Anda di halaman 1dari 10

Grand Theory

Pendidikan
(Teori Utama
Pendidikan)
KELOMPOK 5
1. Dewi Khajar Fitriyana
2. Fika Wulandari
3. Hafizhah Rifa Ananda
4. Nabila Santika
5. Nur Izza Lutfiatuz Zulfa
Teori Penddidikan

adalah hasil dari proses ilmiah. Diproses melalui pengumpulan fakta, pengembanagn
konsep, dan perumusan generelisasi.

“ Teori Pendidikan adalag pernyataan – pernyataan umum tentang


pendidikan, yang digunakan untuk menejelaskan keterkaitan
anatara berbagai fakta atau fenomena pendidikan.”
Teori Utama (Grand Theory)
Pendidikan
– Secara klasik, dalam disiplin ilmu pendidkan dikenal 2 teori utama yang bertolak
belakang, dan 1 teori yang mensinergikan 2 teori utama tersebut.
– 3 teori utama yang di mkasud adalah :

1. Teori Emperisme
2. Teori Nativisme
3. Teori Konvergensi
Teori Empirisme

– Berpandangan bahwa manusia lahir dalam keadaan kosong, pribadi manusia


terbentuk dari pengalaman beri teraksi denagn lingkungan.
– Bersumber dari pandangan filsafat “John Locke” (1632-1704) disebut dengan
“Tabula Rasa”
“if we attentively consoder new born children, we shaal have little reasonto think
that they bring many ideas into the world with the”
– Tabula Rasa adalah papan putih bersih tanpa tulisan, yang disediakan untuk
menulis, terserah apa yang akan ditulis. Analoginya : manusia ketika lahir
diibaratkan tabula rasa yang putih bersih, dan akan ditulis oleh pengalaman
mereka dalam berinteraksi dalam lingkungan.
Teori Empirisme

– Pandangan ini disebut juga sebagai pandangan optimistic, maksdunya pandangan yang
optimis bahwa pendidikan mampu membentuk manusia menjadi pa saja.
– Bila teori empirisme digunakan secara konsisten dalam penyelenggraan pendidikan,
maka akan terdapat implikasi – implikasi berikut :
1. Pendekatan otoriter akan dijadikan pendekatan utama dalam pengelolaan
pendidikan.
2. Sejalan dengan pendekatan otoriter, sentralisasi menjadi kebijakan utama
penyelenggraan pendidikan
3. Dengan kebijakan sentralitis, akan terjad penyeragaman dalam pentaan semua
komponen pendidikan (guru, siswa, kurikulum, strategi, dan evaluasi)
Teori Nativisme

– Berpandanagn bahwa pribadi manusia dibawa sejak lahir : manusia telah


terbentuk pribadinya saat masih berada dalam kandungan.
– Pribadi manusia bersifat genetic.
– Bersumber dari pandangan filsafat Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang
bersumber dari filsafat idealisme versi Imanuel Kant.
“every man takes the limits of his own field of vision for the limits of the world.”
– Pandangan Kant :
“thoughts without content are empty, intuitions without concepts are blind …
Only from their union can cognition arise “
Teori Nativisme

– Nativisme disebut sebagai pandangan pesimistis, pendidikan tidak berdaya dalam


memebentuk pribadi manusia, karena pribadi manusia telah terbentuk sejak
masih dalam kandungan.
– Bila teori nativisme digunakan secara konsisten dalam penyelenggraan pendidikan,
maka akan terdapat implikasi – implikasi berikut :
1. Pendekatan laissez faire dijadikan pendekatan utama dalam pengelolaan
pendidikan.
2. Sejalan dengan pendekatan laissez faire, sentralisasi menjadi kebijakan utama
penyelenggraan pendidikan
3. Dengan kebijakan sentralitis, akan terjadi pemebrian kebebasan seluas – luasnya
kepada sekolah dalam mengelola pendidikan dalam semua komponen.
Teori Konvergensi

– Respon dari teori empirisme dan nativisme.


– Pandangannya : manusia telah mebawa potensi dirinya, namun potensi
tersebut hanya bisa berkembang maksimal bila lingkungan menyediakan
pengalaman belajar.
– Pribadi manusia terbentuk dari perpaduan 2 factor : internal dan eksternal.
– Bersumber dari filsafat Personalisme gagasan Louis William Stern (1871 –
1938), dalam bukunya “Person and Sache” yang menjelasakan keterkaitan
atara zat dan roh, anatar jasmani dan rohani.
Teori Konvergensi

– Dipandang sebagai teori realistis, karena mencakup 2 realistis sekaligus (manusia lahir
dengan potensinya masing – masing dan potensi tersebut tidak akan beekmabng bila tidak
mendapatkan stimulus penegmbangan dari lingkungan.
Teori Konvergensi

– Bila teori konvergensi digunakan secara konsisten dalam penyelenggraan pendidikan,


maka akan terdapat implikasi – implikasi berikut :
1. Pendekatan demokratis dijadikan pendekatan utama dalam pengelolaan pendidikan.
2. Sejalan dengan pendekatan demokratis, terdapat kebijakan pendidikan yang mengikat
secara nasional, namun terdapat ruang yang memadai bagi daerah untuk berinisiatif
dan berreativitas dalam menyelenggarakan pendidikan
3. Akan terjadi pemaduan secara sinergis terhadap komponen manusia ( pendidik dan
pseerta diidk)
4. Pentaan komponen lainnya (konkritnya kurikulum, strategi, dan evaluasi akan mengacu
pada bakat serta minta guru dan siswa)

Anda mungkin juga menyukai