Anda di halaman 1dari 12

Vol. 2, No.

1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

ANALISA PENGARUH PENGELASAN LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK


BAJA KARBON RENDAH DAN BAJA KARBON TINGGI
Yuspian Gunawan1, Nanang Endriatno2, Bayu Hari Anggara3
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
2’3
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jln. H.E.A Mokodompit, Kampus Bumi Tridarma Andonohu, Kendari 93232
Email : Yuspian.gunawan@yahoo.com
Abstrak
Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih komponen, lebih tepat
ditujukan untuk merakit (assembly) beberapa komponen menjadi satu bentuk mesin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kekuatan mekanik baja karbon rendah dan baja karbon tinggi. Bahan yang di
gunakan adalah baja karbon rendah berupa plat setebal 10 mm dan baja karbon tinggi berupa pegas setebal
10 mm. Proses pengelasan menggunakan elektroda E6013 dan E7016 dengan media kampuh V. Pengujian
yang di lakukan adalah pengujian tarik dan pengujian kekerasan brinell. Dimana pada pengujian tarik,
kekuatan tarik tertinggi pada baja karbon rendah terdapat pada spesimen 2 yaitu 44,92 kg/mm2. Sedangkan
pada pengujian tarik baja karbon tinggi kekuatan tarik tertinggi terdapat pada spesimen Row material yaitu
91,35 kg/mm2. Untuk pengujian kekerasan brinell, nilai kekerasan HAZ tertinggi untuk baja karbon rendah
terdapat pada titik 1 dan 3 yaitu 104,53 kg/mm2. Sedangkan nilai kekerasan HAZ tertinggi untuk baja karbon
tinggi terdapat pada titik 1 yaitu 201,03 kg/mm2.
Kata kunci : Pengelasan, kekuatan kekuatan tarik dan kekerasan.
Abstract
The process welding which in principle is connecting two or more components, more rightly aimed to
assemble ( assembly ) several components into one form of machine. The purpose of this research is to find
the mechanical force low carbon steel and high carbon steel. Material of this research is low carbon steel
plate thick of 10 mm and high carbon steel of a spring thick 10 mm. the process welding use electrodes
E6013 and E7016 by the angle v . Test in do is testing pull and testing hardness brinell .Where testing pull ,
tensile strength on the highest low carbon steel found in specimens 2 namely 44,92 kg/mm2 .While in testing
pul high carbon steel tensile strength is highest in specimens column material that is 91,35 kg /mm2. For
Brinell Hardness Test, the highest hardness HAZ to low carbon steel is on a point of 1 and 3 namely 104,53
kg/ mm2. While highest hardness HAZ to high carbon steel is at that point 1 namely 201,03 kg / mm2 .
Keywords: welding, tensile strength and hardness
1. Latar Belakang
Teknik pengelasan semakin banyak untuk mencairkan bahan dasar yang akan
dipergunakan secara luas dalam proses disambung dan kawat las sebagai bahan
penyambungan plat-plat besi, kontruksi pengisi. Setelah dingin dan membeku,
bangunan dan konstruksi mesin. terbentuklah ikatan yang kuat dan
Penggunaan teknik pengelasan dalam permanen.
konstruksi sangat luas meliputi konstruksi Dalam kontruksi yang menggunakan
perkapalan, jembatan, rangka, bejana tekan, bahan baku logam, hampir semua
pipa saluran, kendaraan, rel dan lain sambungan-sambungannya dikerjakan
sebagainya. dengan cara pengelasan. Sebab dengan cara
Mengelas merupakan salah satu cara ini dapat diperoleh sambungan yang lebih
menyambung dua buah bagian logam kuat dan lebih ringan dibanding dengan
secara permanen dengan menggunakan keeling. Disamping itu proses
tenaga panas. Tenaga panas ini di perlukan pembuatannya lebih sederhana.

1
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Dalam kerjaan konstruksi pengelasan pelaksanaan, persiapan pengelasan


bukan tujuan utamanya melainkan sarana (pemilihan mesin las, penunjukan juru las,
untuk mencapai tujuan yang lebih sempurna pemilihan elektroda, penggunaan jenis
( baik ). Dalam pengerjaan pengelasan kita kampuh).
harus memperhatikan kesesuaian pada Berdasarkan klasifikasi kerjanya proses
konstruksi las agar tercapai hasil yang pengelasannya dapat dibagi dalam tiga
maksimal. Untuk itu pengelasan harus kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan
diperhatikan beberapa hal yang penting, tekan dan pematrian. Namun proses
diantaranya efisiensi pengelasan, pengelasan yang paling banyak digunakan
penghematan tenaga, penghematan energi, adalah pengelasan cair dengan busur
dan tentunya dengan biaya yang murah. Shielding Metal Arc Welding (SMAW) dan
Karena didalam pengelasan, pengetahuan gas. Proses ini juga tergantung dari material
harus turut serta mendampingi praktek, yang akan dilas, dimana tidak semua logam
secara lebih terperinci dapat dikatakan memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan
bahwa, perencanaan tentang cara-cara yang mempunyai sifat mampu las yang baik
pengelasan, cara-cara pemeriksaan, bahan diantaranya adalah baja paduan rendah.
las, dan jenis las yang akan digunakan. Baja ini dapat dilas dengan las busur
Mutu dari pengelasan di samping elektroda terbungkus, las busur rendam dan
tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri las Metal Inert Gas (MIG).
dan juga sangat tergantung dari persiapan Mutu pengelasan tergantung dari
sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengerjaan dan proses pengelasan. Secara
pengelasan adalah proses penyambungan umum pengelasan dapat diartikan sebagai
antara dua bagian logam atau lebih dengan suatu ikatan metalurgi pada sambungan
menggunakan energi panas, secara umum logam atau logam paduan yang
pengelasan dapat diartikan sebagai suatu dilaksanakan saat logam dalam keadaan
ikatan metalurgi pada sambungan logam cair.
atau logam paduan yang dilaksanakan saat Pada penelitian ini, variabel yang akan
logam dalam keadaan cair. Pada penelitian diteliti adalah pengaruh Sifat mekanik baja
ini pengelasan yang digunakan adalah las karbon dari hasil pengelasan listrik. Dan hal
busur listrik. Hal ini sangat erat ini dapat diketahui dari hasil pengujian
hubungannya dengan arus listrik, kekuatan tarik dan kekerasan dari hasil
ketangguhan, cacat las, serta retak yang pengelasan pada baja karbon rendah dan
pada umumnya mempunyai pengaruh yang baja karbon tinggi.
fatal terhadap keamanan dari konstruksi
2. Tinjauan Pustaka
yang dilas.
Fungsi pengelasan diantaranya adalah Fenoria(2012) meneliti pengaruh
sebagai penyambung dua komponen yang variasi kuat arus dan jarak pengelasan
berbahan logam. Selain itu fungsi terhadap kekerasan pada sambungan las
pengelasan adalah sebagai media atau alat baja karbon rendah dengan elektroda E6013
pemotongan. Kelebihan lain dari dengan metoda Avana. Pengujian kekerasan
pengelasan diantaranya biaya murah, proses dengan metoda Brinnel. Hasil penelitian
relatif lebih cepat, lebih ringan, dan bentuk menunjukan bahwa semakin besar arus,
konstruksi lebih variatif.. Faktor-faktor semakin tinggi kekerasannya. Kekerasan
pertimbangan dalam pengelasan adalah tinggi di alami oleh daerah las, sedangkan
jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat terendah di daerah logam induk. Pengelasan
dan bahan yang diperlukan, urutan dengan jarak lebih dekat menghasilkan

2
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

kekerasan yang lebih tinggi dari pada Macam-Macam Proses Las Busur Listrik
pengelasan dengan jarak lebih jauh.
Panas yang di gunakan pada las busur
Bramono dkk (2010) melakukan listrik di peroleh dari busur api listrik antara
penelitian pengaruh masukan panas
elektroda las dan benda kerja. Elektroda
pengelasan baja karbon rendah terhadap sebagai bahan pengisi, mencair bersama-
kekerasan dan struktur mikro. Obyek dalam
sama dengan benda kerja dan setelah dingin
penelitian ini adalah daerah di sekitar menjadi satu kesatuan yang sukar di
sambungan, meliputi logam induk, HAZ,
pisahkan
dan logam las. Hasil dalam penelitian ini Beberapa macam proses pengelasan
menunjukkan bahwa pada material induk,
yang dapat di golongkan pada las busur
perubahan kekerasannya tidak terlalu besar. listrik yang banyak di gunakan dalam
Pada HAZ, semakin besar masukkan panas, praktek, antar lain:
semakin kecil kekerasannya. Pada daerah
1. Las listrik dengan elektroda karbon (arc
las, semakin besar masukkan panas, welding)
semakin besar kekerasannya. Hasil dari
Busur listrik yang terjadi diantara
pengujian mikro menunjukan bahwa ujung elektroda karbon dan logam atau
masukan panasnya, mak a laju pendinginan
diantara dua ujung elektroda karbon akan
semakin lambat,mengakibatkan butiran- memanaskan dan mencairkan logam yang
butiran relative lebih halus di bandingkan
akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat
masukkan panas kecil. dipakai elektroda dengan fluksi atau
Teori Dasar elektroda yang berselaput fluksi.
Definisi Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu
bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses pengelasan yang pada
prinsipnya adalah menyambungkan dua
atau lebih komponen, lebih tepat ditujukan
untuk merakit (assembly) beberapa
komponen menjadi satu bentuk mesin.
Mengelas tidak lain adalah pekerjaan
penyambungan dua logam atau logam
paduan dengan cara memberikan panas baik
diatas atau dibawah titik cair logam. Gambar. 1 Arc Welding
Las listrik 2. Las Listrik dengan ekktroda berselaput
Las Listrik ini menggunakan elektroda
Las listrik atau las busur adalah cara berselaput sebagai bahan tambah. Busur
pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik yang terjadi diantara ujung elektroda
listrik sebagai sumber panasnya. Beberapa dan bahan dasar akan mencairkan ujung
macam proses las yang termasuk pada elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput
kelompok las listrik adalah: elektroda yang turut terbakar akan mencair
a. Las listrik elektroda kabon dan menghasilkan gas yang melindungi
b. Las listrik elektroda berselaput ujung elektroda, kawat Ias busur Iistrik dan
c. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap
d. Las listrik MIG (Metal Inert Gas) pengaruh udara luar. Cairan selaput
e. Las listrik busur rendam (Submerged) elektroda yang membeku akan menutupi

3
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai Sebagai bahan tambah dipakai
pelindung terhadap pengaruh luar. elektroda tanpa selaput yang digerakkan
Sirkuit Ias listrik dengan elektroda dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi
berselaput dimana G adalah sumber tenaga antara elektroda wolfram dengan bahan
arus searah dan elektroda dihubungkan ke dasar. Sebagai gas pelindung dipakai argon,
terminal negetif sedang bahan ke terminal helium ateau campuran dari kedua gas
positif seperti gambar berikut. tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari
jenis logem yang akan dilas. Tangkai las
TIG biasanya didinginkan dengan air yang
bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG
ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

Gambar 2. Sirkuit Las Listrik

Pada gambar. dibawah ini ditunjukkan


pemindahan cairan logam dari elektroda ke
bahan dasar dimana gas dari pembakaran Gambar 4. Las SMAW
selaput elektroda melindungi daerah ini.
Posisi Pengelasan
Posisi mengelas terdiri dari empat macam
yaitu:
1. Posisi di bawah tangan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara
pengelasan yang dilakukan pada permukaan
rata/datar dan dilakukan dibawah tangan.
Kemiringan elektroda las sekitar 10º-20º
Gambar 3. Pemindahan cairan logam dari terhada garis vertikal dan 70º-80º terhadap
elektroda ke base metal benda kerja.
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
adalah marupakan sumber panas untuk
pengelasan. Titik cair dari alektroda Gambar 5. Posisi di dawah tangan
wolfram sedemikian tingginya sampai
3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat 2. Posisi tegak (Vertikal)
terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi Mengelas posisi tegak adalah apabila
dangan nosel keramik untuk penyembur gas dilakukan arah pengelasannya keatas atau
pelindung yang melindungi daerah Ias dari kebawah. Pengelasan ini termasuk
pengaruh luar pada saat pangelasan. pengelasan yang paling sulit karena bahan
cair yang mengalir atau menumpuk diarah

4
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

bawah dapat diperkecil dengan kemiringan Jenis-Jenis Sambungan Dalam


elektroda sekitar 10º-15º terhada garis Pengelasan
vertikal dan 70º-85º terhadap benda kerja. Harsono & Thoshie (2000) sambungan
las dalam konstruksi baja pada dasarnya
dibagi dalam sambungan tumpul,
sambungan T, sambungan sudut dan
sambungan tumpang”.

