Lapsus SOPT
Lapsus SOPT
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak
bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil kuman TB tersebut dapat
dunia. Hal tersebut menyebabkan gangguan kesehatan jutaan orang pertahun dan
menular di dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, diperkirakan 9,6 juta kasus TB
baru yaitu 5,4 juta adalah laki-laki, 3,2 juta di kalangan perempuan dan 1,0 juta
anak-anak. Penyebab kematian akibat TB Paru pada tahun 2014 sangat tinggi
yaitu 1,5 juta kematian (1,1 juta di antara orang HIV- negatif dan 0,4 juta di
antara HIV- positif ), dimana sekitar 890.000 adalah laki-laki, 480.000 adalah
TB dalam praktik klinik. Gejala sisa yang paling sering ditemukan yaitu
klinis mirip Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Inilah yang dikenal
untuk jangka lama sehingga destruksi matriks alveoli terjadi cukup luas
bulan terakhir yaitu pada bulan Januari hingga awal bulan Desember
BBKPM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Fisiologi
Sistem pernapasan termasuk hidung, rongga hidung dan sinus, faring, laring
(kotak suara), trakea (tenggorokan) , dan saluran-saluran yang lebih kecil yang
dari saluran udara yang membawa udara dari dan ke permukaan tersebut. Saluran
pernapasan dapat dibagi menjadi bagian konduksi dan bagian pernapasan. Bagian
konduksi terdapat dari jalan masuk udara dihidung ke rongga hidung ke bronkiolus
Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut, rongga
akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan selaput lender.
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
Laring, laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan
nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Trakea, merupakan lanjutan dari
laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari
9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter
terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, nose, nasal cavity, oral cavity,
larynx, trachea, pharynx, right primary bronchus, lungs dan alveoli. Dibagian
thorax, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri
dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang tulang
dada. Paru-paru berbentuk seperti spins dan berisi udara dengan pembagian udara
antara Paru kanan, yang memiliki tiga lobus dan paru kiri dua lobus.
pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri atas 12 pasang tulang
seperti kubah pada keadaan relaksasi. Pleura merupakan membran serosa yang
menyelimuti paru-paru. Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang
bersinggungan dengan rongga dada (lapisan luar paru-paru) dan pleura visceral
adalah corpus dan merupakan bagian yang terbesar dari sternnum, dan bagian
sternum.
usaha inspirasi.
gerak saat mendorong, mengangkat. Kavum thorax atau rongga thorak dibatasi
oleh dinding thorak yang tersusun oleh os sternum pada bagian anterior,
vertebra thorakal pada bagian posterior,costae pada bagian lateral, dan
diafragma yang membatasi pada bagian inferior. Rongga thorak barisi paru-
Sebelah kanan dan kiri dari rongga thorak terisi penuh oleh paru-paru
1) Hidung
hidung (tip), ala nasi, kolumela, dan lubang hidung (nares anterior).
(nasal turbinates) yang luas. Permukaan yang luas dan bergelombang ini
masuk.
Bagian dari rongga hdung atau kavum nasi yang letaknya sesuai
Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea
eksternal merupakan bagian dari hidung yang terlihat pada wajah dan
terdiri dari kerangka penunjang tulang dan kartilago hialin yang dilingkupi
dengan otot dan kulit, dan dibatasi oleh membrane mukosa. Rangka tulang
hidung eksternal dibentuk dari tulang frontalis, tulang nasale, dan maksilae.
beresonasi.
Hidung internal merupakan suatu rongga besar di anterior tulang
berhubungan dengan faring melalui dua pintu bernama nares internal atau
palatum durum (hard palate). Di posterior yang tidak disoking adalah otot
(b) Penghindu : di sebelah cranial; dimulai dari atap rongga hidung meluas
corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta terletak
pada bagian anterior kolum vertebra. Kantong ini mulai dari dasar
pada orang dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian
dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam
(a) Nasofaring
(b) Orofaring
palatum mole, batas bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah
epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta
juga “kantong pil” (pill pockets) sebab pada beberapa orang, kadang –
terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan pada
lebih besar daripada bagian bawah. Bangunan kerangka laring tersusun dari
satu tulang, yaitu tulang hyoid, dan beberapa buah tulang rawan. Tulang
sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membuka
ligamentum tiroepiglotika.
pada anak dibandingkan orang dewasa. Ruang subglotis menyempit kea rah
krikoid yang meruupakan bagian dari trakea. Pada anak usia kurang dari 3
tahun, cincin krikoid (cincin trakea pertama yang berbentuk lingkaran utuh)
merupakan bagian tersempit jalan napas, sementara pada anak besar atau
4) Trakhea
1) Bronkus
Gambar 2.9 Bronkus
(a) Bronkus Primer (Utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal,
dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta
(b) Setiap bronkus primer bercabang sembilan sampai dua belas kali untuk
otot polos & dipersarafi oleh sistem saraf otonom, peka terhadap
dan silia).
gas.
menjadi alveoli.
2) Alveoli
yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Alveoli dan
3) Paru-paru
Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan
inferior. Paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap
permukaan/pertukaran gas.
Gambar 2.11
Paru-paru
(a) Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu:
(2) Lobus medius terdiri dari 2 segment yaitu segmen lateral dan
medial.
basal.
anterior.
pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
(1) Volume dan Kapasitas Paru. Volume udara dalam paru-paru dan
melalui spirometer.
(2) Volume Tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar
pada perempuan.
perempuan.
(5) Volume Residual (VR), yaitu volume sisa dalam paru-paru setelah
(KRF=VR+VCE).
(4) Kapasitas Total Paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat
1) Inspirasi
a) Diaphragma
Otot ini letaknya diantara rongga perut dan rongga dada dan di
bagian tengahnya berbentuk kubah. Otot ini adalah otot utama yang
besar dari inspirasi yang akan bekerja selama inspirasi rileks. Otot ini
Otot ini akan berperan aktif saat inspirasi secara rileks sebagai otot
langsung saat terjadi inspirasi. Otot ini dipersarafi oleh akar saraf
T1-T12.
akan tetapi akan berperan aktif bahkan kadang menjadi otot utama
a. Sternocleidomastoideus (SCM)
mengalami kelemahan otot diaphragm maka otot SCM ini akan berperan
aktif sebagai otot utama inspirasi. Otot ini dipersarafi oleh nervus XI dan
C1-C3.
b. Upper Trapezius
Fungsi utama dari otot ini adalah bersama dengan scaleni sebagai
stabilisasi leher dan berperan aktif untuk mengangkat shoulder dan costa
c. Scaleni
fiksasi.
d. Otot-otot lain seperti serratus anterior, pectoralis mayor dan minor juga
akan berperan aktif selama Deep Inspirasi untuk mengangkat dan menarik
2) Ekspirasi
a) Ekspirasi Rileks
Yang dimaksud dengan ekspirasi rileks adalah suatu proses pasif saat
b) Aktif Ekspirasi
dilakukan secara sadar dengan terkontrol, kuat dan panjang sehingga secara
intercostalis internal.
1. Otot Abdominalis
tekanan intrathoracal meningkat dan udara menjadi kuat keluar dari paru-
Otot ini akan berperan sebagai otot utama untuk menekan kuat
e. Mekanisme Pernapasan
Respirasi adalah suatu peristiwa ketika tubuh kekurangan oksigen ()2) dan
O2 yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ pernapasan. Pada
keadaan tertentu tubuh kelebihan karbon diksida (CO2), maka tubuh berusaha
sehingga terjadi suatu keseimbangan antara O2 dan CO2 di dalam tubuh. Sistem
Udara masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam pernapasan
udara yang masuk, melindungi permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan
menghasilkan udara ke paru melalui saluran pernapasan atas. Tekanan ini berguna
a. Ventilasi paru, yang berarti pertukaran udara antara atmosfer dan alveolus
paru.
Udara bergerak masuk dan keluar paru karena adanya selisih tekanan yang
terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Diantaranya
a. Definisi
dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.
cukup tinggi.
selama proses TB. Pada sebagian penderita TB, secara klinik timbul gejala
bekas TB (fibrotik, kalsifikasi) yang minimal, dan uji faal paru menunjukkan
Tuberkulosis (SOPT)
b. Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan
atau bengkok, dengan panjang 1-4 mikron dengan lebar 0,2-0,8 mikron.
dengan baik dalam jaringan yang memiliki kadar oksigen yang tinggi seperti
dalam praktik klinik. Gejala sisa yang paling sering ditemukan yaitu
gangguan faal paru dengan kelainan obstruktif yang memiliki gambaran klinis
mirip Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Inilah yang dikenal sebagai
1) Demam,
3) Sesak nafas,
4) Nyeri dada,
5) Malas
d. Patologi
tumbuh di dalam paru, terlebih di daerah apeks karena pO2 alveolus paling
saluran napas bawah, maka pejamu akan melakukan respon imun dan
peradangan yang kuat di alveoli (parenkim) paru dan bronkus. Proses radang
dan reaksi sel menghasilkan nodul pucat kecil yang disebut tuberkel primer.
menyebabkan erosi dinding bronkus. Materi cair ini dapat dibatukkan keluar,
yang tampak pada foto toraks (Tambayong, 2001). Perlukaan atau jaringan
1. Algoritma Assesment
laki
Kondisi/Penyakit :
History Taking :
Pada tanggal 20-12-2018 pasien datang berobat di BBKPM
Makassar dengan keluhan nyeri dada, sesak nafas, dan batuk
berdahak.
Inspeksi :
1. Statis :
a. Bentuk dada pasien normal
b. Pola nafas lambat dan sulit.
2. Dinamis : Saat berjalan masuk ke poli fisioterapi pasien merasa sesak.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang :
1. Xpert MTB-RIF
Hasil : MTB NOT DETECED.
2. Tes VCT Antibody (31 Januari 2017)
Hasil : Non Reaktif tidak termasuk pemaparan terhadap HIV yang terjadi baru-
baru ini.
3. Pem. Laboratorium
Pem. Dahak (23 November 2017)
Hasil : Dahak Pagi dan Sewaktu : Negatif
2. Pengukuran Fisioterapi
a. Auskultasi
dan abnormal terjadi akibat gerakan udara di airway selama inspirasi dan
expirasi.
2) Teknik pelaksanaan :
a) Tempatkan stetoskop pada dada pasien.
dinding dada lalu posisi lateral dinding dada setinggi T2, T6, T10.
Kanan Kiri
Regio
Ves Ronchi Whes Ves Ronchi Whes
Apical
Middle
Lower
Posterior
1) M. Pectoralis Mayor
bed.
2) M. Pectoralis Minor
apabila salah satu atau kedua bahu tidak dapat menyentuh bed.
3) M. Upper Trapezius
a) Posisi pasien : Supine lying, dengan kepala pasien berada diluar bed
nyeri.
4) M. Sternocleidomastoideus
a) Posisi pasien : Supine lying, dengan kepala pasien berada diluar bed
paru. Hal yang dapat mempengaruhi volume paru dan kecepatan aliran
adalah usia, jenis kelamis, ras serta Tinggi badan. Berat Badan tidak
Prosedurnya :
1) Tahap persiapan :
c) Masukkan data pasien : ID, umur, tinggi badan, berat badan, jenis
mouthpiece.
(e) Pasien bernapas biasa, setelah 3-4 dtk akan terdengar bunyi TIT,
biasa kembali.
mouthpiece.
e) Pasien bernapas biasa, setelah 3-4 dtk akan terdengar bunyi TIT,
FEV1.
d. Pengukuran Nyeri Dada menggunakan VAS
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
3 Sedang
5 Sesak berat
6 Sesak berat
10 Maksimal
1) Axilla
b) Teknik pelaksanaan :
awal.
2) Kemudian instruksikan pasien untuk deep inspirasi dan
ekspirasi.
3) Lihat dan catat angka pada meteran pada saat pasien inspirasi
dan ekspirasi.
2) Papilla Mammae
b) Teknik pelaksanaan :
ekspirasi.
3) Lihat dan catat angka pada meteran pada saat pasien inspirasi
dan ekspirasi.
3) Processus Xhypoideus
b) Teknik pelaksanaan :
ekspirasi.
3) Lihat dan catat angka pada meteran pada saat pasien inspirasi
dan ekspirasi.
C. Tinjauan intervensi
1. MWD
dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang
gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3
a. Indikasi
6) Lesi kapsul
b. Kontraindikasi
5) Malignancy
intrauterine
2. TENS
a. Definisi
campuran.
b. Kontra Indikasi
3. Postural Drainage
pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada
berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan
jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari.
yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.
4. Breathing Exercise
dan Oxygenation, Aktif ROM pada shoulder dan Trunk juga membantu
Batuk .
Indikasi BE yaitu:
2) Pneumonia
3) Atelectasis
4) Pulmonary Embolism
cord injury dan akut , kronik , atau progressive myopathic atau neurophatic
fungsi respirasi
Latihan ini selain untuk mengatur pernapasan jika terasa akan datang
penurunan volume paru pada arus puncak ekspirasi (APE) (Jones, et al.,
2003).
5. Tapotement
dengan kepalan tangan, jari lurus, setengah lurus atau dengan telapak tangan
yang mencekung, dengan dipukulkan ke bagian otot-otot besar seperti otot
dengan tangan yang melibatkan pergelangan dan jari-jari yang rileks dan
tapotemen atau tepukan dengan tujuan untuk melepaskan mukus dari dinding
saluran nafas dan untuk merangsang timbulnya reflek batuk, sehingga dengan
reflek batuk mukus akan lebih mudah dikeluarkan. Jika saluran nafas bersih
maka pernafasan akan menjadi normal dan ventilasi menjadi lebih baik (Putri
a. Hacking ( Mencincang)
f. Spatting ( cipratan)
6. Infra Red
Menurut penelitian Anita Puji Lestari di RS Paru Dr. Ario Wirawan
Salatiga pada tahun 2015, modalitas yang sesuai untuk mengurangi derajat
sesak napas dan nyeri dada pada pasien yaitu pemberian modalitas berupa
infra red dan pruse lip breathing. Dimana IR menghasilkan efek termal pada
mengakibatkan jaringan terpenuhi oleh nutrisi dan oksigen. Hal tersebut akan
a. Efek Fisiologis
Jika sinar IR di asorbsikan oleh kulit, maka panas akan timbul pada
tempat dimana sinar tadi di asorbsikan. Dengan adanya panas ini maka
5) Efek Terapeutik
Dengan adanya IR yang memperlancar sirkulasi darah maka zat “P” aka
7) Relaksasi otot.
8) Meningkatakan suplai darah.
4) Post Fraktur.
Kontra :
c. Bahaya-Bahaya:
1) Luka Bakar.
3) Pusing.
5) Menggigil.
6) Pingsan tiba-tiba.
Salatiga pada tahun 2015, modalitas yang sesuai untuk mengurangi derajat
sesak napas dan nyeri dada pada pasien yaitu pemberian modalitas berupa
infra red dan pruse lip breathing.Disaat otot dalam keadaan rileks, pemberian
Pursed Lip Breathing jauh lebih mudah. Selama Pursed Lip Breathing tidak
ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung. Dengan Pursed Lip
mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspirasi
(Harisma, 2012).
dilakukan secara tenang dan rileks dengan tujuan untuk mempermudah proses
pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran napas (Nerini, dkk. 2011).
Melalui teknik ini, maka udara yang ke luar akan dihambat oleh kedua bibir,
posistif ini akan menjalar ke dalam saluran napas yang menyempit dan
terbukanya saluran napas, maka udara dapat ke luar dengan mudah melalui
saluran napas yang menyempit serta dengan mudah erpengaruh pada kekuatan
saluran udara kecil di bagian bawah paru paru menuju ke saluran udara yang
lebih besar di bagian atas, sehingga mudah untuk dikeluarkan dengan cara
dibatukkan (Pryor, 2008). ACBT terdiri dari tiga tahapan yaitu Breathing
a. Breathing Control
meringankan sesak napas yang dirasakan oleh pasien . Hal ini dapat
a) Letakkan satu tangan diatas perut dan biarkan bahu dalam posisi rileks
Tiga atau 4 kali bernapas dirasa cukup pada keadaan sesak napas yang
b. Deep Breathing
yang terjebak di saluran napas kecil. Langkah yang harus dilakukan yaitu:
d) Ulangi 3 hingga 4 kali. Jika merasa ringan, ulangi kembali dari kontrol
pernapasan awal.
pasien sedang dalam kondisi yang kurang sehat, atau dahaknya sulit untuk
c. Huffing
kecil ke saluran napas yang lebih besar, yang nantinya akan dikeluarkan
melalui batuk. Batuk saja tidak dapat menghilangkan sputum dari saluran
napas kecil.
Wirawan Salatiga pada tahun 2015, dimana ACBT dapat mengurangi sesak
volume dan membuka sistem colateral saluran napas sehingga sputum mudah
PROSES FISIOTERAPI
1. Nama : TN. S
2. Umur : 40 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Karyawan
B. Anamnesis Khusus
20 Desember 2018 dengan keluhan sesak, nyeri dada dan batuk berdahak. Nyeri
dirasakan pasien walau tidak sedang sesak. Keluhan dirasakan sejak tahun 2005
memiliki riwayat pengobatan 6 bulan yang dilakukan pada tahun 2005 dan
tuntas di tahun 2006. Pasien mulai berobat di BBKPM Makassar pada tahun
2006 dan diopname selama 2 Minggu. Sampai sekarang pasien masih berobat
operasi paru.
yang sama
b. Status social
lingkungan yang bebas polusi dan asap serta tidak memiliki hewan
peliharaan.
7. Riwayat penyakit terdahulu dan penyerta : Pasien tidak memiliki riwayat asma
C. Vital Sign
3. Suhu : 360
5. SaO2 : 98 %
D. Inspeksi/Observasi
1. Statis
3. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada M. Pectoralis Major dan Minor, M.
Selisih
Titik Ukur Inspirasi Awal Ekspirasi
Inspirasi Ekspirasi
Axilla 95 cm 94 cm 94 cm 1 cm -
3 Auskultasi
Kanan Kiri
Regio
Ves Ronchi Whes Ves Ronchi Whes
√ √
Apical
√ √
Middle
Lower
Posterior
Interpretasi : Terdapat bunyi bunyi whezzing pada regio anterior apical
kanan dan kiri serta pada segmen middle kanan dan kiri.
4 Pemeriksaan Spirometri
dengan bed atau pasien tidak mempu melakukannya dan timbu nyeri
regang
dengan bed atau pasien tidak mempu melakukannya dan timbu nyeri
regang
pengganti “soft”, timbul nyeri regang atau bahu ipsi terjadi elevasi.
d. Musculus Sternocledomastoideus
c Syarat : hasil SaO2 tidak kurang dari 95%, hasil dari pemeriksaan
d Hasil : Tes tidak di lakukan karena pasien sesak dan nyeri dada
F. Pemeriksaan Penunjang
Hasil : Non Reaktif tidak termasuk pemaparan terhadap HIV yang terjadi
baru-baru ini
3. Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan dahak
1. Diagnosa Fisioterapi
“Gangguan Fungsional respirasi with chest pain and retensi sputum Et
Causa SOPT”
2. Problematik Fisioterapi
H. Tujuan Fisioterapi
1. Oxigen
2. MWD
Tujuan : Untuk mengurangi nyeri ,meningkatkan rileksasi lokal di dada pasien dan
Persiapan alat :
a. Tes alat
Persiapan pasien :
b. Bebaskan daerah yang akan di berikan alat dari pakaian dan perhiasan.
Teknik pelaksanaan ;
b. Jarak 10 cm.
d. Waktu 10 menit
3. Transcutaneus eletrical muscle stimulation (TENS).
Persiapan alat:
a. Tes alat
Persiapan pasien :
b. Bebaskan daerah yang akan di berikan alat dari pakaian dan perhiasan.
d. Tes sensibilitas.
Teknik pelaksanaan ;
c. Waktu 10 menit
d. Intesitas 9.0 mA
4. Postural Drainase
Tujuan : Untuk mengalirkan mucus dari berbagai segmen paru ke saluran napas
Teknik Pelaksanaan :
a. Posisikan pasien dengan benar untuk drainage dan pastikan pasien pasien
comfortable dan rileks (pada pasien postural drainage untuk segmen apical dengan
b. Pertahankan posisi 10-20 menit jika pasien dapat mentoleransi posisi tersebut atau
d. Anjurkan pasien tarik napas dalam dan batuk 2x, jika pasien tidak mampu batuk,
5. Tapotement
sentral bronkus.
b. Persiapan pasien : Posisikan pasien dengan benar untuk drainage kemudian pasien
c. Teknik Pelaksanaan : Lakukan pekusi/ tapotemen diatas segmen yang akan diberi
postural drainage. Anjurkan pasien tarik napas dalam dan batuk 2x , jika pasien
tidak mampu batuk, lakukan vibrasi pada akhir ekspirasi untuk membantu pasien.
Jika pasien tidak batuk dan tidak produktif setelah 5-10 menit setelah diposisikan
maka lanjut ke posisi berikutnya. Biasanya sekresi akan di batukkan setelah 30
Instruksikan pasien menarik napas dengan hidung dan keluarkan dari mulut seperti
A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
SOPT (Syndrome Obstuctive Post Tuberculosis). adalah Gejala sisa
akibat TB yang sering ditemukan pada pasien pasca TB. Gejala sisa yang paling
sering ditemukan yaitu gangguan faal paru dengan kelainan obstruktif yang
memiliki gambaran klinis mirip Penyakit Paru Obruksi Kronik).
Pasien atas nama: Abd. Rahman, 62 tahun, dengan diagnosaSOPT,
dengan keluhan batuk berdahak, sesak nafas serta penuruan sangkar thoraks.
Telah diberikan terapi dengan modalitas Oksigen, MWD, TENS, BE, postural
drainage, tapotement,dan mobilisasi sangkar thoraks sebanyak 2x terapi telah
merasakan penurunan sesak napas.
B. Saran
1. Saran bagi pasien
Penulis menyarankan kepada pasien untuk menghindari dan menjauhi
hal-hal atau tindakan yang dapat memicu terjadinya penyakit tersebut.
Selain itu pada saat pasien akan tidur malam, pasien disarankan untuk
menggunakan posisioning atau posisi saat tidur yang tepat guna menjaga
bronkus atau menghindari penumpukan mukus pada saluran pernapasan,
yaitu dengan posisi kepala lebih rendah dari pada dada dan pasien
disarankan untuk banyak mengkonsumsi air putih serta menggunakan
masker saat beraktivitas.
2. Saran bagi keluarga
Penulis menyarankan kepada keluarga pasien untuk selalu menjaga
dan mengontrol keadaan pasien dengan memberikan support, dan menjaga
asupan makanan dan selalu mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan
dengan berolahraga.