USULAN PENELITIAN
ALFAN PADILAH
10100114178
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare
yang menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita. Menurut
data dari badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) angka
kejadian diare di dunia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa secara global
sekitar 1800 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat
penyakit diare.1
itu untuk kasus diare di Jawa Barat mencapai 1.261.159, kasus dan sebanyak
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
diare pada bayi dan balita di Indonesia. Faktor risiko yang sering diteliti
adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi,
2
jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan
rawat pasien diare akut pada anak usia di bawah 5 tahun di BRSU Tabanan
sebesar 100,5 hari. Umur dan derajat dehidrasi berpengaruh terhadap lama
rawat, dimana anak usia 0-12 bulan lebih lama dirawat dari kelompok umur
lainnya dan pasien dengan dehidrasi berat juga memerlukan lama rawat jauh
lebih panjang dari pasien yang tidak dehidrasi atau yang mengalami dehidrasi
Penyakit diare lebih sering menyerang bayi dan balita, bila tidak
kematian. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih
dari 10% berat badan.5 Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.
Januari 2018 diperoleh data bahwa balita sakit yang melakukan rawat jalan ke
RSUD Al-Ihsan pada tahun 2017 mencapai 1624 kasus, sedangkan yang
dirawat inap di RSUD Al-Ihsan pada tahun 2017 mencapai 1558 orang,
sebanyak 980 diantaranya adalah karena anak mengalami diare akut dengan
mengalami dehindrasi.
3
dehidrasi pada balita di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
dengan konsistensi encer. Sebagian besar diare dapat disebabkan oleh adanya
bakteri e.coli yang berlebihan dalam tubuh, banyaknya bakteri tersebut dapat
uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
2017
4
dengan dehidrasi.
Sebagai bahan atau data dasar bagi Klinik dalam mendeteksi dini bagi
BAB II
2.1.1 Diare
1. Pengertian
satu hari (24 jam). Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan
mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari)
buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak. Neonatus
diyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak , bila
2. Epidemiologi Diare
10% dari episode diare dengan kematian sebanyak 35% pada anak
naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun
2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan
CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan
dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9% pada laki-laki dan
a. Faktor infeksi
fruktosa dan glaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan
4. Klasifikasi Diare
Jenis diare ada dua, yaitu diare akut, diare persisten atau diare
kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,
dan usia balita adalah kelompok yang paling rentan mengalami kondisi
cairan tubuh, seperti demam, shu lingkungan yang tinggi, dan akrivitas
ekstrim 11
air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna, serta masih
9
tubuhnya.
Tabel 2.1
Derajat dehidrasi dalam diare
2.2).
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan
usia dewasa. Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami
dehidrasi karena komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum
relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih
6. Gejala Diare
tinggi.
e. Anusnya lecet.
dengan konsistensi encer. Faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor
lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran
pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah,
Jenis diare ada dua, yaitu diare akut, diare persisten atau diare kronik.
Penyakit diare lebih sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih
menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi
Akut Kronik
BAB III
METODE PENELITIAN
Subyek adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka
ini, adalah balita penderita diare akut yang dirawat di RSUD Al-Ihsan Kota
Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu suatu yang merupakan inti
1. Populasi Target
2. Populasi Terjangkau
3. Kriteria Inklusi
4. Kriteria Eklusi
1. Pemilihan Sampel
dan ekslusi
2. Ukuran Sampel
sampel.
Tabel 3.2
Definisi Oeprasional
versi 20.0.
9. Penyajian data
sebagai berikut:
Perizinan Lokasi
Kriteria Inklusi
Informed consent
subyek penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, lama rawat dan tingkat
dehidrasi. Data tersebut disajikan dalam jumlah dan persentase dengan rumus
:14
n
P x100%
N
19
P = Persentase
Barat pada bulan Januari – Juni tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
1. Informed Consent
informed consent dan persetujuan tertulis dari kepala ruangan rekam medis
diare akut.
2. Privacy
hanya berupa data yang berkaitan dengan objek penelitian seperti umur,
forum ilmiah atau pengembangan ilmu, baru akan diungkap data yang
4. Fair treatment
membeda-bedakan status sosial, suku bangsa, agama, dan ras, serta tidak
responden dan menjaga dampak buruk dan akibat lain yang ditimbulkan
DAFTAR PUSTAKA