Miles dan rekannya mengidentifikasi tiga jenis desain ulang yang radikal dari organisasi-
organisasi saat ini:
1. Desain ulang Greenfield
2. Desain ulang rediskoveri
3. Desain jaringan
1.2.3 Organisasi Virtual
Istilah organisasi virtual tidak begitu banyak muncul karena ia mendeskripsikan
sesuatu yang berbeda dari organisasi jaringan. Istilah itu sendiri merepresentasikan era
informasi baru dan permasalahan seputar kemitraan, aliansi, dan outsourcing yang
ditemukan di sejumlah perusahaan global yang semakin meningkat.
Organisasi virtual merupakan jaringan perusahaan temporer yang muncul bersama
secara cepat untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang muncul akibat perubahan
yang cepat.
Berbeda dengan merger dan akuisisi tradisional, mitra bisnis dalam organisasi virtual
berbagi pakai biaya, keahlian, dan akses ke pasar intternasional. Setiap mitra bisnis
memberikan kontribusi bagi organisasi virtual, yakni kapabilitas utama yang mereka miliki.
Berikut ini adalah ringkasan atribut kunci dari organisasi virtual:
1. Teknologi
2. Oportunisme
3. Tanpa batas
4. Kepercayaan
5. Keunggulan
Organisasi virtual dapat membantu persaingan dalam ekonomi global. Aliansi dan
kemitraan dengan organisasi lain dapat menjangkauu seluruh dunia, kesaling-tergantungan
spasial dan temporer dengan mudah dapat menembus berbagai batasan, dan fleksibilitas
memungkinkan mudahnya penugasan dan pengalokasian kembali untuk memanfaatkann
dengan cepat berbagai peluang akibat pergeseran pasar global. Untuk menghindari
disintegrasi dan mencapai keefektifan, diperlukan fokus. Pemimpin organisasi virtual harus
punya visi bersama, merek yang kuat, dan yang paling penting, budaya kepercayaan yang
tinggi.
1.3 Konteks Budaya Organisasi
1.3.1 Definisi dan karakteristik
Saat bergabung dengan perusahaan, masing-masing orang membawa nilai dan
kepercayaan yang diajarkan pada mereka. Akan tetapi kadang nilai dan kepercayaan
tersebut tidak mencukupi untuk membantu individu berhasil di dalam perusahaan. Manusia
perlu belajar bagaimana perusahaan tertentu melakukan sesuatu. Contoh yang bagus adalah
Korps Komando Operasi Angkatan Laut AS. Selama bootcamp, instruktur mengajarkan “ cara
angkatan laut “. Pelatihan dilakukan untuk membuang pemikiran secara psikologi dan
menstruktur kembali cara berpikir dan nilai dari para prajurit yang baru saja masuk. Mereka
diajar berpikir dan bertindak seperti Angkatan Laut. Setiap orang yang ada di Angkatan Laut
atau siapapun yang disana akan memverivikasi bahwa Korps AL mencapai
sasarannya. Dalam cara yang lebih dramatis, organisasi sekarang melakukan hal yang sama.
Seperti dinyatakan oleh mktra bisnis yang bertanggung jawab atas praktik solusi bisnis
berbasis pengetahuan di Ernst & Young’s : “ jika anda memiliki budaya bagi pakai
pengetahuan, maka tidaklah cukup hanya berhenti di bagian atas operasi bisnis.
Baru-baru ini, Joanne Martin menekankan perbedaan perspektif budaya pada berbagai
organisasi ia menyatakan :
“Saat individu berhubungan dengan organisasi, mereka berhubungan dengan norma berpakaian, cerita
orang-orang mengenai apa yang terjadi, aturan dan prosedur formal organisasi, kode perilaku formal, ritual,
tugas, sistem gaji, bahasa, dan lelucon yang hanya dimengerti oleh orang dalam, dan sebaginya. Elemen
tersebut merupakan beberapa manifestasi budaya organisasi “.
Dengan kata lain, budaya organisasi itu sangat kompleks. Meskipun terdapat sejumlah
masalah dan ketidaksetujuan berkaitan dengan konseptualisasi budaya organisasi,
kebanyakan definisi, termasuk yang sebelumnya, mengakui pentingnya norma dan nilai
yang sama yang memandu perilaku anggota organisasi. Kenyataannya, ada penelitian yang
membuktikan bahwa pendatang baru tidak hanya perlu diajarkan nilai-nilai budaya, tetapi
mereka juga perlu mencari dan mempelajari budaya organisasi.
Budaya organisasi punya sejumlah karakteristik penting. Beberapa di antaranya adalah
:
1. Aturan perilaku yang diamati.
2. Norma.
3. Nilai Dominan.
4. Filosofi.
5. Aturan.
6. Iklim Organisasi.
Masing-masing karakteristik tersebut punya kontroversi dan tingkat dukungan
penelitian yang berbeda-beda. Sebagai contoh, terdapat kontroversi dalam karya akademis
mengenai persamaan dan perbedaan antara budaya organisasi dan iklim organisasi. Akan
tetapi terdapat dukungan empiris untuk beberapa karakteristik, missal pentingnya peranan
tata letak fisik dalam budaya organisasi.
Dalam perspektif Max Weber, terdapat 7 prinsip dasar yang perlu diterapkan dalam membangun organisasi agar
dapat mencapai tujuannya.
Ketujuh prinsip tersebut adalah :
1. Pembagian Kerja.
2. Hirarki kewenangan yang jelas.
3. Formalisasi yang tinggi.
4. Impersonal.
5. Keputusan personalia berdasarkan kemampuan.
6. Jenjang karir
7. Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi.
Faktor internal dan eksternal itu adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal yang mempengaruhi desain struktur organisasi meliputi :
Pelanggan
Supplier
Pemerintah
Aturan formal, hukum dan perundangan
Teknologi Manajemen
stakeholder lainnya (masyarakat, komunitas dll).
Budaya Organisasi
Budaya berasal dari bahasa latin “ Colere “ yang artinya mengolah atau mengerjakan, kemudian dalam bahasa inggris
disebut “Culture” yang artinya cara atau pola hidup masyarakat
Secara Terminologis budaya : adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat
manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.
Sistem bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Contoh budaya organisasi
Tingkat kedisiplinan
Pola kerja
Perubahan Organisasi
Manajemen Perubahan
Pengertian : sebagai upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya
perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar
organisasi tersebut
Manfaat perubahan :
1. Untuk kelangsungan hidup suatu organisasi tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi
tidak akan bertahan lama.
2. Agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan
teknologi
Tipe Perubahan
Setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula.
Tiga macam perubahan tersebut adalah:
1. Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi.
2. Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi.
3. Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanannya.
Dua Faktor yang mempengaruhi perubahan yaitu faktor internal dan eksternal
Faktor Eksternal meliputi :
Agen Perubahan
Pengertian : merupakan pelaksana perubahan atau yang bertanggung jawab sebagai pemimpin dalam pelaksanaan
perubahan dalam organisasi
Tugas Agen Perubahan : Mengamati, menganalisa dan memberi masukan terhadap masalah perubahan dari semua
segi serta memberikan pengembangan solusi
Agen perubahan bisa Pihak Internal (tim manajemen ) atau Eksternal (konsultan) organisasi
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert : Usaha jangka panjang yang didukung oleh manajemen puncak untuk
meningkatkan proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi