Anda di halaman 1dari 23

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE AKUT

DENGAN DEHIDRASI PADA BALITA DI RSUD AL-IHSAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir


Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

ALFAN PADILAH
10100114178

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare

yang menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita. Menurut

data dari badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) angka

kejadian diare di dunia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa secara global

sekitar 1800 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat

penyakit diare.1

Kasus diare pada tahun 2016 kasus diare di Indonesia ditemukan

bahwa kasus diare di fasilitas kesehatan mencapai 6.897.463, sebanyak

2.544.084 diantaranya (36.9%) merupakan kasus yang ditangani. Sementara

itu untuk kasus diare di Jawa Barat mencapai 1.261.159, kasus dan sebanyak

930.176 (74%) merupakan kasus yang ditangani.2

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair

atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari

biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria

frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.

Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit

diare pada bayi dan balita di Indonesia. Faktor risiko yang sering diteliti

adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi,
2

jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan

kondisi rumah, pemberian makanan, riwayat pemberian ASI, status gizi. 3

Penelitian yang dilakukan oleh Widianti menemukan bahwa lama

rawat pasien diare akut pada anak usia di bawah 5 tahun di BRSU Tabanan

sebesar 100,5 hari. Umur dan derajat dehidrasi berpengaruh terhadap lama

rawat, dimana anak usia 0-12 bulan lebih lama dirawat dari kelompok umur

lainnya dan pasien dengan dehidrasi berat juga memerlukan lama rawat jauh

lebih panjang dari pasien yang tidak dehidrasi atau yang mengalami dehidrasi

ringan sampai sedang. 4

Penyakit diare lebih sering menyerang bayi dan balita, bila tidak

diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan

kematian. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih

dari 10% berat badan.5 Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.

dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi

cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). 6.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan

Januari 2018 diperoleh data bahwa balita sakit yang melakukan rawat jalan ke

RSUD Al-Ihsan pada tahun 2017 mencapai 1624 kasus, sedangkan yang

dirawat inap di RSUD Al-Ihsan pada tahun 2017 mencapai 1558 orang,

sebanyak 980 diantaranya adalah karena anak mengalami diare akut dengan

mengalami dehindrasi.
3

Melihat dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran karakteristik penderita diare akut dengan

dehidrasi pada balita di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

1.2 Rumusan Masalah

Diare meurpakan pengeluaran tinja yang lebih dari 3 kali dalamsehari

dengan konsistensi encer. Sebagian besar diare dapat disebabkan oleh adanya

bakteri e.coli yang berlebihan dalam tubuh, banyaknya bakteri tersebut dapat

menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga bayi menjadi rewel

atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Berdasarkan

uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

gambaran karakteristik penderita diare akut dengan dehidrasi pada balita di

RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik

penderita diare akut dengan dehidrasi pada balita di RSUD Al-Ihsan

Provinsi Jawa Barat Tahun 2017?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik penderita diare akut pada balita (umur, jenis

kelamin, lama rawat) di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun

2017
4

2. Diidentifikasinya tingkat dehidrasi pada balita penderita diare akut di

RSUD Al-Ihsan Kota Bandung 2017.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan bagi ilmu

kedokteran khususnya terkait dengan karakteristik penderita diare akut

dengan dehidrasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Instansi Kesehatan

Sebagai bahan atau data dasar bagi Klinik dalam mendeteksi dini bagi

balita diare akut untuk melakukan penatalaksanaan yang tepat.

2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat tentang penyakit diare dan

melakukan perawatan di rumah dengan cara memenuhi kebutuhan

cairan pada balita diare.


5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Diare

1. Pengertian

Menurut WHO yang dikutip Depkes RI adalah buang air besar

dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam

satu hari (24 jam). Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan

sering. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran

mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah-

muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang

menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit 8

Diare dalam penelitian ini adalah suatu gejala dengan tanda-

tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan

frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari)

buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak. Neonatus

diyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,

sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak , bila

frekuensi lebih dari 3 kali 9.

