Anda di halaman 1dari 9

A.

KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMl) dan Ideal Body
Weight (IBW).

1 Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
beral badan (over weigt) dan obesitas

Rumus BMI diperhitungkan :

2. Ideal Body Weight (lBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah Jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu
B. ELEMEN NUTRIEN/ ZAT GIZI TERDIRI ATAS:

1. Karbohidrat

2. Protein

3. Lemak

4. Vitamin

5. Mineral

6. Air

Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrien karena merupakan sumber energi dari
makanan sedangkan vitamin. mineral dan air merupakan substansi penting untuk membangun,
mempertahankan dan mengatur metabolisme jaringan tubuh.

1. Karbohidrat

a. Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam
bentuk amilum
b. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptialin yang ada dalam air
ludah
c. Penyerapan karbohidrat yang dimakan/dikonsumsi berupa polisakarida, disakarida dan
monosakarida
d. Kebutuhan karbohidrat 60-75% dan kebutuhan energi total

2. Lemak

a. Pencernaan lemak dimulai dalam lambung


b. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengupah sebagian kecil lemak menjadi
asam lemak dan gliserin
c. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total

3. Protein
a. Enzim protease (pepsin) yang erdap dalam lambung mengubah protein menjadi
albuminosa dan pepton
b. Protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-sama dengan darah di bawa ke
hati kemudian dibersihkan dari toksin.
c. Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total

4. Mineral

a. Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral diserap dengan mudah melalui


dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif
b. Jenis mineral: kalsium, fosfor, yodium, besi, magnesium zinc. Kira-kira 6% tubuh
manusia dewasa terbuat dari mineral

5. Vitamin

a. Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, penting untuk
melakukan fungsi metabolik
b. Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, BI, B2,
B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K)
c. Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya

6. Air (Cairan)

a. Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
b. Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air
c. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan
sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan

2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi gizi seseorang

3. Kebiasaan

adanya kebiasaan yang merugikan atau pandangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan


kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit

D. EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955
merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992.
Pedoman tersebut menggantikan slogan "4 Sehat 5 Sempurna" yang telah diperkenalkan sejak
tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan
mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat
teratasi.
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian
upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memonitor berat badan secara teratur

4 Pilar tersebut adalah :

1. Mengonsumsi makanan beragam

Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya,
kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan

Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang Penyakit infeksi
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara
langsung, terutama anak-anak.

Contoh: selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan,
sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah
buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan
dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri, menutup makanan
yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya
serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit, selalu menutup mulut dan hidung
bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit, dan selalu menggunakan alas kaki
agar terhindar dari penyakit kecacingan
3. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga
merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan
pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh Aktivitas fisik memerlukan
energi

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal,
yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya

E. GIZI SEIMBANG UNTUK BERBAGAI KELOMPOK

1. Gizi Seimbang untuk ibu Hamil dan ibu Menyusui

Gizi Seimbang untuk ibu Hamil dan ibu Menyusui mengindikasikan bahwa konsumsi
makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan
ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan
tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap beraneka ragam dan
seimbang dalam jumlah dan proporsinya

2. Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan

Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan
yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan
bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah
dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti
sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja
3. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan

Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin meningkat
dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada
periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan
secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi
seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASl atau MP-ASI,
sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi
mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan
lembek dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun

4. Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun

Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa
pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai
pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu
jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau
pengasuh anak, terutama dalam memenangkan" pilihan anak agar memilih makanan
yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga
mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu
dibiasakan untuk mencegahnya

5. Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun

Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah dan
banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan jajanan, aktivitas
yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki masa pertumbuhan cepat pra-
pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh
karenanya, pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia
ini harus memperhitungkan kondisi-kondisi tersebut diatas

6. Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)

Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda
sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi
kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan,
menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik "Body image" pada remaja puteri.
Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus
memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri, perhatian harus
lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah.

7. Gizi Seimbang untuk Dewasa

Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan
kelompok usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja
diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-tahuan
tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung
pasif atau "sedentary life", waktu di rumah yang pendek terutama untuk ibu, dan
konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu, perhatian
terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi seimbang, termasuk kegiatan fisik yang
memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup
sehat, aktif dan produktif

8. Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut

Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai perubahan
dalam tubuh yaitu mulai menurunnya fungsi berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh
karenanya berbagai permasalahan gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada
kelompok usia ini. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ pengindra termasuk
fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan nafsu makan, melemahnya sistem organ
pencernaan sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan
tertentu dan mengalami sembelit, gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi
mengunyah, melemahnya kerja otot jantung, pada wanita memasuki masa menopause
dengan berbagai akibatnya dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan kelompok usia
lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu gemuk, terlalu kurus,
penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, osteoporosis, osteoartritis, dll.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://gizi.depkes.go.id/download
/pedoman%2520gizi/pgs%2520ok.pdf&ved=2ahUKEwiv7dCox8fgAhWOXn0KHZS-
CDsQFjASegQICBAB&usg=AOvVaw0ewTqyt-PbCcPAFHNGi75B
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan. Edisi 3. Salemba
Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai