Refarat - Rizky
Refarat - Rizky
Oleh :
Rizky Saktiani Rizal, S.Ked
10542 0428 12
Pembimbing :
dr. Dian Wirdiyana, M.Kes, Sp.An
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang dan meluas. Anestesi spinal termasuk teknik yang mudah dilakukan
dalam ruang subaraknoid oleh obat anestetik lokal. Teknik anestesi ini menjadi
popular karena dianggap sederhana dan efektif, aman terhadap sistem saraf,
konsentrasi obat dalam plasma yang tidak berbahaya, serta mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain tingkat analgesia yang kuat, pasien tetap sadar, relaksasi
otot cukup, perdarahan luka operasi lebih sedikit, risiko aspirasi pasien dengan
lambung penuh lebih kecil, dan pemulihan fungsi saluran cerna lebih cepat.1
Blokade nyeri pada anestesi spinal akan terjadi sesuai ketinggian blokade
blokade saddle, daerah yang mati rasa adalah daerah inguinal saja. Mekanisme
kerja anestetik adalah dengan bekerja pada reseptor spesifik di saluran natrium
terhadap ion natrium dan kalium sehingga terjadi depolarisasi pada membran sel
2
Ada 3 jenis saraf: motorik, sensorik, dan otonom. Saraf motorik membawa
pesan ke otot ketika di blok, berupa kelumpuhan otot. Saraf sensoris meneruskan
sensasi berupa sentuhan dan nyeri pada medulla spinalis dan menuju otak.
jantung, kontraksi usus, dan fungsi lain yang bukan dibawah kontrol sadar. Pada
umumnya, saraf otonom dan serabut sensoris yang pertama kali di blok dan
kemudian serabut motorik yang terakhir di blok. Hal ini memiliki beberapa efek.
Misalnya, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah dapat terjadi ketika saraf
otonom di blok dan pasien dapat sadar saat disentuh dan tidak merasakan nyeri
anestesia spinal, antara lain adalah prosedur pelaksanaan yang lebih singkat, mula
kerja cepat, kualitas blokade sensorik dan motorik yang lebih baik, mampu
intraoperatif. Salah satu kelemahan anestesia regional spinal adalah lama kerja
yang terbatas, sedangkan kita sering kali dihadapkan pada operasi yang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anestesi Spinal
2. Bedah panggul
4. Bedah obsetri-ginekologi
5. Bedah urologi
dua, yaitu:5
4
1. Kontraindikasi absolut
hipovolemia
spinal bisa terjadi komplikasi seperti blok total, reaksi alergi dan
lainnya
g. Pasien menolak
2. Kontraindikasi relatif
5
b. Infeksi sekitar tempat suntikan: bila ada bisa dipilih lokasi yang
d. Kelainan psikis
e. Bedah lama: masa kerja obat anestesi lokal adalah kurang lebih 90-
120 menit, bisa ditambah dengan memberi adjuvant dan durasi bisa
f. Penyakit jantung
atau cairan
nyaman.
anestesi lokal. Anestesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf
bila dikenakan pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Paralisis pada sel
saraf akibat anestesi lokal bersifat reversibel. Penggunaan obat anestesi lokal
terjadinya blok motorik dan sensorik yang adekuat, mula kerja cepat, tidak
6
neurotoksik, dan pemulihan blokade motorik yang cepat pasca operasi
Obat anestesi lokal yang ideal sebaiknya tidak bersifat iritan terhadap
jaringan saraf. Batas keamanan harus lebar, dan onset dari obat harus
sesingkat mungkin dan masa kerja harus cukup lama. Zat anestesi lokal ini
juga harus larut dalam air. Anestesi lokal bekerja dengan menghalangi
pasien selama dan sesudah penyuntikan, serta dosis anestetik lokal. Barisitas
di ruang subaraknoid, obat anestesi lokal akan menyebar lebih ke arah sefalad
saraf simpatis. Barisitas adalah rasio densitas anestetik lokal terhadap densitas
cairan serebrospinal. Densitas adalah berat dalam gram dari 1 mL cairan pada
temperatur tertentu.9
7
cairan serebrospinal, sedangkan hipobarik sebaliknya. Anestetik lokal
Reaksi alergi bisa terjadi akibat respon dari obat anestesi golongan ester
a. Kokain
b. Prokain
8
ini merupakan obat terpilih untuk anestesi lokal, yaitu Lidokain
yang lebih kuat dan lebih aman dibanding prokain. Sebagai bahan
c. Benzokain
tangan.8,10
9
2. Golongan Amide (-NHCO-)
senyawa amida di dalam hati ini bervariasi bagi setiap individu, perkiraan
lokal tipe amida ini akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi
hati. Sebagai contoh, waktu paruh lidokain rerata akan memanjang dari
1,8 jam pada 7 pasien normal menjadi lebih dari 6 jam pada pasien
a. Artikain
karena memiliki suatu tiofen, dan bukan cincin benzene. Saat ini
dengan sulfat.8,10
10
b. Prilokain
c. Lidokain
Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama, dan lebih
larutan 1,0-2% untuk anestesi blok dan topikal. Anestesi ini efektif
11
dapat melewati sawar darah otak. Didalam hati, lidokain
anestetik lokal.8
12
Lidokain juga dapat menurunkan iritabilitas jantung, karena itu
d. Mepivakain
ester.8,10
e. Bupivakain
13
analgesia selama persalinan dan masa pascapembedahan. Suatu
sehingga ada fraksi yang cukup besar tetap terhambat pada akhir
14
f. Levobupivakain
konsentrasi yang kecil ini dapat berefek pada jaringan lain yang
rendah.8
memiliki mula kerja yang cepat yaitu 4-8 menit dengan durasi kerja
15
transmisi impuls saraf. Metabolisme obat terjadi di hepar oleh
menimbulkan efek toksik pada jantung dan saraf lebih kecil pada
blok supra dan infra klavikuler, blok interkostal, blok saraf perifer,
16
spinal. Penambahan opioid intratekal pada anestesi lokal dianggap
dapat memperpanjang durasi kerja obat anestesi tanpa menunda waktu pulih
dari serabut αծ dan serat C (C Fiber) sehingga sinyal nyeri tidak terjadi.
mula kerja serta durasi kerja anestesi. Mekanisme ini dipercaya didasarkan
atas adanya reseptor opioid di medulla spinalis dan mekanisme ini disebut
muncul lebih besar dari dosis 25 µg. Penambahan fentanyl pada anestesi lokal
untuk anestesi spinal memunculkan efek sinergis antara anestesi lokal dan
blokade simpatik.8
yang dapat ditambahkan ke obat anestesi lokal yaitu 10-25 µg. Efek samping
yang sering muncul menurut beberapa penelitian adalah pruritus sekitar 60%,
17
serta efek samping lain yang sebenarnya dinilai tidak bermakna yaitu depresi
Morfin adalah narkotika dengan onset singkat dan durasi panjang, dan
menunjukkan bahwa dosis morfin intratekal optimal pada nilai 100µg dengan
post operatif analgesia yang memuaskan sedangkan dosis yang lebih tinggi
biasa muncul berupa mual dan muntah, konstipasi, dan rasa mengantuk. Dosis
Klonidin merupakan salah satu obat adjuvan dalam anestesi spinal yang
cara berikatan pada reseptor postsinaps α-2 adrenergik kornu dorsalis medula
sedasi yang dalam, dimana hal tersebut tergantung dari dosis yang diberikan.
18
Berikut tabel tentang penambahan opioid intratekal yang dapat
lokal intratekal untuk meningkatkan efek analgetik obat anestesi lokal. Obat
yang digunakan sebagai tambahan obat anestesi lokal pada operasi bedah
sesar adalah golongan opioid seperti fentanil dan morfin serta golongan
19
Anestesi spinal dengan penambahan adjuvan intratekal dapat mencegah
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: 2016.
(50 μg) dan Fentanyl (25 μg) Sebagai Adjuvan Bupivacain Hiperbarik
21
9. Okatria, Ahmado., dkk. Perbandingan Kombinasi Bupivakain 0,5%
Sesarea dengan Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif. 2016. Vol. 4(2)
10. Santoso, S., Hadi RD. Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas
11. Irawan, Hery., dkk. Perbandingan Kadar Kortisol dan Efek Analgesia
12. Rindarto, Widya Istanto. Pengaruh Penambahan Morfin dan Klonidin pada
Bupivakain Dosis Rendah pada Anestesi Spinal untuk Bedah Sesar Ditinjau
22