2. Epidemiologi Diare

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di dunia termasuk negara berkembang seperti di Indonesia,


6

karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Data WHO

dan UNICEF memperkirakan pada tahun 2010 diare persisten terjadi

10% dari episode diare dengan kematian sebanyak 35% pada anak

dibawah 5 tahun. Meskipun insiden diare persisten paling banyak

terjadi pada anak di bawah 2 tahun, namun kematian sering terjadi

pada anak 1-4 tahun ketika malnutrisi sering timbul.

Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,

Departemen Kesehatan dari tahun ke tahun kecenderungan insidens

naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun

2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423

/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan

CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan

dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).

Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756

orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun

2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204

dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.).8

Bila dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua

kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita

(1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan menurut jenis kelamin prevalensi

laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9% pada laki-laki dan

9,1% pada perempuan.


7

3. Etiologi dan faktor penyebab penyakik diare

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :9

a. Faktor infeksi

1) Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak, meluputi :

a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,

Compylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Cox sackie,

poliomyelitis), protozoa (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,

srtongyloides), protozoa (Entamoeba histolityca, Giardia

lamblia), jamur (candida albicans).

2) Infeksi perenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat

pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilogaringtis,

bronkhopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

b. Faktor mal absorbsi

1) Mal absorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,

moltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,

fruktosa dan glaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan

tersering adalah intoleransi laktosa.

2) Mal absorbsi lemak

3) Mal absorbsi protein


8

c. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Banyak faktor yang menyebabkan diare akut berlanjut menjadi diare

persisten seperti umur di bawah satu tahun, keadaan malnutrisi, penyakit

gangguan kekebalan tubuh, riwayat diare sebelumnya, dan infeksi usus

spesifik seperti parasit.

4. Klasifikasi Diare

Jenis diare ada dua, yaitu diare akut, diare persisten atau diare

kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,

sementara Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang

berlangsung lebih dari 14 hari10

5. Dehidrasi dalam diare

Dehidrasi didefinisikan sebagai suatu kondisi kehilangan cairan

dan elektrolit tubuh. Diare merupakan penyebab tersering dehidrasi

dan usia balita adalah kelompok yang paling rentan mengalami kondisi

dehidrasi. Dehidrasi juga dapat terjadi karena peningkatan kebutuhan

cairan tubuh, seperti demam, shu lingkungan yang tinggi, dan akrivitas

ekstrim 11

Berdasarkan presentase kehilangan ar dari total bera badan,

derajat dehidrasi dapat dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat.

Bayi dan balita lebih merentan mengalami dehidrasi karena komposisi

air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna, serta masih
9

bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan

tubuhnya.

Ada tiga derajat dehidrasi, yaitu:

a. Diare tanpa dehidrasi

b. Diare dengan dehidrasi ringan/ sedang

c. Diare dengan Dehidrasi berat

Tabel 2.1
Derajat dehidrasi dalam diare

Gejala/derajat Diare tanpa Dehidrasi diare Diare dehidrasi


dehidrasi dehidrasi ringan/sedang berat
Bila terdapat Bila terdapat Bila terdapat
dua tanda atau dua tanda atau dua tanda atau
lebih lebih lebih
Keadaan umum Baik, sada Gelisah, rewel Lesu, lunglai
/tidak sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak Ingin minum Malas minum
minum ada rasa haus terus, ada rasa
haus
Turgor Kembali Kembali lambat Kembali
Segera sangat
Lambat
Sumber :10

Berdasarkan persentase kehilangan air dari total berat badan,

derajat/skala dehidrasi dapat ringan, sedang, hingga derajat berat (tabel

2.2).

Tabel 2.2. Derajat Dehidrasi Berdasarkan Presentasi Kehilangan Air


dari Berat Badan.

Derajat Dehidrasi Dewasa Bayi & Anak

Dehidrasi ringan 4% dari berat badan 5% dari berat badan


Dehidrasi sedang 6% dari berat badan 10% dari berat badan
Dehidrasi berat 8% dari berat badan 15% dari berat badan
10

Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan

usia dewasa. Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami

dehidrasi karena komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum

sempurna dan masih bergantung pada orang lain untuk memenuhi

kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu penurunan berat badan juga

relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih

cepat terlihat dibandingkan bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih

rendah. Menentukan derajat dehidrasi pada anak juga dapat

menggunakan skor WHO, dengan penilaian keadaan umum, kondisi

mata, mulut dan turgor (tabel 2.3).

Tabel 2.3 Derajat Dehidrasi Berdasarkan Skor WHO


Skor
Yang Dinilai
A B C
Gelisa, cemas,
Keadaan
Baik Lesu/haus mengantuk, hingga
Umum
syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Turgor Kulit Baik Kurang Jelek
Catatan:
< 2 tanda dikolom B dan C : tanpa dehidrasi
> 2 tanda dikolom B : dehidrasi rinagn-sedang
≥ 2 tanda dikolom c : dehidrasi berat

Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi,

gangguan hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran

dapat menjadi tolok ukur penilaian klinis dehidrasi11


11

Tabel 2.4. Gejala Klinis Dehidrasi


Ringan Sedang Berat
Defisit cairan 3-5% 6-8% >10%
Takikardi Takikardi Takikardi
Nadi sangat Nadi tidak
lemah teraba
Hemodinamik Nadi lemah
Akral dingin
Volume kolaps
dan sianosis
Hipotensi
orstostatik
Lidah kering Lidah keriput Atonia
Jaringan Turgor Turgor
Turgor jelek
menurun menurun
Urin Pekat Jumlah turun Oliguria
Sistem Saraf
Mengantuk Apatis Koma
Pusat

Penatalaksaan dehidrasi ditujukan untuk mengatasi masalah

kekurangan cairan dan mengembalikan keseimbangan elektrolit yang

hilang. Pada dehidrasi ringan-sedang dapat diatasi dengan pemberian

cairan melalui oral atau ORS (oral rehydration solution) untuk

mengembalikan volume instraveskuler dan mengoreksi asidosis. Jika

ORS tidak cukup atua tidak memungkinkan maka dapat diberikan

terapi cairan parenteral untuk memenuhi asupan cairan sampai tercapai

perfusi jaringan adekuat/baik

6. Gejala Diare

Gejala dari diare adalah sebagai berikut: 12

b. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badannya

tinggi.

c. Tinja encer, berlendir atau berdarah.

d. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.


12

e. Anusnya lecet.

f. Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.

g. Muntah sebelum dan sesudah diare.

h. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).

i. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.2 Kerangka Pemikiran

Diare merupakan pengeluaran tinja yang lebih dari 3 kali dalamsehari

dengan konsistensi encer. Faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor

lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran

pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah,

pemberian makanan, riwayat pemberian ASI, status gizi.

Jenis diare ada dua, yaitu diare akut, diare persisten atau diare kronik.

Penyakit diare lebih sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih

lanjut akan menyebabkan dehidrasi berat yang mengakibatkan kematian.

Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. dehidrasi sedang

menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi

yang berumur kurang dari 18 bulan)

Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran dalam penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:


13

Etiologi dan faktor


penyebab :
- Faktor infeksi
Gejala Diare Diare - Faktor mal
absorbsi
- Faktor makanan

Akut Kronik

Tanpa dehidrasi Ringan/sedang Berat

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran


14

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Subjek, Objek Penelitian dan Pendekatan

Subyek adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka

penilaian sebagai sasaran penelitian. Adapun subyek penelitian dalam tulisan

ini, adalah balita penderita diare akut yang dirawat di RSUD Al-Ihsan Kota

Bandung pada tahun 2017.

Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu suatu yang merupakan inti

dari problematika penelitian.13 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah

karakteristik pada balita dengan diare akut.

1.1.1 Populasi Peneliltian

1. Populasi Target

Seluruh balita diare yang dilakukan perawatan di RSUD Al-Ihsan Kota

Bandung tahun 2017

2. Populasi Terjangkau

Balita diare akut yang dilakukan perawatan ke RSUD Al-Ihsan Kota

bandung tahun 2017 sebanyak 980 orang.

3. Kriteria Inklusi

a. Data balita diare yang dirawat di RSUD Al Ihsan Bandung

b. Balita tidak memiliki komplikasi lain


15

4. Kriteria Eklusi

a. Data pada Balita diare yang tidak lengkap

1.1.2 Pemilihan Sampel dan Ukuran sampel

1. Pemilihan Sampel

Balita diare yang dilakukan perawatan yang memenuhi kriteria inklusi

dan ekslusi

2. Ukuran Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik total sampling, yaitu balita diare akut yang

dirawat di RSUD Al Ihsan tahun 2017 sebanyak 980 dijadikan

sampel.

1.2 Metode Penelitian

1.2.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian adalah deskriptif, untuk melihat hubungan mengkaji

suatu keadaan secara objektif, dengan menggunakan metode ini dapat

diketahui karakteristik penderita diare akut pada balita

1.2.2 Variabel penelitian

1.2.2.1 Konsep Variabel

Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel tunggal

yakni karakteristik penderita diare akut meliputi umur, jenis

kelamin, lama rawat inap, dan tingkat dehirasi.


16

1.2.2.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2
Definisi Oeprasional

Definisi Alat Cara Ukur Skala


Variabel Hasil ukur
Operasional ukur ukur
Umur Waktu lama Format Penelusuran - Bayi (1 - Ordinal
hidup pasien isian rekam 12 bulan)
yang dihitung medis - Balita (1 -
sejak lahir pasien 5 tahun)
sampai
mengalami
penyakit diare
Jenis Suatu keadaan Format Penelusuran - Laki-laki Nominal
kelamin yang pasien isian rekam - Perempuan
diare akut medis
yang dilihat pasien
pada aspek
biologis
Lama rawat Waktu yang Format Penelusuran Waktu lama Rasio
dialami oleh isian rekam rawat dalam
pasien selama medis hari
di rumah sakit pasien
untuk
menjalani
perawatan
Tingkat Suatu keadaan Format Penilaian - Tanpa Ordinal
dehidrasi dimana balita Observasi klinis dehidrasi
diare - Dehidrasi
mengalami ringan/sed
kekurangan ang
cairan - Dehidrasi
elektrolit berat
dalam tubuh
dengan
indikator
keadaan
umum, maya,
keinginan
untuk minum
dan turgor
17

1.2.3 Prosedur Penelitian dan Alur Penelitian

1.2.3.1 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Menentukan variabel bebas dan variabel terikat penelitian

2. Menentukan kriteria inklusi dan ekslusi

3. Melakukan survey jumlah balita diare yang dirawat di RSUD Al-Ihsan

Kota Bandung tahun 2017

4. Penyusunan Format isian untuk menilai karakteritik pasien diare

5. Pengajuan proposal penelitian

6. Mendapatkan izin penelitian

7. Pengambilan data sekunder dilakukan selama 1 bulan (Maret) di

RSUD Al-Ihsan Kota Bandung.

8. Pengolahan dan analisis data secara statistik. Dilakukan dengan

bantuan komputer dengan menggunakan program SPSS for windows

versi 20.0.

9. Penyajian data

1.2.3.2 Alat Penelitian

Data penelitian diperoleh dengan menggunakan format penilaian

gejala klinis pada balita diare dengan beberapa tahapan yaitu:

1. Bagian pertama berisikan tentang identitas balita dan riwayat penyakit

2. Bagian kedua berisikan tentang karakteristik balita diare akut meliputi

umur, jenis kelamin, lama rawat dan tingkat dehirasi


18

1.2.3.3 Alur Penelitian

Alur penelitian ini mengikuti bagan prosedur pengumpulan data

sebagai berikut:

Balita diare yang dirawat di Klinik Unisba


Tamansari Kota Bandung

Perizinan Lokasi

Kriteria Inklusi

Informed consent

Pemeriksaan gejala dehidrasi

Menilai karakateristik balita diare akut

Penyajian Hasil penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Gambar 3.1 Gambar Alur Penelitian

1.3 Analisis Data

1.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariabel bertujuan untuk menggambarkan karakteristik

subyek penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, lama rawat dan tingkat

dehidrasi. Data tersebut disajikan dalam jumlah dan persentase dengan rumus

:14

n
P x100%
N
19

Dimana : n = Jumlah responden berdasarkan kategori

N = Jumlah seluruh responden

100% = bilangan tetap

P = Persentase

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Al-Ihsan Bandung Provinsi Hawa

Barat pada bulan Januari – Juni tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian Bulan (Tahun 2018)


Jan Feb Maret April Mei Juni
1 Penyajian Judul
2 Penelusuran kepustakaan
3 Penulisan dan
penyusunan usulan
penelitian
4 Penyajian usulan
penelitian
5 Pengumpulan data
6 Analisis data
7 Penulisan laporan hasil
penelitian
8 Penyajian laporan hasil
penelitian
20

1.5 Aspek Etik Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting. Karena

penelitian yang dilakukan langsung berhubungan dengan manusia. Etika

penelitian yang akan digunakan penulis16, yaitu :

1. Informed Consent

Berdasarkan tata cara pelaksanaan penelitian, penelitian ini memerlukan

informed consent dan persetujuan tertulis dari kepala ruangan rekam medis

setelah diberikan penjelasan dari peneliti untuk mencari data-data opasien

diare akut.

2. Privacy

Peneliti memberikan menjamin untuk merahasiakan data-data hasil

penelitian, seperti identitas responden dengan cara tidak mencantumkan

nama asli namun menggunakan nama inisial. Data-data yang diperlukan

hanya berupa data yang berkaitan dengan objek penelitian seperti umur,

jenis kelamin, lama rawat dan tingkat dehidrasi.

3. Anonymity dan confidentialyti

Peneliti menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek penelitian, hanya untuk lebih memudahkan

dalam mengenali identitas, peneliti memakai kode responden dan

sebagainya. Kerahasiaan data yang didapat dari responden dijamin oleh

peneliti. Hal ini untuk menghormati hak responden untuk tidak

dipublikasikan secara langsung. Adapun pada keadaan khusus seperti


21

forum ilmiah atau pengembangan ilmu, baru akan diungkap data yang

didapat tanpa memakai nama asli subjek penelitian.

4. Fair treatment

Peneliti memperlakukan sama semua subjek penelitian tanpa

membeda-bedakan status sosial, suku bangsa, agama, dan ras, serta tidak

ada diskriminasi dalam melakukan penelitian.

5. Protect from discomfort and harm

Peneliti melindungi ketidaknyamanan dan kerahasiaan data tentang

responden dan menjaga dampak buruk dan akibat lain yang ditimbulkan

dari penelitian ini.


22

DAFTAR PUSTAKA

1. Zein U. Diare Akut Disebabkan Bakteri. 2004:1-15.


2. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia.; 2017.
3. Adisasmito W. Faktor Rersiko Diare pada Bayi dan Balita di Indonesia :
Sistematic Review penelitian Akademik. 2007;11(1):1-10.
4. Wibowo BT. Hubungan jumlah koloni e.coli dalam sumur dengan kejadian
diare. 2014;25:2014. http://www.esaunggul.ac.id.
5. Yusuf S, Haris S, Kadim M. Gambaran Derajat Dehidrasi dan Gangguan
Fungsi Ginjal pada Diare Akut. 2011;13(3):5-9.
6. Zakki GI. Pengetahuan Dan Perilaku Preventif Terhadap Bakteri E – Coli
Pada Masyarakat Kecamatan Gondomanan Di Kota Yogyakarta.; 2015.
7. Halim F. Hubungan Jumlah Koloni bakteri dengan derajat dehidrasi.
2017;19(2):81-85.
8. Kemenkes. Situasi Diare di Indonesia. In: Buletin Jendela Epidemiologi.
Triwulan I. Depkes RI; 2011.
9. Tanto C. Kapita Selekta Kedokteran. Esentials of Medicine. Vol I. Edisi IV.
jakarta: EGC; 2014.
10. Departemen Kesehatan RI. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. In:
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan. 2011th ed. ; 2011:1-40.
11. Leksana E. Strategi Terapi Cairan pada Dehidrasi. 2015;42(1):70-73.
12. Ngastiah. Keperawatan Anak. II. Jakarta: EGC; 2009.
13. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Revisi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya; 2010.
14. Notoatmojdo. Metode Penelitian. Teori Dan Aplikasi. Revisi. jakarta:
Rhineka Cipta; 2010.
15. Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Revisi. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya; 2010.
16. Hidayat A. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika; 2007.

Anda mungkin juga menyukai