Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA PERSIDANGAN (BAP)

Oleh Yasardin

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan

A.PENDAHULUAN
International Framework for Court Excellence, adalah organisasi internasional yangberanggotakan
beberapa negara, di antaranya Australia, Amerika, Singapura dan lain-lain, telahmenetapkan ada
tujuh hal yang menjadi dasar terwujudnya peradilan yang unggul (CourtExcellence), sebagai
pedoman dalam membangun lembaga peradilan. Salah satunya adalahterciptanya manajemen
perkara (case management) yang baik.[1]Manajemen perkara yang baik akan tercipta apabila unsur-
unsur dalam manajemen perkara itudilaksanakan dengan baik dan teratur sesuai dengan kaedah-
kaedahnya. Salah satu unsur tersebutadalah berita acara persidangan.Dalam suatu persidangan
pemeriksaan perkara, majelis hakim yang mengadili perkaradidampingi oleh seorang Panitera atau
Panitera Pengganti. Panitera/Panitera Pengganti tersebutbertugas mencatat semua peristiwa yang
terjadi dalam persidangan.Berita acara merupakan akta autentik yang berisi tentang proses
pemeriksaan suatu perkaradalam persidangan. Berita acara tersebut dijadikan dasar bagi Majelis
Hakim dalam membuatputusan perkara yang diadilinya.Otentikasi sebuah berita acara terletak pada
cara dan bentuk pembuatannya, dibuat olehpejabat resmi yang berwenang untuk itu dan kemudian
ditandatangani oleh Panitera yangbersangkutan dan ketua majelis.Dalam pembuatan berita acara
diperlukan kejujuran Panitera/Panitera Pengganti dan hakimuntuk membuat berita acara secara
objektif, apa adanya, tidak menambah atau mengurangi segalakejadian dan keterangan yang terjadi
dalam persidangan.Berita acara sebagai akta yang sah dan resmi, memuat segala kejadian dalam
persidangan, didalamnya tercatat semua keterangan Penggugat dan Tergugat dan segala sesuatu
yang berhubungandengan bukti, oleh karena itu berita acara merupakan sumber landasan data dan
fakta dalammengambil keputusan. Demikian pentingnya fungsi berita acara persidangan, karenanya
beritaacara harus dibuat oleh pejabat tertentu yang telah disumpah dan harus dibuat dengan teliti
danobjektif.

B.PENGERTIAN
Kata berita acara merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “berita” dan “acara”.
Secara leksikal kata berita berarti:[2]- Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa,
kabar;-Pemberitahuan, pengumuman.Sedangkan kata acara berarti:[3]-Hal atau pokok yang akan
dibicarakan;-

Hal atau pokok isi karangan;-

Kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan atau diperlombakan;-

Pemeriksaan dalam pengadilan;-

Cara.Dalam bahasa Belanda berita acara disebut


dossier
[4]

atau
proces verbaal
atau
verslag
yangartinya berita acara atau berkas perkara. Sebutan yang sama dalam bahasa Ing
gris “dossier” atau“official report” yang juga berarti berita acara.
[5]

Menurut Yahya Harahap berita acara dilihat dari hukum adalah akta resmi yang mempunyainilai
autentik karena dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang, sedangkan bila dilihat dari segifungsinya
berita acara adalah akta resmi yang memuat segala kejadian di sidang pengadilansehubungan
dengan perkara yang diperiksa, sebagai dasar pembuatan putusan.[6]Dari beberapa pengertian di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita acara persidanganadalah akta yang dibuat oleh pejabat
resmi yang berwenang tentang proses pemeriksaan perkaradalam persidangan yang dijadikan
pedoman hakim dalam penyusunan putusan.Sebagai akta autentik, semua yang tercantum dalam
berita acara adalah keterangan resmi,sepanjang tidak terbukti palsu. Jika ada orang yang menilai
palsu maka harus membuktikankepalsuannya (Pasal 165 HIR).
C.

MACAM-MACAM BERITA ACARA


Dalam praktik peradilan terdapat tujuh macam berita acara, yaitu sebagaiberikut:1.

Berita Acara Panggilan SidangBerita acara panggilan sidang disebut juga relaas. Berita acara ini
dibuat oleh Juru Sita/JuruSita Pengganti yang isinya agar para pihak hadir pada persidangan yang
telah ditetapkan.2.

Berita Acara PersidanganBerita acara persidangan adalah berita acara yang dibuat
oleh Panitera/PaniteraPengganti yang mengikuti. Berita acara persidangan merupakan rekaman
peristiwayang terjadi dalam persidangan yang berhubungan dengan pokok perkara.3.

Berita Acara Pemeriksaan SetempatBerita acara pemeriksaan setempat (descente), juga merupakan
berita acara sidang,karena pemeriksaan setempat pada hakikatnya merupakan persidangan biasa.
Hanya sajatempatnya tidak di dalam ruangan melainkan di lokasi tempat objek sengketa
berupabarang berada, seperti rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.Pemeriksaan setempat dapat
dibuka di ruang sidang pengadilan kemudian berangkat ke tempatobjek perkara berada, setelah itu
kembali lagi ke ruang sidang pengadilan untuk menutuppersidangan atau persidangan dibuka di
kantor Kelurahan, kemudian menuju objek sengketa,setelah itu kembali ke kantor Kelurahan untuk
menutup persidangan atau langsung ke objeksengketa, persidangan dibuka, kemudian memeriksa
objek sengketa, setelah itu persidanganditutup di tempat objek sengketa itu juga.4.

Berita Acara AnmaningAnmaning adalah salah satu tahapan pelaksanaan kegiatan eksekusi
putusan, di manapihak yang dihukum oleh pengadilan diperingatkan agar melaksanakan putusan
tersebut dengansuka rela.5.

Berita Acara
EksekusiBerita acara eksekusi ini merupakan berita acara pelaksanaan putusan.Sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 209 ayat (4) RBG atau Pasal 197 ayat5 HIR.6.

Berita Acara LelangBerita acara lelang disebut juga Risalah lelang, berita acara ini merekam semua
yang terjadi dalamproses pelelangan suatu barang.7.

Berita Acara PenyitaanYaitu berita acara yang dibuat oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti setelah
penyitaan berlangsung.
D.
DASAR HUKUM BERITA ACARA

1.

Pasal 197 ayat (1) dan (3), Pasal 198 ayat (2) RBg; Ayat (1)2.

Pasal 185 dan 186 HIR;3.

Pasal 97 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989;


E.

MODEL FORMAT BERITA ACARA PERSIDANGAN


1.

Bahasa dan Tata tulis-

Dalam tanya jawab menggunakan kalimat langsung. Contoh


pertanyaan: “apakah saudara(saksi) mengenal Tergugat”. Jawaban “ ya, saya kenal
dengan Tergugat sejak menikah
dengan Penggugat”.
-

Selain tanya
jawab menggunakan kalimat tidak langsung, contoh: “atas pertanyaan ketua
Tergugat menyatakan akan menjawab secara tertulis dan mohon diberikan waktu untuk
itu”.
-

Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kalau menggunakan kata dari bahasa asing harus
diterjemahkan, contoh Penggugat mengatakan “Tergugat sudah tidak care (peduli) lagi
kepada saya. Jadi terjemahannya diletakkan di dalam kurung;-

Gunakan bahasa hukum dan hindari bahasa gaul atau kosakata yang mengandung banyakarti;-

Bila terjadi kesalahan dalam penulisan tidak boleh dihapus atau menggunakan correctionfluid
seperti tip ex atau sejenisnya, harus menggunakan metode renvoi SC = sah coret(untuk kata yang
tidak dipakai) atau SCG = sah coret ganti (untuk kata yang diganti),kemudian kata penggantinya
ditulis di atasnya, atau ST = sah tambah (apabila adapenambahan kata) dan kata yang ditambahkan
ditulis di atasnya. Kata yang dicoret ataudiganti diberi garis dua ( ====== ), bila kalimatnya panjang
memakai Z cros, kemudian dipinggir sebelah kiri ditulis SC, ST atau SCG dan diparaf oleh PP dan
Ketua Majelis;-

Berita acara pertama sampai dengan berita acara terakhir diberi nomor halaman
secarabersambungtermasukbukti surat juga diberi halaman; -

Apabila, jawaban, replik dan duplik tertulis, maka jawaban, replik dan duplik tersebutmenyatu dalam
BAP, bagian pembukaan dan penutupan dari jawaban, replik dan dupliktersebut diberi Z Cros serta
di sisi kirinya ditulis SC Z dan diparaf;2.

Format-
Memakai kertas folio 70 gram;-

Marjin kiri 4 cm, atas 3 cm, bawah 3 cm, dan kanan 2 cm;-

Font memakai arial 12 dengan 1 ½ spasi;-

Memakai format balok atau iris talas, tetapi dalam buku II edisi revisi dianjurkan apabilapertanyaan
atau jawaban lebih dari lima baris, memakai format iris talas, karena akanmenghemat kertas.-

Contoh format balok:JAWABANPERTANYAANJAWABANPERTANYAAN-

Contoh format iris talas:JAWABANPERTANYAANPERTANYAANJAWABAN-

CATATAN: Pengetikan dalam sistem iris talas pertanyaan memakai


align text left
danpengetikan jawaban memakai
align text right
pada komputer.

Anda mungkin juga menyukai