Anda di halaman 1dari 10

Analisis varian : Deskripsi umum

Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang seharusnya muncul pada
tingkat aktivitas aktual tertentu. Angka ini diperoleh dengan mengalikan jumlah input yang
diijinkan pada output aktual dengan standar harga per unit. Dengan anggaran SP adalah standar
harga per unit suatu input dan SQ adalah kuantitas standar input yang diijinkan untuk output
aktual, biaya input yang direncanakan atau dianggarakan adalah SP x SQ. Biaya input aktual
adalah AP x AQ dan AQ adalah kuantitas input aktual yang digunakan.

1. Variansi Harga dan variansi pemakaian

Total variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Untuk penyederhanaan, kita akan merujuk pada total variansi anggaran sebagai total variansi.

Total variansi = biaya aktual – biaya yang direncanakan

(AP x AQ) – (SP x SQ)

Dalam suatu sistem perhitungan biaya standar, total variansi dibagi menjadi variansi harga dan
penggunaan atau pemakaian. Variansi harga (tarif) adalah selisih antara harga input per unit
aktual dikalikan dengan jumlah input yang digunakan .

Varian harga = (AP - SP) x AQ

Variansi pemakaian (efisiensi) adalah selisih antara kuantitas input aktual dan input standar
dikalikan dengan harga input per unit standar

Varian pemakaian ( Efisiensi ) = (AQ - SQ) x SP

Total variansi biasanya dibagi dalam komponen harga dan efisiensi untuk bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Variansi yang tidak menguntungkan (Unfavorable- U) muncul ketika
harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan.
Ketika terjadi kondisi yang berlawanan muncul, variansi yang menguntungkan (Favorable-F)
akan diperoleh. Variansi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan tidak sama dengan
variansi yang baik dan buruk. Istilah tersebut hanya menunjukkan hubungan harga aktual atau
kuantitas dengan standar harga dan kuantitasnya. Baik atau buruknya variansi itu bergantung
pada penyebab munculnya mereka. Penentuan penyebabnya mensyaratkan para manajer untuk
melakukan beberapa penyelidikan.

Tampilan 3. Analisis Variansi : Deskripsi umum


2. Keputusan untuk Menyelidiki

Kinerja aktual jarang memenuhi standar yang ditetapkan secara tepat dan manajemen tidak
berharap demikian. Hal yang diharapkan adalah variansi acak seputar standar. Oleh karena itu,
manajemen seharusnya memiliki pemikiran tingkat kinerja yang dapat diterima. Ketika variansi-
variansi ternyata masih dalam tingkat ini, mereka diasumsikan disebabkan oleh faktor-faktor
acak. Ketika suatu variansi jatuhnya diluar tingkat ini, penyimpangan tampaknya disebabkan
oleh faktor-faktor tidak acak, baik itu faktor-faktor yang dapat dikendalikan manajer maupun
faktor-faktor yang tidak dapat mereka kendalikan. Pada kasus yang tidak dapat dikendalikan,
manajer perlu merevisi standar.

Setelah memahami penyebab pentingnya penyelidikan variansi, kita perlu mengetahui kapan
penyelidikan perlu dilakukan. Menyelidiki penyebab variansi dan mengambil tindakan perbaikan
seperti pada semua aktivitas, memiliki biaya yang berhubungan dengannya.sebagai prinsip
umum, suatu penyelidikan seharusnya dilakukan hanya jika manfaat yang diperkirakan lebih
banyak daripada biaya yang diperkiraan. Namun, penilaian biaya dan manfaat suatu penyelidikan
variansi bukanlah tugas mudah. Seorang manajer harus mempertimbangkan apakah variansi akan
timbul kembali. Jika ya, proses tersebut mungkin tidak terkendali secara permanen. Hal itu
berarti penghematan periodik mungkin dapat tercapai jika tindakan korektif diambil.

Bagaimana para manajer memutuskan signifikan atau tidaknya variansi? Bagaimana menetapkan
kisaran yang dapat diterima? Kisaran yang dapat diterima adalah standar plus atau minus suatu
deviasi yang diperbolehkan. Kisaran ukuran teratas dan terbawah yang diperbolehkan disebut
batas pengendalian ( control limits ). Batas pengendalian atas adalah standar plus deviasi yang
diperbolehkan dan batas pengendalian bawah adalah standar minus deviasi yang diperbolehkan.
Praktik saat ini menetukan batas pengendalian secara subjektif: berdasarkan pengalaman
terdahulu, intuisi, dan penilaian, manajemen menetapkan deviasi yang diperbolehkan dari
standar.

Batas pengendalian sering dinyatakan dalam persentase standard jumlah dolar absolute. Prosedur
statistik formal juga dapat digunakan untuk menyiapkan batas pengendalian. Dengan cara ini,
subjektivitas yang terlibat lebih sedikit dan seorang manajer dapat menilai perkiraan variansi
yang disebabkan oleh faktor acak. Saat ini, penggunaan prosedur formal masih kurang banyak
mendapatkan dukungan.

Analisis Variansi: Bahan Baku


Total varian untuk pengukuran bahan baku adalah selisih antara biaya bahan baku aktual dan
biaya bahan baku yang dianggarkan dalam tingkat aktivitas aktual.

Total varian bahan baku = Biaya Aktual – Biaya yang Direncanakan

= (AP x AQ) – (SP x SQ)


1. Variansi Bahan Baku Langsung Pendekatan tiga cabang (kolom) atau pendekatan rumus
dapat dipergunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi penggunaan. Pendekatan
kolom. Pendekatan kolom dapat digunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi
penggunaan. Dalam penghitungan contoh Bluechitos ini hanya harga dan variansi penggunaan
jagung yang ditunjukkan. Banyak yang berpendapat pendekatan grafis ini lebih mudah daripada
menggunaan rumus variansi

Variansi harga bahan baku: pendekatan rumus

Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (material
price variance-MPV) mengukur selisih antara biaya yang harus dibayar untuk bahan baku dan
biaya yang secara aktual dibayar( biaya sebenarnya ).

Berikut rumus untuk penghitungan variansi ini.

Varian harga bahan baku MPV = ( AP x AQ ) – ( SP x AQ )

Atau secara faktor, kita memiliki : MPV = (AP-SP) AQ

Dimana :

AP = harga aktual per unit

SP = harga standar per unit

AQ = kuantitas aktual bahan baku yang dipergunakan

Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung: Variansi penggunaan bahan baku (material usage
variance—MUV) mengukur selisih antara bahan baku langsung secara aktual digunakan dan
bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual. Berikut rumus untuk
menghitung variansi ini.

MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ)

Atau dengan pemfaktoran;

MUV = (AQ – SQ) SP

Dimana :

AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

SQ = kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual,

SP = harga standar per unit


Mengunakan Informasi Varian Bahan Baku

Tanggung Jawab terhadap Variansi Harga Bahan Baku. Tanggung jawab terhadap
pengendalian variansi harga bahan baku biasanya berada di tangan karyawan bagian pembelian.
Harga bahan baku kebanyakan memang di luar kendalinya. Namun, variansi harga dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kualitas, potongan harga, jarak pemasok dari pabrik, dan
lain-lain. Faktor-faktor ini kerap di bawah kendali karyawan bagian pembelian.

Penggunaan variansi harga untuk mengevaluasi kinerja pembelian memiliki beberapa


keterbatasan. Penekanan untuk memenuhi atau di atas standar dapat membuat beberapa hasil
yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, jika karyawan bagian pembelian tertekan untuk
menghasilkan variansi yang menguntukan, bahan-bahan dengan kualitas lebih rendah dapat
terbeli atau terlalu banyak persediaan yang dibeli untuk mengambil keuntungan dari diskon
kuantitas.

