PENDAHULUAN
Sangat Kurang
0-25 - 0%
(SK)
≥66 8 Tuntas
Tidak Tuntas = 13
KKM = 75
≥66 8 Tuntas
Tuntas = 8
KKM = 75
Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 1.1 di atas, terlihat aktivitas siswa
yang rendah yaitu 3 siswa aktif atau 14,28%, 5 siswa cukup aktif atau 21,81%, 5 siswa
kurang aktif atau 23,81%, dan 8 siswa sangat kurang aktif atau 38,10%.
Sedangkan hasil penilaian sikap siswa pada tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa
dari 21 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, jumlah siswa yang termasuk dalam
predikat “Sangat Baik” berjumlah 2 orang siswa atau 9,52%, yang termasuk dalam
predikat “Baik” berjumlah 4 orang siswa atau 19,05%, yang termasuk dalam predikat
“Cukup” berjumlah 8 orang siswa atau 38,10%, dan yang termasuk predikat “Kurang”
berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%.
Selanjutnya berdasarkan hasil penilaian keterampilan siswa pada tabel 1.3 di atas,
dapat dilihat bahwa dari 21 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa yang
termasuk dalam predikat “Sangat Baik” berjumlah 3 orang siswa atau 14,29%, yang
termasuk dalam predikat “Baik” berjumlah 4 orang siswa atau 19,05%, yang termasuk
dalam predikat “Cukup” berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%, dan yang termasuk
predikat “Kurang” berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%.
Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.4 di atas, pada saat
guru mengadakan evaluasi sebagian siswa tidak tidak dapat mengerjakan soal test
sehingga hasil evaluasi siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu nilai di
bawah KKM. KKM untuk pelajaran IPS yang telah ditentukan oleh sekolah MI Cikulu
yaitu 75. Dari 21 siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat ≥75 atau 38,10% dan
sebanyak 13 orang siswa atau 61,90% belum mencapai KKM.
Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.5 di atas, Dari 21
siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat ≥75 atau 38,10% dan sebanyak 13 orang
siswa atau 61,90% belum mencapai KKM. Hasil belajar tersebut sudah merupakan
gabungan dari 3 ranah penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut di atas, diperlukan adanya suatu
metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Cikulu,
agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa meningkat. Salah satu
alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah
metode discovery. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan
yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada
proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Metode pembelajaran ini
dapat digunakan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang di atas, kiranya perlu adanya perbaikan kualitas
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Tematik dengan Tema Selalu Berhemat Energi melalui
Metode Discovery pada Siswa Kelas IV MI Cikulu Kecamatan Pangandaran Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada
sebagai berikut:
1. Rendahnya aktivitas belajar pelajaran IPS siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Dari 21 siswa hanya 3 orang siswa yang termasuk dalam kategori siswa
aktif.Rendahnya hasil belajar pelajaran IPS siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari 21 siswa hanya 8 orang siswa yang
nilainya mencapai KKM (75).
3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teaching centered) textbook
centered dan monomedia.
4. Guru belum secara optimal menggunakan variasi metode-metode pembelajaran.
5. Belum terlaksananya kurikulum 2013 secara maksimal.
6. Masih sering terjadi pemisahan mata pelajaran dalam pembelajaran tematik
7. Guru belum menggunakan metode discovery dalam pembelajaran tematik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Rendahnya aktivitas siswa kelas IV MI Cikulu tahun pelajaran 2014/2015
2. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV MI Cikulu tahun pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Cikulu
Kecamatan Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat
Energi Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa,
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran IPS kelas IV MI Cikulu Kecamatan Pangandaran dan
menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri siswa
2. Guru,
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya,
serta menambah wawasan dalam mengembangkan kemampuan guru dalam
penerapan metode Discovery. Serta mampu menciptakan pembelajaran yang
bervariasi, aktif, menarik, dan kondusif.
3. Sekolah,
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS melalui metodeDiscovery.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PEMBELAJARAN
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang melibatkan interaksi
antara guru dengan siswa. Pembelajaran dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik
(2009:57) “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” . Sedangkan menurut
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkingan belajar”.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2010:54), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (intern) dan faktor
yang berasal dari luar individu (ekstern).
Dalam faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor antara lain factor
jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh, factor psikologis yang
meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan
sedangkan faktor terakhir adalah faktor kelelahan.
Dalam faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar dikelompokkan
menjdi 3 faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga meliputi orang tua, relasi anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
Faktor sekolah meliputi metode mengajar yang dilakukan oleh guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Sedangkan di dalam faktor
masyarakat hal yang mmpengaruhi belajar siswa antara lain kegiatan siswa di
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dari uraian mengenai faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dikatakan bahwa antara faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dan
faktor ekstern yang berasal luar diri siswa memiliki hubungan yang sangat erat
dan keduanya saling mempengaruhi.
D. KERANGKA BERFIKIR
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang yang
dipengaruhi proses penambahan pengalaman secara berulang-ulang. Hasil belajar
dapat berupa perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap selama
proses pembelajaran. Ketika perubahan tersebut menjadi tujuan dari kegiatan
belajar siswa maka hal tersebut harus tercapai. Guru sebagai seorang yang
profesional harus mampu berupaya agar proses pembelajaran dapat menjadi satu
media yang dapat mengahantarkan peserta didik sampai pada tujuannya.
Pembelajaran yang efektif apabila pembejaran tersebut berpusat pada siswa dalam
proses pembelajarannya untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna.
Model pembelajaran discovery learning merupakan model yang menuntut siswa
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan suatu penemuan
yang bermanfaat untuk dirinya sebagai wujud adanya perubahan perilaku dan
menggambarkan hasil belajarnya. Pembelajaran yang berlangsung di SD Negeri
Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung dari hasil observasi kondisi awal siswa
seperti dijelaskan dalam latar belakang diketahui siswa kurang antusias belajar, hal
ini terlihat dari rendah peran siswa dalm kegiatan pembelajaran dan guru
mendominasi kegiatan. Hal ini tentu saja berdampak pada hasil belajar siswa yaitu
hasil belajar sebagian
siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Model pembelajaran
discovery learning diharapkan mampu mengatasi masalah ini
Kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
gambar berikut ini:
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana yang
telah diutarakan, maka asusmsi dalam penelitian ini adalah
1. Penggunaan model pembelajaran discovery learning berkaitan dengan
proses mental siswa. Siswa dituntut untuk mengamati sesuatu
kemudian mengidentifikasi, berhipotesis, menjelaskan, mengukur,
dan akhirnya siswa menyimpulkan hasil dari semua proses-proses
yang sudah dijalani tersebut. Setelah proses yang telah dilakukan tadi,
siswa akan dengan sendirinya membentuk sebuah pemahaman konsep
sehingga model pembelajaran discovery learning ini sangat cocok
untuk digunakan dalam meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Sund
(dalam Suryosubroto, 2009, h.179) mengungkapkan bahwa discovery
adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep
atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya: mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
dan membuat kesimpulan
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pengalamannya, pengetahuannnya, konsep, dan prinsip yang telah
dimilikinya, mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
kreatif, sikap demokratis dan terbuka, mengembangkan motivasi
untuk belajar lebih lanjut, menggunakan dan mengembangkan ide
siswa, secara langsung belajar mengevaluasi logika dirinya dan
posisinya terhadap orang lain, memanfaatkan siswa sebagai sumber,
sehingga siswa terdorong untuk menggali informasi, pustaka maupun
sumber lainnya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Cikulu
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas IV pada tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak
21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam 2 siklus
B. PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PTK
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan adalah
menentukan materi pembelajaran, memiliih media dan sumber
belajar yang tepat, lembar pengamatan, aalat evaluasi, lembar kerja
siswa, dan rubrik penilaian
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan Metode Discovery.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan Metode
Discovery. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala
sesuatu yang belum dicapai dengan hasil yang diharapkan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat untuk mengamatai tingkah laku siswa dan sikap siswa
ketika mengikuti pembelajaran tematik yang menerapkan Metode
Discovery. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang
menerapkan Metode Discovery.
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar matematika siswa dan hasil
pengamatan Aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator
kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua agar
pelaksanaannya lebih efektif.
Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti
melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Saptorenggo
sebanyak 20 siswa.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument penilaian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Dalam penelitian ini, untuk kepentingan mengumpulkan
data digunakan beberapa instrument, antara lain:
a. Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan aktivitas
peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Format lembar observasi yang digunakan adalah format
observasi sistematis yang berbentuk isian untuk mengetahui tindakan
selama proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan tidak terstruktur kepada siswa, artinya
wawancara hanya dilakukan kepada siswa yang dipilih tentang
aktivitas, tanggapan, dan sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika realistik.
c. Jurnal harian
Jurnal harian berisi catatan kejadian yang belum terdapat dalam
lembar observasi. Jurnal harian ini digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan proses pembelajaran serta untuk mendeskripsikan
aktivitas siswa maupun pengajar selama proses pembelajaran.
d. Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS)
e. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal ulangan isian sebagai tolak ukur
kompetensi siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Lembar instrument tersebut sebenarnya tercakup dalam sebuah
instrument pokok yakni peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas
sebagai peneliti bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang
wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan penting kepada
penelitnya yakni sebagai satu-satunya instrument karena manusialah
yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.
(Indarti,2008:25)))
Keterangan :
P = Persentase
F = Aktivitas yang terlaksana pada kegiatan
N = Keseluruhan aktivitas yang tercantum
(Kunandar, 2013:126)
Tingkat kebarhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria
penilaian sebagai berikut:
(Aqib, 2014:41)
Kesimpulan
> 75 Tuntas
H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Metode Discovery dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Cikulu Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran dengan indikator sebagai berikut:
1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan saintifik meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik.
2) Hasil belajar siswa sama atau di atas KKM 75
3) 90 % dari 30 siswa tuntas
PENELITIAN TINDAKAN KELAS