 15 persen. Geologi wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu yang mempunyai ketinggian di atas 100 meter sebesar 31,01 persen dari
wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, sehingga terdapat beberapa daerah yang merupakan
dataran tinggi. Daerah dataran tinggi tersebut sebagian besar termasuk dalam jalur
barisan pegunungan Meratus. Tercatat setidaknya ada 18 puncak pegunungan yang
berada di wilayah ini. Gunung Mariringin, Mengili, Baturaya dan Gunung Gara Kunyit
merupakan puncak pegunungan yang puncaknya mencapai 600 meter lebih di atas
permukaaan air laut (dpl). Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut Kabupaten Tanah
Bumbu

Kelas Ketinggian
No Luas (Ha) %
(m)
1 0-7 5.983 1,9
2 >7 - 25 131.718 26,31
3 >25 - 100 207.712 41,48
4 >100 - 500 153.613 30,68
5 >500 - 1000 1.65 0,33
6 >1000 20 0,33
Jumlah 506.696 100,00

Sumber : Kab. Tanah Bumbu Dalam Angka 2011.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu

No Kelas Kemiringan (%) Luas (Ha) %


1 0 -2 54.983 10,85
2 >2 - 15 271.136 53,51
3 >15 - 40 150.452 29,69
4 >40 30.125 5,9
Jumlah 506.696 100,00

Sumber : Kab. Tanah Bumbu Dalam Angka 2011.


3.2 Iklim

Dari hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen, selama tahun 2010 kelembaban udara rata
– rata berkisar antara 86 persen sampai 93 persen dengan kelembaban maksimum tertinggi
sebesar 98 persen di bulan Juli dan Agustus. Sedangkan kelembaban minimum terendah terjadi
di bulan Februari sebesar 76 persen. Sedangkan temperatur udara rata – rata selama tahun
2009 berkisar antara 26,10 0C dan 27,30 0C, dengan suhu udara maksimum tertinggi pada bulan
Oktober sebesar 34,20 0C dan minimum terendah sebesar 15,40 0C di bulan Juni.

Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di bulan Juliyaitu 608,6 mm. Sedangkan Jumlah hari
hujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di bulan Oktober.

3.3 Penggunaan Lahan


Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu masih merupakan hutan yaitu seluas
319.476 Ha atau 63,05 persen dari keseluruhan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Hanya 19,51
persen atau 98.827 Ha saja yang sudah dimanfaatkan untuk pertanian sawah, ladang dan
perkebunan. Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu menempati 7.831 Ha yang digunakan sebagai
pemukiman, selebihnya digunakan untuk pertambangan, perairan darat, padang rumput dan
tanah terbuka. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) %


1 Kampung 7.831 1,56
2 Industri 810 0,16
3 Pertambangan 1.563 0,31
4 Sawah 14.329 2,83
5 Pertanian tanah kering 1.81 0,36
6 Kebun campuran 40.321 7,96
7 Perkebunan 42.367 8,36
Padang (semak, alang,
8 65.452 12,96
rumput
9 Hutan 319.476 63,05
10 Perairan darat 932 0,18
11 Tanah terbuka 95 0,02
12 Lain-lain 11.71 2,31
Jumlah 506.696 100,00

Sumber : Kab. Tanah Bumbu Dalam Angka 2011


3.4 Data Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan metode pengambilan data secara primer dengan
mengobservasi kondisi real lapangan serta hasil pengolahan sampel dari laboratorium.
Pengambilan data bathimetri dilaksanakan setiap hulu dan hilir suatu daerah yang mempunyai
bangunan dengan rencana umur bangunan yang lama. Data-data yang didapatkan berupa
tampang melintang berupa lebar saluran sungai, kedalaman penampang sungai, kecepatan aliran,
elevasi sungai serta kemiringan sungai. Data yang diamati sebagai berikut :
1. Tampang memanjang berupa koordinat lokasi, elevasi tanah dari muka air laut, slope
saluran sungai.
2. Tampang melintang berupa lebar aliran, lebar saluran, lebar bantaran, lebar banjiran,
tinggi tebing dan kedalaman aliran.
3. Kecepatan aliran
4. Pengambilan sampel sedimen dipinggir sungai yang tidak terusik oleh aliran untuk uji
analisis ukuran butiran (grain size) di laboratorium.

3.5 Bagan Alir Penelitian


Bagan alir penelitian ini disajikan untukmempermudah dalam proses pelaksanaannya.
Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Mulai

Latar belakang,
permasalahan,
tujuan

Kajian Pustaka

Pengumpulan
Data

Pengambilan Sampel
Analisa Data :
1. Kec. aliran
2. Debit aliran
Pengujian butiran di
laboratorium

Pemodelan dengan
HEC-RAS 4.1.0

Analisa transportasi
sedimen dengan 2 metode

Selesai

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian angkutan sedimen


3.6 Data Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan metode pengambilan data secara primer dengan
mengobservasi kondisi real lapangan serta hasil pengolahan sampel dari laboratorium.
Pengambilan data bathimetri dilaksanakan setiap hulu dan hilir suatu daerah yang mempunyai
bangunan dengan rencana umur bangunan yang lama. Data-data yang didapatkan berupa
tampang melintang berupa lebar saluran sungai, kedalaman penampang sungai, kecepatan aliran,
elevasi tebing serta kemiringan sungai. Data yang diamati sebagai berikut :
1. Tampang memanjang berupa koordinat lokasi, elevasi tanah dari muka air laut, slope
saluran sungai.
2. Tampang melintang berupa lebar aliran, lebar saluran, lebar bantaran, lebar banjiran,
tinggi tebing dan kedalaman aliran.
3. Kecepatan aliran
4. Pengambilan sampel sedimen dipinggir sungai yang tidak terusik oleh aliran untuk uji
analisis ukuran butiran (grain size) di laboratorium.
Pegambilan data di Sungai Kusan :
a. Pengambilan sampel
Data sampel dilakukan dengan pangmbilan koordinat pada Gambar 4.5 terlebih dahulu
baru kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel sedimen Undisturb pada tepi
sungai

Gambar 3. 2 Pengambilan Titik Koordinat.


Gambar 3.3 Pengambilan Sampel Sedimen
b. Pengukuran batimetri dasar sungai.
Pengukuran batimetri menggunakan Echo Sounding guna mengetahui kedalaman pada
penampang saluran sungai.Pada Gambar 4.7 pengambilan data dilaksanakan dengan
bantuan Rafting Boatsdari “Mendut Rafting” yang didayung melintang sungai
berulang kali sehingga data yang tersimpan dialat Echo Sounder lengkap.
c. Pengukuran kecepatan aliran.
Metode pengambilan data kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung.Pada
Gambar 4.8 pelampung digunakan sebagai alat pengukur kecepatan aliran apabila
kecepatan yang diperlukan adalah kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian relative
kecil.

Gambar 3.4 Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai.


3.7 Alat-alat yang Digunakan
1. Echo Sounder
Echo sounder adalah alat navigasi elektonik dengan menggunakan sistem gema yang
dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan,
mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan
dibagian bawah kapal secara vertikal.
Sistem kerja alat ini adalah dengan memancarkan getaran-getaran listrik dalam bentuk
impuls-impuls getaran didalam air laut. Getaran-getaran impuls didalam laut akan
dipantulkan kembali oleh dasar perairan dan diterima kembali dalam bentuk gambar di
pesawat monitor.
Secara matematis jarak merupakan hasil perkalian antara kecepatan gelombang dengan
waktu. Kecepatan gelombang suara sudah diketahui dan waktu perambatan gelombang
dapat dihitung dari selisih waktu pemancaran gelombang dengan waktu kedatangan
pantulan gelombang. Hasil perkalian kecepatan dengan waktu rambat gelombang
menunjukkan jarak dalam hal ini kedalaman laut.
Rangkaian alat Echo Sounder adalah sebagai berikut :
• Monitor pemantau merek Garmin tipe GPSmap 178 C Sounder, berfungsi
menampilkan hasil pembacaan kedalaman oleh alat transmitter dan penerimaan sinyal
satelite oleh GPS.

Gambar 3.5 Monitor pemantau


• Transmitter, berfungsi sebagai pesawat pembangkit getaran-getaran listrik berupa
impuls-impuls yang diterima dasar sungai dan dipantulkan kembali sehingga dapat
dibaca kedalaman perairan yang diteliti.

Gambar 3.6 Transmitter

• Antena GPS Garmin, berfungsi sebagai pencari sinyal GPS untuk mendeteksi lokasi
penelitian.

Gambar 3.7 Antena GPS Garmin

2. Perahu Karet
Pada penelitian digunakan 2 perahu karet untuk menyebrang sungai untuk mendapatkan
data hidrometri dan batimetri.
3. Pylox
Pylox digunakan untuk menandai tinggi muka air, lokasi pengambilan sedimen dll pada
saat pengambilan data hidrometri dan batimetri.

Gambar 3.8 Pylox

4. Pelampung
Pelampung digunakan untuk mendapatkan data kecepatan aliran pada bagian sisi tepi 1,
tengah, dan sisi tepi 2.

Gambar 3.9 Pelampung


5. GPS
Digunakan untuk menandai lokasi penelitian dan lokasi pengambilan sedimen.

Gambar 310 GPSmap 60CSx


6. Plastik Sample
Plastic sample digunakan sebagai wadah sample sedimen yang diambil.

Gambar 3.11 Plastik Sample


7. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung kecepatan aliran.

Gambar 3.12 Stopwatch

8. Tali Rafia
Tali rafia yang telah di ukur sepanjang 10 meter digunakan untuk menandai lokasi tiap
pengamat kecepatan aliran.
Gambar 3.13 Tali Rafia
9. Cetok
Digunakan untuk mengambil sedimen.

Gambar 3.14 Cetok


10. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur diameter area saat pengambilan sample sedimen.

Gambar 3.15 Meteran

Anda mungkin juga menyukai