Analisis Variansi Harga Bahan Baku. Langkah pertama dalam analisis variansi adalah
memutuskan signifikan atau tidaknya variansi. Jika dinilai tidak signifikan, langkah lebih jauh
tidak diperlukan. Langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab munculnya hal itu.

Pada contoh Bluechitos, penyelidikan menyatakan jagung dengan kualitas lebih tinggi dibeli
karena tingkat kualitas biasa langka di pasar. Begitu alasan diketahui, tindakan korektif dapat
diambil jika diperlukan dan memungkinkan. Dalam hal ini, tindakan korektif tidak diperlukan.
Perusahaan tidak memiliki kendali terhadap kurangnya pasokan; secara sederhana, hanya tinggal
menunggu hingga kondisi pasar membaik.

Waktu Penghitungan Variansi Harga. Variansi harga bahan baku dapat dihitung pada satu dua
poin: (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi atau (2) ketika bahan
baku dibeli. Perhitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai. Lebih baik memiliki
informasi variansi lebih awal daripada nanti. Semakin awal informasi, semakin tepat tindakan
manajerial dapat diambil. Informasi yang sudah lama sering tidak berguna.

Bahan baku dapat tersimpan dalam persediaan berminggu-minggu atau berbulan- bulan sebelum
diperlukan dalam produksi. Saat variansi harga bahan baku dihitung dan menandakan suatu
masalah, tindakan korektif bisa jadi sudah terlambat. Meskipun tindakan korektif masih
memungkinkan, penundaan dapat membebankan perusahaan dalam ribuan jumlah dolar. Sebagai
contoh, anggaplah seorang agen pembelian baru tidak tahu tentang diskon kuantitas bahan baku.
Jika variansi harga barang yang mengabaikan diskon dihitung ketika pembelian baru dilakukan,
tanda awal akan menghasilkan tindakan korektif yang cepat. (dalam hal ini, tindakan
menggunakan diskon untuk pembeliaan selanjutnya). Variansi harga bahan baku yang tidak
dihitung hingga bahan baku dikeluarkan untuk produksi akan memakan waktu berminggu-
minggu atau berbulan-bulan sebelum masalah ditemukan.
Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu diredefinisikan sebagai
kuantitas aktual input yang dibeli daripada bahan baku yang digunakan secara aktual. Karena
bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan variansai
anggaran bahan baku tidak harus jumlah variansi bahan baku dan variansi bahan baku yang
digunakan. Ketika semua bahan baku yang dibeli digunakan dalam produksi untuk periode
diamana variansi dihitung, kedua variansi akan sama dengan dengan total variansi.

Tanggung Jawab atas Variansi Penggunaan Bahan Baku. Secara umum manajar produksi
bertanggungjawab pada penggunaan bahan baku. Meminimalkan bahan baku yang terbuang,
pembuangan, dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan
terpenuhi. Namun, penyebab variansi terkadang diakibatkan oleh hal lain, selain area produksi
sebagaimana ditunjukan pada bagian berikutnya.

Seperti variansi harga, menerapkan variansi penggunaan untuk mengevaluasi kinerja dapat
mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, seorang manajer produksi yang
merasaka tekanan untuk menghasilakan variansi yang menguntungkan mungkin membuat unit
cacat ditransfer ke barang jadi. Walaupun dapat menghindari pemborosan bahan baku, hal
tersebut menimbulkan masalah pada hubungan pelanggan.

Analisis Variansi Penggunaan Bahan baku. Penyelidikan menyatakan variansi penggunaan


bahan baku yang mennguntungan adalah hasil pembelian jagung berkualitas tinggi yang dibeli
Departemen pembelian. Dalam hal ini, variansi yang menguntungkan pada intinya dapat
dibebankan pada pembelian. Karena variansi pengguanaan bahan baku menguntungkan—tetapi
lebih kecil daripada variansi harga yang tidak menguntungkan— hasi keseluruahan perubahan
dalam bagian pemebelian tidak menguntungkan. Di Masa depan, manajemen seharusnya
mencoba untuk melanjutakan pemebelian jagung dengan kualitas normal.

Jika keseluruhan variansi menguntungkan, respon yang berbeda akan diharapkan. Jika
keberadaan variansi yang menguntungkan berlanjut, jagung berkualitas tinggi seharusnya dibeli
secara reguler. Selain itu, harga dan standar kuantitas direvisi untuk mencerminakan hal ini.
Karena kemungkinan ini, standar tidakn statis. Apabila dalam produksi terjadi dan kondisi
berubah, standar-standar bisa jadi perlu dirubah untuk mencerminkan lingkungan operasional
baru.

Analisis Variansi Tenaga Kerja


Variansi tarif tenaga kerja (labor rate variance—LRV) menghitung selisih antara biaya
aktual tenaga kerja langsung dan biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual .

Total varian tenaga kerja = ( AR x AH ) – ( SR x SH )

Keterangan :
AH = jam tenaga kerja langsung yang digunakan aktual

SH = jam standar yang diperkenankan

AR = tarif upah per jam aktual

SR = tarif upah per jam standar

Variansi Efisiensi Tenaga Kerja langsung :

Jam tenaga kerja tidak dapat dibeli dan disimpan untuk penggunaan di masa depan yang
dilakukan dengan bahan baku ( yaitu tidak terdapat selisih antara jumlah tenaga kerja yang dibeli
dan jumlah tenaga kerja yang digunakan ) oleh karena itu , varian upah tenaga kerja dan varian
efisiensi tenaga kerja akan selalu menambahkan total tenaga kerja.

Total varian tenaga kerja = varian tarif upah tenaga kerja + varian efisiensi tenaga kerja

Varian tarif upah tenaga kerja ( LRV ) untuk menghitung selisih antara jumlah yang actual
dibayarkan kepada tenaga kerja langsung dan jumlah yang seharusnya dibayarkan.

LRV = (AR-SR) AH

Variansi efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance—LEV) mengukur perbedaan antara jam
tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam kerja yang seharusnya digunakan.

LEV = (AH x SR) – (SH x SR)

atau kita akan mendapatkan rumus dengan pemfaktoran:

LEV = (AH – SH) SR

di mana:

AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH = jam standar kerja langsung yang seharusnya diguanakan,

SR = tarif upah standar per jam

Tanggung Jawab Terhadap Variansi upah Tenaga Kerja. Tarif-tarif tenaga kerja sangat
dipengaruhi oleh tekanan eksternal, seperti pasar tenaga kerja dan kontrak persatuan buruh. Tarif
upah aktual jarang mengacu pada tarif standar. Munculnya variansi tarif tenaga kerja biasanya
disebabkan olef tarif upah rata-rata yang di gunakan sebagai tarif standar. Selain itu, tenaga kerja
yang memiliki keahlian dan gajinya lebih tinggi lebih banyak digunakan untuk tugas yang
membutuhkan keahlian lebih sedikit. Lembur yang tidak diperkirakan juga dapat menyebabkan
variansi tarif tenaga kerja.
Tarif upah untuk aktivitas tenega kerja tertentu sering berbeda di antara para pekerja karena
tingkat senioritas yang berbeda. Suatu tarif upah rata-rata sering dipilih daripada standart tarif
tenaga kerja yang mencerminkan tingkat yang berbeda tersebut. Sejalan dengan perubahan
bauran senioritas, tarif rata-rata pun berubah. Hal ini akan meningkatkan variansi tarif tenaga
kerja. Hal ini juga membutuhkan standar baru untuk mencerminkan bauran senioritas yang baru.
Kemampuan mengendalikan tidak dapat diterapkan untuk penyebab variansi tarif tenaga kerja
ini.

