OLEH:
REZTY ASPRIWATI FRIMA (12211310)
RINI HARTINI NINGSIH (12211311)
RIRI AMELIA (12211312)
RIVA TRI YUNISEL (12211313)
RIZKI DIAN ANGRIANI (12211314)
DOSEN PEMBIMBING:
WIDYA LESTARI S.Si.T,M.Keb
PEMBIMBING KLINIK:
ELWIYAS Amd.Keb
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI D III KEBIDANAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan dan
mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen
asuhan kebidanan pada kasus persalinan postterm.
2. Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian data dengan cara wawancara,
observasi dan pemeriksaan pada pada kasus persalinan postterm.
2. Dapat menegakkan diagnosa, mengkaji masalah dan kebutuhan pada
kasus persalinan postterm.
3. Dapat mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada
kasus persalinan postterm.
4. Dapat menentukan tindakan segera pada kasus persalinan postterm.
5. Dapat membuat rencana asuhan pada kasus persalinan postterm
sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan.
6. Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efisien pada kasus
persalinan postterm.
7. Dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada kasus
persalinan postterm.
8. Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus persalinan postterm.
1.4. Manfaat
1.5. Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat
melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus persalinan
postterm.
b. Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas pada klien.
c. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah
dan dalam mencari pemecahan masalah tersebut
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian
Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil
42 minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas (Manuaba,
2007). Definisi standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan
adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari
setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak
menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan
dan maturitas janin ( Varney Helen, 2007). Persalinan postterm
menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)
atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus
Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008).
2.2 Etiologi
Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya (Ilmu
Kebidanan, 2008) faktor penyebab kehamilan postterm adalah :
a. Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya
merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu
proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas
uterus terhadap oksitosin , sehingga terjadinya kehamilan dan
persalinan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh
progesteron.
b. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan
postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara
fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang
pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor
penyebabnya.
c. Teori Kortisol/ACTH janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-
tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi
plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar
sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya
produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anansefalus,
hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik
sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
d. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser
akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak
ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat
pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai
penyebabnya.
e. Heriditer
Beberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang
mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk
melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999)
seperti dikutip Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seseorang
ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan,
maka besar kemungkinan anak perempuannya mengalami kehamilan
postterm.
a. Riwayat Haid
Diagnosis tidak sulit untuk ditegakkan apabila hari pertama haid
terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid yang
dapat dipercaya, diperlukan beberapa kriteria antara lain:
1. Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya
2. Siklus 28 hari dan teratur
3. Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir
Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung menurut rumus
Naegele. Berdasarkan riwayat haid, seseorang penderita yang
ditetapkan sebagai kehamilan dan persalinan postterm kemungkinan
adalah sebagai berikut:
1) Tes Kehamilan
pasien melakukan tes imunologik sesudah terlambat 2 minggu,
maka dapat diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6
minggu.
2)Gerak Janin
Gerak janin atau quickening pada umumnya dirasakan ibu pada
umur kehamilan 18-20 minggu. Pada primigravida dirasakan sekitar
umur kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada 16
minggu. Petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah
quickening ditambah 22 minggu pada primigravida atau ditambah 24
minggu pada multigravida.
6) Pemeriksaan Radiologi
Dapat dilakukan dengan melihat pusat penulangan. Gambaran
epifiisis femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan
32 minggu, epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur kehamilan 36
minggu dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu.
7)Pemeriksaan Laboratorium
1) Kadar lesitin/spinngomielin
Bila lesitin/spinngomielin dalam cairan amniom kadarnya sama,
maka umur kehamilan sekitar 22-28 minggu, lesitin 1,2 kali kadar
spingomielin: 28-32 minggu, pada kehamilan genap bulan rasio
menjadi 2:1 . Pemeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan
kehamilan postterm, tetapi hanya digunakan untuk menentukan
apakah janin cukup umur/matang untuk dilahirkan yang berkaitan
dengan mencegah kesalahan dalam tindakan pengakhiran kehamilan.
2) Aktivitas tromboplastin cairan amniom
Hastwell berhasil membuktikan bahwa cairan amnion
mempercepat waktu pembekuan darah. Aktifitas ini meningkat
dengan bertambahnya umur kehamilan. Pada umur kehamilan 41-42
minggu ATCA berkisar antara 45-65 detik, pada umur kehamilan
lebih dari 42 minggu didapatkan ATCA kurang dari 45 detik. Bila
didapatkan ATCA antara 42-46 detik menunjukkan bahwa kehamilan
berlangsung lewat waktu.
a. Terhadap Ibu
b. Terhadap Janin
2.7. Penatalaksanaan
Tindakan yang penting dilakukan (Saifuddin, 2002) adalah:
Rumah Sakit
BAB III
TINJAUAN KASUS
SUBYEKTIF:
Ibu mengatakan:
Ingin memeriksakan kehamilannya
Ini kunjungan ulang
Ini kehamilan ke-2
Hpht 15 - 7 - 2013
Ibu mengatakan anak pertama lahir normal
Ibu merasa kehamilannya sudah lewat bulan
Ibu merasa gelisah karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda atau
rasa sakit ingin melahirkan
OBJEKTIF
Tp : 22 – 4 -2014
Tingkat kesadaran : Baik
TTV :
TD: 110/70 mmHg S: 37,5°C
N: 80x/I P: 20x/i
Antropometri :
BB: 74 kg LILA: 27 cm
TB: 150 cm
Head to toe:
Kepala :
Rambut bersih,tidak rontok,tidak ada pembengkakan yang abnormal
Muka :
Wajah tidak pucat,tidak ada oedema,dan ada klosma gravidarum
Mata :
Sklera tidak ikterik,konjungtiva tidak pucat
Mulut :
Bibir tidak pucat,gigi bersih tidak ada karies dan plak
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid,kelenjer limfe dan vena
jugularis
Dada :
Payudara simetris kiri-kanan,areola hiperpigmentasi,putting susu
menonjol,tidak ada massa dan kolostrum sudah keluar.
Abdomen :
Tidak ada luka bekas operasi,linea alba,strie albikan, pembesaran
perut sesuai dengan usia kehamilan.
Palpasi
Leopold I : Pada bagian fundus perut ibu teraba bundar,lembek,tidak
melenting kemungkinan bokong janin,TFU 3 jari dibawah PX
Leopold II : Pada bagian kanan dinding perut ibu teraba panjang keras
memapan kemungkinan punggung janin dan pada bagian kiri dinding
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas
janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba
bulat,keras,melenting dan masih bisa digoyangkan kemungkinan
kepala janin dan belum masuk PAP.
Penatalaksanaan:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin dalam kondisi baik,dan ibu
kemungkinan dicurigai serotinus yaitu kehamilan lewat bulan karena
kehamilan sudah 41-42 minggu dan sudah melewati TP.
Setelah diberi penjelasan oleh bidan,ibu mengerti dan paham dengan
kondisinya.
2. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi,tinggi protein
seperti daging,telur,tempe,tahu,kacang-kacangan dll,tinggi serat
seperti sayuran-sayuran hijau.supaya saat persalinan ibu mempunyai
tenaga yang baik dalam mengedan dan kontraksi ibu berjalan dengan
baik pula.
Ibu mengerti dan mengatakan mau mengikuti saran dari petugas
kesehatan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal istirahat pada
siang hari 1-2 jam dan tidur pada malam hari minimal 6-7 jam dan
tidak melakukan aktivitas yang berat yang dapat membuat ibu jadi
kelelahan,dengan kondisi ibu yang kelelahan akan tidak baik dalam
menghadapi proses persalinan nanti. Ibu paham dan sangat mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
4. Meberitahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan tua/lanjut seperti
perdarahan,sakit kepala hebat yang tidak hilang setelah
istirahat,gangguan penglihatan maa kabur/berkunang-
kunang,pembengkakan pada kaki dan tangan,nyeri abdomen yang
hebat,bayi tidak bergerak seperti biasanya,keluaar air ketuban
sebelum waktunya.jika ibu mengalami salah satu dari tanda tersebut
segera hubungi tenaga kesehatan.
Ibu mngerti dengan apa yang disampaikan,,dan mengatakan akan
melakukan apaa yang disarankan oleh bidan.
Setelah diberi penjelasan ibu mengerti dan mau mengikuti apa yang
disarankan oleh bidan.
5. Menjelaskan apa-apa saja tanda persalinan seperti sakit pinggang
menjalar keari-ari,keluar lendir bercampur darah,atau keluar air
merembes/banyak dari kemaluan ibu yang bukan air pipis,jika ibu
mengalami salah satu dari tanda tersebut segera ibu pergi ke tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pertolongan persalinan.
Setelah diberi penjelasan ibu mengerti dengan tanda-tanda persalinan
dan mengatakan akan segera pergi ke tempat bidan jika mengalami
salah satu dari tanda tersebut.
6. Menganjurkan ibu untuk sering sujud agar mempercepat penurunan
kepala janin dan mempercapat waktu ibu untuk bersalin.
ibu mengerti dan mau mengikuti apa yang disarankan oleh bidan.
7. Menganjurkan ibu untuk sering berhubungan suami istri karena
hormone prostaglandin yang ada pada sperma dapat menimbulkan
kontraksi yang semakin kuat pada rahim ibu sehingga mempercepat
dan memperlancar waktu persalinan.
8. Menhganjurkan ibu untuk jalan-jalan dan olahraga ringan pada pagi
hari agar kepala janin cepat turun dan mempercepat waktu
persalinan.
Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang disarankan oleh bidan.
9. Menganjurkan ibu untuk datang kembali ke puskesmas 1 minggu lagi
jika belum ada tanda persalinan untuk diberi surat rujukan kerumah
sakit dengan indikasi ibu dengan serotinus.dan bayi harus segera
untuk dilahirkan. Ibu paham dan mengerti dengan pesan yang
disampaikan.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ibu dengan dicurigai serotinus diatas berdasarkan
teori dissebabkan oleh:
a. Pengaruh Progesteron
b. Teori Oksitosin
c. Teori Kortisol/ACTH janin
d. Saraf Uterus
e. Heriditer
5.2. Saran
1. Untuk Bidan
Bidan sebagai tanaga kesehatan sangat berperan dalam
2. Untuk klien
3. Untuk Institusi
Posting Komentar
Mengenai Saya
riri amelia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (7)
o ► Agustus (1)
o ▼ Juni (6)
Contoh Laporan kelas ibu hamil
Hormon progesteron
Hipertermi neonatus
Asam mefenamat
Asuhan dan pemeliharaan kesehatan pada ibu bersali...
Kehamilan dengan serotinus