PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian kasus
bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktifitas yang dilakukan seperti
berolahraga dengan gerakan-gerakan yang cukup giat/berlebihan. Karena
dianjurkan selama masa kehamilan sebaiknya mengurangi aktifitas yang
membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi
yang terlilit lehernya. Ibu hamil hendaknya berhati-hati saat beraktivitas dan
berkonsultasi dengan dokter secara teratur (Syaifudin, 2006).
Kematian janin dalam rahim adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin dalam kandungan. Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
atau Intra Uterine Fethal Death (IUFD), sering dijumpai baik pada
kehamilan dibawah dua puluh minggu maupun sesudah kehamilan dua puluh
minggu. (Rosfanty. 2009)
World Health Organitation (WHO) memperkirakan setiap tahun
terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia.Terdapat 3 penyebab utama yang
mempengaruhi angka kematian ibu (AKI), dan yang yang paling dekat
dengan kesakitan dan kematian berhubungan dengan kehamilan, persalinan
atau komplikasinya. Menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu adalah 359 kematian per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi adalah 32 per 1.000 kelahiran
hidup. (Survey SDKI Tahun 2012)
2. Tujuan Umum
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sebelum dua puluh minggu kematian janin dapat terjadi dan biasanya
berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak
dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
2. Sesudah dua puluh minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin
sejak kehamilan dua puluh minggu dan seterusnya. Apabila wanita hamil
tidak meraskan gerakan janin dapat dicurigai terjadi kematian janin dalam
rahim.
2
2. Klasifikasi Persalinan Untuk Janin Mati Dalam Rahim (Agustina, 2011)
1. Kematian janin dapat di bagi menjadi empat golongan :
a. Golongan I : kematian sebelum masa kehamilan mencapai dua puluh
minggu penuh.
b. Golongan II : kematian sesudah ibu hamil dua puluh minggu hingga
dua puluh delapan minggu.
c. Golongan III : Kematian sesudah kehamilan lebih dari dua puluh
delapan minggu (Late Fetal Death).
d. Golongan IV : Kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga
golongan diatas.
2. Jenis-jenis pertolongan perslainan untuk janin mati
a. Pertolongan persalinan dengan perforasi kronitomi
Perforasi kronitomi merupakan tindakan beruntung yang dilakukan
pada bayi yang meninggal didalam kandungan untuk memperkecil
kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin
(dengan kronitomi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh
letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala. Dengan kemajuan
pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang
lebih baik, maka tindakan proferasi dan kronitomi sudah jarang
dilakukan (Agustina, 2011).
Bahaya tindakan proferasi dan kronitomi adalah perdarahan infeksi,
trauma jalan lahir dan yang paling berat rupture uteri pecah/robeknya
jalan lahir).
b. Pertolongan persalinan dengan dekapitasi
Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk
dapat lahir normal pervaginam. Kegagalan pertolongan pada letak
lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin
tidak layak dilakukan dengan section seesarea kecuali pada keadaan
khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute.
Persalinan dilakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong
leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat dilahirkan.
3
3. Pertolongan persalinan dengan eviserasi
a. Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu
isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk
selanjutnya dilahirkan.
b. Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja diruang
sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu
mengancam adalah perdarahan, infeksi dan trauma jalan lahir dengan
pengawasan antenatal yang baik, situasi kehamilan dengan letak
lintang selalu dapat diatasi dengan versi luar. Atau sectsio sesaria.
4. Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga
volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih
dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan
perslainan bahu pada anak yang besar.
3. Etiologi (Agustina, 2011)
1. Faktor plasenta :
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2. Faktor Ibu
a. Diabetes mellitus
b. Preeklamsi dan eklamsi
c. Nefritis kronis
d. Polihidramnion dan oligohidramnion
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
h. Penyakit paru atau TBC
i. Inkompatability rhesus
j. AIDS
4
3. Faktor Intrapartum
a. Perdarahan antepartum
b. Partus lama
c. Partus macet
d. Persalinan presiptatus
e. Persalinan sungsang
f. Obat-obatan
4. Faktor Janin
a. Prematuritas
b. Postmaturitas
c. Kelainan bawaan
d. Perdarahan otak
5. Faktor Tali Pusat
a. Prolapsus tali pusat
b. Lilitan tali pusat
c. Tali pusat pendek
5
dapat terjadi hidrop sfetalis suatu reaksi imunologis yang menimbulkan
gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akiabat
terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan
kulit janin, penumpukan cairan pada rongga dada atau ronngga jantung
dan lain-lain. Akibat penimbunan cairan yang berlebihan tersebut, maka
tubuh janin akan membengkak.”Bahkan darahnya pun bisa bercampur
air.” Biasanya kalau sudah demikian janin tidak akan tertolong lagi.
Hidrops fetalis merupakan manifestasi dari bermacam penyakit bisa
karena kelainan darah, rhesus atau kelainan genetik.“Biasanya bila
kasusnya hidrops fetalis, maka tak ada manfaatnya kehamilan
dipertahankan.Karena janinnya pasti mati.”Sayangnya, seringkali tidak
dilakukan otopsi pada janin yang mati tersebut, sehingga tidak bisa
diketahui penyebab hidrops fetalis.“Padahal dengan mengetahui
penyebabnya bisa untuk tindakan pencegahan pada kehamilan
berikutnya.”
3) Gerakan janin berlebihan
Gerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika
terjadi gerakan satu arah saja. Karena gerakannya berlebihan, maka tali
pusat yang menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali
pusat terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalir ke plasenta bayi
jadi tersumbat. “kalau janin sampai memberontak, yang ditandai dengan
gerakan “liar” biasanya karena kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi,
entah itu karena kekurangan oksigen, atau makanan. Karena itu, harus
segera dilakukan tindakan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan
janin. Misalnya, apakah oksigen dan gizinya cukup? Kalau ibu punya
riwayat sebelumnya dengan janin meninggal, maka sebaiknya aktivitas
ibu jangan berlebihan. “sebab, dengan aktivitas berlebihan, maka gizi dan
zat makanan hanya dikonsumsi ibunya sendiri, sehingga janin relative
kekurangan”.
6
4) Berbagai Penyakit pada Ibu Hamil
Salah satu contohnya preeklamsia dan diabetes.Itulah mengapa pada ibu
hamil perlu dilakukan Cardiotopogravi (CTG) untuk melihat
kesejahteraan janin dalam rahim.
5) Trauma saat Hamil
Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasenta atau plasenta
terlepas. Trauma terjadi, misalnya karena benturan pada perut, entah
karena kecelakaan atau pemukulan.“Benturan ini bisa saja mengenai
pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta atau
plasenta lepas sebagian. Akhirnya aliran ke bayi pun jadi tak ada.
6) Infeksi pada Ibu Hamil
Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat
bakteri maupun virus. “Bahkan demam tinggi pada ibu hamil bisa
menyebabkan janin tak tahan akan panas tubuh ibunya”
7) Kelainan Bawaan Bayi
Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa
mengakibatkan kematian di kandungan.
4. Patofisiologi (Agustina, 2011)
Kematian janin dalam kandungan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) juga
bisa terjadi karena beberapa faktor antara lain gangguan gizi dan anemia
dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan
yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu
pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan Fe maka
jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalaah irefersibel. Kerja organ-
organ maupun aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan
IUGR.
5. Faktor Predisposisi (Agustina, 2011)
a. Faktor ibu (High Risk Mothers)
7
2) Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3) Umur ibu yang melebihi 35 tahun atau kurang dari 20 tahun
4) Paritas pertama atau paritas kelima atau lebih
5) Tinggi dan BB ibu tidak proporsional
6) Kehamilandi luar perkawinan
7) Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
8) Ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
9) Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik
seperti bayi lahir mati
10) Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu
b. Factor Bayi (High Risk Infants)
1) Abrupsio plasenta
2) Plasenta previa
3) Preeklamsi / eklamsi
4) Polihidramnion
5) Inkompatibilitas golongan darah
6) Kehamilan lama
7) Kehamilan ganda
8) Infeksi
9) Diabetes
10) Genitourinaria
8
a. Nilai denyut jantung janin
b. Bila ibu mendapatkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat,
kemudian nilai ulang
c. Bila denyut jantung janin abnormal, lihat penatalaksanaan denyut
jantung janin abnormal.
d. Bila denyut jantung janin tidak terdengar, pastikan adanya kematian
janin dengan stetoskop (Doppler)
e. Bila denyut jantung janin baik, berarti bayi tidur
f. Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) atau dengan
menggoyangkan perut ibu sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila
denyut jantung janin meningkat frekuensinya sesuai dengan gerakan
janin, maka janin dapat dikatakan normal.
g. Bila denyut jantung janin cenderung turun saat janin bergerak, maka
dapat disimpulkan adanya gawat janin.
2. Gerakan janin tidak dirasakan lagi
Diagnosis :
a. Gejala dan tanda selalu ada kadang-kadang ada diagnosis
kemungkinan
b. Gerakan janin berkurang atau hilang
c. Nyeri perut hilang timbul atau menetap
d. Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu
e. Uterus tegang/kaku
f. Gawat janin atau denyut jantung janin tidak terdengar
g. Solusio plasenta
h. Gerakan janin dan denyut jantung janin tidak ada
i. Perdarahan
j. Nyeri perut hebat/syok
k. Perut kembung/cairan bebas intra abdominal
l. Kontraksi uterus abnormal
m. Abdomen nyeri
n. Denyut nadi ibu cepat
9
o. Rupture uteri
p. Gerakan janin berkurang atau hilang
q. Denyut jantung janin abnormal (<100 x/menit/>160 x/menit)
r. Gerakan janin/ denyut jantung janin hilang. Tanda-tanda kehamilan
berhenti
s. Tinggi fundus uteri berkurang
t. Kematian janin
10
7. Penilaian Klinik (Agustina, 2011)
- Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun
- Bunyi denyut jantung janin tidak terdengar dengan stetoskop dan
pastikan dengan Doppler
- Tulang kepala kolaps
- USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya
menunjukan janin tanpa tanda kehidupan
- Pemeriksaaan HCG urin menjadi negatif
8. Komplikasi
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
perslinan cukup lama
2) Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
3) Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari
dua minggu
9. Penanganan Pertolongan Persalinan dengan IUFD
1) Penanganan umum yaitu berikan dukungan emosional pada Ibu
2) Nilai denyut jantung janin
3) Penanganan pada masa kehamilan
Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan klien dan keluarganya,
sebelum keputusan diambil
Bila pilihan pada ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi
komplikasi
Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan
menggunakan oksitosin atau misoprostol
4) Kematian janin
Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah
lima hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak,
hiperfleksi kolumna, vetebralis, gelembung udara didalam jantung dan
edema scalp
11
USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk
memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin
tanpa tanda hidup, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin
dan cairan ketuban berkurang.