Akan tetapi, penggunaan tenaga kerja dapat dikendalikan oleh manajer produksi. Penggunaan
pekerja yang lebih ahli dalam mengerjakan tugas yang memerlukan keahlian sedikit (atau
sebaliknya) adalah keputusan yang dibuat secara sadar oleh seorang manajer produksi. Untuk
alasan ini, tanggung jawab atas variansi tari tenaga kerja secara umum dibebankan pada para
individu yang memutuskan bagaimana tenaga kerja akan digunakan.

Analisis Variansi Tarif upah Tenaga Kerja. Untuk ilustrasi , anggaplah suatu penyelidikan
telah dilakukan meskipun variansi 5% sepertinya tidak dinilai signifikan. Penyebab variansi telah
ditemukan, yakni pengguanaan para operator mesin yang digaji lebih tinggi dan lebih ahli
sebagai pengawas karena dua pengawas keluar tanpa pemberitahuan resmi. Tindakan korektif
adalah merekrut dan melatih dua pengawas baru.

Tanggung Jawab terhadap Variansi Efisiensi Tenaga Kerja. Secara umum dapat dikatakan
bahwa manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan tenaga kerja langsung secara
produktif. Akan tetapi, sebagaimana yang berlaku pada semua variasi, begitu penyebab
ditemukan, tanggung jawab mungkin dapat dibebankan pada bidang lain. Sebagai contoh,
kerusakan mesin dapat menyebabkan gangguan dan penggunaan non produktif tenaga kerja.
Akan tetapi, tanggungjawab pada kerusakan ini bisa jadi merupakan kesalahan pada
pemeliharaan. Jika benar, manajer pemeliharaan seharusnya dibebankan dengan variansi
efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan ini.

Para manajer produksi bisa jadi tergoda untuk melakukan perilaku disfungsional jika penekanan
terlalu banyak ditempatkan pada variansi efisiensi tenaga kerja. Sebagai contoh, untuk
menghindari kehilangan waktu dan mencegah tambahan jam kerja kemungkinan pengerjaan
ulang, seorang manajer produksi dapat mentrasfer produk cacat ke barang jadi secara sengaja.

Analisis Variansi Efisiensi Tenaga Kerja. Asumsikan bahwa $143,50 variansi yang tidak
menguntungkan dinilai signifikan dan penyebabnya telah diselidiki. Penyelidikan menyatakan
banyaknya pemberhentian proses muncul karena tugas operator mesin dipisah antara
menjalankan mesin dan pengawasan. (ingat bahwa pekerjaan ganda ini diperlukan karena dua
pengawas telah keluar tanpa diduga-duga). Hal ini menyebabkan pengawasan lebih banyak
menganggur. Selain itu, para operator mesin tidak dapat memenuhi output standar per jam
pengawasan karena mereka kurang berpengalaman dengan proses pemilihan. Tindakan korektif
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah sama dengan yang direkomendasikan untuk
variansi tarif yang tidak diinginkan—merekrut dan melatih dua pengawas baru.

Studi kasus untuk analisis varian bahan baku

PT Vinayaka Abadi Palembang adalah salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang
bergerak dibidang perumahan. Perusahaan ini menyediakan berbagai type rumah yang
diinginkan oleh konsumennya. Bahan material/baku yang digunakan yaitu :

No Jenis materials aktual Standar satuan Harga aktual Harga


( Rp ) standar
(Rp)
1. SEMEN 80 85 ZAK 50.000 55.000
2. PASIR 250 240 M3 95.000 110.000
3. BATU BATA 1500 1350 BUAH 1.250 1.500
4. BATACO 1450 1500 BUAH 1.700 2.000
5. BESI 8X12 110 125 BATANG 32.000 35.000
6. KAWAT BETON 250 270 KG 12.500 15.000
7. BESI 4 X 6 325 300 BATANG 27.500 30.000

PERHITUNGAN VARIAN HARGA BAHAN BAKU

PT VINAYAKA ABADI PALEMBANG

LAPORAN KINERJA DEPARTEMEN PEMBELIAN 2008

NO Bahan yang (1) (2) (3) (4) (5) Penjelasan


dibeli kuantitas Harga Harga Selisih Total
aktual aktual standar Harga harga
(2-3) (1x4)
1. Semen 80 50.000 55.000 5.000 400.000 Untung
2. Pasir 250 95.000 110.000 15.000 3.750.000 Untung
3. Batu bata 1500 1.250 1.500 250 375.000 Untung
4. Bataco 1450 1.700 2.000 300 435.000 Untung
5. Besi 8x12 110 32.000 35.000 3.000 330.000 Untung
6. Kawat beton 250 12.500 15.000 2.500 625.000 Untung
7. Besi 4x6 325 27.500 30.000 2.500 812.500 Untung

PERHITUNGAN VARIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU

PT VINAYAKA ABADI PALEMBANG

LAPORAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI 2008


NO BAHAN (1) (2) (3) (4) (5) Penjelasan
Harga Kuantitas Kuantitas Perbedaan Selisih
standar aktual standar Kuantitas kuantitas total
(2-3) (1x4)
1. Semen 55.000 80 85 5 275.000 Untung
2. Pasir 110.000 250 240 -10 -1.100.000 Tidak
untung
3. Batu bata 1.500 1.500 1.350 -150 -225.000 Tidak
untung
4. Bataco 2.000 1.450 1.500 50 100.000 Untung
5. Besi 8x12 35.000 110 125 15 525.000 Untung
6. Kawat beton 15.000 250 270 20 300.000 Untung
7. Besi 4x6 30.000 325 300 -25 -750.000 Tidak
untung

Studi kasus untuk analisis varian tenaga kerja

Pabrik Cook Make dari divisi peralatan dapur PT Setia Makmur memproduksi panggangan roti
teflon pabrik tersebut menggunakan sistem biaya standar untuk kalkulasi biaya produksi dan
pengendalian. Kartu biaya standar untuk 1 unit panggangan roti teflon adalah:

Bahan langsung (3pound @ Rp 5.000,-) Rp 15.000,-

Tenaga Kerja langsung (0,8jam@ Rp 12,000,-) “ 9.600,-

BOP Variabel (0,8jam @ Rp 5.000,- ) “ 4.000,-

BOP tetap (0,8jam @ Rp 3.000,-) “ 2.400,-

Biaya per unit standar Rp 31.000,-

=========

Selama tahun berjalan, pabrik ini memiliki aktivitas produksi aktual sebagai berikut :

a. Jumlah produksi panggangan roti sebesar 50.000 unit

b. Total 130.000 pound bahan baku dibeli pada harga Rp 4.700,- per pound.

c. Ada 30.000 pound bahan baku dalam persediaan awal ( dicatat pada harga Rp 5.000,- per
pound). Tidak ada persediaan akhir.

d. Perusahaan menggunakan 41.000 jam kerja langsung dengan biaya total Rp 533.000.000,-
hitunglah varian tenaga kerja tarif dan efisiensi ?

-Varian tarif tenaga kerja

Diket: AR = Rp 533.000.000 : 41.000 jam = Rp 13.000


SR = Rp 12.000
AH = 41.000 jam

LRV = (AR – SR) x AH


= (Rp 13.000 – Rp 12.000) x 41.000 jam
= Rp 41.000.000 (F)

- Varian efisiensi tenaga kerja langsung


Diket: AH = 41.000 jam
SH = 0,8 jam x 50.000 unit = 40.000 jam
SR = Rp 12.000
LEH = (AH – SH) x SR
= (41.000 jam – 40.000 jam) x Rp 12.000
= Rp 12.000.000 (U)

Anda mungkin juga menyukai