Apa Itu Analisis Teknikal
Apa Itu Analisis Teknikal
Ini adalah metode analisa berdasarkan pergerakan harga saham sesuai dengan
kemungkinan teknis dari historikal data statistik pergerakannya pada jangka
waktu tertentu.
Prediksi Musim
Seperti itulah analisa teknikal, kita coba lihat pola berulang yang kemungkinan
untuk terjadinya tinggi. Sehingga kita bisa bersiaga, dan lebih siap untuk
mengambil arah dalam berinvestasi atau trading saham. Apakah kita akan
segera beli, jual, atau tahan dulu. Misalkan kita tahu bahwa trend harga saham
akan naik, maka kita siapkan alokasi dana kita untuk beli saham yang bagus.
Saya cenderung memakai 2 indikator yang simpel saja, semua software analisa
saham punya fitur ini. MA (moving average atau kadang disebut simple moving
average) dan MACD (Moving Average Convergence Divergence).
Di dunia investasi kedua indikator teknikal ini disebut sebagai lagging indicator
(sinyal akhir). Yang artinya sinyal yang datang harus dihasilkan dari data harga
sebelumnya, hanya prediksinya lebih lambat (sebenarnya semua indikator
teknikal saham adalah lagging sih, karena semua data harus dihasilkan dari
harga saham). Kita akan perjelas topik ini di lain artikel, dan tidak perlu di
over-complicate kan tapi untuk sekarang ketahui saja bahwa kita akan
memakai MA dan MACD untuk memahami trend harga saham di pasar.
Indikator yang paling simpel dan sangat mudah dipahami. Tujuannya untuk
mengetahui rata-rata harga saham selama periode tertentu. Yup..itu saja. MA
Yang jadi isu, periode nya itu berapa lama? Ini sangat relatif dan bergantung
pada tingkat agresifitas dari tiap investor dan trader. Saya pribadi suka memakai
MA 20 weekly, atau kadang MA 26 weekly.
Karena MA 26 weekly ini adalah harga saham selama 20-26 minggu terakhir,
atau harga saham sekitar selama setengah tahun terakhir.
Garis Moving Average adalah yang warna merah. Disini bisa kita lihat jelas
harga saham Aneka Tambang Persero (ANTM) sedang dalam trend menurun
sekitar 20 mei 2015 sampai 20 november 2015. Lihat saja, candlestick nya
semua dibawah garis merah Moving average. Itu menunjukkan tren negatif,
menurun (bearish). Pada saat posisi ini, sebaiknya kita ya jangan berinvestasi.
Gampang aja, karena harga saham yang kita beli akan terus turun dan kita rugi
donk.
Habis gelap terbitlah terang. Setelah itu bisa kita lihat di tahun 2016, sekitar 20
februari-20 agustus trend harga saham meningkat drastis, pola yang positif
(bullish). Disinilah kita harus bersiaga untuk membeli saham, karena prediksi
harga saham akan terus naik.
Kita mau masuk pada timing yang tepat. Tidak terlalu awal, dan tidak
ketinggalan (saat harga sudah meroket). Kita wait and see, istilah kerennya
probe the market. Terutama disekitar awal 2016 kita harus selalu bersiap
untuk MASUK BELI, saat harga saham memotong ke-atas garis MA. Lalu
saat harga saham memotong ke-bawah garis MA maka disitulah kita bersiap
untuk KELUAR JUAL. Gampang bukan?
Kita juga bisa lihat indikator lain seperti volume transaksi, kalau positif berarti
banyak yang beli dan trend memang sedang HOT dan positif. Itu bisa
mengkonfirmasi keputusan kita untuk bergerak masuk market.
MACD ini fungsinya hampir sama dengan MA. Yaitu untuk melihat trend
pasar. Saya pakai MACD dan MA secara berdampingan untuk memastikan
kondisi market. Keduanya akurat, juga simpel dan gampang dipahami. (Kalau
anda mau penjelasan ilmiah resmi tentang MACD silahkan gugling yah, karena
saya akan menjelaskan versi simpelnya agar bisa dipahami pemula sekalipun)
Indikator MACD (warna biru)
Ingat! MACD itu untuk mengetahui trend market. Saat garis MACD yang warna
biru memotong kebawah garis signal warna merah disitulah trend menurun,
negatif bearish terjadi (lihat lingkaran biru pertama). Berarti kita jangan beli
saham? Yup. Jangan, karena anda akan rugi. Di contoh itu Tahun 2015 bulan
Mei – Oktober harga saham Bank Mandiri (BMRI) turun drastis dari sekitar Rp
10.000- Rp 7.800. Jangan membeli saham bank mandiri pada saat ini.
Di saat garis biru MACD memotong ke atas garis merah maka disinilah timing
yang tepat untuk membeli saham BMRI karena musim sedang positif dan
menguntungkan kita. Harga bahkan naik dari sekitar Rp 7800-10100.
Keuntungan yang cukup signifikan. Dan bahkan sampai artikel ini dibuat, 21
oktober 2016. Saham BMRI masih naik. Dan kita hanya tinggal menunggu
sinyal jual yang tepat saja. Kita bisa pakai bantuan sinyal dari indikator MA.
Volume Transaksi
Saat harga saham mendatar dan ingin mendekati garis MA disitulah biasanya
awal trend positif bullish terjadi. Kita bisa konfirmasi dengan melihat volume
transaksi saham yang terjadi saat itu dengan melihat sinyal indikator volume.
Kita bisa lihat disekitar pemotongan harga saham kearah ATAS garis MA (yang
menunjukkan trend positif), banyak bar warna hijau (artinya selisih volume
pembelian terhadap penjualan positif). Itu menunjukkan bahwa reaksi pasar
memang sedang positif terhadap saham ANTM dan banyak yang membeli
saham ANTM. Disinilah momen awal trend positif saham tersebut (sekitar
desember 2015 – Februari 2016). Bahkan sampai akhir April harganya sudah
naik lebih dari 100% dari 330 ke 750.
Stochastic
Ini adalah sinyal indikator teknikal yang coba menerjemahkan apakah saham
sedang overbought (jenuh beli, terlalu banyak dibeli) atau oversold (jenuhjual,
terlalu banyak dijual). Sinyal dari stochastic ini sebaiknya kita gunakan setelah
kita mengetahui trend besar arah pergerakan pasar menggunakan MA atau
MACD terlebih dahulu. Lalu kita kombinasikan dengan stochastic untuk tahu
momen masuk yang pas.
Daerah sekitar referensi garis atas (80%) disebut area overbought. Daerah
sekitar referensi garis bawah (20%) disebut area oversold. Pada saat mencapai
area overbought kita bisa menjual saham, dan saat sinyal menenjukkan
oversold, disinilah kita membeli saham.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, lebih baik kita ikuti pergerakan trend pasar
dengan MA atau MACD agar kita tidak terburu-buru keluar market dan
kehilangan momentum.
Kesimpulan: