Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS

Zhu adalah seorang janda dan anak saudagar pencari sarang walet dari Kalimantan Timur yang
merantau ke kota berteluk hangat di selat sunda (Bandar Lampung), yang rindu dengan suaminya,
namun suaminya sudah meninggal. Suami yang dimaksud yaitu Sulaiman, Sulaiman adalah seorang
petani kopi ilegal yang selama hidupnya mempertahankan ladang kopi dari pemerintah yang dipaksa
pergi meninggalkan lahan yang telah bertahun-tahun di garap dengan tuduhan melakukan
pembunuhan gajah.

Kisah cinta mereka berawal dariSulaiman dan Nyiwar yang datang kerumah Zhu untuk meminta
pertolongan darinya, karena Zhu teringat atas jasa ayahnya yang berbaik hati menolong orang,
sehingga Zhu menolong Sulaiman dan Nyiwar agar tinggal di rumahnya.

Selama Sulaiman tinggal di rumah Zhu benih-benih cinta pun mulai terjadi sehingga mereka
melakukan perkawinan, setelah mereka melangsungkan perkawinan terjadi sesuatu yang tidak
terduga.

Berita pemberontakan petani kopi mulai menyebar dan pemerintah tidak tinggal diam sehingga rumah
Zhu diserang dan digelandang paksa meninggalkan Zhu.

C. UNSUR INTRINSIK

a. Tema : Kerinduan seorang istri terhadap suaminya yang meninggal karena


mempertahankan ladang kopi.

b. Alur : Maju mundur (campuran).

c. Tokoh : Sulaiman, Zhu, Nyiwar, Made Sukari.

d. Penokohan :

- Sulaiman : Berani, pantang menyerah, rela berkorban, gigih.

- Zhu Ni Xia : cerdas, ulet, penolong, rendah hati.

- Nyiwar : baik, sabar, lemah lembut.

- Made Sukari : baik, berani.

e. Latar/ setting :

- Latar alat : Kain tapis, gamelan bambu, kapal perang.

- Latar suasana : Tegang ,Haru, Sedih.

- Latar tempat : Bandar Lampung, Kualakambas, Ladang, Hutan, Kebun, pelabuhan, Pantai,
Balai kampung, Rumah Zhu.

- Latar waktu : Pagi, petang, malam hari, subuh.

f. Amanat :

- Mengikhlaskan orang yang sudah meninggal.

- Membantu orang yang kesulitan dan tanpa memandang statusnya.

- Bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.


- Menjaga titipan dari leluhur yang mulia dengan sebaik-baiknya.

g. Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan orang pertama

h. Gaya bahasa :

- Pleonasme : Kemilau emas memancar

- Repetisi : Hamparan ratusan kotak-kotak beton di seantero kota-kota itu

- Metafora : Kota berteluk hangat di selat sunda

D. UNSUR EKSTRINSIK

i. Nilai moral : Sekelompok orang memukuli orang gila yang mencuri kopi pelanggan
disebuah warung.

j. Nilai sosial : Seorang ibu penjual pecel yang rela meminjamkan sarungnya demi kepentingan
orang yang tidak dikenalnya, padahal orang lain yang berada di dalam kantor pemerintahan yang
memakai pakaian yang lebih rapih kebanyakan berpikir berulang kali bahkan memaki-maki untuk
meminjamkan celana atau pakaiannya yang menutupi kaki.

k. Nilai budaya : Menunjukkan bukti baktinya sebagai seorang anak yang baik kepada
leluhurnya (kakek) dengan cara menghidangkan makan enak yang di impikan arwah yang telah
meninggal tersebut, mendandaninya dengan pakaian yang rapih dan mewah, menyewa penangis
bayaran agar terlihat kualitas bakti dari segenap keturunan dengan histerisnya tangisan.

l. Nilai Agama : Meminta maaf kepada Dewa karena tidak bisa sembahyang untuk-Nya.

E. KEKURANGAN

Ada dua kesalahan ketik yang kesalahannya dari editor buku ini,
Kata gentayangan tertulis gentanyangan di halaman 26, dan kata knalpot tertulis kanlpot di halaman
131. Lalu bahasanya yang kurang baku dan lebih banyak menggunakan bahasa adat (tionghoa) serta
banyak bahasa yang menggunakan majas. Dari sembilan cerpen ini nyaris tidak menyisakan ruang
untuk tersenyum. Dan kekurangan selanjutnya banyak kalimat yang susah untuk dipahami.

F. KELEBIHAN

Tema dan jalan cerita bukanlah yang terpenting. Yang paling utama dari cerpen ini adalah cara
bertutur yang memikat. Beberapa kata memiliki arti dan makna yang baik di terapkan dalam
kehidupan, dan cerita ini dapat menguras emosi pembaca. Dari buku ini kita diperkenalkan lebih jauh
dan hampir detail mengenai agama konghucu dan budaya tionghoa.

G. KESIMPULAN

Buku ini menceritakan tentang budaya tionghoa dan agama konghucu secara detail. Menceritakan
secara detail bagaimana proses upacara pemakaman dengan adat konghucu. Apa saja yang harusnya
dipersiapkan untuk sajian orang yang meninggal. Tidak hanya menceritakan agama dan budaya saja,
tetapi menceritakan makna arti kehidupan sosial dan romantisme juga. Semua berpadu menjadi suatu
cerita yang menguras emosi.
“ SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA”
Zhu Ni Xia, seorang janda yang sangat rindu dengan suaminya yang
sudah meninggal bernama Sulaiman.
Zhu Ni Xia adalah anak dari saudagar besar pemburu sarang walet
bernama Zhu Miau Jung. Sejak kecil Zhu telah dididik ayahnya untuk menjadi
pemburu walet yang handal. Sehingga Zhu memulai usahanya ini dengan
merantau dari tempat tinggalnya Kalimantan Timur ke Bandar Lampung.
Sulaiman adalah seorang petani kopi ilegal yang selama hidupnya untuk
mempertahankan ladang kopi dari pemerintah yang dipaksa pergi dari lahannya.
Sulaiman juga dituduh sebagai pembunuh gajah. Ayah Sulaiman sudah
meninggal karena ayahnya dan para warga juga memberontak untuk
meninggalkan lahan kopi mereka.
Kisah cinta Sulaiman dan Zhu Ni Xia berawal saat Sulaiman dan ibunya,
Nyiwar yang sedang dalam pelarian sehingga mereka sampai di depan gerbang
rumah seseorang kampung lain. Runah itu adalah rumah Zhu. Sulaiman
meminta pertolongan pada Zhu, namun Zhu menolak sehingga Sulaiman dan
ibunya pergi. Sebelum pergi, Sulaiman memberikan kain tapis yang dibawanya.
Namun Zhu merasa bersalah karena ia teringat akan jasa-jasa ayahnya yang
berbaik hati menolong orang lain dan menyuruh orang untuk mencari Sulaiman
dan ibunya untuk tinggal di rumahnya.Selama Sulaiman tinggal di rumah Zhu,
Zhu sangat akrab dengan ibunya Sulaiman. Sulaiman juga selalu melakukan
tindakan-tindakan yang berbahaya seperti, menggalang kontak dengan para
petani, mencatat data, dan mencari bukti. Selama itu juga, Sulaiman dan Zhu
mulai saling mencintai sehingga mereka memutuskan untuk menikah.
Tak lama kemudian, terjadi sesuatu yang tak terduga. Pemerintah telah
mendengar pemberontakan yang dilakukan petani. Mereka pergi ke rumah
Sulaiman dan Zhu, membakar gudang dan menghancurkan semua yang ada
disana. Dan Sulaiman digelandang paksa meninggalkan zhu dengan darah yang
berceceran, tatapan yang penuh cinta.
Sepeninggal Sulaiman, Zhu selalu datang ke makam sulaiman sambil
berteriak, “Sulaiman, Sulaiman. Itulah kain tapismu yang ke 340! Akulah Zhu,
istrimu. Perempuan yang telah menciptakan tarian sulaman benang dari
separuh jiwaku. Dan kini aku bicara padamu! Sulaiman. Sulaiman. Itulah Zhu,
dan aku bicara padamu.

Anda mungkin juga menyukai