Anda di halaman 1dari 54

OD Glaukoma Sekunder

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Nur Muawana
N 111 16 046

Pembimbing Klinik : dr. Dachruddin Ngatimin, Sp. M. M.Kes


Pendahuluan
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor tiga di dunia setelah katarak dan kelainan
refraksi. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan jumlah kasus kebutaan akibat
glaukoma adalah 4,5 juta, atau sekitar 12% dari seluruh kebutaan.

Pada tahun 2010, di Asia Tenggara total penderita dengan glaukoma berkisar 4,25 juta orang dengan
populasi orang dengan umur diatas 40 tahun adalah 178 juta orang. Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar Indonesia tahun 2013, prevalensi kebutaan dari rentang umur 45 tahun hingga lebih dari 75
tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi..
Tinjauan Pustaka
Anatomi Korpus Siliaris
Tinjauan Pustaka
Aqueous Humor

Komposisinya sama dengan plasma kecuali konsentrasi


tinggi dari askorbat, piruvat dan laktat dan konsentrasi
rendah protein, urea dan glukosa.
Tinjauan Pustaka
Pembentukan dan Aliran Aqueous

a. Jalur trabekular (konvensional)


b. Jalur uveoscleral menyerap kurang dari 10% aliran
aqueous.
Tinjauan Pustaka
Fungsi Aqueous Humor

Rongga anterior antara kornea dan lensa


mengandung cairan jernih encer (humor aqueous).
Humor aqueous membawa nutrien untuk kornea dan
lensa. Adanya pembuluh darah di strkur-struktur ini
akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoresptor
GLAUKOMA
Definisi

Glaukoma disebut sebagai “pencuri penglihatan” sebab gejala glaukoma sering


tidak dirasakan oleh penderita. Proses hingga terjadinya kebutaan berjalan
lama. Tetapi ketika penderita sudah merasakan penglihatannya sudah sangat
menurun, penyakit ini sudah terlanjur parah. Kebutaan yang terjadi pada
glaukoma bersifat permanen, jadi tidak seperti katarak yang dapat dipulihkan
dengan pembedahan.
Faktor yang mempengaruhi TIO

Laju produksi aqueous humor


1 oleh badan siliar.

2 Resitensi aliran aqueous melewati


trabekular meshwork- sistem kanal
Schlem; bagian yang spesifik sering
mengalami resitensi adalah
juxtacanalicular meshwok.

3 Level tekanan vena episcleral


Epidemiologi

Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2007,


responden yang pernah didiagnosis glaukoma
oleh tenaga kesehatan sebesar 0.46%, tertinggi di
Provinsi DKI Jakarta (1.85%), berturut-turut diikuti
Provinsi Aceh (1.28%), Kepulauan Riau (1.26%),
Sulawesi Tengah (1.21%), Sumatera Barat
(1.14%) dan terendah di Provinsi Riau (0.04%).
Patofisiologi

Mekanisme utama dari penurunan penglihatan


pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion
retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat
saraf dan lapisan inti-dalam retina serta
berkurangnya akson di nervus opticus. Diskus
optikus menjadi atrofik disertai pembesaran
cawan optik. Efek peningkatan tekanan
intraokular dipengaruhi oleh perjalanan waktu
dan besar peningkatan tekanan intraokular
Klasifikasi

1 Glaukoma Primer

2 Glaukoma Sekunder

3 Glaukoma Kongenital
Glaukoma Primer

Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah


memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti:
a. Bakat berupa gangguan fasilitas pengeluaran
cairan mata atau susunan anatomis bilik mata
yang menyempit.
b. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada
sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa
trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan
korneodisgenesis.
Glaukoma Primer
Klasifikasi

Name Here Name Here


Programmer Programmer
Hipertensi Okular

Hipertensi okular adalah peningkatan tekanan


intraokular tanpa kelainan diskus optikus atau
lapang pandang dan lebih sering dijumpai
dibandingkan glaukoma sudut terbuka primer.
Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Glaukoma Kongenital
Insert the title of your subtitle Here

