Anda di halaman 1dari 2

Pengobatan dan Pencegahan Keracunan Merkuri

Penanganan pertama pada pasien keracunan merkuri adalah dengan memindahkan pasien dari
sumber paparan. Pada saat yang sama, hindarkan orang lain dari kontak dengan pasien. Bila
memungkinkan, lepaskan pakaian pasien yang terkontaminasi merkuri. Jika pasien menghirup
merkuri dalam jumlah besar, pasien mungkin memerlukan bantuan dengan prosedur intubasi atau
obat-obatan bronkodilator.

Pasien yang keracunan karena menelan merkuri tidak disarankan mengonsumsi obat yang
merangsang untuk muntah. Hal tersebut karena muntah bisa meningkatkan risiko jaringan sehat
terpapar merkuri. Sedangkan pada kasus keracunan berkepanjangan, sumber merkuri harus
diketahui dan diisolasi dari manusia agar tidak terjadi kontak.

Untuk keracunan akut, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memastikan sistem pernapasan
dan jantung masih bekerja. Bila diperlukan, dokter dapat melakukan kompresi dada dan pernapasan
buatan bila terjadi henti napas maupun henti jantung. Hal ini dapat terjadi pada keracunan merkuri
baik karena menghirup uap atau tertelan. Bila pasien tertelan merkuri dan mengalami keracunan
akut, dokter akan melakukan kumbah atau bilas lambung. Prosedur ini dilakukan dengan
memasukkan selang dari hidung yang terhubung ke lambung, untuk mencuci lambung dan
menghisap seluruh isi lambung. Harap diingat, jangan rangsang pasien untuk muntah saat menjalani
prosedur ini. Untuk mengikat racun yang masih ada di dalam saluran pencernaan, pasien juga dapat
diberikan arang aktif. Hal ini dapat dilakukan bila keracunan belum lama terjadi.

Bila terdapat peningkatan kadar merkuri dalam darah atau urin, perlu dilakukan terapi kelasi sebagai
langkah awal. Terapi kelasi merupakan terapi yang diberikan melalui infus berisi obat yang berfungsi
mengikat logam dalam darah. Obat yang biasa diberikan dalam keracunan merkuri adalah
dimercapol (BAL) atau succimer (DMSA). Pada pasien yang sudah mengalami gangguan fungsi ginjal,
prosedur cuci darah dapat dilakukan.

Anda bisa mencegah keracunan merkuri dengan menghindari hal-hal yang menjadi penyebab umum
keracunan, seperti menghindari konsumsi makanan laut dengan kadar merkuri tinggi seperti ikan hiu
dan ikan pemangsa lain. Ikan besar yang memangsa ikan kecil umumnya memiliki kadar merkuri
lebih tinggi dibanding ikan pemakan tumbuhan.

Berhati-hatilah dalam memegang tabung termometer atau bola lampu. Jika sampai pecah, sejumlah
kecil merkuri cair mungkin tumpah lalu tersebar dalam butiran kecil, atau menguap. Pada kondisi
demikian, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah paparan merkuri:

Buka pintu dan jendela, biarkan terbuka selama sedikitnya 15 menit.

Pergi ke luar dari ruangan dan pastikan anak-anak dan hewan peliharaan berada dalam jarak aman.

Kenakan sarung tangan sebelum membersihkan tumpahan dan pecahan.


Ambil pecahan kaca dari termometer atau lampu dengan hati-hati, lalu masukkan pada kantong
plastik.

Kumpulkan pecahan kaca yang berukuran kecil menggunakan kartu atau selotip.

Pel area yang baru dibersihkan dengan lap basah, lalu satukan lap basah tadi dengan pecahan di
kantong plastik.

Biarkan ruangan tetap steril dan terbuka selama 24 jam setelah dibersihkan.

Hal yang perlu diperhatikan saat membersihkan ruangan yang terpapar merkuri antara lain:

Jangan menggunakan alat penyedot debu atau sapu untuk membersihkan merkuri.

Jangan menyentuh merkuri tanpa mengenakan pelindung.

Jangan membuang merkuri ke saluran air.

Buang pakaian yang terkontaminasi merkuri dalam kantong tertutup.

Jangan letakkan kantong yang berisi barang-barang terkontaminasi merkuri di tempat sampah di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai