Infanticide is killing of a child <12 months of age by a mother who has not fully recovered
from the effects of pregnancy, giving birth and lactation, and suffers some degree of mental
disturbance. However, in India, infanticide means unlawful destruction of a newly born
child and is regarded as murder in law and is punishable under section 302 completely
neglecting postpartum psychiatric state of mothers’ mind.
Several studies have indicated a high incidence of postpartum depression in mother of
developing as well as developed countries. The lack of awareness in medical fraternity,
legal experts, and society leads to miscarriage of justice. In this article, we have compared
legal status of infanticide in various countries vis-a-vis India and thus tried to arrive at a
more humane and pragmatic approach in cases of infanticide keeping in mind the
psychological state of mother, gender inequality, weak public health infrastructure, and
the prevalent practice of homicide of unwanted/female child. A psychiatric or medical
assessment model of mother by panel of experts in case of infanticide should be evolved.
Information and awareness of postpartum psychiatric illness among medical professionals,
legal persons, and society is an important aspect.
ABSTRAK
Pembunuhan bayi merupakan pembunuhan seorang anak usia <12 bulan oleh seorang ibu
yang belum sepenuhnya pulih dari efek kehamilan, melahirkan dan menyusui, serta
menderita beberapa derajat gangguan mental. Namun, di India, pembunuhan bayi berarti
pembinasaan tidak sah dari anak yang baru lahir dan dianggap sebagai pembunuhan dalam
hukum dan dihukum di bawah pasal 302 benar-benar mengabaikan keadaan kejiwaan
postpartum dari pikiran ibu.
Beberapa studi telah menunjukkan tingginya insiden depresi postpartum pada ibu pada
negara-negara berkembang juga negara maju. Kurangnya kesadaran dalam persaudaraan
medis, ahli hukum, dan masyarakat menyebabkan kegagalan keadilan. Pada artikel ini,
kami telah membandingkan status hukum dari pembunuhan bayi di berbagai negara
terhadap India dan dengan hal tersebut mencoba untuk sampai pada pendekatan yang lebih
manusiawi dan pragmatis dalam kasus pembunuhan bayi dengan mengingat kondisi
psikologis ibu, ketidaksetaraan jender, lemahnya infrastruktur kesehatan publik, dan
praktek lazim pembunuhan yang tidak diinginkan / anak wanita. Sebuah model penilaian
kejiwaan atau medis dari ibu oleh panel ahli dalam kasus pembunuhan bayi harus
berevolusi.
Informasi dan kesadaran terhadap penyakit kejiwaan postpartim di kalangan profesional
medis, badan hukum, dan masyarakat merupakan aspek penting.
Kata kunci: Kompos mentis, pembunuhan bayi, depresi postpartum, masa nifas
PEMBUNUHAN ANAK