Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia
pada suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas dan mandiri, serta memberi dukungan dan perubahan untuk
perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Sesuai dengan yang termuat
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sebagai tonggak dasar dari lembaga pendidikan di Indonesia, satuan pendidikan
SD/MI juga tidak terbebas dari berbagai masalah, baik itu mengenai hasil belajar
siswanya maupun kualitas mutu pendidikannya. Pendidik merupakan sosok yang
memiliki kedudukan yangsangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta
didik. Ia menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan
proses pendidikan dan pembelajaran. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1) tentang
Standar Pendidikan Nasional sebagai berikut :
Bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Pada kegiatan proses belajar mengajar seorang guru memiliki peranan dan
posisi yang sangat strategis, guru harus mampu merencanakan dan mengembangkan
kegiatan pengajaran yang menarik, kreatif dan dinamis sehingga proses belajar
mengajar di dalam kelas menyenangkan bagi peserta didik.
Pada tahun 2013 telah diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013,
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa mulai
tahun pelajaran 2013/2014 diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 secara
bertahap.
Perubahan kurikulum ini diharapkan mampu merubah pendidikan menjadi yang
lebih baik dan berkualitas. Berdasarkan hal tersebut inovasi penerapan metode
pembelajaran dilakukan pada semua pembelajaran yang diajarkan tidak terkecuali pada
pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran IPS, karena dalam penerapan
kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 25 Agustus 2014, meskipun sudah mulai
diterapkannya kurikulum 2013 guru di MI Cikulu Kecamatan Pangandaran belum
menerapkan kurikulum tersebut secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Meskipun sudah menerapkan pembelajaran tematik namun terkadang masih terjadi
pemisahan pelajaran. Selain itu, guru juga kurang menggunakan variasi metode
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga masih terpusat pada guru (teaching
centered),textbook centered dan monomedia sehingga kurang menumbuhkan
pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan. Siswa juga kurang aktif dalam
mengikuti proses kegiatan belajar sehingga nilai siswa pun menjadi rendah, terutama
khususnya pada pelajaran IPS. Berikut data hasil dan aktivitas belajar IPS siswa kelas
IV MI Cikulu.
Tabel 1.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Nilai Aktivitas (NA) Yang
Frekuensi Kualifikasi
Diperoleh

80 % < NA < 100% - Sangat Aktif

60 % < NA < 80% 3 Aktif

40 % < NA < 60% 5 Cukup Aktif

20 % < NA < 40% 5 Kurang Aktif

0 % < NA < 20% 8 Sangat Kurang Aktif

Tabel 1.2 Hasil Analisis Penilaian Afektif Siswa


Nilai Yang
Predikat Jumlah Siswa Persentase
Diperoleh
81-100 Sangat Baik (SB) 2 9,52%

66-80 Baik (B) 4 19,05%

51-65 Cukup (C) 8 38,10%

26-50 Kurang (K) 7 33,33%

0-25 Sangat Kurang (SK) - 0%

Tabel 1.3 Hasil Analisis Penilaian Psikomotor Siswa


Nilai
Jumlah
Keterampilan Predikat Persentase
Siswa
Yang Diperoleh

81-100 Sangat Baik (SB) 3 14,29%

66-80 Baik (B) 4 19,05%

51-65 Cukup (C) 7 33,33%

26-50 Kurang (K) 7 33,33%

Sangat Kurang
0-25 - 0%
(SK)

