Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmakokinetika atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat. Farmakokinetika mencakup 4 proses, yaitu absorpsi (A), distribusi (D),
metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi
termasuk sebagai proses eliminasi obat. Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui
berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan
untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa
biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh (Gunawan, 2009).
Jalur pemberian obat ada 2, yaitu intravaskular dan ekstravaskular. Pada pemberian
secara intravaskular, obat akan langsung berada di sirkulasi sistemik tanpa mengalami
absorpsi, sedangkan pada pemberian secara ekstravaskular umumnya obat mengalami
absorpsi (Zunilda dkk., 1995). Jalur pemberian obat secara intravena digunakan karena
seluruh dosis obat akan masuk ke dalam tubuh dengan segera atau bioavailabilitas
100%, selain itu dapat memberikan efek local dan sistemik, serta cocok digunakan
untuk orang yang pingsan. Dan obat akan langsung didistribusikan ke semua jaringan di
dalam tubuh melalui sistem sirkulasi. Untuk memahami kinetika obat dalam tubuh tidak
cukup hanya dengan menentukan dan mengetahui perkembangan kadar atau jumlah
senyawa asalnya saja (unchanged compound), tetapi juga meliputi metabolitnya (Neal,
2006).
Model farmakokinetik sendiri dapat memberikan penafsiran yang lebih teliti tentang
hubungan kadar obat dalam plasma dan respons farmakologik. Model kompartemen
satu terbuka menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma
mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tetapi
model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut adalah
sama dengan berbagai waktu. Disamping itu, obat didalam tubuh juga tidak ditentukan
secara langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan menggunakan
cuplikan cairan tubuh (Shargel, 1988).
Parameter farmakokinetika obat dapat diperoleh dengan hasil pengukuran kadar
obat utuh atau metabolitnya di dalam cairan hayati seperti pada darah (Neal, 2006). Saat
ini telah tersedia data farmakokinetik obat, yang meliputi berbagai parameter
farmakokinetik, yaitu bioavailabilitas oral, volume distribusi, waktu paruh dan bersihan
(clearance) dalam keadaan fisiologik maupun patologik. Dimana kondisi fisiologik dan
kondisi patologik ini dapat menimbulkan perubahan pada parameter farmakokinetik
obat (Setiawati, 2007).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui profil farmakokinetik dari sediaan obat pada tikus.
2. Menghitung parameter farmakokinetik sediaan sulfa pada tikus.

1.3 Manfaat Praktikum


Mahasiswa mampu menghitung orde, kompartemen dan parameter
farmakokinetika rute pemberian intravena dan per oral.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, G. S. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen


Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Media. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Setiawati, A. S. B. Zunilda, dan F. D. Suyatna. 1995. Pengantar Farmakologi dalam


Sulistia G. Ganiswara: Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran UI.

Shargel, L., dan A. B. C. Yu. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan


diterjemahkan oleh Siti Sjamsiah. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University
Press.

Anda mungkin juga menyukai