Glaukoma kongenital ini jarang terjadi. Dapat dibagi menjadi


(1) glaukoma kongenital primer, abnormalitas perkembangan yang terbatas
pada sudut bilik anterior;
(2) anomali perkembangan segmen anterior – sindrom Axenfeld-Rieger dan
anomali Peter, dimana perkembangan iris dan kornea abnormal;
(3) variasi kondisi lainnya – termasuk aniridia, sindrom Sturge-Weber,
neurofibromatosis-1, sindrom Lowe, dan rubela kongenital

Name Here Name Here


Programmer Programmer
Glaukoma Kongenital
Insert the title of your subtitle Here

Name Here Name Here


Programmer Programmer
Glaukoma Sekunder

- Glaukoma pigmentary
- Glaukoma pseudoexfloation
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea (uveitis, tumor, edema badan siliaris)
- Trauma
- Pengobatan steroid jangka panjang
Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir


glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut.
Pemeriksaan Penunjang
Palpasi Digital

Dasar pemeriksaannya adalah dengan


merasakan reaksi lenturan bola mata
(balotement) dilakukan penekanan
bergantian dengan
kedua jari tangan.
Tonometri Schiotz
Insert the title of your subtitle Here

Cara pemeriksaan yaitu penderita berbaring dan matanya


diberi anestesi lokal (pantokain 0,5 %) kemudian
tonometer yang telah diberik beban tertentu diletakkan
perlan di atas kornea. Pembacaan pada skala
diterjemahkan ke dalam mmHg dengan menggunakan
tabel konversi.
Tonometri Applanasi
Insert the title of your subtitle Here
Pemeriksaan Lapang Pandang
Insert the title of your subtitle Here

Uji perimetri “gold standard” untuk menilai klinis fungsi


penglihatan pada glaukoma.

Penglihatan menurun sehingga diketahui sudah terlambat


dengan penglihatan sudah berbentuk terowong (tunnel).
Oftalmoskop
Insert the title of your subtitle Here

Penilaian diskus optikus termasuk mengukur dan bentuk


cakram, margin neuroretinal dan parapapilaris, atrofi
chororetinal (zona α dan β), dan juga kedalaman cupping,
visibilitas serabut saraf retina, diameter pembuluh retina,
dan adanya marginal perdarahan.
Slit Lamp
Insert the title of your subtitle Here

Sudut bilik mata depan dibentuk oleh pertemuan kornea perifer dengan iris,
yang diantaranya terdapat anyaman trabekular. Konfigurasi sudut ini- yakni
lebar (terbuka), sempit, atau tertutup memberi dampak penting pada aliran
keluar aqueous humor
Iluminasi Oblik dari COA
Insert the title of your subtitle Here

Pada mata dengan kedalaman COA yang normal, iris tampak seragam saat
diiluminasi. Pada mata dengan COA yang dangkal dan sudut yang tertutup
baik sebagian ataupun seluruhnya, iris menonjol ke anterior dan tidak
seragam saat diiluminasi.
Gonioskopi
Insert the title of your subtitle Here

Penilaian sudut bilik dilakukan (metode


speath) berdasarkan luas sudut bilik (10-400),
kelengkungan iris (datar, normal, curam)
dan tingkat insersi iris kedalam sudut bilik
(A = tinggi sampai E = rendah). Sebagai
tambahan, derajat pigmentasi trabekuar dan
sinekia anterior dapat dinilai.
Penatalaksanaan
Insert the title of your subtitle Here
Medikamentosa
Supresi pembentukan humor akueous

• Penghambat adrenergik beta


• Apraklonidin
• Inhibitor karbonat anhidrase
Medikamentosa
Fasilitas aliran keluar humor akueous

• Pilokarpin
• Karbakol
• Epinefrin
• Dipivefrin
Medikamentosa
Penurunan volume korpus vitreum

Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah


menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari
korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus
vitreum.
Medikamentosa
Miotik, midriatik, dan siklopegik

Apabila penutupan sudut disebabkan oleh


pergeseran lensa ke anterior, siklopegik
(siklopentolat dan atropine) dapat digunakan
untuk melemaskan otot siliaris sehingga
mengencangkan apparatus zonularis dalam
usaha untuk menarik lensa ke belakang
Terapi Bedah dan Laser
Iridoplasti, Iridektomi, dan iridotomi perifer

Blokade pupil pada glaukoma sudut tertutup


paling baik diatasi dengan membentuk saluran
langsung antara bilik mata depan dan belakang
sehingga tidak ada perbedaan tekanan antara
keduanya. Iridotomi perifer paling baik dilakukan
dengan laser YAG : neodymium
Terapi Bedah dan Laser
Trabekuloplasti Laser

Penggunaan laser (biasanya argon) untuk


menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa
ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran
ke luar humor akueus karena efek luka bakar
tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis
Schlemm serta terjadinya proses-proses selular
yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular
Terapi Bedah dan Laser
Bedah drainase glaukoma

• Trabekulektomi
• Viskokanalostomi
• Skelerektomi
Terapi Bedah dan Laser
Tindakan Siklodestruktif

Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi


alasan mempertimbangkan tindakan destruksi
korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk
mengontrol tekanan intraokular. Krioterapi,
diatermik, laser YAG, atau lase dioda dapat
digunakan untuk menghancurkan corpus ciliare.
Prognosis

Prognosis sangat bergantung pada penemuan


dan pengobatan dini.
Laporan Kasus
Insert the title of your subtitle Here

IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : SMA
Alamat : Dusun III, Bio Barat
Laporan Kasus
Anamnesis

Keluhan Utama :
Penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki datang ke poliklinik mata RSUD Anuntaloko Parigi dengan
keluhan mata kabur yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu dan dirsakan
memberat sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai mata merah, terasa
perih, keluar sekret dan berair. Pada saat keluhan dirasakan memberat,
pasien merasakan pusing yang disertai sakit kepala terutama pada kepala
sebelah kanan. Perasaan mengganjal (-), riwayat trauma disangkal.
Laporan Kasus
Anamnesis

Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya :


Tidak ada
Riwayat Penyakit Lain :
Tidak ada
Riwayat Trauma :
Tidak ada
Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga :
Tidak ada
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis :
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,50C
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Status Oftalmologis
Laporan Kasus
Dokumentasi Pasien
Laporan Kasus
Resume

Pasien laki-laki usia 75 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Anuntaloko Parigi
dengan keluhan penglihatan kabur yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu dan
dirsakan memberat sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai konjungtiva
hiperemis, terasa perih, sekret (+) dan lakrimasi. Pada saat keluhan dirasakan
memberat, pasien merasakan pusing yang disertai migrain pada kepala sebelah
kanan. Perasaan mengganjal (-), riwayat trauma disangkal. Riwayat hipertensi (-),
Diabetes melitus (-), keluhan serupa yang diderita keluarga (-).
Laporan Kasus
Resume

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg, nadi : 80


x/m, pernapasan : 20 x/m, suhu : 36,50C. Pemeriksaan visus pada VOD : 1/~,
VOS : 6/12,5. Status oftalmologi, pada inspeksi ditemukan OD sekret palpebra (+),
konjungtiva hiperemis, kornea keruh berwarna abu-abu, pupil bulat anisokor,
RCL/RCTL (-), kripte iris (-), ukuran pupil ±4 mm, edema kornea (+). Pada OS
ditemukan lensa keruh (+), pupil bulat anisokor (+), RCL (+), RCTL (-).
Pada pemeriksaan slit lamp pada OD konjungtiva bulbi hiperemis, konjungtiva
palpebra (+) hiperemis, kornea keruh (+), edema kornea (+), kornea berwarna abu-
abu, iris kripta menghilang (+), pupil dilatasi (+) ukuran pupil ±4mm. Pada OS
hanya ditemukan lensa keruh, terdapat iris shadow (+).
Laporan Kasus
Diagnosis

OD Glaukoma sekunder
OS katarak immatur
Laporan Kasus
Penatalaksanaan

• Untuk menurunkan produksi humor aqueous : Pemberian obat golongan β-


bloker : timolol 0,25%, 1-2kali/ hari
• Untuk mengatasi ekskresi K+, edukasi pasien untuk diet tinggi kalium atau dapat
diberikan KSR.
• Asetazolamida 3x 250 mg
Laporan Kasus
Prognosis

• Dubia ad bonam
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai