Anda di halaman 1dari 6

1.

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan.

2. Berikut adalah ciri-ciri hukum :


Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
Peraturan itu bersifat memaksa;
Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas;
Berisi perintah dan atau larangan; dan
Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.

3. Pengertian Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun
organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan, pembelian, maupun
pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba.

4. Bisnis syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli yang
berlandaskan hukum syariah atau sistem Islam.

5.

6. Al-Qur'an, As-sunah, Ijtihad.

7. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama
tentang perkara yang tidak ditemukan dalam al-quran dan hadits, namun tetap merujuk
kepada al-quran dan hadits dan Qiyas adalah salah satu sumber hukum islam yang
menerangkan hukum sesuatu yang tidak ada nashnya di dalam al-quran dan hadits
dengan cara membandingkannya dengan sesuatu yang ditetapkan berdasarkan nash.

8. Macam Sunah atau hadist bisa dibedakan menjadi tiga , yakni sunah qauliyyah ,
sunah fi'liyyah , dan taqririyyah .

9. Fungsi sunnah:
Sebagai pengukuh ( ta'kid ) terhadap ayat-ayat Alquran.
Sebagai penjelas terhadap maksud ayat-ayat Al-Qur’an.
Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an.
Sebagai sumber hukum Islam kedua.

10. usaha mujtahid dengan segenap kesungguhan dan kesanggupan untuk mendapatkan
ketentuan hukum suatu masalah dengan menggunakan metodelogi yang benar dari kedua
sumber hukum Al Quran dan As sunnah

11. untuk mendapatkan solusi hukum jika ada suatu masalah yang harus diterapkan
hukumnya, tetapi tidak dijumpai atau tidak dijelaskan secara terperinci dalam Al-
Quran maupun hadits.

12.

13. istishan adalah menyatakan dan meyakini baiknya sesuatu, sedangkan istishab
adalah tetap berpegang kepada hukum yang telah ada dari suatu peristiwa atau
kejadian sampai ada dalil yang mengubah hukum tersebut.

14.

15.

16. ‘Urf ialah kebiasaan kebanyakan masyarakat baik dalam perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan secara terus menerus dan diakui sebagai sesuatu yang baik
di masyarakat bersumber dari adat istiadat masyarakat.

17. Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh pemeluk agama islam yang
telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.

Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan
jika tidak dilaksanakan tidak berdosa.

Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat
muslim di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa
di neraka kelak.

Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika
dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan
mendapat dosa dan tidak mendapat pahala.

Syubhat ialah sesuatu yang masih samar dan dipertentangkan hukumnya berdasarkan
dalil – dalil yang ada dalam Kitab dan Sunnah, dan maknanya pun masih
diperdebatkan.

18.

19. Yang dimaksud asas adalah fundamen (alas dasar). Atau kebenaran yang menjadi
alas dasar atau tumpuan hukum bisnis syariah.
Asas Hukum Bisnis Syariah ada 3
1. kebebasan dalam kepemilikan dan usaha bisnis
bebas yang senantiasa dikendali syariah, tujuan bisnis adalah :
a. target hasil profit-materi & benefit-non materi
b. pertumbuhan meningkat
c. keberlangsungan langgeng (lama)
d. keberkahan dan keridhaan Allah
2. keadilan dalam produksi dan distribusi semua pelaku bisnis, konsumen,produsen,
investor, karyawan maupun masyarakat luas dalam berbisnis tidak boleh merugikan
satu sama lain Dalam sistem produksi tidak saja mencari keuntungan materi, tetapi
harus mampu berperan sebagai khalifatuhu fil ardh.
Harus selalu mampu memelihara hablum minallah & hablun minannas.
3. berakhlaqul karimah dalam menjalankan bisnis kinerja sebuah bisnis sangat
ditentukan dengan orang yang menjalankan bisnis tersebut. Pelaku bisnis harus
bermoral, tekun (itqan) , profesional (ihsan). ahklak menjadi indikator baik
buruknya manusia.

20. Sistem Hukum adalah satu kesatuan unsur-unsur yang masing-masing saling
berinteraksi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan kesatuan tersebut.

21. Sistem Civil Law mempunyai tiga karakteristik, yaitu adanya kodifikasi, hakim
tidak terikat kepada preseden sehingga undang-undang menjadi sumber hukum yang
terutama, dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial.
Karakteristik utama yang menjadi dasar sistem Hukum Civil Law adalah hukum
memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang
berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi.

22. Sistem hukum Anglo Saxon (Common Law) ialah suatu sistem hukum yang didasarkan
pada yurispudensi. Sumber hukum dalam sistem hukum ini ialah putusan
hakim/pengadilan. Dalam sistem hukum ini peranan yang diberikan kepada seorang
hakim sangat luas.

23. a) rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyaninan


b) mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama
c) mengimani adanya tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-maaing

24. Sistem hukum campuran merupakan sistem hukum campuran dari sistem hukum Eropa,
hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut di Indonesia, baik
perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena
aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan
Hindia Belanda.

25. Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.
7 Tahun 1989 berisi tentang Peradilan Agama.

26. Undang-Undang No 3 Tahun 2006 yang menambah dan mengurangi ketentuan atas
Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama memberikan perubahan teknis
hubungan kelembagaan dan kewenangan dalam tubuh peradilan umumnya dan pengadilan
Agama khususnya.

27. Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No.2 Tahun 2008.

28.

29. Isi KHES terdiri dari Buku I tentang Subyek Hukum dan Amwal; Buku II tentang
Akad; Buku III tentang Zakat dan Hibah; Buku IV tentang Akuntansi Syari'ah.

30. Menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan
pada sesuatu yang legal menurut hukum syara’ (hukum Islam) seperti jual-beli,
pinjaman, konsumsi dan hibah atau pemberian. Maka seluruh apapun yang digunakan
oleh manusia dalam kehidupan dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah,
perhiasan,perabotan rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikanan-kelaut.

31. Dalil harta dalam Alquran "Dijadikan indah dalam (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik
(surga)”. (QS. Ali Imron 3:14).

32. Unsur-unsur Harta:


 1.Bersifat materi (‘aniyah)
 2. Dapat disimpan utk dimiliki (qabilan lit tamlik)
 3.Dapat dimanfaatkan (qabilan lil –intifa’)
4.’Urf (kebiasaan) masyarakat memandangnya sbg harta.

33. Al mal al- Manqul adalah harta yang memungkinkan untuk dipindah, ditransfer
dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik bentuk fisiknya (dzat atau 'ain) berubah
atau tidak, dengan adanya perpindahan tersebut. Misalnya: mobil, motor,dsb.
Al mal ghairu al- Manqul adalah sebaliknya, harta yang tidak bisa dipindah dari
satu tempat ke tempat lainnya seperti tanah dan bangunan.

34. Al isti’mali adalah harta yang pemanfaatannya tidak menghabiskan benda


tersebut. Manfaatnya dapat diambil dan bendanya masih tetap utuh. Contoh : rumah,
lahan pertanian
Istihlaki adalah harta yang pemanfaatannya menghabiskan harta tsb. Contoh:
makanan, korek api, sabun.

35. Harta yang diukur kuantitas yaitu Al mitsli sedangkan harta yang diiukur
kualitas yaitu Al qimi .

36.

37.

38. Pengertian perikatan ialah Secara terminology: Perikatan adalah suatu hubungan
hukum antara dua orang atau dua pihak. Diimana pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu.

39. Perikatan dapat lahir dari suatu perjanjian dan Undang-undang.

40. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang
lainnya atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.

41.

42. Hukum perikatan syari'ah adalah hukum yang mengatur perjanjian atau perikatan
yang sengaja dibuat secara tertulis berdasarkan prinsip-prinsip syariah, sebagai
alat bukti bagi para pihak yang berkepentingan.

43. 4 jenis perikatan dalam hukum bisnis syariah


- Perikatan Utang (al-iltizam bi ad dain)
- Perikatan Benda (al-iltizam bi al ‘ain)
- Perikatan Kerja/ Melakukan Sesuatu (al-iltizam bi al ‘Amal)
- Perikatan Menjamin (al-iltizam bi attautsiq)

44. akad adalah segala yang diinginkan dan dilakukan oleh kehendak sendiri, atau
kehendak dua orang atau lebih yang mengakibatkan berubahnya status hukum objek akad
(maqud alaih).

45. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.
Rukun ijarah:

46. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana berupa kas maupun aset non- kas.

47. Musyarakah Akad dibagi menjadi :


1. Syirkah Al Inan.
Syirkah al-Inan adalah kontrak antara dua orang atau Iebih. Setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak
berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka,
Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi
hasil, tidak harus sama dan identik sesuai kesepakatan mereka. Mayoritas ulama
membolehkan jenis al_musyarakah ini.
2.Syirkah Mufawadhah.
Syirkah mufawadhah adalah kontrak kerja sama antara dua orang alau leblh. Setiap
pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja.
Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat
utama adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang
dibagi oleh masing-masing pihak.
3. Syirkah A’maal.
Al-musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima
pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja
sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang
penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. ini kadang-kadang
dlsebut Musyarakah
4. Syirkah Wujuh.
Syirkah Wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan
prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari
suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam
keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh
tiap mitra. Jenis al-masyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara
kredit berdasarkan pada jaminan tersebut. Karenanya, kontrak ini pun lazim disebut
sebagai musyarakah piutang.
5. Syirkah Al-Mudharabah.
Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lain menjadi
pengelola. Tetapi ada sebagian ulama menganggap Al-Mudharabah tidak termasuk kepada
jenis Al-Musyarakah.

48. Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak, dimana pihak
pertama (Shohibul mal) menyediakan seluruh modal dan pihak kedua bertindak selaku
pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan kontrak.
Mudharabah Musytarakah adalah salah satu bentuk akad Mudharabah dimana pengelola
( Mudharib) turut menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi, diperlukan karena
mengandung unsur kemudahan dalam pengelolaan nya serta dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi para pemilik.

49. Keuntungan akad mudharabah


a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah
meningkat
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara
tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank hingga bank tidak
akan pernah mengalami negative spread.
c. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar
halah, aman, dan menguntungkan karena keuntungannya yang konkret dan benar-benar
terjadi itulah yang akan dibagikan.
d. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap
dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap
berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis
ekonomi.
sedangkan risikonya
a. Side streaming yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebutkan dalam kontrak
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja
c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabah tidak jujur

50. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam
hal-hal yang boleh diwakilkan.

51. Rahn adalah menahan barang sebagai jaminan atas hutang, dan rukunnya adalah 1)
ijab dan qabul, 2) dua orang yang melakukan akad, 3) objek akad.

52. Akad Kafalah Bil Ujrah adalah transaksi perdagangan ekspor impor yang
menggunakan jasa LKS berdasarkan akad Kafalah, dan atas jasa tersebut LKS
memperoleh fee (ujrah).
Hawalah bil ujrah adalah hawalah dengan pengenaan ujrah/fee.

53. Qard bersifat mandub (dianjurkan) bagi muqridh( orang yang mengutangi) dan
mubah bagi muqtaridh (orang yg berhutang) kesepakatan ulama ini didasari tabiat
manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.

54. IMBT ialah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak
milik atas benda yang disewa kepada penyewa setelah selesai masa sewa. Fatwa DSN
MUI No 27/DSN-MUI/III/2002 perihal IMBT.

55. Operasional Musyarakah mutanaqishah adalah bentuk akad kerjasama dua pihak atau
lebih dalam kepemilikan suatu aset, yang mana ketika akad ini telah berlangsung
aset salah satu kongsi dari keduanya akan berpindah ke tangan kongsi yang satunya,
dengan perpindahan dilakukan melalui mekanisme pembayaran secara bertahap. Bentuk
kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai