BAB 3
PERKEMBANGAN SELAMA MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
A. PERKEMBNGAN ANAK PADA MASA PRASEKOLAH
Anak-anak memasuki usia prasekolah ketika berumur anatara 3 – 5 tahun. Ini adalah
masa perubahan pesat dalamsemua bidang perkembangan. Anak-anak menguasai kebanyakan
kemampuan motorik pada akhir periode ini dan dapat menggunakan kemampuan fisiknya untuk
mencapai berbagai jenis tujuan. Secara kognisi mereka mulai mengembangkan emahaman
tentang kelompok dan hubungan serta menyerap banyak informasi tentang dunia sosial fdan fisik
mereka. Pada usia 6 tahun anak, anak-anak mulai menggunkan pembicaraanyang hampir
seluruhnya matang bukan hanya untuk mengugjapka keinginan dan ebutuhannya,tetapi juga
berbagai gagasan dan pengalamannya. Secara sosial,anak-anak mempelajari perilaku dan aturan
yang tepat dan makin terampil berinteraksi dengan anak lan.
Dalam praktek kehidupan sehari-hari,tentu semua aspek perkembangan baik itu
perkembangan fisik, kognisi, dan sosial, tentu saling terjalin keterkaitan dan sangat di pengaruhi
oleh lingkungan yang menjadi tempat anak-anak tumbuh dan berkembang. Dibawah ini kita akan
membahas satu er satu mengenai aspek-aspek perkembangan yang terjadi pada anak-anak usia
prasekolah.
A. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik ini menjelaskan tentang perubahan fisik anak-anak dan juga
kemampuan motoriknya. Selama masa prasekolah, urutan yang di alami anak ketika
mengembangkan kemampuan motorik pada umumnya sama, walaupun beberapa anak menguasai
kemampuan lebih cepat dibandingkan anak yang lain.
Otak merupakan salah satu perkembangan fisik terpenting di masa kanak-kanak awal
dan juga perkembangan otak dan berbagai bagian lain dari sistem saraf secara terus
menerus(Nelson,2011). Meskipun perkembngan otak yang berlangsung pada tahap prasekolah
tidak cepat seperti yang berlangsung di masa bayi, perubahan ini menghasilkan bperkembangan
anatomi yang berarti ketika anak-anak berusia 3 tahun, ukuran otak tiga per empat ukuran otak
dewasa. Ketika berumur 6 tahun, otak telah mencapai sekitar 95 persen ukuran otak
dewasa(Lenroot dan Giedd), 2006).
Pencapaian fisik utama bagi anak-anak prasekolah adalah peningkatan pengendalian
terhadap otot-otot besar dan kecil(perkembangan motorik). Sebagaian anak-anak prasekolah
akan mengalami keaktifan yang sama sepanjang masa hidup mereka. Perkembangan otot kecil
atau kegiatan motorik halus, terkait dengan gerakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan,
seperti mengancing baju kemeja atau menutup resleting jaket. Perkembangan otot besar, atau
kegiatan motorik kasar, melibatkan gerakan seperti berjalan dan berlari.
Berikut tabel yang memperlihatkan perkembangan motorik anak-anak prasekolah
Usia Kemampuan
2 tahun Berjalan dengan kaki merangkang dan tubuh berayun. Dapat
memanjat, mendorong, menarik, berlari, bergantung dengan kedua
tangan, mempunyai sedikit daya tahan, dan meraih benda dengan dua
tangan.
3 tahun Lebih merapatkan kedua kaki ketika berjalan dan berlari, dapat berlari
dan bergerak lebih mulus. Meraih benda dengan satu tangan, melmuri
dan mengoleskan cat, serta menyusun balok.
4 tahun Dapat mengubah irama berlari, melompat dengan janggal, meloncat,
mempunyai kekuatan dan daya tahan, dan koordinasi yang lebih besar,
menggambar bangun dalam bentuk sederhana, membuat lukisan, dan
membuat balok bangunan.
5 tahun Dapat erjalan di balok keseimbangan, melompat dengan mulus, berdiri
pada stu kaki, dapat mengurus kancing dan resleting, dapat engikat
tali sepatu, menggunakan alat dan perkakas dengan benar.
Pada akhir periode sekolah,kebnykan anak dapat dengan mudah melakukan tugas untuk
diri sendiri, seperti memasang ikat pinggangm mengancing pakaian, dan menutup resleting.
Mereka dapat nak dan turun tangga dengan kaki yag saling bergantian. Selan itu mereka juga
dapat melakukan kegiatan motorik halus seperti memotong dengan gunting. Setelah berumur 6 –
7 tahun, anak-anak hanya menguasai sedikit kemampuan dasar yang baru, namun kualitas dan
tingkat kerumitan gerkan mereka sangat meningkat(Berk,2011).
B. Perkembangan Kognisi
C. Perkembangan Sosioemosi
Teori Erick Erickson tentang perkembangan pribadi dan sosial mengatakan bahwa selama
masa prasekolah, anak-anak harus menuntaskan risis kepribadian anatara inisiatif dan rasa
bersalah. Pendidik masa usia dini dapat mendorong penuntasan ini dengan memberikan
kesempatan keapada anak-anak untuk mengambil inisiatif, ditantang, dan berhasil. Hubungan
yang pertama perkembangan sosioemosi pada tahap prasekolah adalah hubungan anatara teman
sebaya.
Teman sebaya adalah anak-anak yang lain yang mempunyai usia yang hampir ataupun
sama dengan seorang anak. Teman sebaya mulai memainkan peran yang penting dalam
perkembangan dan kognisi anak-anak. Hubungan anak-anak dengan teman sebaya mereka
berbeda-beda dalam berberapa hal dari interaksi mereka dengan orang dewasa. Permainan
dengan teman sebaya memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan orang-orang lain yang
tingkat perkembangannya mirip dengan tingkat perkembangan mereka sendiri. Ketika teman
sebaya bertengkar di antara mereka sendiri,mereka harus memberikan pengakuan dan harus
bekerja sama menyelesaikannya. Konflik dengan tema sebaya juga memungkinkan anak-anak
melihat bahwa orang lain mempunyai pemikiran,perasaan,dan sudut pandang yang berbeda dari
mereka sendiri. Konflik juga mempertinggi kepekaan anak-anak mengenai akibat perilaku
terhadap orang-orang lain. Dengan cara ini mengatasi egosentrisme yang di jelaskan piaget
sebagai karakteristik pemikiran praoperasi,dan membantu mereka melihat bahwa orang lain
mempunyai sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang
mereka sendiri.
Perilaku prososial adalah tindakan sukarela terhadap orang lain seperti kepedulian, saling
berbagi, penghiburan, dan kerja sama. Riset tentang perilaku prososial telah memberi andil bagi
pengetauan kita tentang perkembangan moral dan sosial anak.
Kebanayakan interaksi anak-anak prasekolah dengan teman sebaya terjadi selama
permainan)Huges,1995). Dalam studi klasik tentang anak-anak prasekolah, Mildred Parten
mengidentifikasika empat kategori permanan yang mencerminkan peningkatan kadar dan
kecanggihan interaksi sosial. Diantaranya adalah permainan soliter yaitu permainan yang terjadi
secara sendirian, misalnya bermain dengan mainan mobil-mobilan tanpa bergantng pada apa
yang di lakukan anak lain. Permainan paralel melibatkan anak-anak bersangkutan turut serta
kedalam pengaruh satu sama lain tetapi lebih sedikit. Permainan kooperatif terjadi ketika anak-
anak bergabung untuk mencapai tujuan bersama. Permainan berperan penting bagi anak-anak
karena hal itu melaatih kemampuan bahasa, kognisi, dan sosial mereka dan memberikan andil
pikiran mereka ketika bermain. Permainan juga di kaitkan dengan kreatifitas, khusunya
kemampuan anak untuk berpikir yang tidak begitu kaku dan lebih fleksible.
B. JENIS PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Hampir pada semua Negara di dunia, anak-anak mengawali sekolah formal pada umur 6
tahun. Lalu, jika memang ada, sekolah manakah yang dibutuhkan untuk anak-anak dibawah usia
5 tahun. Muncul program penitipan anak berkelompok dan program prasekolah. Sehingga
kualitas sejumlah pengalaman anak telah makin tinggi.
1) Program Penitipan Anak
Program ini menyediakan layanan pengasuhan anak bagi orang tua yang bekerja. Mulai
dari jasa pengasuhan bayi hingga program prasekolah yang terorganisir. Riset memperlihatkan
bahwa kualitas perawatan anak usia dini dapat mempunyai dampak yang berlangsung lama.
2) Prasekolah
Prasekolah lebih mungkin menyediakan program terencana yang dirancang untuk
menumbuhkan perkembangan social dan kognisi anak-anak kecil. Focus utama pendidikan nya
adalah pelatihan kesiapan: Siswa mempelajari kemampuan yang diharapkan untuk menyiapkan
mereka bagi pengajaran formal. Anak juga didorong agar tumbuh secara emosi dan berkembang
konsep dirinya positif serta meningkatkan kemampuan otot besar dan otot kecil. Terdiri dari
kegiatan terstruktur, mulai dari proyek seni, diskusi kelompok, hingga permainan yang tidak
terstruktur.
3) Program Prasekolah Kompensansi
Program pendidikan masa anak-anak awal dirancang untuk meningkatkan kesiapan
sekolah. Pada umumnya menemukan dampak positif pada kemampuan kesiapan anak-anak dan
pada banyak hasil lain. Dampak partisipasi masa anak-anak awal masih dapat dideteksi pada usia
27 dan 40 tahun. Riset tenatang pendidikan masa anak-anak awal kompensasi mungkin tampak
menunjukkan bahwa program prasekolah sangat berperan bagi semua siswa. Namun, banyak
peneliti mengajukan hipotesis bahwaprogram prasekolah lebih berperan penting bagi anak-anak
kelas social rendah, karena banyak diantara pengalaman yang disediakan prasekolah biasanya
sitemukan dalam keluarga kelas menengah tapi mungkin tidak ada dalam keluarga yang berstatus
sosioekonomi kelas rendah.
4) Intervensi Dini
Banyak peneliti percaya bahwa intervensi lebih dini perlu bagi anak-anakyang berisiko
terbesar gagal sekolah. Program telah dikembangkan untuk dimulai oleh anak-anak sejak usia 6
bulan.program intensif stimulasi bayi, prasekolah bermutu tinggi, dan pelayanan keluarga
memungkinkan anak-anak berkinerja memadai selama sekolah dasar; hampir semua anak dalam
kelompok pembanding ditempatkan ke dalam program pendidikan khusus.
5) Program Taman Kanak-Kanak
Tujuan semula taman kanak-kanak ialah menyiapkan siswa mengikuti pengajaran formal
dengan mendorong perkembangan keammpuan social, tetapi belakangan ini fungsi tersebut
diambil oleh program prasekolah. Taman kanak-kanak telah banyak terfokus pada masalah
akademis dengan menekankan kemampuan membaca dan matematika serta perilaku yang pantas
di sekolah. Riset menunjukkan bahwa siswa dengan status sosioekonomi lebih rendah
memperoleh lebih banyak manfaat dari program taman kanak-kanak sehari penuh. Intervensi
membaca di taman kanak-kanak dirancang untuk membantu anak-anak mempelajari cara
penggabungan bunyi ke dalam kata-kata terbukti mempunyai dampak jangka panjang.
6) Praktik yang Sesuai dengan Perkembangan
Ini adalah pengajaran yang didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan masing-masing
siswa, bukan usia mereka. National Association for the Education of Young Children (NAEYC)
telah menjelaskan praktik yang sesuai dengan perkembangan bagi siswa yang berusia 5 sampai 8
tahun sebagai berikut.
Tiap-tiap anak dipandang sebagai orang yang unik dengan pola dan waktu pertumbuhan
masing-masing. Tingkat kemampuan, perkembangan, dan gaya belajar berbeda harus diterima.
Hal-hal tersebut digunakan untuk merancang kurikulum. Anak-anak dimungkinkan maju dengan
kecepatan mereka sendiri dalam mempelajari kemampuan penting.
Dianjurkan banyaknya penggunaan proyek, permainan, penjajakan, kerja kelompok,
pusat belajar dan lainnya. Namun studi yang berlangsung lama terhadap anak-anak yang
mengikuti program lain yasng sesuai dengan perkembangan atau prasekolah menemukan sedikit
perbedaan yang bertahan hingga kelas-kelas awal sekolah dasar.
Pada usia ini terjadi perubahan dan pemikiran operasi konkret ke operasi formal
Penalaran hipotesis-deduktif penalaran ini terjadi pada tahap pemikiran operasi formal
Piaget menemukan bahwa penggunaaan operasi formal tergantung pada ketidakasingan pelajar
pada mata pelajaran tertentu
Penggunaan pemikiran perasi formal berbeda-beda menurut tugas pengetahuan, latar belakang
dan perbedaan individu
3. Perkembangan sosioemosi
Pada masa remaja, anak-anak juga mengalami perubahan penting dalam kehidupan sosial
dan emosi mereka. Sebagian besar akibat dari struktur fisik dan kongnisi mereka sedang
berubah, anak-anak pada kelas akhir sekola dasar berupaya tampil lebih dewasa. Mereka
menginginkan orang tua mereka memperlakukan mereka dengan berbeda, walaupun banyak
orang tua mereka tidadak bersedia memperlakukan dengan berbeda. Walaupun mereka percaya
orang tua mereka memahami mereka, mereka tidak berpendapat orang tua mereka memahami
mereka. Penolakan dapat menimbulkan persoalan emosi yang serius. Disinilah terletak penyebab
utama perubahan hubungan praremaja dengan orang tua.
a) Perkembangan identitas
Salah satu tanda pertama masa remaja awal ialah kehadiran daya refleksi, yaitu
kecenderungan memikirkan apa yang terjadi ke dalam benak sendiri dan mempelajari diri
sendiri. Mereka mulai menyadari bahwa terdapat perbedaan dari apa yang mereka pikirkan
danrasakan serta bagaimana mereka berprilaku. Disinilah remaja cenderung merasakan ketidak
puasan terhadap dirinya.
b) Empat status identitas james Marcia
Berdasarkan karya erikson, james Marcia (1991) megidenfikasi empat status identitas
melalui wawancara yang mendalam dengan remaja
1. Penutup diri : pembentukan identitas prematur remaja yang berdasar pada pilihan orang tua,
buakn pilihannya sendiri.
2. Difusi identitas : ketidakmampuan mengembangkan arah yang jelas atau pemahaman akan diri.
3. Moratprium : eksperimen dengan pilihan pekerjaan dan ideology tanpa komitmen yang pasti
4. Pencapaian identitas : keadaan konsolidasi yang mencerminkan keputusan yang sadar dan jelas
mengenai pekerjaan dan ideologi