Anda di halaman 1dari 16

Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.

1, Juli 2012

PENGARUH PENAMBAHAN MANITOL TERHADAP

PELEPASAN RANITIDIN HCL DARI TABLET FLOATING

DENGAN HPMC K100M SEBAGAI MATRIKS

Hafid Fadillah Akbar1, Sugiyartono1*, Dwi Setiawan1

1
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya
*Corresponding Author: sgytnff@yahoo.com

ABSTRACTS

Ranitidine is one of the drug of choice for the treatment of active duodenal
ulcers gastric ulcers and Zollinger Ellison syndrome. The drug is absorbed only in the
initial part of the small intestine. Colonic metabolism of ranitidine is also partly
responsible for the poor bioavalability of ranitidine from the colon. All these factors
highlight the need to develop a gastroretentive floating system as a sustained release
dosage form
The tablets are prepared by wet granulated technique, using hydrophylic matrix
polymers HPMC K100M, combined with mannitol , as a substance that increase the
drug release, because HPMCK100M have a high viscocity and high retardant ability.
The tablets were evaluated for in vitro release for 8 hours in 0,1 N HCl at 370 C.
The result shows that mannitol incrsease ranitidin HCl release
Key Words : Ranitidine HCL, Floating Tablets, HPMC

PENDAHULUAN digunakan secara luas untuk tukak

duodenum, tukak lambung, zollinger-


Ranitidin Hidroklorida merupakan
Ellison syndrome, gangguan refluks
antagonis reseptor histamin H2 secara
lambung-esofagus, dan erosi esophagus
selektif dan reversibel. Perangsangan
(Raval et al., 2007).
reseptor H2 akan merangsang sekresi
Ranitidin HCl dapat menghambat
asam lambung, sehingga pada
sekresi asam lambung sampai 5 jam
pemberian ranitidin HCl sekresi asam
oleh karena waktu paruh yang pendek
lambung akan dihambat. Obat ini
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

yaitu 2,5- 3 jam. Untuk memperpanjang atau 4 jam dalam lambung tanpa

efek, perlu dikembangkan sediaan lepas dipengaruhi oleh laju pengosongan

lambat yang dapat bertahan pada lambung karena densitasnya lebih

lambung dalam waktu yang lama, rendah dari cairan lambung (Saifullah

mengingat bahwa ranitidin HCl hanya et al., 2007).

di absorpsi pada bagian awal dari usus Formulasi bentuk floating

halus, dan juga untuk mencegah direkomendasikan menggunakan

metabolisme ranitidin HCl di kolon polimer eter selulosa , khususnya

(Janardhan et al., 2008). hidroksipropil (HPMC) (Moes, 2003),

Gastroretentive drug delivery karena memiliki sifat yang inert,

system (GRDDS) adalah salah satu nonionik, tidak berinteraksi merugikan

bentuk sediaan yang dapat baik dengan obat yang bersifat asam

dipertahankan di dalam lambung, maupun basa, dapat digunakan untuk

diantaranya adalah sistem floating , memformulasi obat yang larut maupun

yaitu sediaan yang mempunyai densitas tidak larut air (Ojoe et al., 2007).

rendah sehingga mampu untuk Pelepasan obat dikontrol oleh gel yang

mengapung dalam cairan lambung dan terbentuk pada saat polimer kontak

tinggal lebih lama di lambung (Garg & dengan air (Lachman et al., 1986).

Gupta, 2008). Sistem floating bisa Pelepasan obat dari matriks HPMC

dibagi menjadi sistem pembentuk gas tergantung kelarutannya dalam medium.

(effervescent) dan non effervescent. (Sung et al, 1996).

Bentuk effervescent mempunyai HPMC K100M , memiliki

kemampuan mengapung lebih besar. viskositas 80000-120000 mPa s (Rowe

Lama mengapung diharapkan selama 3 et al., 2009), sehingga mempunyai

31
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

kemampuan yang sangat baik sebagai Ranitidin HCL (Pharmaceutical

matrik dengan sistem floating dan Grade), HPMC K100M-PEG 1500,

membentuk konsistensi yang Manitol,V , , PVP K-30

menyerupai gel karena adanya hidrasi (Pharmaceutical Grade), Manitol ,

dari polimer (Lachman et al., 1986). Magnesium stearat (Pharmaceutical

Kerugian dari matriks ini adalah Grade), Natrium bikarbonat

adanya substitusi gugus (Pharmaceutical Grade), laktosa

hidroksipropoksi menyebabkan (Pharmaceutical Grade), HCl (Pro

viskositas menjadi sangat tinggi. Hal analysis).

tersebut menyebabkan pelepasan Alat-alat Penelitian

bahan obat tidak memenuhi Spektrofotometer UV-Vis

persyaratan. Shimadzu (Carry 50), Alat uji disolusi

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan pengaduk dayung (Erweka type

dilakukan penelitian tentang pengaruh DT 700) , Mesin Hidraulic Press

penambahan manitol pada pelepasan (Graseby Specac), Alat uji kekerasan :

ranitidin HCL dari tablet floating Erweka Type TBH-220 , Alat uji

dengan HPMCK100M. Metode kerapuhan : Erweka Type TAP, Neraca

pembuatan tablet adalah dipilih analitik, pH meter SCHOTT glass

metode granulasi basah tanpa pengikat, mainz tipe CG 842, Drying cabinet /

dan sebagai bahan effervescent oven, Electronis Moisture Balance

digunakan Na Bikarbonat Shimadzu Libror EB-280, corong,

BAHAN DAN METODE pengayak test sieve (Retch), milipore

Bahan Penelitian filter 0,45 μm, tumbling mixer,

spektrofotometer FTIR (Jasco FT-

32
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

IR/5300), viskosimeter VT-04, DTA ukuran mesh 12, kemudian dikeringkan

(Differential Thermal Analyzer) Mettler pada suhu kamar 250C selama 30 menit.

Toledo. Granul kering selanjutnya diayak

METODE PENELITIAN dengan ayakan ukuran mesh 18, lalu

Rancangan Formula tablet dapat dilihat ditambah dengan natrium bikarbonat

pada tabel 1 dibawah ini. ditumbling selama 5 menit dan

Pembuatan Tablet Floating Ranitidin dilakukan uji kandungan lengas,

HCL dengan Metode Granulasi kecepatan alir, sudut diam dan jumlah

Basah fines. Selanjutnya ditambahkan

Ditimbang ranitidin HCL, magnesium stearat dan ditumbling

HPMCK100M dan Manitol (F1) atau selama 5 menit kemudian dilakukan uji

PEG1500(F2) dalam jumlah yang kualitas granul yang meliputi: kecepatan

sesuai dengan formula. Ditimbang alir dan sudut istirahat serta dilakukan

Natrium Bikaronat, Mg Stearat, Laktosa pula penetapan kadar ranitidin dalam

dan PVPK30 . Ranitidin, HPMC , granul. Granul ditambah Natrium

Manitol dan laktosa dicampur dalam Bikarbonat, kemudian dicetak menjadi

tumbling mixer secara geometric tablet matrik. Tablet yang telah dicetak

dilution. Campuran serbuk digranulasi dilakukan uji kualitas tablet yang

dengan larutan pengikat PVP K-30 meliputi penetapan kadar ranitidin

dalam aquadest 4% dari berat total dalam tablet, uji kerapuhan, uji

serbuk sedikit demi sedikit sampai kekerasan, uji floating lag time dan total

terbentuk massa granul. Massa granul waktu floating serta uji disolusi tablet

kemudian diayak dengan pengayak

33
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Tabel 1. Formula Tablet floating Ranitidin HCl dengan HPMC K100M sebagai
matriks dikombinasi dengan manitol dan PEG1500

