3. Golongan Hipertensi
Menurut (Lany Gunawan Hipertensi 2001 Hal :15). Klasifikasi hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
a) Endokrin
b) Ginjal
c. Hipertensi penyebab lain:
a) Chausing syndrome
Disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoid akibat penyakit
adrenal atau disfungsi hipofisis.
a. Tumor pituitary
b. Toxemia kehamilan
c. Stress jangka panjang
d. Cedera kepala
e. Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi
4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun factor dari
hipertensi primer antara lain :
1. Usia
2. Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3. Gaya Hidup
4. Keturunan 75%
5. Emosi /stress
6. Merokok
7. Alkohol
8. Tinggi lemak
9. Tinggi sodium /garam
10. Obesitas atau kegemukan
b. Etiologi pada hipertensi sekunder :
a. Endokrin
1. DM
2. Hipertiroidisme
3. Hipotiroidisme
b. Ginjal
1. Glomerulonefritis
2. Pielonefritis
3. Nekrosis tubular akut
4. Tumor
c. Hipertensi penyebab lain:
1. Chausing syndrome
2. Tumor pituitary
3. Toxemia kehamilan
4. Stress jangka panjang
5. Cedera kepala
6. Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi
5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun telah
banyak penyebab yang diidentifikasi seperti factor :
1. Atherosclerosis
2. Meningkatnya intake sodium
3. Baroroseptor
4. Raktor genetic
1) Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan
elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan aorta & arteri
dalam mengakomodasikan volume darah sehingga terjadi Penurunan curah
jantung dan Peningkatan tekanan perifer yang menyebabkan tekanan darah
meningkat.
2) Paikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf simpatis
melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan berpengaruh
kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
3) Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat mempengaruhi
sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan
terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah
meningkat.
4) Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
5) Gaya HIdup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan dinding
pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi meningkat.
6. Manifestasi Klinis
1. Kelelahan , letih
2. Nafas pendek\
3. Sakit kepala, pusing
4. Mual, muntah
5. Gemetar
6. Nadi cepat setelah aktivitas
7. Gangguan penglihatan
8. Sering marah
9. Mimisan
10. Kaku pada leher atau bahu
11. Kesadaran menurun
7. Komplikasi
1. Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada
retina.
2. Stroke
3. Penurunan fungsi ginjal
4. Kelainan jantung
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas
) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab )
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
a) Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
b) Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti
jeroan
c) Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
d) Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
e) Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan
10. Pencegahan
a) Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
b) Kurangi beban pikiran yang berat
c) Menurunkan berat badan
d) Olah raga secara teratur
e) Memperbanyak makan buah dan sayur
f) Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
g) Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
h) Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
11. WOC HIPERTENSI
Vasokontriksi
Penurunan curah jantung
Rangsangan
Kebutuhan O2 dijaringan Nyeri mekanis Anoreksia
Penurunan kemampuan tidak terpenuhi (keletihan, Resti Gangguan
jantung mempompa darah kelemahan) Persepsi Sensori
Nosiseptor
: Penglihatan
Intake nutrisi
menurun
Intoleransi Aktivitas Persepsi
Penurunan
nyeri
Curah Jantung
Brooker, Christine. 2011. Kamus Saku Keperawatan Ed. 31. Jakarta : EGC
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius
Mary Baradero, dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC