Anda di halaman 1dari 12

PERPINDAHAN PANAS

2019

LAPORAN
KONVEKSI ALAMI

Dosen Mata Kuliah:

Adhi Iswantoro, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Ariel Ernest Leiwakabessy 04211740000029


Annisa Ayu Sophia 04211740000047
Muhammad Farid Taufik 04211740000050

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
2019
PERPINDAHAN PANAS
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami bisa menyelesaikan
laporan yang berjudul “Konveksi Bebas” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti. Laporan ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan
banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu kami
terutama dosen mata kuliah Perpindahan Panas kami yaitu Bp. Adhi
Iswantoro, S.T., M.T. yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
tersebut sehingga kami dapat menyusun laporan ini. Diluar itu, tim penulis
sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Demikian yang bisa disampaikan, semoga dari pembuatan makalah
ini pembaca dapat lebih terbuka wawasannya tentang Konveksi Bebas

Surabaya, 31 Maret 2019

Tim Penuli

PERPINDAHAN PANAS
PERPINDAHAN PANAS
2019

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perpindahan Panas

Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya


energi dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda
suhu antara daerah-daerah tersebut. Perpindahan panas pada umumnya
mengenal tiga cara perpindahan panas yaitu, konduksi (conduction,
juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi (convection, juga
dikenal dengan istilah aliran), radiasi (radiation).
1.1. Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan Panas Konveksi adalah Perpindahan panas yang
terjadi jika cairan atau gas yang suhunya tinggi mengalir ke tempat
yang suhunya lebih rendah, memberikan panasnya pada
permukaan yang suhunya lebih rendah. Pada perpindahan kalor
secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan ke
sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena
pengaliran fluida melibatkan pengangkutan masa, maka selama
pengaliran fluida bersentuhan dengan permukaan bahan yang
panas, suhu fluida akan naik. Gerakan fluida melibatkan kecepatan
yang seterusnya akan menghasilkan aliran momentum.
Berdasarkan hukum pendinginan Newton laju perpindahan kalor
konveksi dinyatakan dengan persamaan
Q = h A (Tw - T∞)

1.2. Perpindahan Panas Konveksi Alami (Natural convection)


Perpindahan Panas Konveksi Bebas Disebut juga konveksi
alamiah (natural convection), terjadi karena fluida mengalir
PERPINDAHAN PANAS
2019

secara alamiah/tidak dipompa/tidak dihembus. Fluida dapat


mengalir secara alamiah karena adanya perubahan sifat fisis
(terutama rapat massanya) dan pengaruh dari gaya apung
(bouyancy force). Dalam analisa konveksi Alami / bebas kita
akan mempergunakan suatu gejala yang telah diamati oleh
Archimides kurang lebih sebagai berikut : “ sebuah benda yang
terendam didalam suatu fluida mengalami gaya apung atau angkat
yang sama dengan massa fluida yang dipindahkannya”.
Karenanya benda yang tercelup akan naik ke atas bila
kerapatannya lebih kecil daripada kerapatan fluida sekitarnya dan
akan tenggelam bila kerapatannya lebih besar. Efek gaya apung
tersebut merupakan gaya pendorong dalam konveksi bebas.
Hukum Newton untuk konveksi

Q = h A (Tw - T∞)

2. Koefisien Perpindahan Panas Konveksi (h) pada Konveksi Bebas


Aliran fluida pada perpindahan panas konveksi bebas terjadi
secara alami karena gaya apung, sehingga hampir selalu berada
pada kecepatan rendah (≤ 1 m/s). Secara umum, koefisien
perpindahan panas konveksi bebas bernilai lebih kecil
dibandingkan koefisien perpindahan panas konveksi paksaan.
Nilai h pada perpindahan panas konveksi bebas dipengaruhi oleh
sifat fisis fluida dan bentuk geometri benda.
PERPINDAHAN PANAS
2019

2.1. Bilangan Prandtl


Ludwig Prandtl mendefinisikan bilangan Prandtl sebagai
bilangan tak berdimensi yang merupakan perbandingan antara
viskositas kinematic dengan difusivitas termal. Dalam kasus
perpindahan kalor, Pr menentukan ketebalan relative dari lapisan batas
hidro dinamik dan termal boundary layer.
Persamaannya yaitu :
Pr = 𝛼v
v = viskositas kinematic
α = difusivitas termal

Nilai tipikal dari Pr adalah sebagai berikut :


 0.7 untuk udara dan gas
 100 dan 40,000 untuk oli mesin
 4 dan 5 untuk R-12

2.2. Bilangan Rayleigh


Kondisi aliran untuk konveksi alami ditentukan dari Rayleigh
Number (RaL), yaitu perkalian antara Grashif Number (GrL) dengan
Prandtl Number (Pr), sehingga secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :

Keterangan :
g : percepatan gravitasi (m/s2)
β : koefisien ekspansi volume (1/K)
Ts : temperature permukaan (K)
T∞ : temperature dari fluida (K)
PERPINDAHAN PANAS
2019

Lc : Panjang karakteristik (m)


V : viskositas kinematic fluida (m/s2)

3. Bentuk Geometri
Beberapa persamaan empiris untuk kasus-kasus perpindahan panas
konveksi bebas pada berbagai geometri ditinjau meliputi :
1. Plat tegak (vertical plate)
2. Plat datar (horizontal plate)
3. Plat yang dimiringkan (inclined plate)
4. Silinder
5. Bola
PERPINDAHAN PANAS
2019

4. Konveksi Alamiah Pada Plat Vertikal dan Horizontal


Ketika suatu plat rata vertical dipanaskan maka akan akan
terbentuklah suatu lapisan batas konveksi bebas, Profil kecepatan pada
lapisan batas ini tidak seperti profil kecepatan pada lapisan batas
konveksi paksa. Pada gambar 2 dapat dilihat profil kecepatan pada
lapisan batas ini,dimana pada dinding ,kecepataan adalah nol,karena
terdapat kondisi tanpa gelincir (no-slip); kecepatan itu bertambah terus
sampaai mencapai nilai maksimum, dan kemudian menurun lagi
hingga nol pada tepi lapisan batas.Perkembangan awal lapisan batas
adalah laminar,tetapi suatu jarak tertentu dari tepi depan ,bergantung
pada sifat-sifat fluida dan beda suhu antara dinding dan lingkungan,
terbentuklah pusaran-pusaran ke lapisan batas turbulen pun mulailah
terjadi.Selanjutnya,pada jarak lebih jauh pada plat itu lapisan batas
menjadi turbulen sepenuhnya.
Mc.Adams mengkorelasikan nilai Nusselt rata-rata dengan bentuk :
= =C(GrL.Pr)n

Konstanta C ditentukan Sifat-sifat fisik Dievaluasi pada suhu


film Tƒ.Untuk perkalian antara bilangan Grashof dengan bilangan
Prandtl disebut dengan bilangan Rayleigh (Ra) yaitu :

RaL = GrL.Pr =
PERPINDAHAN PANAS
2019

5. Konveksi Alamiah Pada Plat Miring


Orientasi kemiringan pelat apakh permukaannya menghadap
atas atau ke bawah merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
bilangan nusselt.Untuk membuat perbedaan ini Fuji dan Imura
memberikan tanda sudut seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1
sebagai berikut :
1. Sudut adalah negatif jika permukaan panas menghadap ke atas.
2. Sudut adalah positif jika permukaan panas menghadap ke
bawah.
Menurut Fuji dan Imura untuk plat miring dengan permukaan
panas menghadap ke bawah pada jangkauan + < 80 °C ;105 < Gr.Pr
< 1011 bentuk korelasinya adalah :
Nu=0.56 (GrL.Pr cos)1/4

Gambar Konsep Positif dan Negative pada Plat Miring


PERPINDAHAN PANAS
2019

Untuk plat dengan kemiringan kecil (88° < < 90°)


dan permukaan panas menghadap ke bawah maka
persamaannya :
Nu=0,58 (GrL.Pr)1/5
Untuk plat miring dengan permukaan panas menghadap ke atas
dalam jangkauan GrL.Pr <1011 ;GrL > Grc ; dan -15° < < -75°
bentuk korelasinya adalah
Nu=0.145 [(GrL.Pr)1/3-(Grc.Pr)1/3]+0,56 (Grc.Pr cos)1/4
Untuk plat miring ,panas (atau dingin ) relative terhadap
temperatur fluida, plat sejajar dengan vector gravitasi,dan gaya apung
yang terjadi menyebabkan garakan fluida ke atas atau ke bawah.
Bagaimanapun, jika platnya membentuk sudut terhadap gravitasi,gaya
apung mempunyai komponen normal terhadap permukaan plat.
Dengan adanya pengurangan gaya apung yang paralel
terhadap plat,dan juga terjadi penurunan kecepatan fluida sepanjang
plat,dan bisa diperkirakan bahwa juga terjadi penurunan pada
perpindahan panas konveksi. Tetapi penurunan itu terjadi apakah
perpindahan panasnya berasal dari atas atau bawah permukaan dari
plat.

6. Perpindahan Panas Konveksi Benda berputar


Perpindahan panas dengan cara konveksi antara benda yang
berputar dan fluida di sekitarnya penting artinya dalam analisa termal
mengenai poros, roda daya , rotor turbin, dan komponen – komponen
berputar lainnya pada berbagai mesin – mesin. Konveksi dari sebuah
silinder horizontal berputar yang dipanaskan telah diteliti oleh
Anderson dan saunders. Turbulensi mulai muncul pada Bilangan
Reynolds kecepatan keliling Rew= wη D2/v ; sebesar kurang lebih 50
dimana w adalah kecepatan putar dalam rad/s. Dengan perpindahan
panas kecepatan kritik tercapai bila kecepatan keliling permukaan
PERPINDAHAN PANAS
2019

silinder menjadi kurang lebih setengah kecepatan konveksi bebas


keatas pada sisi suatu silinder tidak bergerak yang dipanaskan.
Dibawah kecepatan kritik konveksi alami biasa, yang becirikan
bilangan grashof biasa βg (Ts – T ∞ ) D3/ v2. Diatas kecepatan kritik
bilangan reynoldy kecepatan keliling menjadi parameter yang
mengendalikan laju perpindahan panas tersebut. Pengaruh gabungan
bilangan – bilangan Reynolds, prandtl dan grash of pada bilangan
nusselt rata -rata bagi sebuah silinder horizontal yang berputar
didalam udara diatas kecepatan kritik dapat dinyatakan dengan
persamaan :

Perpindahan panas dari sebuah piringan yang berputar telah


diteliti secara eksperimental oleh beberapa ahli seperti Cobb dan
Saunders dan secara teoriti kantara lain oleh Mills paceserta taylor.
Lapisan batas pada piringan tersebut adalah laminar dan tebalnya
seragam pada bilangan Reynolds putar dibawah kurang lebih 106, pada
bilangan Reynolds yang lebih tinggi alirannya menjadi turbulen dan
lapisan batasnya menebal seiring dengan bertambahnya besarnya jari
jari. Bilangan nusselt rata rata untuk sebuah piringan yang berputar di
udara adalah :

Dalam resim aliran turbulen pada sebuah piringan yang


berputar di udara harga bilangan nusselt pada jari-jari r diberikan
secara (akproksimasi) oleh
PERPINDAHAN PANAS
2019

\
 Hukum pendinginan Newton (Newton’s Law of Cooling)
Panas konveksi dapat dirumuskan dengan hukum pendinginan
Newton (Newton’s Law of Cooling), dirumuskan Laju perpindahan
yang dinyatakan dengan

q = h A (Tw - T∞)

Dimana :

q = Laju perpindahan panas konveksi

h = Koefisien perpindahan panas konveksi (w/m2 0C)

A = Luas penampang (m2)

∆T = Perubahan atau perbedaan suhu (0C; 0F)

7. APLIKASI PERPINDAHAN KOVEKSI ALAMIAH


Contoh aplikasi konveksi alamiah adalah
- Pada cerobong asap. Pembakaran/pemanasan yang terjadi pada bagian
perapian membuat udara hasil pembakaran mengalir keatas mengikuti
alur cerobong, sedangkan udara dari ruangan disekitar pembakaran
akan terhisap kearah pembakar untuk menggantikan posisi udara yang
keluar cerobong.
- Sistem ventilasi rumah. Prinsip kerja : udara panas yang berada di
dalam rumah bergerak ke atas dan keluar melalui ventilasi. Tempatnya
kemudian digantikan oleh udara dingin yang masuk melalui ventilasi.
PERPINDAHAN PANAS
2019

Arus konveksi udara inilah yang menyebabkan suhu udara di dalam


rumah terasa lebih sejuk dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai