Anda di halaman 1dari 8

Apa itu Analisis Teknikal?

Ini adalah metode analisa berdasarkan pergerakan harga saham sesuai dengan
kemungkinan teknis dari historikal data statistik pergerakannya pada jangka
waktu tertentu.

Simpelnya, analisa teknikal ini kita gunakan untuk memprediksi pergerakan


saham berdasarkan pola harga yang ada (Mau itu bergerak ke atas atau
kebawah). Oh ya, kita akan gunakan software analisa chartnexus untuk
memahami histori harga dan pola yang kemungkinan berulangnya tinggi.

Prediksi Musim

Layaknya seperti memprediksi musim di Indonesia, kita tahu bahwa sekitar


Desember akan banyak hujan. Kita tahu karena memang itu adalah pola
berulang yang terjadi di negara kita. Jadi kita tahu, kalau misalkan bulan
desember datang maka kita harus menyediakan jaket, payung, dst.

Seperti itulah analisa teknikal, kita coba lihat pola berulang yang kemungkinan
untuk terjadinya tinggi. Sehingga kita bisa bersiaga, dan lebih siap untuk
mengambil arah dalam berinvestasi atau trading saham. Apakah kita akan
segera beli, jual, atau tahan dulu. Misalkan kita tahu bahwa trend harga saham
akan naik, maka kita siapkan alokasi dana kita untuk beli saham yang bagus.

Bagaimana cara mengindentifikasi trend pergerakan harga saham?

Saya cenderung memakai 2 indikator yang simpel saja, semua software analisa
saham punya fitur ini. MA (moving average atau kadang disebut simple moving
average) dan MACD (Moving Average Convergence Divergence).
Di dunia investasi kedua indikator teknikal ini disebut sebagai lagging indicator
(sinyal akhir). Yang artinya sinyal yang datang harus dihasilkan dari data harga
sebelumnya, hanya prediksinya lebih lambat (sebenarnya semua indikator
teknikal saham adalah lagging sih, karena semua data harus dihasilkan dari
harga saham). Kita akan perjelas topik ini di lain artikel, dan tidak perlu di
over-complicate kan tapi untuk sekarang ketahui saja bahwa kita akan
memakai MA dan MACD untuk memahami trend harga saham di pasar.

Moving Average (MA)

Indikator yang paling simpel dan sangat mudah dipahami. Tujuannya untuk
mengetahui rata-rata harga saham selama periode tertentu. Yup..itu saja. MA

Sama seperti nilai rata-rata rapot sekolah

Yang jadi isu, periode nya itu berapa lama? Ini sangat relatif dan bergantung
pada tingkat agresifitas dari tiap investor dan trader. Saya pribadi suka memakai
MA 20 weekly, atau kadang MA 26 weekly.

Karena MA 26 weekly ini adalah harga saham selama 20-26 minggu terakhir,
atau harga saham sekitar selama setengah tahun terakhir.

Berdasarkan pengalaman sy ini merupakan durasi yang bagus untuk mengetahui


trend perusahaan tersebut. Karena durasinya tidak terlalu pendek, dan tidak
terlalu panjang.
Grafik Moving Average (warna merah). Di contoh ini saya pakai MA 20 weekly.

Garis Moving Average adalah yang warna merah. Disini bisa kita lihat jelas
harga saham Aneka Tambang Persero (ANTM) sedang dalam trend menurun
sekitar 20 mei 2015 sampai 20 november 2015. Lihat saja, candlestick nya
semua dibawah garis merah Moving average. Itu menunjukkan tren negatif,
menurun (bearish). Pada saat posisi ini, sebaiknya kita ya jangan berinvestasi.
Gampang aja, karena harga saham yang kita beli akan terus turun dan kita rugi
donk.

Habis gelap terbitlah terang. Setelah itu bisa kita lihat di tahun 2016, sekitar 20
februari-20 agustus trend harga saham meningkat drastis, pola yang positif
(bullish). Disinilah kita harus bersiaga untuk membeli saham, karena prediksi
harga saham akan terus naik.

Baca: 3 Indikator Terbaik Ketika Memilih Saham Perusahaan


Waktu masuk yang tepat untuk beli kapan?

Kita mau masuk pada timing yang tepat. Tidak terlalu awal, dan tidak
ketinggalan (saat harga sudah meroket). Kita wait and see, istilah kerennya
probe the market. Terutama disekitar awal 2016 kita harus selalu bersiap
untuk MASUK BELI, saat harga saham memotong ke-atas garis MA. Lalu
saat harga saham memotong ke-bawah garis MA maka disitulah kita bersiap
untuk KELUAR JUAL. Gampang bukan?

Kita juga bisa lihat indikator lain seperti volume transaksi, kalau positif berarti
banyak yang beli dan trend memang sedang HOT dan positif. Itu bisa
mengkonfirmasi keputusan kita untuk bergerak masuk market.

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD ini fungsinya hampir sama dengan MA. Yaitu untuk melihat trend
pasar. Saya pakai MACD dan MA secara berdampingan untuk memastikan
kondisi market. Keduanya akurat, juga simpel dan gampang dipahami. (Kalau
anda mau penjelasan ilmiah resmi tentang MACD silahkan gugling yah, karena
saya akan menjelaskan versi simpelnya agar bisa dipahami pemula sekalipun)
Indikator MACD (warna biru)

Ingat! MACD itu untuk mengetahui trend market. Saat garis MACD yang warna
biru memotong kebawah garis signal warna merah disitulah trend menurun,
negatif bearish terjadi (lihat lingkaran biru pertama). Berarti kita jangan beli
saham? Yup. Jangan, karena anda akan rugi. Di contoh itu Tahun 2015 bulan
Mei – Oktober harga saham Bank Mandiri (BMRI) turun drastis dari sekitar Rp
10.000- Rp 7.800. Jangan membeli saham bank mandiri pada saat ini.

Tren Positif – Bullish – Masuk dan Beli

Di saat garis biru MACD memotong ke atas garis merah maka disinilah timing
yang tepat untuk membeli saham BMRI karena musim sedang positif dan
menguntungkan kita. Harga bahkan naik dari sekitar Rp 7800-10100.
Keuntungan yang cukup signifikan. Dan bahkan sampai artikel ini dibuat, 21
oktober 2016. Saham BMRI masih naik. Dan kita hanya tinggal menunggu
sinyal jual yang tepat saja. Kita bisa pakai bantuan sinyal dari indikator MA.
Volume Transaksi

Saat harga saham mendatar dan ingin mendekati garis MA disitulah biasanya
awal trend positif bullish terjadi. Kita bisa konfirmasi dengan melihat volume
transaksi saham yang terjadi saat itu dengan melihat sinyal indikator volume.

Indikator teknikal Volume

Kita bisa lihat disekitar pemotongan harga saham kearah ATAS garis MA (yang
menunjukkan trend positif), banyak bar warna hijau (artinya selisih volume
pembelian terhadap penjualan positif). Itu menunjukkan bahwa reaksi pasar
memang sedang positif terhadap saham ANTM dan banyak yang membeli
saham ANTM. Disinilah momen awal trend positif saham tersebut (sekitar
desember 2015 – Februari 2016). Bahkan sampai akhir April harganya sudah
naik lebih dari 100% dari 330 ke 750.

Stochastic
Ini adalah sinyal indikator teknikal yang coba menerjemahkan apakah saham
sedang overbought (jenuh beli, terlalu banyak dibeli) atau oversold (jenuhjual,
terlalu banyak dijual). Sinyal dari stochastic ini sebaiknya kita gunakan setelah
kita mengetahui trend besar arah pergerakan pasar menggunakan MA atau
MACD terlebih dahulu. Lalu kita kombinasikan dengan stochastic untuk tahu
momen masuk yang pas.

Daerah sekitar referensi garis atas (80%) disebut area overbought. Daerah
sekitar referensi garis bawah (20%) disebut area oversold. Pada saat mencapai
area overbought kita bisa menjual saham, dan saat sinyal menenjukkan
oversold, disinilah kita membeli saham.

Untuk penggunaan stochastic sedikit tricky, karena pada saat trend


bulish/positif/menaik maka banyak orang yang akan membeli saham tersebut,
dan sinyal akan menunjukkan overbought/jenuh beli. Tapi bukan berarti kita
harus menjual saham yah. Untuk stochastic, saya hanya akan mengikuti sinyal
belinya saja jika pasar sedang positif/bullish. Dan mengikuti sinyal jualnya saja
jika pasar sedang negatif/bearish.

Seperti yang kita bahas sebelumnya, lebih baik kita ikuti pergerakan trend pasar
dengan MA atau MACD agar kita tidak terburu-buru keluar market dan
kehilangan momentum.

Kesimpulan:

 Analisa teknikal itu penting untuk memprediksi pergerakan harga


berdasarkan pola harga sebelumnya
 Tidak ada 1 indikator teknikal pun yang punya jaminan akurasi 100%
memprediksi pergerakan pasar. Karena pasar kadang tidak rasional.
 Selalu kombinasikan dengan analisa fundamental
 Ketahui terlebih dahulu trend besar pasar (musim). Dengan MA atau
MACD

Anda mungkin juga menyukai