Tabel 1.4 Hasil Analisis Penilaian Kognitif Siswa


Rentang Nilai Frekuensi Keterangan

≥66 8 Tuntas

<66 13 Tidak Tuntas

Jumlah Siswa 21 Tuntas = 8


Rentang Nilai Frekuensi Keterangan

Tidak Tuntas = 13

KKM = 75

Tabel 1.5 Hasil Belajar IPS Siswa


Rentang Nilai Frekuensi Keterangan

≥66 8 Tuntas

<66 13 Tidak Tuntas

Tuntas = 8

Jumlah Siswa 21 Tidak Tuntas = 13

KKM = 75

Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 1.1 di atas, terlihat aktivitas siswa
yang rendah yaitu 3 siswa aktif atau 14,28%, 5 siswa cukup aktif atau 21,81%, 5 siswa
kurang aktif atau 23,81%, dan 8 siswa sangat kurang aktif atau 38,10%.
Sedangkan hasil penilaian sikap siswa pada tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa
dari 21 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, jumlah siswa yang termasuk dalam
predikat “Sangat Baik” berjumlah 2 orang siswa atau 9,52%, yang termasuk dalam
predikat “Baik” berjumlah 4 orang siswa atau 19,05%, yang termasuk dalam predikat
“Cukup” berjumlah 8 orang siswa atau 38,10%, dan yang termasuk predikat “Kurang”
berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%.
Selanjutnya berdasarkan hasil penilaian keterampilan siswa pada tabel 1.3 di atas,
dapat dilihat bahwa dari 21 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa yang
termasuk dalam predikat “Sangat Baik” berjumlah 3 orang siswa atau 14,29%, yang
termasuk dalam predikat “Baik” berjumlah 4 orang siswa atau 19,05%, yang termasuk
dalam predikat “Cukup” berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%, dan yang termasuk
predikat “Kurang” berjumlah 7 orang siswa atau 33,33%.
Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.4 di atas, pada saat
guru mengadakan evaluasi sebagian siswa tidak tidak dapat mengerjakan soal test
sehingga hasil evaluasi siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu nilai di
bawah KKM. KKM untuk pelajaran IPS yang telah ditentukan oleh sekolah MI Cikulu
yaitu 75. Dari 21 siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat ≥75 atau 38,10% dan
sebanyak 13 orang siswa atau 61,90% belum mencapai KKM.
Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.5 di atas, Dari 21
siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat ≥75 atau 38,10% dan sebanyak 13 orang
siswa atau 61,90% belum mencapai KKM. Hasil belajar tersebut sudah merupakan
gabungan dari 3 ranah penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut di atas, diperlukan adanya suatu
metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Cikulu,
agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa meningkat. Salah satu
alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah
metode discovery. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan
yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada
proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Metode pembelajaran ini
dapat digunakan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang di atas, kiranya perlu adanya perbaikan kualitas
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Tematik dengan Tema Selalu Berhemat Energi melalui
Metode Discovery pada Siswa Kelas IV MI Cikulu Kecamatan Pangandaran Tahun
Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada
sebagai berikut:
1. Rendahnya aktivitas belajar pelajaran IPS siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Dari 21 siswa hanya 3 orang siswa yang termasuk dalam kategori siswa
aktif.Rendahnya hasil belajar pelajaran IPS siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari 21 siswa hanya 8 orang siswa yang
nilainya mencapai KKM (75).
3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teaching centered) textbook
centered dan monomedia.
4. Guru belum secara optimal menggunakan variasi metode-metode pembelajaran.
5. Belum terlaksananya kurikulum 2013 secara maksimal.
6. Masih sering terjadi pemisahan mata pelajaran dalam pembelajaran tematik
7. Guru belum menggunakan metode discovery dalam pembelajaran tematik.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Rendahnya aktivitas siswa kelas IV MI Cikulu tahun pelajaran 2014/2015
2. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV MI Cikulu tahun pelajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Cikulu
Kecamatan Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat
Energi Tahun Pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Cikulu Kecamatan
Pangandaran melalui metode discoverydengan tema Selalu Berhemat Energi Tahun
Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa,
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran IPS kelas IV MI Cikulu Kecamatan Pangandaran dan
menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri siswa
2. Guru,
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya,
serta menambah wawasan dalam mengembangkan kemampuan guru dalam
penerapan metode Discovery. Serta mampu menciptakan pembelajaran yang
bervariasi, aktif, menarik, dan kondusif.
3. Sekolah,
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS melalui metodeDiscovery.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PEMBELAJARAN
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang melibatkan interaksi
antara guru dengan siswa. Pembelajaran dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik
(2009:57) “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” . Sedangkan menurut
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkingan belajar”.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2010:54), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (intern) dan faktor
yang berasal dari luar individu (ekstern).
Dalam faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor antara lain factor
jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh, factor psikologis yang
meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan
sedangkan faktor terakhir adalah faktor kelelahan.
Dalam faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar dikelompokkan
menjdi 3 faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga meliputi orang tua, relasi anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
Faktor sekolah meliputi metode mengajar yang dilakukan oleh guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Sedangkan di dalam faktor
masyarakat hal yang mmpengaruhi belajar siswa antara lain kegiatan siswa di
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dari uraian mengenai faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dikatakan bahwa antara faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dan
faktor ekstern yang berasal luar diri siswa memiliki hubungan yang sangat erat
dan keduanya saling mempengaruhi.

B. HAKEKAT HASIL BELAJAR


a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, yang terjadi di
dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan
kognitif atau pengetahuan kemudian berpengaruh kepada perilaku. Perilaku
belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang
dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes.
Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006:3-4), hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil interaksi itu
menyebabkan perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh setelah
siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang dating dari
luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
meliputi kemampuan yang dimilikinya , motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan,
terutama kualitas pengajaran.

C. METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY


Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang
menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:580) “metode mengandung arti
cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan), cara kerja bersistem untuk memudahkan pelakasanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sejalan dengan itu, T. Raka Joni
dalam Soli Abimayu (2008:25) mengartikan “metode sebagai cara kerja yang
bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”.
Metode discovery dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memperoleh sendiri
pengetahuan baru melalui pengamatan, percobaan dan penyelidikan sebagai wujud
adanya perubahan tingkah laku.

D. KERANGKA BERFIKIR
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang yang
dipengaruhi proses penambahan pengalaman secara berulang-ulang. Hasil belajar
dapat berupa perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap selama
proses pembelajaran. Ketika perubahan tersebut menjadi tujuan dari kegiatan
belajar siswa maka hal tersebut harus tercapai. Guru sebagai seorang yang
profesional harus mampu berupaya agar proses pembelajaran dapat menjadi satu
media yang dapat mengahantarkan peserta didik sampai pada tujuannya.
Pembelajaran yang efektif apabila pembejaran tersebut berpusat pada siswa dalam
proses pembelajarannya untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna.
Model pembelajaran discovery learning merupakan model yang menuntut siswa
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan suatu penemuan
yang bermanfaat untuk dirinya sebagai wujud adanya perubahan perilaku dan
menggambarkan hasil belajarnya. Pembelajaran yang berlangsung di SD Negeri
Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung dari hasil observasi kondisi awal siswa
seperti dijelaskan dalam latar belakang diketahui siswa kurang antusias belajar, hal
ini terlihat dari rendah peran siswa dalm kegiatan pembelajaran dan guru
mendominasi kegiatan. Hal ini tentu saja berdampak pada hasil belajar siswa yaitu
hasil belajar sebagian
siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Model pembelajaran
discovery learning diharapkan mampu mengatasi masalah ini

Kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
gambar berikut ini:

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran


Sumber : Sumaningrum (2017: 57)

E. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana yang
telah diutarakan, maka asusmsi dalam penelitian ini adalah
1. Penggunaan model pembelajaran discovery learning berkaitan dengan
proses mental siswa. Siswa dituntut untuk mengamati sesuatu
kemudian mengidentifikasi, berhipotesis, menjelaskan, mengukur,
dan akhirnya siswa menyimpulkan hasil dari semua proses-proses
yang sudah dijalani tersebut. Setelah proses yang telah dilakukan tadi,
siswa akan dengan sendirinya membentuk sebuah pemahaman konsep
sehingga model pembelajaran discovery learning ini sangat cocok
untuk digunakan dalam meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Sund
(dalam Suryosubroto, 2009, h.179) mengungkapkan bahwa discovery
adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep
atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya: mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
dan membuat kesimpulan
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pengalamannya, pengetahuannnya, konsep, dan prinsip yang telah
dimilikinya, mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
kreatif, sikap demokratis dan terbuka, mengembangkan motivasi
untuk belajar lebih lanjut, menggunakan dan mengembangkan ide
siswa, secara langsung belajar mengevaluasi logika dirinya dan
posisinya terhadap orang lain, memanfaatkan siswa sebagai sumber,
sehingga siswa terdorong untuk menggali informasi, pustaka maupun
sumber lainnya
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Cikulu
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas IV pada tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak
21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam 2 siklus

2. Variabel/Faktor yang Diselidiki


Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran tematik denganMetode
Discovery
b. Keterampilan guru dalam pembelajaran tematik denganMetode
Discovery.
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik denganMetode
Discovery.

B. PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PTK
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan adalah
menentukan materi pembelajaran, memiliih media dan sumber
belajar yang tepat, lembar pengamatan, aalat evaluasi, lembar kerja
siswa, dan rubrik penilaian
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan Metode Discovery.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan Metode
Discovery. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala
sesuatu yang belum dicapai dengan hasil yang diharapkan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat untuk mengamatai tingkah laku siswa dan sikap siswa
ketika mengikuti pembelajaran tematik yang menerapkan Metode
Discovery. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang
menerapkan Metode Discovery.
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar matematika siswa dan hasil
pengamatan Aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator
kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua agar
pelaksanaannya lebih efektif.
Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti
melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN 2 Saptorenggo – Pakis Kab.
Malang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018 /
2019 yaitu pada bulan Oktober sampai Desember 2018.

D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Saptorenggo
sebanyak 20 siswa.

E. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA


a. Sumber Data
1) Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh
secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai
siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru pengamat
(observer)
2) Data dokumen.
Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil
pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan
hasil foto.
3) Catatan lapangan
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan
selama proses pembelajaran.
b. Jenis Data
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar matematika
yang diperoleh siswa.
2) Data Kualitatif
Diperoleh dari lembar pengamatan
Aktifitassiswa,keterampilan guru, wawancara serta catatan
lapangan dengan menerapkan pendekatan dengan pendekatan
saintifik.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi, metode tes dan dokumentasi.

F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument penilaian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Dalam penelitian ini, untuk kepentingan mengumpulkan
data digunakan beberapa instrument, antara lain:
a. Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan aktivitas
peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Format lembar observasi yang digunakan adalah format
observasi sistematis yang berbentuk isian untuk mengetahui tindakan
selama proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan tidak terstruktur kepada siswa, artinya
wawancara hanya dilakukan kepada siswa yang dipilih tentang
aktivitas, tanggapan, dan sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika realistik.
c. Jurnal harian
Jurnal harian berisi catatan kejadian yang belum terdapat dalam
lembar observasi. Jurnal harian ini digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan proses pembelajaran serta untuk mendeskripsikan
aktivitas siswa maupun pengajar selama proses pembelajaran.
d. Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS)
e. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal ulangan isian sebagai tolak ukur
kompetensi siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Lembar instrument tersebut sebenarnya tercakup dalam sebuah
instrument pokok yakni peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas
sebagai peneliti bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang
wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan penting kepada
penelitnya yakni sebagai satu-satunya instrument karena manusialah
yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.

G. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisi data yang digunakan adalah:
1) Data berupa hasil belajar tematik yang dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean
atau rerata. Adapun penyajian data kuantitatif dmatematikaparkan
dalam bentuk presentase. Data tes dihitung presentase ketuntasannya
dengan rumus :
a. Keterlaksanaan Pembrlajaran
𝐹
P= x 100%
𝑁

(Indarti,2008:25)))
Keterangan :
P = Persentase
F = Aktivitas yang terlaksana pada kegiatan
N = Keseluruhan aktivitas yang tercantum

Tingkat kebarhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria


penilaian sebagai berikut:
90 – 100 = Amat baik
80 – 89 = Baik
70 – 79 = Cukup
60 – 69 = Kurang
<60 = Sangat kurang
(Sudjana, 2014: 118)

b. Nilai Ketercapaian Pembelajaran

N = Jumlah skor yang diperoleh-


X 100
Jumlah skor maksimal-
(Kunandar, 2013:126)
Tingkat kebarhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria
penilaian sebagai berikut:
90 – 100 = Amat baik
80 – 89 = Baik
70 – 79 = Cukup
60 – 69 = Kurang
<60 = Sangat kurang
(Sudjana, 2014: 118)

c. Nilai Individu Siswa


Data hasil belajar siswa berupa lembar evaluasi yang
dikerjakan secara individu dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Skor yang diperoleh-


X 100
Skor maksimal-

(Kunandar, 2013:126)
Tingkat kebarhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria
penilaian sebagai berikut:

90 – 100 = Amat baik


80 – 89 = Baik
70 – 79 = Cukup
60 – 69 = Kurang
<60 = Sangat kurang
(Sudjana, 2014: 118)

d. Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal-


Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal memiliki
tujuan untuk mengetahui persentase siswa yang tuntas dalam
belajar. Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk mencari
persentase hasil ketuntasan belajar :
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
P= ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%

(Aqib, 2014:41)

Tingkat kebarhasilan ditentukan dengan menggunakan


kriteria penilaian sebagai berikut:
90 – 100 % = Amat baik
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
60 – 69 % = Kurang
<60 % = Sangat kurang
(Sudjana, 2014: 118)

Kesimpulan

Data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian diambil


simpulannya apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai atau
belum. Apabila belum tercapai dilakukan tindakan selanjutnya
dan apabila Ksudah tercapai penelitian dihentikan.

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan


belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas
dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

> 75 Tuntas

< 75 Tidak Tuntas

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan


aktifitas guru dalam pembelajaran tematik, serta hasil catatan
lapangan dan angket dianalisis dengan analisis deskriptif
kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Metode Discovery dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Cikulu Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran dengan indikator sebagai berikut:
1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan saintifik meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik.
2) Hasil belajar siswa sama atau di atas KKM 75
3) 90 % dari 30 siswa tuntas
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK


DENGAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI MELALUI
METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SDN 1 ARGOSARI
JABUNG MALANG

Anda mungkin juga menyukai