BAHAN Formula

1 2 3 4
Ranitidin HCL 120 mg 120 mg 120 mg 120 mg
HPMC 6o mg 6o mg 6o mg 60mg
K100M
Manitol 0% 10% 15% 20%
PEG1500
Natrium bikarbonat 15% 15% 15% 15%

Mg stearat 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg
Laktosa 80 mg 80mg 80mg 80mg
Bobot 1 tablet (mg) 245,10 250,20 268,40 278,20

floating ranitidin HCL dalam matriks Penentuan Panjang Gelombang

HPMC . Maksimum

Uji Keseragaman Kadar Ranitidin Penentuan panjang gelombang

HCl dalam Granul maksimum dilakukan dengan mengukur

Pembuatan larutan baku Ranitidin HCl serapan larutan ranitidin HCl dalam

Dibuat larutan induk ranitidin HCl HCl 0,1 N kadar 4 ppm dan 12 ppm

dalam HCl 0,1 N dengan kadar 200 dengan spektrofotometer UV pada

ppm. Dari larutan baku induk tersebut panjang gelombang 229 - 315 nm.

dilakukan pengenceran dengan HCl 0,1 Dengan cara membuat grafik serapan

N sehingga diperoleh larutan baku kerja terhadap panjang gelombang untuk

dengan kadar 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, mengetahui panjang gelombang

10ppm, 12 ppm. maksimum, dapat diketahui panjang

gelombang maksimum

34
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Pemeriksaan Pengaruh Bahan sejumlah granul melalui corong.

Tambahan Terhadap Serapan Ditimbang 50 gram granul, dimasukkan

Ranitidin HCl ke dalam corong dengan dasar lubang

Dilakukan cara membandingkan yang tertutup, waktu pengukuran

serapan dari larutan ranitidin HCl dilakukan pada saat dibukanya lubang

tersebut terhadap larutan ranitidin HCl corong sampai seluruh granul keluar

yang telah ditambah bahan tambahan. dari corong. Satuan kecepatan alir

Penetapan Kadar Ranitidin HCl ditulis dalam gram/detik. Pengukuran

dalam Granul sudut diam dilakukan dengan mengukur

Dibuat larutan ranitidin HCl yang tinggi serta jari-jari lingkaran atas

mengandung kurang lebih 10 μg kerucut granul yang terbentuk yang

ranitidin HCl/ml (± 10 ppm). Diamati terbentuk setelah pengaliran kemudian

serapannya dengan spektrofotometer dihitung dengan rumus :

pada panjang gelombang maksimum h


Tg 
r
ranitidin HCl dalam HCl 0,1 N
Keterangan :
dilakukan sebanyak tiga kali, dihitung α = sudut diam
h = tinggi kerucut (cm)
nilai recovery dan simpangan baku r = jari-jari kerucut (cm)
relatif (SBR) yang nilainya tidak boleh Uji Mutu Fisik Tablet Ranitidin HCl

lebih dari 6% (DepKes RI, 1995). Uji Kekerasan Tablet

Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Pemeriksaan dilakukan dengan

Penentuan Kecepatan Alir dan Sudut menggunakan alat Tablet Hardness

Diam Granul Tester. Diambil 10 tablet, diukur

Kecepatan alir dan sudut diam kekerasannya dengan cara memberi

ditentukan dengan cara mengalirkan beban pada tablet. Saat tablet pecah

35
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

pada alat akan terbaca beban atau gaya teliti, kemudian digerus hingga halus.

maksimum yang dapat diterima oleh Ditimbang seksama serbuk yang setara

tablet. Persyaratan kekerasan tablet dengan 20 mg ranitidin HCl. Serta

matriks adalah memenuhi syarat jika dilarutkan dalam HCl 0,1 N sehingga

kekerasan ≥ 5 kg (Lachman et al, 1986). didapatkan larutan dengan kadar

Uji Kerapuhan Tablet ranitidin HCl ±10,0 ppm.

Diambil 20 tablet, tablet dijepit dengan Dihitung kadar ranitidin HCl

pinset kemudian dibersihkan dengan menggunakan kurva baku ranitidin HCl.

kuas secara hati-hati, kemudian Penentuan kadarnya dilakukan

ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam sebanyak tiga kali, dihitung nilai

alat penguji kerapuhan Erweka recovery dan simpangan baku relatif

Friabilator Type TAP selama 4 menit (SBR) yang nilainya tidak boleh lebih

dengan kecepatan 25 rpm. Setelah dari 6% (DepKes RI, 1995).

diputar tablet dikeluarkan dari alat dan Uji Karakteristik Floating

dibersihkan dengan kuas secara hati-hati, 1. Uji Floating Lag Time

kemudian ditimbang kembali dan Tablet dimasukkan ke dalam

dihitung persentase pengurangan beker gelas 100 ml yang berisi larutan

beratnya. Nilai kerapuhan yang HCL 0,1 N (pH 1,2) dan dijaga pada

diperbolehkan adalah kurang dari 1% suhu 370 C, diamati waktu yang

(Lachman et al., 1986). diperlukan tablet ranitidin HCl untuk

Pemeriksaan Keragaman Kadar mengapung (floating) dan dilakukan

Ranitidin dalam Tablet secara visual.

Diambil satu tablet secara random

kemudian ditimbang satu tablet dengan

36
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

2.Uji Total Waktu Floating kecepatan putaran dayung uji disolusi

Tablet dimasukkan ke dalam yaitu pada 37 ± 0.5˚C selama 8 jam

beker gelas 100 ml yang berisi larutan dengan kecepatan putaran dayung 75

HCl 0,1 N (pH 1,2) dijaga pada suhu rpm. Pengaduk dayung diatur jaraknya

370 C dan diamati sifat pengapungan sebesar 2,5 ± 0,2 cm dari dasar labu.

selama 8 jam. Setelah suhu stabil, tablet dimasukkan,

Uji Pelepasan Ranitidin HCl dari dan alat uji disolusi dijalankan.

Matriks HPMC K100LV Sampling dilakukan pada menit ke 5,

Profil pelepasan ranitidin HCl dari 10, 15, 20, 30, 60,120,180,240, 300,

tablet matriks ditentukan secara in vitro 360, 420 dan 480 dengan cara

dengan menggunakan metode uji mengambil 5,0 ml larutan media

disolusi dalam media HCl 0,1 N 900 ml disolusi. Untuk setiap selesai sampling

pada suhu 370C ±0,5 dengan kecepatan dilakukan penambahan 5,0 ml larutan

75 rpm (Raval et al., 2007) media baru. Larutan sampel disaring

Uji disolusi tablet ranitidin HCl dengan membran filter selulosa nitrat

dilakukan dengan kondisi sebagai 0,45 μm, kemudian ditentukan

berikut : serapannya dengan spektrofotometer

Media : HCl 0,1 N pada panjang gelombang maksimum.

Peralatan : tipe II (metode paddle) Dihitung kadar ranitidin HCl untuk

Prosedur : setiap sampel dan dibuat kurva %

Air dimasukkan ke dalam bak alat pelepasan ranitidin HCl versus waktu.

uji disolusi sampai tanda, labu disolusi Uji disolusi dilakukan pengulangan

dipasang dan diisi dengan 900 ml media sebanyak tiga kali (Depkes RI,1995)

disolusi. Ditentukan suhu, waktu, dan

37
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Analisis Kesesuaian Pelepasan HCl dengan menggunakan sistim

Ranitidin HCl dengan Persyaratan gastroretentive atau obat yang dapat

Lepas Lambat bertahan di lambung dalam waktu yang

Analisis kesesuaian pelepasan cukup lama. Untuk menghasilkan

ranitidin HCl dari tablet lepas lambat sistem tersebut metode effervesent,

dengan matriks HPMC dalam yaitu dengan menambah bahan

penelitian ini akan dibandingkan dengan pembentuk gas (effervescent).

persyaratan pelepasan sediaan lepas Sebelum dilakukan penelitian,

lambat yang ditetapkan oleh Welling. dilakukan uji pemeriksaan kualitatif

Analisis Statistik untuk memastikan bahwa barang yang

Pengolahan data dilakukan secara digunakan dalam penelitian ini sudah

statistik dengan metode analisis varian memenuhi persyaratan. Pemeriksaan

One Way ANOVA, selanjutnya dilakukan pada semua bahan yang

dilakukan analisis dengan uji Honesty digunakan, diantaranya HPMC, Mg

Significant Difference. Analisis statistik Stearat, PVPK30, Laktose dan

yang dilakukan meliputi data kekerasan sebagainya. Hasil uji membuktikan

tablet, kerapuhan tablet, persen bahwa pemeriksaan kualtatif

pelepasan obat dan keragaman kadar membuktikan bahwa bahan yang

ranitidin HCl dalam granul dan tablet digunakan dalam penelitian ini sudah

dengan derajat kepercayaan 0,95 (α = sesuai dengan spesifikasi.

0,05). Tablet dipreparasi dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN metode granulasi basah dengan pengikat

Telah dilakukan pengembangan PVPK30. Pembuatan granul dilakukan

sediaan lepas lambat untuk ranitidina dengan cara menyemprotkan aquadest

38
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

pada campuran kering bahan-bahan dalam formula, didapatkan bahwa

dalam formula. Semakin besar jumlah semua bahan tidak mempengaruhi

HPMC, jumlah air yang disemprotkan. serapan larutan ranitidin HCl (gambar

Setelah menjadi masa granul, dilakukan 1).

proses granulasi, kemudian rajam. Hasil uji keseragaman kadar

Granul yang terbentuk diuji sifat alir ranitidin dalam granul, semua

yang meliputi laju kecepatan alir dan menunjukkan simpangan baku relatip <

sudut istirahat. Hasil uji kecepatan alir 6% (Tabel 3). Hal ini membuktikan

dan sudut istirahat (Tabel 2) bahwa granul mempunyai kandungan

membuktikan bahwa granul yang ranitidin yang memenuhi syarat

dipreparasi dengan metode dan formula farmakope.

dalam penelitian memenuhi syarat, Sebelum dicetak, granul

karena semua diatas 10 gram/detik dan ditambah dengan Mg Stearat dan

juga sudut istirahat antara 250 dan 300. ditumbling selama 5 menit. Kemudian

Penentuan panjang gelombang ditambahkan Na Bikarbonat, dicampur

maksimum dilakukan dengan pelarut air homogen, Natrium Bikarbonat tidak

yang dibuat pH 7,4. Hal ini disebabkan ikut dalam proses pembasahan masa

oleh karena pada larutan HCl 0,1N, granul, oleh karena untuk mencegah

Ranitidin HCl memberikan harga terbentuknya gas CO2. Granul yang

absorban yang sangat rendah. dihasilkan, kemudian ditimbang satu-

Pengaturan pH dilakukan dengan persatu sebelum dicetak menjadi tablet.

menambahkan bufer forfat pH 7,4 Pencetakan dilakukan pada tekanan 3

setelah air diberi dengan NaOH. Untuk ton selama 5 detik.

pemeriksaan pengaruh bahan tambahan

39
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Gambar 1. Hasil Pemayaran λ Pengaruh Bahan Tambahan dalam HCl 0,1 N


terhadap Panjang Gelombang Maksimum dan Nilai Absorban
Ranitidin HCl

Tabel 2. Hasil Uji Kecepatan Alir (g/det)dan Sudut Istirahat (0)dari granul ranitidin
HCl dengan HPMC K100M dan Manitol (F1) atau PEG1500(F2) sebagai matriks
FORMULA
UJI
1 2 3 4

Kecepatan Alir
4,20 ± 0,13 5,27 ± 0,01 4,29 ± 0,03 4,74±0,11
(g/det)

Sudut istirahat (0) 30,471±0,00 28,67±0,59 30,80±0,50 30,47±0,00

Tabel 3. Hasil penetapan keseragaman kadar Tablet Ranitidin HCl dengan HPMC
K100M dan Manitol sebagai matriks

Uji FORMULA
1 2 3 4
Kadar (%) 101,77±2,51 100,51±6,43 104,36±0.45 95,80±0,32

KV 2,40 6,40 0,43 0,34

Pemeriksaan mutu fisik meliputi kekerasan semua memenuhi

pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan persyaratan, oleh karena diatas 7 Kp.

tablet (Tabel 4). Pada pemeriksaan (Wagner). Hasil uji statistika pada
40
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

masing-masing formula , peningkatan tidak adanya perbedaan bermakna antar

kadar matriks menghasilkan formula. Kekuatan tablet dapat dilihat

peningkatan kekerasan secara dari data kekerasan dan kerapuhan. Uji

bermakna. karakteristik floating dilakukan dengan

Hasil pemeriksaan kerapuhan , juga menghitung berapa harga floating flat

menghasilkan data yang memenuhi time dan harga floating time. Dari hasil

syarat, karena semuanya menunjukkan uji diketahui bahwa semua formula

kerapuhan dibawah 1% (Lachman et al , telah berhasil mendapatkan kemampuan

1986). Dari analisis statistik pada untuk floating (Tabel 5).

masing-masing formula menunjukkan

Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan (Kp) dan kerapuhan (%) Tablet Ranitidin HCl dengan
HPMC K100M dan Manitol sebagai matriks

Formula
Uji 1 2 3 4
Kekerasan (Kp) 7,53±0,36 8,55±0,86 8,72±0,95 9,10±0,54
Kerapuhan (%) 0,09±0,20 0,07±0,03 0,26±0,31 0,07±0,08

Tabel 5. Hasil uji floating lag time (menit) Tablet Ranitidin HCl dengan
HPMCK100M dan manitol sebagai matriks

Formula
1 2 3 4

Floating lag time


2,81± 0,86 2,49± 0,32 1,84±0,32 2,88± 1,57
(menit)

Floating Time (menit) >480 >480 >480 >480

41
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Dari hasil uji ragam kandungan, formula tanpa matriks, sudah

didapatkan bahwa kandungan dari menghasilkan kondisi tunak.,

semua formula memenuhi persyaratan Penambahan matriks HPMC terbukti

oleh karena semuanya mengandung mengakibatkan hambatan atau

ranitidin HCl tidak kurang dari 90% dan pnegendalian terhadap pelepasan

tidak lebih dari 110%. Selain itu semua ranitidin HCl. Hal ini disebabkan oleh

formula menunjukkan hasil SBR yang karena HPMC dapat mengembang

kurang dari 6% ( Depkes RI, 1995) setelah kontak dengan media air.

Uji pelepasan tablet dilakukan Pengembangan menjadi bentuk gel

dengan uji disolusi, dengan alat disolusi inilah yang menjadi penghalang atau

dalam waktu 8 jam.dalam media uji retardan. Pelepasan terkecil diberikan

HCl 0,1N. Setelah pengambilan sampel oleh tablet dengan HPMC K100M yang

dan sebelum diperiksa dengan alat dikombinasi dengan PEG1500. Hal ini

spektrofotometer, larutan dibuat disebabkan oleh karena HPMC K100M

menjadi pH 7,4 dengan penambahan mempunyai viskositas paling tinggi,

NaOH dan larutan buffer fosfat pH=7,4. sehingga daya retardannya paling besar.

Hasil analisis kesesuaian pelepasan

ranitidin HCl dengan persyaratan

pelepasan tablet lepas lambat menurut

Welling tertera pada tabel di bawah :

Dari uji pelepasan (Tabel 6)

didapatkan data pelepasan yang cepat

adalah pada formula yang tidak

menggunakan matriks ke 60, semua

42
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

Tabel 6. Hasil Uji Pelepasan ( %) Ranitidin HCl dari Tablet dengan HPMC K100M
dan Manitol sebagai matriks

Waktu Formula
1 2 3 4
5 12,63±0,22 11,58±1,80 9,54±10,10 12,63±0,22
10 13,33±0,73 13,24±0,73 11,24±0,75 64,43±6,99
15 16,52±0,99 15,96±0,99 15,44±1,10 64,43±6,99
20 18,19±0,68 18,29±0,79 17,93±0,61 64,43±6,99
30 21,84±0,89 22,47±0,88 21,87±1,19 64,43±6,99
60 31,78±1,36 39,40±13,18 30,34±1,68 64,43±6,99
120 47,23±2.00 47,50±1,35 43,65±1,81 64,43±6,99
180 58,44±1,88 58,25±0,02 55,22±2,11 64,43±6,99
240 67,43±2,80 60,88±0,45 64,18±2.01 64,43±6,99
300 74,14±2,38 73,30±0,58 71,91±1,55 64,43±6,99
360 78,83±3,56 77,70±0,58 77,42±0,37 64,43±6,99
420 82,69±3,56 82,18±6,99 81,86±1,20 64,43±6,99
480 86,10±1,52 84,27±0,45 86.00±1,56 64,43±6,99

Tabel 7. Hasil Analisis Kesesuaian Pelepasan Ranitidin HCl dengan HPMCK100M


dan Manitol sebagai matriks dengan Persyaratan Pelepasan Tablet Lepas Lambat
menurut Welling (Welling, 1988)

Persyaratan %
Hasil %
Waktu Pelepasan menurut Formula
Pelepasan
Welling
1 1.96,14
0,25 D 2 2.96,92
20-50%
(2 jam) 3 3.51,76
4 4.43,11
1 1.96,06
0,5 D 2 2.103,70
45-75%
(4 jam) 3 3.70,60
4 4.61,95
1 1.95,32
2 2.102,26
>0,5-1 D (>8 jam) >75%
3 3.93,13
4 4.82,21

KESIMPULAN disimpulkan beberapa hal, antara lain

Dari penelitian pengaruh tipe HPMC penambahan Manitol terhadap matriks

terhadap mutu fisik dan pelepasan tablet HPMCK100M menghasilkan tablet

floating ranitidin HCL dapat ranitidin HCL dengan mutu fisik tablet

43
Akbar, H.F., et.al. PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

yang memenuhi persyaratan. Budavari, S., O’Neil, M.J., Smith, A.


dan Heckelman,P.E. (2001) The
Penambahan Manitol terhadap matriks Merck Index An Encyclopedia of
Chemicals, Drugs, and Biologicals,
HPMCK100M menghasilkan tablet 13 th edition, New Jersey : Merck
Research Laboratories Division of
ranitidin HCL dengan floating Merck & CO Inc.
Chawla, G., Gupta, P., Koradia, V. dan
characteristic yang memenuhi Bansal, A.K. (2003)
Gastroretention A Means to
persyaratan. Dari hasil penelitian yang Address Regional Variability in
Intestinal Drug Absorption.
telah dilakukan perlu disarankan Pharmaceutical Technology, pp.
50-68.
dilakukan optimasi terhadap tablet Dave, B.S., Amin, A.F. dan Patel M.M.
(2004) Gastroretentive Drug
floating ranitidin yang telah memenuhi Delivery Systems of Ranitidine
Hidrochoride : Formulation and In
persyaratan Welling. Vitro Evaluation. International
Journal of PharmTech Research,
Vol.5(2), Artikel 34.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (1995) Farmakope
Ansel, H. C., Popovich, N. G. dan Allen, Indonesia, edisi IV, Jakarta.
L.V. Jr. (1995) Pharmaceutical Dow Chemical Co. (2000). Using
Dosage Forms and Drug Delivery Methocel Cellulose Ethers for
System. 6th edition, Philadelphia : Controlled Release of Drugs in
Lea & Febiger, pp.213-216. Hydrophilic Matrix Systems. Form
Arora, S., Ali, J., Ahuja, A., Khar, R.K. No. 198-02075-700 AMS
dan Baboota, S. (2005) Floating Florey,K. (1986). Analytical Profiles of
Drug Deliery System: A Review. Drug Susbstances, Vol.15.
AAPS PharmaSciTech, Vol. 6(3), Orlando: Academic Press Inc. pp.
Artikel 47 533-559.
Aulton, Michael E. (2002) Garg, R. dan Gupta, G.D. (2008).
Pharmaceutics The Science of Progress in Controlled
Dosage Form Design. 2nd Edition. Gastroretentive Delivery Systems.
Churchill Livingstone, London, pp. Tropical Journal of Pharmaceutical
298. Research, pp. 1055-1066.
Bandelin, F.J. (1982) Compressed Lachman, L., Lieberman, A.H., Kanig,
Tablet by Wet Granulation, In: J.L. (1994). Teori dan Praktek
Liebermann, H.A., Lachman, L. Farmasi Industri, terjemahan: Siti
(eds), PHarmaceuticals Dosage Suyatmi & Aisyah, edisi ketiga,
Form: Tablet. Volume 1, 2nd edition, Jakarta: Universitas Indonesia Press,
Marcell Dekker Inc., New York pp. 777 – 778; 910 – 940.
Banker and Anderson, Lieberman H.A. Moes, A. J. (2003) Gastric Retention
et al. (1986) Pharmaceutical System for Oral Drug Delivery
Dosage Forms, New York: System, Business Briefing
Marcel Dekker, Inc., pp.293 pharmatech, pp. 157-159,
44
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012

http://www.touchbriefings.com
(diakses tanggal 27 Januari 2011).
Raval J.A., Patel J.K., Li N., Patel M.M.
(2007). Ranitidine Hydrochloride
Floating Matrix Tablets Based on
Low Density Powder: Effects of
Formulation and Processing
Parameters on Drug Release. Asian
Journal of Pharmaceutical
Sciences , 2, pp.130-142.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn,
M. E. (2009) Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. London : Pharmaceutical
Press., pp. 326-329; 359-361; 581-
585; 629-633; 404-407
Saifullah, T.N., Syukri, Y. dan Utami, R.
(2007) Profil pelepasan propanolol
HCl dari tablet lepas lambat dengan
sistem floating menggunakan
matriks methocel K15M. Majalah
Farmasi Indonesia, pp.48-55.
Shargel, L., Wu–Pong, S. dan Yu, A. B.
C. (2005) Applied
Biopharmaceutics and
th
Pharmacokinetics, 5 edition,
USA : McGraw – Hill, pp. 414;
422–424; 515–532.
Sweetman, S.C. (2009) Martindale: The
Complete Drug Reference. 36th ed.
London: Pharmaceutical Press,
pp.1766 – 1768.
Welling, P.G., Tse.F.S.L. (1988)
Pharmakokinetic, vol 33, Marcel
Dekker Inc., New York and Bassel.
Wicaksono, Y., Hendradi, E., Radjaram,
A. (2005) Analisis proses lepas
lambat Na-diklofenak dari tablet
matriks berbasis etilsellulosa-
polivinilpirolidon K-30, Seminar
Nasional MIPA.
Zhang, G., Qiu, Y. (2000) Research and
Development Aspect of Oral
Controlled Release Technology,
Marcel Dekker Inc., New York, pp.
465-477.

45

Anda mungkin juga menyukai