Dukungan mental emosional perlu diberikankepada pasien selalu
didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan
dapat lahir pervaginam.
Pilihlah cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum
keputusan diambil.
5) Bila pilihan persalinan adalah aktif :
a. Tunggu persalinan spontan hingga dua minggu
b. Yakinkan bahwa (90%) persalinan spontan akan terjadi tanpa
komplikasi
c. Jika trombosit dalam dua minggu menurun tanpa persalinan spontan,
lakukan penanganan aktif
d. Jika penanganan aktif akan dilakukan, niali serviks
e. Jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
atau prostaglandin
f. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandin atau kateter foley
g. Bila pilihan persalinan adalah ekspektatif :
- Jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi
- Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir
- Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit
menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan
misoprostol
- Tempatkan misoprostol 25 µg di puncak vagina, dapat diulangi
sesudah 6 jam
- Jika tidak ada respon sesudah 2 x 25 µg misoprostol, naikan
dosis menjadi 50 mg menjadi setiap 6 jam
12
- Catatan : jangan biarkan lebih dari 50 µg setiap kali dan jangan
melebihi 4 dosis
- Jika ada tanda infeksi, berikan antibotik untuk metritis
- Jika tes pembukaan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan
mudah pecah, waspadai koagulopati
- Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat
dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang
meninggal tersebut
- Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan
adanya patologi plasenta dan infeksi
10. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi dan Analisa Data Dasar
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan tahap awal dari
asuhan keperawatan .Tahap ini merupakan kemampuan intelektual dari
perawat dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang
diungkapkan oleh klien.
Dalam kasus ini data awal yang harus dikumpulkan melalui 3 cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, tanya jawab yang dilakukan oleh perawat
dan dengan klien, keluarga atau tim kesehatan lainnya. Data yang
dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang masalah
kesehatan yang dialami oleh klien.
Menurut Agustina 2011 gambaran klinik yang biasanya timbul pada
klien dengan IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin dalam kandungan.
2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode pengumpulan
data yang tidak dapat dipisahkan, observasi adalah melihat
memperhatikan sesuatu pada pemeriksaan fisik.Pada saat observasi
13
juga dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.Pemeriksaan
fisik pada klien dilakukan dari ujung kaki sampai ujung rambut.
3. Pengelolahan data dan pengelompokan data
a. Data subjektif
Termasuk dalam data subjektif adalah data yang berhubungan
dengan klien melalui pengamatan tidak langsung yang berkaitan
dengan identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat
menstruasi, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas yang
lalu, riwayat ginekology, pengetahuan, pendidikan, dukungan
keluarga, serta keadaan psikososial dan cultural.
Menurut Agustina 2011, diagnosis ditegahkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan fisik, klien mengatakan nyeri pada
pinggang dan perut bagian bawah, serta janinnya tidak bergerak
sejak tiga hari yang lalu.
b. Data Objektif
Termasuk dalam data ini adalah data yang berhubungan dengan
intervensi langsung oleh tenaga medik, berupa keadaan umum,
tinggi badan, tanda-tanda vital, keadaan fisik obstetrik melalui
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Menurut Agustina 2011, gambaran yang diperoleh pada klien
1) Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat
terlihat terutama pada ibu yang kurus
2) Palpasi
Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan,
tidak teraba gerakan janin.Dengan palpasi yang teliti, dapat
dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
3) Auskultasi
Baik memakai stetoskop monoral maupun dengan deptone
tidak terdengar denyut jantung janin.
14
4) Reaksi Kehamilan
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin
mati dalam kandungan.
15
Step III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
persalinan cukup lama.
2) Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
3) Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari
dua minggu
Step ini dibutuhkan ketelitian, agar bidan atau dokter kebidanan dapat
menentukan intervensi yang harus dilakukan sesuai dengan
kewenangannya yaitu pada klien dengan situasi emergency atau kegawat
daruratan dalam rangka menyelamatkan nyawa klien, namun tetap
memerlukan tindakanu konsultasi atau kolaborasi dengan Dokter
kebidanan maupun tim kesehatan yang lain. Yang ikut merawat klien atau
yang terlibat langsung dengan kesehatan klien, pada situasi lain yang tidak
dalam keadaan emergency pun tetap membutuhkan tindakan konsultasi
atau kolaborasi dengan Dokter dalam upaya penyelamatkan nyawa klien
(Varney, Helen. 2007)
16
- Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan klien dan keluarganya,
sebelum keputusan diambil
- Bila pilihan pada ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwha 90 % persalinan spoontan akan terjadi
tanpa komplikasi
- Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan
menggunakan oksitosin atau misoprostol
17
2) Nilai denyut jantung janin
3) Penanganan pada masa persalinan
4) Observasi kematian janin
18
BAB III
STUDI KASUS
19
B. Data Biologis / Fisiologis
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan nyeri pada pinggang dan
perut bagian bawah, serta janinnya tidak
bergerak sejak tiga hari yang lalu.
2. Riwayat Keluhan Utama :
a. Mulai timbulnya : Sejak tanggal
01-07-2016
b. Sifat keluhan : Hilang timbul
c. Lokasi keluhan : Abdomen
d. Keluhan yang menyertai : Mual
e. Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh : Tidak ada
f. Usaha klien untuk mengatasinya : Istirahat
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. ANC ( Ante Natal Care ) : 4 x di Posyandu.
b. Imunisasi yang diperoleh : TT Lengkap
c. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
d. Riwayat opname : Tidak ada
e. Riwayat trauma : Tidak ada
f. Riwayat transfuse darah : Tidak Pernah
g. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Riwayat Keluarga
a. Penyakit menular : Tidak ada
b. Penyakit keturunan
1) Hipertensi : Tidak ada
2) Kencing manis : Tidak ada
3) Diabetes : Tidak ada
5. Riwayat Reproduksi
20
a. Riwayat Haid
1) /Menarche : 13 Tahun
2) Siklus Haid : 28-30 Hari
3) Durasi Haid : 6-7 Hari
4) Perlangsungan Haid : Normal
5) Banyaknya : 2-3 x Ganti pembalut
6) Dismenorhe : Tidak
b. Riwayat Obstetria
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
NO KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS
3 Hamil sekarang
6. Riwayat Kehamilan
a. G : III P : II A: 0
b. HPHT : 16-11-2015
c. TP : 23-08-2016
d. Umur Kehamilan : 33 Minggu
e. Pergerakan Janin : Klien meengatakan
adanya pergerakan
janin sejak umur
kehamilan 20 minggu.
7. Riwayat Ginekology
a. Penyakit neoplasma : Tidak Ada
21
b. Riwayat PMS : Tidak Ada
c. Riwayat invertilitas : Tidak Ada
d. Infeksi alat reproduksi : Tidak Ada
8. Riwayat Keluarga Berencana
a. Pernah / mulai ber KB : 2004
b. Jenis kontrasepsi : Suntik (2004) dan
implant (2006)
c. Keluhan selama ber KB : Tidak Ada
22
8. Kebutuhan kebersihan Diri Sendiri
a. Kebiasaan mencuci rambut : Bersih
b. Kebersihan rambut : Bersih
c. Kebersihan badan : Bersih
d. Kebersihan gigi / mulut : Bersih
e. Kebersihan kuku tangan : Pendek / Bersih
f. Kebersihan pakaian : Bersih
g. Kebersihan genetalia / anus : Kurang bersih
9. Kebutuhan rekreasi / Olahraga
a. Rekreasi : Kadang
b. Olahraga : Jalan-jalan pagi
23
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Suhu : 370C
c. Nadi : 80 x / menit
d. Pernapasan : 20 x / menit
3. Inspeksi Kepala Rambut
a. Keadaan Rambut : Tidak rontok
b. Kebersihan rambut : Bersih
4. Inspeksi wajah / muka
a. Oedema wajah / muka : Tidak ada
b. Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Ekspresi wajah : Tampak cemas
5. Inspeksi Mata
a. Kebersihan : Bersih
b. Konjungtiva : Pucat
c. Sclera : Tidak Ikterus
6. Inspeksi Hidung
a. Kesimetrisan : Simetris kiri/kanan
b. Secret hidung : Tidak ada
c. Polip : Tidak ada
d. Epistaksis : Tidak ada
7. Inspeksi Mulut dan Gigi
a. Kebersihan mulut dan mulut : Bersih
b. Keadaan gigi : Lengkap
c. Keadaan gusi : Tidak ada kelainan
d. Keadaan lidah : Merah muda lembab
e. Keadaan mukosa bibir : Lembab
f. Caries : Tidak ada caries
8. Inspeksi Telinga
24
a. Kebersihan telinga : Bersih
b. Secret telinga : Tidak ada
c. Keadaan telinga luar : Simetris kiri / kanan
9. Inspeksi dan Palpasi Leher
a. Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
b. Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
c. Pembesaran arteri : Tidak ada
10. Inspeksi, Palpasi, Auskultasi Dada dan Perut
a. Payudara
1) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan
2) Keadaan : Menonjol
3) Keadaan areola : Hiperpigmentasi
4) Kolostrum : Sudah ada
5) Suhu payudara : Sesuai suhu badan Ibu
b. Abdomen
a. Pembesaran : Tidak sesuai umur
kehamilan
b. Bentuk : Normal
c. Striae : Livida
d. Linea : Nigra
25
b. Oedema pritibial : Tidak ada
c. Patella refleks : (+) positif
13. Pemeriksaan Obstetri
a. Pemeriksaan Abdomen / Leopold
1) TFU : 22 cm (Pertengahan
pusat -prosesus
xyhipoedeus)
2) Posisi janin : Punggung kanan
3) Presentasi janin : Kepala
4) Bagian terbawah janin : Sudah masuk pintu
atas panggul
b. Auskultasi DJJ
1) Irama DJJ ` : Tidak ada
2) Frekuensi : Tidak ada
3) Gerakan janin : Tidak ada
4) Bising usus : Ada
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) HB : 7,5 gr %
2) DDR : (-) Negative
3) Leokosit : 3,8 103/mm3
4) Trombosit : 386 103/mm3
d. Pemeriksaan dalam (VT)
1) Keadaaan dinding vagina : Tidak ada kelainan
2) Porsio : Lunak
3) Serviks : Belum ada pembukaan
4) Keadaan ketuban : Utuh
5) Presentasi janin : Kepala
6) Masuknya presentasi : Hodge I
26
E. Data Psikologis
a. Reaksi emosional suami istri dan anak baik
b. Peran ibu dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga
c. Pengambilan keputusan suami
d. Ibu dan keluarga merasa khawatir dengan keadaan yang dialami
sekarang
F. Data Spiritual
a. Usaha Ibu untuk berdoa terhadap perlangsungan persalinan : Ibu
selalu berdoa
b. Pantangan menurut keyakinan ibu selama hamil : Tidak ada
27
KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
Data objektif
HPHT : 16-11-2016
TP : 23-08-2016
UK : 33 Minggu
G.III P.II A.0
Adanya nyeri tekan pada daerah pinggang dan perut bagian bawah
Ekspresi wajah nampak meringis
Konjungtiva pucat
Palpasi
Leopold I : 22 cm (Pertengahan pusat-prosesus xyhipoedeus)
Leopold II : Teraba punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk PAP
Auskultasi DJJ : Tidak terdengar irama jantung
Nampak pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
Ekspresi wajah ibu nampak cemas dan tidak tenang
28
Ibu sering menanyakan keadaannya dirinya
Observasi tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 80 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Pemeriksaan dalam (VT) / 4 jam
Pembukaan belum ada, ketuban utuh, konsistensi portio lunak,
presentasi kepala, Hodge I
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 7,5 gr %
DDR : (-) Negative
Leokosit : 3,8 103/mm3
Trombosit : 386 103/mm3
29
STEP II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
DO:
HPHT : 16-11-2016
TP : 23-08-2016
UK : 33 Minggu
G.III P.II A.0
Palpasi
L1: 22 cm (Pertengahan
pusat-prosesus
xyhipoedeus)
L II :Teraba punggung
kanan
30
L III : Presentasi kepala
L IV : Sudah masuk PAP
Auskultasi DJJ : Tidak
terdengar irama jantung
Nampak pembesaran
uterus tidak sesuai dengan
umur kehamilan
Pemeriksaan dalam (VT) /
4 jam
Pembukaan belum ada,
ketuban utuh, konsistensi
portio lunak, presentasi
2. Masalah Aktual :
kepala, Hodge I
Anemia merupakan gejala Anemia sedang
kurangan (defisiensi) sel
DS : darah merah karena kadar
Ibu mengatakan tidak haid hemoglobin yang rendah. Sel
sejak tanggal 16-11-2016 darah merah berfungsi
Ibu mengatakan hamil sebagai sarana transportasi zat
anak ketiga, dan tidak gizi dan oksigen yang
pernah keguguran diperlukan pada proses
Ibu mengeluh pusing fisiologis dan biokimia dalam
setiap jaringan tubuh. Anemia
DO : yang terjadi disebabkan
HPHT : 16-11-2016 karena penambahan plasma
TP : 23-08-2016 yang tidak seibang dengan
UK : 33 Minggu bertambahnya sel-sel darah
G.III P.II A.0 yang kurang pada masa
Konjungtiva pucat kehamilan apabila sel darah
Observasi tanda-tanda tersebut mengalami
vital peningkatan dan kadar
31
TD : 100/70 mmHg hemoglobin mencapai 7-8 gr
S : 370C % akan terjadi anemia sedang.
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
Pemeriksaan
Laboratorium
HB : 7,5 gr %
Masalah Aktual :
DDR : (-) Negative
3. Nyeri Abdomen
3 3
Leokosit : 3,8 10 /mm
DO:
HPHT : 16-11-2016
TP : 23-08-2016
32
UK : 33 Minggu
G.III P.II A.0
Adanya nyeri tekan pada
daerah pinggang dan perut
bagian bawah
Ekspresi wajah nampak
meringis
4. Masalah Aktual :
Observasi tanda-tanda
vital Kecemasan
TD : 100/70 mmHg
S : 370C
Kehamilan merupakan
N : 80 x / menit
peristiwa yang fisologis bagi
P : 20 x / menit
seluruh wanita, tetapi akan
berubah menjadi patologi bila
DS : ada kelainan dalam kehamilan
Ibu mengatakan hamil tersebut. Klien merasa cemas
anak ketiga, dan tidak setelah mengetahui
pernah keguguran kehamilannya gagal.
Ibu mengatakan khawatir Kecemasan ini merupakan
dengan keadaan sekarang suatu penyebab yang timbul
karena klien merasa
DO : terganggu baik secara fisik
HPHT : 16-11-2016 maupun psikis terhadap
TP : 23-08-2016 keadaan yang dialami
UK : 33 Minggu sekarang.
G.III P.II A.0
Ekspresi wajah ibu
nampak cemas dan tidak
tenang
Observasi tanda-tanda
33
vital
TD : 100/70 mmHg
S : 370C
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
34
STEP III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
DO:
HPHT : 16-11-2016
TP : 23-08-2016
UK : 33 Minggu
G.III P.II A.0
Adanya nyeri tekan
pada daerah pinggang
dan perut bagian bawah
Ekspresi wajah nampak
meringis
35
Observasi tanda-tanda
vital
TD : 100/70 mmHg
S : 370C
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
36
STEP IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
- dr. SpOG :
37
1. Dx. Aktual : Agar tidak terjadi 1. Obsevasi tanda- 1. Merupakan salah
G.III P.II A.0 Kala II komplikasi kala II tanda vital satu indikator
4. Dengan pemberian
gastrul dapat
memicu terjadinya
5. Dengan
pemeriksaan
dalam dapat
menentukan atau
mengetahui
adanya kelainan
38
2. atau gangguan
pada pembukaan
Masalah Aktual : Agar anemia sedang 1. Observasi tanda-
serviks
teratasi dengan kriteria : tanda vital
Anemia sedang
- Keadaan umum baik 1. Tanda-tanda vital
39
4. Pemberian karena perdarahan.
tranfusi darah
3.
4. Dengan melakukan
Masalah Aktual :
tranfusi
Nyeri Abdomen Nyeri abdomen dapat darah,makadapat
teratasi dengan criteria : mengganti volume
- Tidak terdapat nyeri 1. Observasi darah yang hilang
tekan tanda-tanda vital
- Ekspresi wajah ceria 1. Dapat mengetahui
keadaan umum
2. Mengajarkan ibu
teknik relaksasi
2. Dengan
mengajakan teknik
relaksasi seperti
menarik nafas
dalam, kemudian
mengeluarkan
melalui mulut
4. secara perlahan-
lahan dapat
Masalah Aktual :
mengurangi rasa
Kecemasan Agar kecemasan teratasi nyeri
3. Berikan masase
dengan kriteria :
pada daerah
- Ekspresi wajah ibu 3. Dengan masase
nyeri
tampak tenang dapat mengurangi
nyeri
ibu dapat menerima
1. Berikan
keadaannya
penjelasan 1. Dengan
kepada ibu memberikan
40
5. tentang penjelasan
keadaannya diharapkan ibu
Dx. Potensial :
dapat mengerti
Infeksi
tentang
Agar infeksi tidak terjadi keadaannya.
2. Memotivasi ibu
dengan kriteria :
agar selalu
- Tanda-tanda vital 2. Dengan berdoa
berdoa
normal diharapkan agar
- Tidak ada tanda- ibu lebih tenang
tanda infeksi yaitu
1. Observasi
rubor, kalor, dolor,
tanda-tanda
dan fungsiolesa 1. Untuk
infeksi
mengetahui secara
dini tanda-tanda
infeksi sehingga
dapat membantu
dalam melakukan
intervensi
2. Observasi
selanjutnya
tanda-tanda vital
2. Merupakan salah
satu indikator
untuk mengetahui
keadaan umum
3. Lakukan
ibu
perawatan vulva
hygiene
3. Dengan perawatan
vulva hygiene
dapat mengurangi
4. Kolaborasi resiko infeksi
penatalaksanaan
41
pengobatan dr.
SpOG dalam 4. Antibiotik untuk
pemberian mencegah resiko
antibotik infeksi
42
STEP VI/ VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
1. Agar tidak terjadi Tanggal : 04-07-2016 Jam : 18.00 Wit Tgl : 04-07-2016
komplikasi kala II 1. Mengobservasi tanda-tanda vital Jam : 21.00 Wit
dengan IUFD Hasil : TD: 100/70 mmHg Persalinan berjalan
kriteria : S : 370C lancar dengan :
- Keadaan umum N : 80 x / menit
- A/S : 0/0
ibu baik P : 20 x / menit
- JK : Perempuan
- Agar terjadinya
- BBL : 2900 gram
HIS 2. Mengatur tetesan infuse
- PBL : 50 cm
- Adanya Hasil : infuse terpasang baik dengan
- Terdapat kelainan
pembukaan cairan RL 20 tetes/menit
dibagian kepala
serviks
(penupukan cairan +
- Agar proses 3. Mengobservasi kontrasi uterus
darah)
persalinan Hasil : Tidak ada kontraksi
- Presentasi kepala
berjalan lancar
- Observasi TTV
dan janin segera 4. Memberikan terapi gastrul
TD:100/70 mmHg
lahir Hasil : Gastrul ¼ tab/ 6 jam/vagina telah
N : 84 x/menit
diberikan
S : 36,7 0C
P : 24 x/menit
2.
43
Agar anemia sedang Tanggal : 04-07-2016 Jam : 18.10 Wit Tgl : 04-07-2016
teratasi dengan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital Jam : 21.10 Wit
kriteria :
Hasil : TD : 100/70 mmHg Anemia sedang belum
- Keadaan umum 0
S : 37 C teratasi ditandai dengan:
baik N : 80 x / menit
- Ibu merasa pusing
- Ibu tidak merasa P : 20 x / menit
- Observasi TTV
pusing 2. Menganjurkan Ibu untuk istirahat yang
TD :100/70 mmHg
- Hb > 8 gr cukup
N : 84 x/menit
Hasil : Ibu menerima anjuran yang
S : 36,7 0C
diberikan
P : 24 x/menit
3. Menganjurkan pada Ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi yaitu sayur yang
berwarna hijau dan buah-buahan
Hasil : Ibu menerima anjuran
yang di berikan
3.
Nyeri abdomen Tgl : 04-07-2016
dapat teratasi dengan
Tanggal : 04-07-2016 Jam : 18.15 Wit Jam : 21.15 Wit
kriteria:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital Nyeri belum teratasi
- Tidak terdapat
Hasil : TD: 100/70 mmHg ditandai dengan :
nyeri tekan
S : 36,70C - Masih terdapat nyeri
- Ekspresi wajah
N : 84 x / menit tekan
ceria
P : 24 x / menit - Ekspresi wajah
2. Mengajarkan teknik relaksasi meringis
44
Hasil : Ibu menerima dan mau
melakukan anjuran yang diberikan
Tgl : 05-07-2016
Agar infeksi tidak
terjadi dengan Tanggal : 04-07-2016 Jam : 08.40 Wit
Jam : 21.25 Wit
kriteria : Tidak terjadi infeksi
1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
- Tanda-tanda ditandai dengan:
Hasil :Tidak terdapat tanda-tanda
vital normal infeksi - Tidak adanya tanda-
- Tidak ada tanda- 2. Mengobservasi tanda-tanda vital tanda infeksi rubor,
tanda infeksi Hasil : TD: 100/70 mmHg kalor, dolor, dan
yaitu rubor, S : 36,70C fungsiolesa.
kalor, dolor, dan N : 84 x / menit - Tanda-tanda vital :
fungsiolesa P : 24 x / menit TD :100/70 mmHg
3. Melakukan perawatan vulva hygiene S : 36,70C
Hasil : perawatan vulva hygiene telah N : 84 x / menit
45
dilakukan P : 24 x / menit
46
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE I
S:
O:
- Wajah tampak pucat
- Konjungtiva pucat
- Klien tampak lemas
- Tampak pengeluaran darah dari
jalan lahir
- Tanda-tanda vital :
TD :100/70 mmHg
S : 36,70C
N : 84 x / menit
P : 24 x / menit
- Pemeriksaan Laboratorium
HB : 7,5 gr %
A:
- Anemia sedang
47
P:
48
S:
O:
Masih terdapat nyeri tekan
Ekspresi wajah meringis
A:
Nyeri Abdomen
P:
- Observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD :100/70 mmHg
S : 36,70C
N : 84 x / menit
P : 24 x / menit
49
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE II
S:
O:
Keadaan umum Ibu membaik
Tanda-tanda vital :
TD :110/70 mmHg
S : 36,70C
N : 86 x / menit
P : 23 x / menit
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 8,2 gr %
A:
Anemia sedang
P:
50
2. yang cukup Suryani Adnan
Hasil : Ibu menerima anjuran yang
di berikan
Anjurkan ibu untuk konsumsi
makanan yang mengandung zat
besi yaitu sayur yang berwarna
hijau dan buah-buahan
Hasil : Ibu menerima anjuran
yang di berikan
S:
A:
Nyeri Abdomen
P:
Observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD : 110/70 mmHg
S : 36,70C
N : 86 x / menit
P : 23 x / menit
51
- Mengajarkan teknik relaksasi
Hasil : Ibu menerima dan mau
melakukan anjuran yang
diberikan
Masalah belum teratasi,
intervensi dilanjutkan
52
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE III
S:
O:
Keadaan umum Ibu membaik
Tanda-tanda vital :
TD :110/70 mmHg
S : 36,70C
N : 86 x / menit
P : 23 x / menit
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 9,5 gr %
A:
Anemia sedang
P:
53
2. yang cukup Suryani Adnan
Hasil : Ibu menerima anjuran yang
di berikan
Anjurkan ibu untuk konsumsi
makanan yang mengandung zat
besi yaitu sayur yang berwarna
hijau dan buah-buahan
Hasil : Ibu menerima anjuran
yang di berikan
Masalah teratasi.
S:
A:
Nyeri Abdomen
P:
Observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD : 110/70 mmHg
S : 36,70C
N : 86 x / menit
P : 23 x / menit
54
Memotivasi ibu agar dapat selalu
kembali memeriksakan keadaannya
ke Dokter atau bidan terdekat
Hasil : Ibu menerima anjuran yang
diberikan
Masalah teratasi.
55
4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang konsep kebidanan antara teori
dan praktek yng diuraikan pada kasus “Asuhan Kebidanan pada Ny “R”
Gestasi 33 Minggu dengan IUFD di Ruangan Ginekologi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate selama 3 hari mulai dari tanggal 04
juli sampai 06 Juli 2016
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan langkah awal dari asuhan
kebidanan, langkah ini merupakan kemampuan berfikir yang harus dimiliki
sejak dini, langkah ini merupakan langkah dasar dari langkah berikutnya,
kegiatan yang dilaksankan pada kegiatan ini adalah
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data harus menggali data atau fakta, informasi baik dari
klien maupun keluarga dan tim kesehatan.
Adapun beberapa cara yang digunakan dalam pengumpulan data :
a. Anamnese/wawancara
Adalah Tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien, keluarga dan
tim kesehatan lainnya, selama penulis melakukan pengkajian tidak
mendapat hambatan karena ibu sangat terbuka dan aktif dalam
memberikan keterangan, adapun data selama pengkajian adalah Ny “R”
umur 36 tahun, G.III P.II A.0 dengan umur kehamilan 33 minggu.
b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
56
Observasi dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta
pemeriksaan fisik dimulai dari ujung rambut sampai kaki, agar data yang
dikumpulkan menjadi akurat.
2. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar, mulailah pengolahan data
serta analisa seluruh data dan di interpretasikan serta dikelompokan menjadi 2
yaitu :
Data Subyektif
Data objektif
HPHT : 16-11-2016
TP : 23-08-2016
UK : 33 Minggu
G.III P.II A.0
Adanya nyeri tekan pada daerah pinggang dan perut bagian bawah
Ekspresi wajah nampak meringis
Konjungtiva pucat
Palpasi
Leopold I : 22 cm (Pertengahan pusat-prosesus xyhipoedeus)
Leopold II : Teraba punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk PAP
57
Auskultasi DJJ : Tidak terdengar irama jantung
Nampak pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
Ekspresi wajah ibu nampak cemas dan tidak tenang
Ibu sering menanyakan keadaannya dirinya
Observasi tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 80 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Pemeriksaan dalam (VT) / 4 jam
Pembukaan belum ada, ketuban utuh, konsistensi portio lunak, presentasi
kepala, Hodge I
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 7,5 gr %
DDR : (-) Negative
Leokosit : 3,8 103/mm3
Trombosit : 386 103/mm3
Pemeriksaan USG, hasil :
Gravid tunggal, presentasi kepala, punggung kanan, perkiraan umur kehamilan
32-34 minggu 2300 gram, denyut jantung janin (-), plasenta anterior posterior
cairan amnion (+) dengan kesan intra uterine fetal death (IUFD).
Adapun diagnosa/masalah aktual yang dapat di identifikasi pada Ny. “R” adalah :
58
Berdasarkan hasil perumusan diagnosa atau masalah actual diharapkan inpartu
kala II dengan IUFD pada Ny. R dapat berlangsung dengan baik, namun perlu
diantisipasi masalah potensial yang dapat timbul yaitu : terjadinya infeksi pada
ibu.
Tindakan Kolaborasi di lakukan oleh bidan dengan dr. SpOG dan Petugas
Lab, Hasil :
- dr. SpOG :
59
potensial sehingga dapat disusun suatu rencana tindakan asuhan kebidanan
untuk mengatasi masalah tersebut diatas antara lain
60
Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilapangan.Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan,
dan pada implementasi Asuhan Kebidanan penulis tidak dapat mendalami kasus
yang diangkatnya sampai pada kala III dan IV. Tetapi penulis memantau kasus
tersebut dari kala I sampai kala IV
61
1) Kala II tidak lebih dari 2 jam
2) Kala III tidak lebih dari 30 menit
3) Perdarahan tidak lebih dari 500 cc
4) Tidak terjadi ruptur
5) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital normal
6) Ibu nampak lebih tenang menghadapi persalinannya
7) Tidak terjadi perdarahan
62
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Pada kasus Ny. R IUFD ini ditemukan kelainan yaitu terdapat
penumpukan cairan dan darah dibagian kepala janin.
2) Diagnosa dan masalah aktual yang didapat pada kasus IUFD Ny.R yaitu :
G.III P.II A.0 hamil 33 minggu dengan IUFD sedangkan masalah aktual
(Anemia sedang, Nyeri abdomen dan Kecemasan). Sedangkan diagnosa
aktualnya yaitu : Infeksi.
3) Kasus kehamilan dengan IUFD dilakukan tindakan terminasi berupa
induksi persalinan dengan menggunakan obat dan persalinan pervaginam
4) Pada kasus Ny. R penulis tidak menemukan/mendapatkan permasalahan /
kesenjangan yang berarti karena seluruh masalah yang ada pada klien
dapat diatasi dengan baik.
- Kala II tidak lebih dari 2 jam
- Kala III tidak lebih dari 30 menit
- Perdarahan tidak lebih dari 500 cc
- Tidak terjadi ruptur
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital normal
- Ibu nampak lebih tenang menghadapi persalinannya
- Tidak terjadi perdarahan
4.2 Saran
1. Rumah Sakit :
63
b. Bidan atau petugas lainnya hendaknya selalu memberikan nasehat atau
penyuluhan pada klien dan keluarganya sehubungan dengan keadaan atau
masalah pasien sebelum meninggalkan rumah sakit (pulang).
2. Pasien :
3. Institusi :
64