Ketika penduduk Mesir semakin fanatik dengan kekufuran mereka. Permusuhan dan
pengingkaran mereka terhadap Rasulullah Musa ﷺkian mengobarkan hasrat untuk
membunuh dan menindas utusan Allah dan orang-orang yang mengikutinya. Mereka
mengikuti raja mereka yang zhalim, Firaun. Saat itulah Allah tegakkan hujjah-Nya
membinasakan mereka semua. Mereka telah menyaksikan tanda-tanda dan kejadian-
kejadian yang di luar nalar. Kejadian yang keluar dari proses alamiahnya. Dan membuat akal
terheran-heran. Tapi mereka tetap tak mau berhenti, tak mau memahami, dan tak mau
kembali kepada Allah ﷻ.
Puncaknya, Firaun mengklaim dirinya sebagai Tuhan yang berhak disembah. Ketika
kezhaliman telah memuncak, saat itulah pertolongan Allah datang. Nabi Musa mengumpulkan
para pengikutnya. Menasihati mereka, meneguhkan hati mereka, dan memberikan arahan
kepada mereka.
Mereka menjawab ucapan Nabi Musa dengan jawaban yang menenangkan beliau.
َّ ّللاِ ت َ َو َّك ْلنَا َربَّنَا الَ ت َ ْجعَ ْلنَا فِتْنَةً ِلِّ ْلقَ ْو ِم
َالظا ِل ِمين َ ْفَقَالُوا
ِّ علَى
Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau
jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang´zalim”. (QS:Yunus | Ayat: 85).
Nabi Musa memerintahkan mereka agar bertawakal kepada Allah semata. Meminta tolong
dan berharap kepada-Nya. Dan Allah ﷻpun memberikan jalan keluar untuk mereka semua.
Kemudian Nabi Musa memberikan kabar gembira dari Allah kepada kaumnya,
اجعَلُواْ بُيُوت َ ُك ْم ْ سى َوأ َ ِخي ِه أَن تَبَ َّو َءا ِلقَ ْو ِم ُك َما ِب ِم
ْ ص َر بُيُوتًا َو َ َوأ َ ْو َح ْينَا ِإلَى ُمو
َش ِر ْال ُمؤْ ِمنِين
ِّ ِ َصالَة َ َوبَّ قِ ْبلَةً َوأَقِي ُمواْ ال
Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah
rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu
itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang
beriman”. (QS:Yunus | Ayat: 87).
Allah ﷻmewahyukan kepada Nabi Musa dan saudaranya, Harun –‘alaihimassalam- agar ia
dan kaumnya membangun rumah yang berbeda dari rumah orang-orang Mesir secara umum.
Alasannya, ketika perintah untuk pergi dari Mesir datang, mereka lebih mudah untuk
memberi tahu satu dengan yang lainnya. Perhatikanlah! Selain pertolongan Allah berupa
mukjizat, Nabi Musa juga menempuh usaha-usaha nyata seperti ini.
َش ِر ْال ُمؤْ ِم ِنين َّ اجعَلُواْ بُيُوت َ ُك ْم قِ ْبلَةً َوأ َ ِقي ُمواْ ال
ِّ ِ َصالَة َ َوب ْ َو
“dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu
sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (QS:Yunus | Ayat: 87).
Mujahid mengatakan, “Maknanya adalah ini merupakan pertolongan Allah kepada mereka
yang ditimpa bahaya, kesulitan, dan kesempitan dengan banyak shalat.
Dan Rasulullah jika dihinggapi masalah, beliau bersegera shalat. Shalat memiliki dampak
besar terhadap kehidupan dunia dan akhirat (al-Bidayah wa an-Nihayah Juz: 2 Hal: 105).
Selama bertahun-tahun, Nabi Musa dan pengikutnya bersabar dan menghibur diri dengan
keimanan kepada Allah dan tawakal. Mereka senantiasa memperbaiki hubungan dengan
Allah. meminta tolong pada-Nya dengan shalat-shalat mereka. Di sisi lain, Firaun dan para
pengikutnya semakin menentang dan memusuhi kebenaran.
ع ْونَ َو َمألهُ ِزينَةً َوأ َ ْم َواالً فِي ْال َحيَا ِة الدُّ ْنيَاَ ْت ِف ْر َ سى َربَّنَا ِإنَّ َك آتَيَ َوقَا َل ُمو
َعلَى قُلُو ِب ِه ْم فَال َ علَى أ َ ْم َوا ِل ِه ْم َوا ْشدُ ْد
َ س ْ سبِي ِل َك َربَّنَا
ْ اط ِم َ عن َ ْضلُّوا
ِ َُربَّنَا ِلي
َ َيُؤْ ِمنُواْ َحتَّى يَ َر ُواْ ْالعَذ
َ اب األ َ ِل
يم
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan
Kami — akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami,
binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak
beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (QS:Yunus | Ayat: 88).
Ibnu Juraij mengatakan, “Firaun tetap hidup selama 40 tahun setelah Nabi Musa
mengucapkan doa ini.” (Tafsir al-Quran al-Azhim oleh Imam Ibnu Kastir). Lihatlah Nabi Musa,
selain bersabar terhadap kaumnya sendiri, betapa sabarnya beliau menghadapi kekejaman
Firaun, berdakwah kepadanya, dan berdoa kepada Allah. Tak heran Allah ﷻmendudukkan
beliau sebagai seorang ulul azhmi.
Allah ﷻberfirman,
َس ِبي َل الَّذِينَ الَ يَ ْعلَ ُمون ِِّ َفَا ْست َ ِقي َما َوالَ تَت َّ ِبع
َ ان
“Sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu
mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS:Yunus | Ayat: 89).
Allah mengizinkan Nabi Musa dan para pengikutnya untuk keluar dari Mesir menuju Syam.
Pada saat Firaun dan pasukannya berhasil menyusul Nabi Musa dan pengikutnya, pengikut
Nabi Musa berkata,
َِإنَّا لَ ُم ْد َر ُكون
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 61).
Mereka mengatakan demikian karena melihat di hadapan mereka jalan tertutup oleh lautan.
Mereka mengadu kepada Nabi Musa. Kemudian beliau menjawab,
ِين
ِ سيَ ْهد َ قَا َل َكالَّ ِإ َّن َم ِع
َ ي َربِِّي
Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak
Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 62).
Nabi Musa mengucapkan kalimat kuat dengan makna yang jelas. Menunjukkan kedalaman
ilmu dan keyakinan terhadap rahmat Allah. Perkataan seorang leader yang membuat tenang
rakyatnya di saat menghadapi himpitan masalah. Keadaan saat itu benar-benar genting.
Tidak ada jalan yang bisa dilewati. Tidak ada orang yang bisa dimintai tolong. Dan Firaun
adalah kejam yang tak mungkin memberi maaf. Sementara waktu terus membuat jarak
Firaun kian mendekat. Dalam keadaan demikian, Nabi Musa tetap tenang dan yakin Allah
akan menolongnya. Sikap ini hendaknya kita teladani sebagai seorang muslim yang beriman
kepada Allah ﷻ. Turunlah wahyu kepada Nabi Musa,
Melihat laut terbelah, Nabi Musa dan pengikutnya bersegera melintasi jalan terbelah itu.
Setelah melintasinya, dan pengikutnya yang paling akhir melintas telah keluar dari laut,
barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Musa ingin segera memukul laut itu
agari ai kembali ke keadaannya semula. Sehingga Firaun dan pasukannya tidak bisa lewat.
Namun Allah ﷻmemerintahkan,
Melihat tanda kebesaran Allah dan mukjizat Musa dengan terbelahnya laut, Firaun sadar itu
adalah kekuasaan Allah ﷻ. Bukan sihirnya Musa. Akan tetapi ia membawa mati sifat
sombongnya, dalam keadaan demikian ia tetap mengatakan, “Lihatlah! Bagaimana laut
menjadi surut, tunduk kepadaku. Aku akan menangkap dua orang hambaku (Musa dan
Harun) yang telah memberontak kepadaku”.
Firaun dan pasukannya bergegas masuk, melintasi belahan laut yang akan membinasakan
mereka. saat mereka semua telah masuk ke dalam laut, Allah ﷻmemerintahkan Musa untuk
memukul laut dengan tongkatnya. Musa pun melakukan perintah Rabbnya. Laut yang
terbelah itu kembali seperti semula. Allah ﷻberfirman,
سى َو َمن َّمعَهُ أ َ ْج َم ِعينَ * ث ُ َّم أ َ ْغ َر ْقنَا اآلخ َِرينَ * إِ َّن ِفي ذَ ِل َك َ َوأَن َج ْينَا ُمو
ََآليَةً َو َما َكانَ أ َ ْكث َ ُرهُم ُّمؤْ ِمنِين
“Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami
tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak
beriman.” (QS:Asy-Syu’araa | Ayat: 65-67).
Tidak ada seorang pun dari kalangan orang-orang beriman tenggelam. Dan tidak satu pun
dari Firaun dan pengikutnya yang bisa selamat.
ع ْد ًوا َحتَّى َ َو َج َاو ْزنَا ِببَنِي ِإ ْس َرائِي َل ْالبَ ْح َر فَأَتْبَعَ ُه ْم فِ ْر
َ ع ْو ُن َو ُجنُودُهُ بَ ْغيًا َو
ْ ِإذَا أ َ ْد َر َكهُ ْالغ ََر ُق قَا َل آ َمنتُ أَنَّهُ ال ِإ ِلهَ ِإالَّ الَّذِي آ َمن
ْ َت ِب ِه بَنُو ِإ ْس َرا ِئي َل َوأَنَا
َِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala
tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah
hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan
yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)”.” (QS:Yunus | Ayat: 90).
Allah mencelanya dan memberi pelajaran kepada kita semua. Apakah ketika nyawa di
kerongkongan dan kebinasaan sudah benar-benar tampak, baru seseorang akan sadar?
Allah telah menetapkan hukumnya. Dan membinasakan orang-orang yang berbuat zhalim.
Berlalulah kejadian itu. Namun pelajarannya tidak pernah hilang sepanjang zaman.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺdatang ke Madinah. Beliau dapati orang-
orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam). Kemudian beliau ﷺbertanya pada
mereka,
َّ ع ِظي ٌم أ َ ْن َجى
ّللاُ ِفي ِه َ فَقَالُوا َهذَا يَ ْو ٌم.» ُصو ُمونَه ُ َ « َما َهذَا ْاليَ ْو ُم الَّذِى ت
ش ْك ًرا فَنَ ْح ُن
ُ سى َ صا َمهُ ُمو َ َع ْونَ َوقَ ْو َمهُ ف
َ سى َوقَ ْو َمهُ َوغ ََّرقَ ِف ْر َ ُمو
« فَن َْح ُن أ َ َح ُّق َوأ َ ْولَى-صلى هللا عليه وسلم- ِّللا َّ سو ُل ُ فَقَا َل َر.ُصو ُمه ُ َن
.ام ِه
ِ َ صي ِ ِ َوأ َ َم َر ب-صلى هللا عليه وسلم- ِّللا َّ سو ُل ُ صا َمهُ َرَ َ ف.» سى ِم ْن ُك ْم َ ِب ُمو
“Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Ini
adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan
kaumnya. Ketika itu pula Firaun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini
dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”.
Rasulullah ﷺlantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa
daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah ﷺmemerintahkan kaum muslimin untuk
berpuasa.” (HR. Muslim no. 1130).