Anda di halaman 1dari 5

Laporan Harian No.

1
Gempa M.7,4 dan Tsunami Sulawesi Tengah
[Sabtu, 29 September 2018, pukul 18.00 WIB]

I. Kejadian
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi
dengan magnitudo 7,4 terjadi pada 28 September 2018, pukul 17:02:44 WIB. Lokasi
teridentifikasi pada 0.22 LS dan 119.89 BT, dengan kedalaman 11 km, dan berjarak 26
km dari Utara Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Gempa bumi ini memicu
terjadinya tsunami di Pantai Talise, Kota Palu, dan Pantai Donggala.

Guncangan gempa dengan parameter MMI tercatat sebagai berikut:

NO LOKASI MMI
1 Palu, Mapaga VI - VII
2 Donggala VI
3 Gorontalo, Poso III -IV
4 Majene, Soroako III
5 Kendari, Kolaka, II – III
Konawe Utara, Bone,
Sengkang
6 Kaltim, Kaltara II – III
7 Makasar, Gowa, Toraja II

Sumber: BMKG

BMKG memonitor 22 gempa susulan hingga pukul 22.00 WIB, dengan magnitudo
terbesar 6.3 dan terkecil 2.9.

II. Analisis Dampak


Analisis desa terdampak berdasarkan dengan sumber gempa magnitude 7,4 yaitu Desa
Tanjung Padang dan Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah.

Berdasarkan sensus penduduk (2010) potensi jumlah penduduk terpapar mencapai


2.415.321 jiwa. Berikut detail jumlah penduduk terpapar per kabupaten:
III. Dampak
A. Korban Jiwa
Hingga 29 September 2018, pukul 13.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal 384 jiwa, luka berat 540 jiwa dan
hilang 29 jiwa.

Korban meninggal teridentifikasi berada di RS Wirabuana (10 orang), RS Masjid


Raya (50), RS Bhayangkara (161), S. Pantoloan Induk (20), Kayumalue Pajeko (2),
dan RS Undata Mamboro Palu (141). Sementara itu, korban hilang diidentifikasikan
berada di Kelurahan Pantoloan Induk, Kota Palu.

B. Penduduk Terdampak
Data sementara jumlah penduduk terdampak yang mengungsi 16.732 jiwa. Para
penyintas tersebar di 24 titik pos penampungan sebagai berikut:

No Lokasi Jumlah
1 Lapangan vatulemu 1,000
2 halaman perkantoran 2,000
3 bundaran biromaro 2,000
4 makorem 300
5 masjid raya palu 300
6 pob oya mako sabhara 5,000
7 lap anoa 100
8 lap paqih rasyid 500
9 gor siranindi 200
10 belakang basarnas 100
11 jalan maleo 100
12 pantolan boya (SD belakang pustu) 200
13 gunung p boya 500
14 camping baiya 882
15 pantoloan boya 200
16 dinsos 100
17 lap perdos 1,000
18 jalan garuda 250
19 lap dayodara 700
20 hal detasemen 100
21 BTN 300
22 lap kawanua 300
23 mako satbrimob mamboro 400
24 polda baru soetta 200
TOTAL 16,732

C. Kerusakan
 Sebanyak 1.678 BTS rusak di 9 wilayah, yaitu Kabupaten Banggai (163 BTS),
Poso (150), Donggala (14), Tolitoli (172), Buol (3), Morowali (1), Parigi
Moutong (7), Tojo Una-Una (1). Jumlah BTS yang tidak bisa berfungsi
terbanyak di Kota Palu, 1.167 BTS. Layanan komunikasi yang bisa digunakan
di wilayah Palu adalah XL. Layanan komunikasi Telkomsel berangsur pulih dan
diprioritaskan bagi pemerintah dan instansi di Toli-toli, Poso, dan Luwuk.
 Gempa juga mengakibatkan kerusakan Jembatan Kuning Talise hingga roboh,
akses jalan Kebon Kopi dan rusaknya Tower Bandara ATC dan landas pacu.

IV. Penanganan Darurat


 Penanganan darurat terus dilakukan oleh Basarnas, TNI/Polri, BPBD setempat serta
masyarakat.
 Presiden RI Joko Widodo memerintahkan Menkopolhukam untuk mengkoordinir
penanganan darurat pascagempa dan tsunami.
 BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat untuk melakukan pendampingan
penanganan darurat dan pembentukan pos komando (posko). Logistik bantuan
masih dalam proses menuju Kota Palu berupa paket sandang (2.480 paket), matras
(1.550 lembar), tenda pengungsi (18 set), tenda keluarga (33 set). Di samping itu,
BNPB telah melakukan konferensi pers kepada media massa terkait dengan kondisi
terkini pascagempa. Kepala dan pejabat BNPB telah berada di Kota Palu untuk
melakukan pendampingan pemerintah setempat dalam penanganan darurat.
 TNI mengirimkan 7 SSKdari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon dengan
menggunakan 2 pesawat Hercules.
 Basarnas mengerahkan 30 personel beserta peralatan dengan menggunakan pesawat
Hercules.
 Polri mengirimkan 1.400 personel untuk penanganan darurat pascagempa dan
tsunami. Selain itu, Disaster Victim Identification (DVI) Polri menerjunkan 16
personel dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.
 Kementerian PU-PERA mengerahkan tim untuk perbaikan infrastruktur jalan,
jembatan dan tanggul, serta pengerahan alat berat dan ketersediaan air bersih dan
sanitasi.
 Kementerian Keuangan mencairkan dana siap pakai sebesar Rp 560 milyar melalui
BNPB.
 Kementerian Perhubungan melakukan pembersihan area dermaga Pelabuhan
Pantoloan. Mereka mengirimkan kapal bantuan berisi bahan makanan, obat, dan
selimut dengna menggunakan 3 kapal dari Samarinda, Bitung dan Makassar.
 Kementerian Komunikasi dan Informatika mengirimkan tim untuk pemulihan
jaringan komunikasi dan penguatan media center penanganan darurat.
 PMI Pusat mengirimkan kantong mayat sejumlah 1.000 lembar.
 Humanitarian Forum Indonesia melaporkan pengiriman sukarelawan dengan
berbagai kompetensi yang berasal dari beberapa organisasi sebagai berikut:

No Organisasi Jml Tim Personel Kualifikasi Keterangan


1 RZ 1 3
2 WVI 1 38 evakuasi, kaji
cepat
3 PKPU 1 respon
4 PKPU 6 kaji cepat
5 MDMC 1 22 3 dokter, 7
perawat
6 DD 1 7 medis, respon,
komunikasi
7 BTB 8 medis, respon
8 LBNU 6 medis, respon
9 YEU 4 medis, kaji
cepan

V. Kebutuhan Mendesak
Berdasarkan informasi yang beredar di lapangan, beberapa kebutuhan mendesak yang
dibutuhkan pada masa penanganan darurat sebagai berikut:

Kategori Jenis Keterangan


Pangan Air mineral, obat, bahan makanan, makanan
bayi dan anak
Non BBM Solar, premium, tenda pengungsi,
Pangan/peralatan water tank, alat penerangan, genset, kantong
mayat, rumah sakit lapangan, velbed,
selimut, tenda, kain kafan
Personel Tenaga medis

Anda mungkin juga menyukai