Anda di halaman 1dari 19

cIMPLEMENTASI DEMOKRASI DI INDONESIA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Ketut Diara Astawa, S.H., M.Si.

Oleh:
Nur Izza Lutfiatuz Zulfa (1803516190)
Reni Aprilia (180351619035)
Tri Isti’adzah (1803516190)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
April 2019
KATA PEGANTAR
Asaalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan karya tulis
yang berisi tentang “ Implementasi Demokrasi di Indonesia”.
Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai pelaksanaan tugas kami
sebagai mahasiswa Unversitas Negeri Malang untuk mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan terutama kepada Bapak Ketut Diara
Astawa selaku Dosen yang telah memberi petunjuk dalam pelaksanaan
penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan karya tulis ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Akhir kata, semoga Tuhan tetap melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin.
Waassalamu’alaikum wr.wb

Malang, 28 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
2.2 Pengertian Demokrasi .......................................................................................... 3
2.3 Prinsip-prinsip Demokrasi..............................................................................
2.4 Ciri-ciri Demokrasi .............................................................................................. 4
2.5 Bentuk-Bentuk Demokrasi .................................................................................. 5
2.6 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Demokrasi
2.7 Landasan-landasan Demokrasi di Indonesia
2.8 Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia ..................................................... 5
2.9 Implementasi/ Perkembangan Demokrasi di Indonesia....................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10
3.2 Kesimpulan ....................................................................................................... 10
3.3 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam sejarah
pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Ajaran
demokrasi merupakan ide besar para filsuf untuk mengkonstruksi
rasionalitas kekuasaan yang sulit dijinakkan. Kekuasaan menjadi tema
sentral dalam ide demokrasi.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah sejak lama
menerapkan demokrasi sebagai dasar pemerintahan Indonesia. Namun
samapai saat ini, negara Indonesia belum memiliki kejelasan yang tepat
tentang arti demokrasi itu sendiri. Jika kita melihat sistem demokrasi dalam
struktur pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi, kabupaten,
hingga kecamatan hampir dapat dipastikan demokrasi ini hanya sampai pada
pembuatan kebijakan. Sementara jika mencari demokrasi yang merupakan
ciri bahwa negara Indonesia mempunyai ciri demokrasi itu sendiri dapat
dilihat di level desa.
Hal ini sebagaimana seperti yang ditulis oleh Moh. Hatta, “Di desa-desa
sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat
istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu
setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan
bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus
berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan ini
tidak lain merupakan pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan
oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam
pelaksanaan keputusannya tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa demokrasi
desa memuat baik kepemimpinan.
Mungkin jika kita menanyakan tentang arti demokrasi, kebanyakan
orang akan mengatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Hal ini sering diartikan sebagai semua keinginan rakyat adalah
yang paling benar. Dan ada juga yang mengatakan bahwa kehendak rakyat
adalah kehendak Tuhan. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan konsep
demokrasi itu sendiri. Sebagai contoh bila ada dua pendapat yang saling
bertentangan dari rakyat, pastinya kedua pendapat itu tidak mesti
dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu adanya sosok pemimpin yang dapat
memimbing dan memutuskan pendapat yang terbaik yang bisa
digunakan.Untuk itu, makalah yang kami susun ini akan membahas tentang
bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini, yang berdasarkan
pada Undang-Undang Dasar 1945.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep demokrasi?
2. Apa pengertian demokrasi?
3. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi?
4. Apa saja ciri-ciri demokrasi?
5. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi?
6. Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi?
7. Apa saja landasan-landasan demokrasi di Indonesia?
8. Apa saja demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia?
9. Bagaimana implementasi perkembangan demokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan untuk mengetahui :
1. Konsep demokrasi
2. Pengertian demokrasi
3. Prinsip-prinsip demokrasi
4. Ciri-ciri demokrasi
5. Bentuk-bentuk demokrasi
6. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi
7. Landasan-landasan demokrasi di Indonesia
8. Demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia
9. Implementasi perkembangan demokrasi di Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
 Bagi penyusun, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam
menulisa makalah yang baik dan menambah pengetahuan tentang
implementasi demokrasi di Indonesia
 Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran terhadap
mata kuliah terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
Istilah demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa
Yunani yakni demos dan kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein
berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Salah satu
pendapat terkenal dikemukakan oleh Abraham Lincoln di tahun 1863 yang
mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat (government of the people, by the people and for the people).
Robert Dahl sampai pada pernyataan bahwa “ there is no democratic
theory, there are only democratic theories”. Bahkan Harold Laski
mengutarakan bahwa demokrasi tidak dapat diberi batasan, kerena rentang
sejarahnya yang amat panjang dan telah berevolusi sebagai konsep yang
menentukan (Hendra Nurtjahjo, 2006: 71).
Berdasar berbagai pengertian yang berkembang dalam sejarah
pemikiran tentang demokrasi, kita dapat mengkategorikan ada 3 (tiga) makna
demokrasi yakni
a. Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan merupakan
pengertian awal yang dikemukakan para ahli. Plato dalam
tulisannya Republic menyatakan bahwa bentuk pemerintahan yang
baik itu ada tiga yakni monarki, aristokrasi, dan demokrasi. Jadi
demokrasi adalah satu satu dari tiga bentuk pemerintahan.
b. Demokrasi sebagai sistem politik
Jika bentuk pemerintahan adalah republik atau monarki,
maka demokrasi berkembang sebagai suatu sistem politik dalam
bernegara. Sarjana yang mendefinikan demokrasi sebagai sistem.
Menurut Samuel Huntington (1997: 6-7), suatu sistem politik
disebut demokrasi apabila para pembuat keputusan kolektif yang
paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan yang jurdil.
c. Demokrasi sebagai sikap hidup.
Menurut Padmo Wahyono (1991: 227), demokrasi adalah
suatu pola kehidupan masyarakat yang sesuai dengan keinginan
ataupun pandangan hidup manusia yang berkelompok tersebut.
Demokrasi Indonesia dalam arti pandangan hidup adalah
demokrasi sebagai falsafah hidup (democracy in philosophy) (Sri
Soemantri, 1974).
Demokrasi tidak cukup berjalan di tingkat kenegaraan, tetapi
demokrasi juga memerlukan sikap hidup demokratis yang tumbuh
dalam diri penyelenggara negara maupun warga negara pada
umumnya.
2.2 Pengertian Demokrasi
Beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli secara lengkapnya
dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Menurut Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat yang
terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan
kepentingannya akan diperhatikan didalam melaksanakan kekuasaan
negara.
2. Menurut John L. Esposito
Pada dasarnya kekuasaan adalah dari dan untuk rakyat. Oleh
karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif
maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain
itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas
antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
3. Menurut Kranenburg
Demokrasi terbentuk dari dua pokok kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu Demos (rakyat) dan Kratein (memerintah) yang maknanya
adalah “ cara memerintah oleh rakyat”.
4. Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbobranoto
Demokrasi adalah suatu negara yang pemerintahannya dipegang
oleh rakyat. Maksudnya, suatu sistem dimana suatu negara diikutsertakan
dalam pemerintahan negara.
5. Menurut Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (Democracy is government of the people, by the people, and for
the people). Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi
ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara
yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan.
6. Menurut Merriam, Webster Dictionary
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat;
khususnya, oleh mayoritas pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi
tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak
langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan
dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
demokrasi adalah suatu paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu
negara di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2.3 Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Prinsip budaya demokrasi
a. Kebebasan
b. Persamaan
c. Solidaritas
d. Toleransi
e. Menghormatikejujuran
f. Menghormatipenalaran
g. Keadaban
2. Prinsip – prinsipdemokrasiyang bersifat universal
a. Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh para warganegara.
d. Pengormatan terhadap supremasi hukum.
3. Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of
law) antara lain sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

2.4 Ciri-ciri Demokrasi


Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62) dalam
bukunya ”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri
demokrasi dari sejumlah nilai yaitu:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
masyarakat.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Beberapa ciri pokok demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122)
antara lain :
1. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2. Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan
bersama lebih penting daripada kepentingan individu atau golongan.
3. Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.
4. Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai
kedudukan penting dalam system kekuasaan negara.
2.5 Bentuk-Bentuk Demokrasi
Berdasarkan titik Perhatian, demokrasi dibedakan atas:
1. Demokrasi Formal: menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik tanpa disertai upaya menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi.
2. Demokrasi Material: Menciptakan persamaan sosial ekonomi (di negara
sosial komunis).
3. Demokrasi Campuran: menciptakan kesejahteraan rakyat dengan
menempatkan persamaan hak setiap orang.
Berdasarkan paham ideologi, demokrasi dibedakan atas:
1. Demokrasi Liberal: menekankan pada kebebasan dengan mengabaikan
kepentingan umum, kekuasaan pemerintah terbatas dibatasi oleh undang-
undang. Diterapkan di Amerika, Inggris.
2. Demokrasi Proletar: bertujuan mensejahterakan rakyat, tidak mengenal
kelas sosial, kekuasaan dipandang sebagai alat yang sah. Dipraktekkan di
negara komunis Polandia Rusia.
3. Demokrasi Pancasila: dijiwai dan didasari paham pancasila, ciri khas
bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa.
Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas:
1. Demokrasi langsung: mengikutsertakan setiap warga negara dalam
menentukan sesuatu urusan negara.
2. Demokrasi tidak langsung: untuk menyalurkan kehendak rakyat melalui
wakil yang duduk di parlemen, disebut juga demokrasi
modern.Demokrasi perwakilan dengan sitem refrendum: rakyat memilih
para wakilnya untuk duduk di parlemen tetapi parlemen di kontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sitem referendum.

2.6 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Demokrasi


Henry B Mayo dalambukunya “Introduction to Demokratic Theory”
merinci beberapa nilai yang terdapat dalam demokrasi, yaitu:
1. Menyelesaikanpersoalansecaradamaidanmelembaga.
2. Menjaminterselenggaaranyaperubahansecaradamaidalamsuatumasyarakat
yang sedangberubah.
3. Menyelenggarakanpergantianpemimpinsecarateratur.
4. Membatasipemakaiankekerasansampaitaraf yang minimum.
5. Mengakuisertamenganggapwajaradanyakeanekaragaman (diversity).
6. Menjamintegaknyakeadilan.

2.7 Landasan-landasan Demokrasi di Indonesia


Secara hukum, penerapan demokrasi Pancasila merupakan implementasi
dari UUD 1945. Secara lebih rinci, berikut landasan dari hukum demokrasi
Pancasila:
1. Proklamasi 17 Agustus 1945
Proklamasi menjadi landasan dalam menerapkan konsep
demokrasi, sedangkan UUD 1945 merupakan penjabaran yang lebih rinci
dari semangat demokrasi yang ada pada proklamasi.
2. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Tersendatnya proses penyusunan UUD baru dianggap mengancam
situasi ketatanegaraan Indonesia. Maka dari itu, presiden mengeluarkan
dekrit dimana isinya menetapkan bahwa UUDS tidak lagi berlaku dan
Indonesia kembali pada UUD 1945 sebagai konstitusi utama negara
Indonesia yang membawa dasar – dasar dalam penerapan demokrasi
Pancasila. Disinilah peran penting dekrit presiden sebagai landasan hukum
demokrasi Pancasila.
3. Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966)
Supersemar mengembalikan tatanan pemerintah Indonesia kepada
Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan dari hukum demokrasi
Pancasila.
4. Pembukaan UUD 1945
Dari pembukaan UUD 1945 tersebut telah jelas disebutkan bahwa
landasan dari hukum demokrasi Pancasila menitik beratkan pada jalannya
demokrasi yang berlandas pada nilai kerakyatan yang dikandung oleh
Pancasila.
5. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
Selain itu, landasan dari hukum demokrasi Pancasila juga tercantum
pada UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang berisi “Kedaulatan ada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang – undang dasar”. Sekali lagi
konstitusi negara ini menjunjung tinggi nilai kerakyatan dalam sistem
politik. Hal ini karena Indonesia sangat mengutamakan kepentingan rakyat
dibanding kepentingan pemimpin. Pemimpin hanyalah orang bertugas
menjalankan keputusan – keputusan yang dibuat atau dipilih oleh rakyat.
Dengan kata lain, pemimpin juga merupakan abdi masyarakat.
6. Pasal 28 UUD 1945
Pasal 28 dalam UUD 1945 menjelaskan bahwa rakyat atau warga
negara mempunyai kebebasan untuk berkumpul, bertukar pikiran
mengeluarkan pendapat baik dengan tulisan, lisan, atupun bentuk lain
Kebebasan mengeluarkan pendapat tersebut dimaksudkan agar Indonesia
bisa menjadi lebih baik lagi dengan menerima dan mengoreksi kritik dari
masyarakat. Adapun bunyi dari pasal tersebut adalah “Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dalam undang – undang”.
7. Pasal 28E UUD 1945 ayat 3
Rincian dari pasal 28 UUD 1945 sebagai landasan hukum
demokrasi Pancasila memberikan landasan tertulis yang lain dalam pasal
28E UUD 1945 ayat 3 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Masa
setelah kemerdekaan telah memberikan kemerdekaan bagi rakyat untuk
mengutarakan pendapat atau bermusyawarah dalam kelompok.

2.8 Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia


1. Periode 1945-1959 (Masa Demokrasi Parlementer)
2. Periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin)
3. Periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru)
4. Periode 1999- Sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi)
2.9 Implementasi/ Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi
telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan
membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dalam masyarakat.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode:
1. Demokrasi pada masa Revolusi (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi
belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbunyi sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensiil menjadi parlementer.
2. Demokrasi pada masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Masa demokrasi liberal atau parlementer, presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai kepala negara bukan sebagai
kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan:
1) Dominannya partai politik.
2) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah.
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti
UUDS 1950.
Atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan Dekrit Presiden
5 Juli 1959:
1) Bubarkan konstituante.
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950.
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom dengan ciri:
1) Dominasi presiden.
2) Terbatasnya peran partai politik.
3) Berkembangnya pengaruh PKI.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan.
2) Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR.
3) Jaminan HAM lemah.
4) Terjadi sentralisasi kekuasaan.
5) Terbatasnya peranan pers.
6) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Timur).
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965
oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
3. Demokrasi pada masa Orde Baru (1966-1998)
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini
dianggap gagal sebab:
a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada.
b. Rekrutmen politik yang tertutup.
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
d. Pengakuan HAM yang terbatas.
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela.
Sebab jatuhnya Orde Baru:
a. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi).
b. Terjadinya krisis politik.
c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba.
d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun jadi Presiden.
4. Demokrasi pada masa Reformasi (1998-sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi.
b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum.
c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara
yang bebas dari KKN.
d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI.
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.
f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum
sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah kami susun, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Demokrasi adalah suatu paham yang menegaskan bahwa pemerintahan
suatu negara di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada
hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Demokrasi di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu
yang terbagi menjadi empat periode, yakni: Demokrasi Parlementer
(1945-1959), Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Demokrasi Pancasila
Era Orba (1966-1999), dan Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-
sekarang).
3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia sudah cukup baik sesuai dengan
yang tercantum dalam UUD 1945. Namun, pada akhir-akhir ini
demokrasi di Indonesia sedikit mengalami kecacatan dengan keputusan
DPR yang telah mengusulkan pilkada tidak langsung. Sehingga hak
kedaulatan rakyat untuk menentukan pemimpinnya akan hilang.

3.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang telah menerapkan Demokrasi
Pancasila, hendaknya kita dapat menjalankan hak dan kewajibannya serta
berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Sudahseharusnyakitasalingbergotongroyong demi mewujudkanbangsa
Indonesia yang demokratisseperti yang telahdicita-citakanolehpahlawan-
pahlawanbangsaini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra Nurtjahyo. 2006. Filsafat Demokrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya.
Nurtjahjo, Hendra. 2006. Filsafat Demokrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Padmo Wahyono. “Demokrasi Politik Indonesia“ dalam Rusli Karim & Fausi
Rizal. 1991. Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan. Jakarta:
Tiara Wacana Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Rahman, Rasyid. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: UPT-MKU
UNHAS.
Sri Soemantri. 1974. Perbandingan Antar Hukum Tata Negara. Bandung:
Penerbit Alumni.

Anda mungkin juga menyukai