Gambar 6. Posisi tegak (Vertikal)


3. Posisi datar (Horisontal)
Mengelas dengan horisontal biasa
disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan
arah elektroda mengikuti horisontal. Gambar 9. Jenis-jenis sambungan
Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring Pada proses pengelasan terdapat lima
sekitar 5º-10º terhada garis vertikal dan 70º- jenis desain dasar sambungan las. Kelima
80º kearah benda kerja. jenis dasar sambungan tersebut adalah
sambungan Tumpul (Butt), Sudut (Corner),
T (Tee), Tumpang (Lap), dan Sisi (Edge),
seperti terihat Gambar 9. Lima jenis dasar
sambungan las dapat dibuat dalam empat
posisi pengelasan yang berbeda, yaitu
Gambar 7. Posisi datar (Horisontal) posisi flat (datar), vertikal, horizontal, dan
diatas kepala seperti ditunjukkan pada
4. Posisi diatas kepala (Over Head) gambar diatas.
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan
berbahaya karena bahan cair banyak
berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh
karena itu diperlukan perlengkapan yang
serba lengkap antara lain: Baju las, sarung
tangan, sepatu kulit dan sebagainya.
Mengelas dengan posisi ini benda kerja
terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5º-20º terhada
garis vertikal dan 75º-85º terhadap benda Gambar 10. Posisi pengelasan pada kelima
kerja. jenis sambungan las
Dalam merencanakan konstruksi yang
memiliki sambungan pengelasan, harus
dipilih secara benar dan tepat mengenai
jenis-jenis sambungan las, yang disesuaikan
dengan fungsi dan kegunaannya. Yang
perlu dipertimbangkan bahwa sambungan
pengelasan harus mampu menerima beban
Gambar 8. Posisi diatas kepala (Over Head) dinamis maupun beban statis.

5
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Jenis-jenis Alur Pengelasan


Setelah penentuan jenis pengelasan dan
jenis sambungan pengelasan, maka
persiapan selanjutnya adalah
mempersiapkan sisi yang akan dilas.
Apakah pada sisi tersebut dibuat alur V atau
X dan lain sebagainya.

Gambar 13. Alur sambungan tumpang


(Sumber : Harsono & Toshie, 2000)
Arus Pengelasan
Besarnya aliran listrik yang keluar dari
mesin las disebut dengan arus pengelasan.
Arus las harus disesuaikan dengan jenis
bahan dan diameter elektroda yang di
gunakan dalam pengelasan. Untuk
Gambar 11. Alur sambungan las tumpul, elektroda standart American Welding
(Sumber : Harsono & Toshie, 2000) Society (AWS), dengan contoh AWS
E6013 untuk arus pengelasan yang
Dalam pemilihan jenis bentuk alur
digunakan sesuai dengan diameter kawat
harus menuju kepada penurunan masukan
las yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 1.
panas dan penurunan logam las sampai
Penggunaan arus yang terlalu kecil akan
kepada harga terendah yang tidak
mengakibatkan penembusan atau penetrasi
menurunkan mutu pengelasan. Untuk itu
las yang rendah, sedangkan arus yang
perlunya kemampuan dan pengalaman yang
terlalu besar akan mengakibatkan
luas dalam pemilihan bentuk alur.
terbentuknya manik las yang terlalu lebar
dan deformasi dalam pengelasan seperti
ditunjukan pada Gambar 14.

Gambar 12. Alur sambungan T


(Sumber : Harsono & Toshie, 2000)
Sambungan tumpang jarang sekali
digunakan untuk pelaksanaan
penyambungan konstruksi utama, karena
sambungan ini efisiensinya rendah. Gambar 14. Pengaruh arus las pada bentuk
Sambungan tumpang biasa dilaksanakan manik
dengan las sudut dan las isi.

6
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Tabel 1 Hubungan diameter elektroda


dengan arus pengelasan (Howard, 1998)

Dari tabel diatas diperoleh data


bahwa persentase komposisi Mn (mangan)
dan Si (silikon) pada elektroda E7016
lebih tinggi dibandingkan elektroda
E6013, dimana komposisi Mn dan Si
Elektroda Las dapat meningkatkan kekuatan dan
Pada penelitian ini elektroda yang di kekerasan sambungan las. Dengan kadar
gunakan adalah elektroda E6013 dan Mn yang lebih banyak pada elektroda
E7016. Pada dasarnya bila di tinjau dari E7016 maka unsur karbida mangan
logam yang di las kawat elektroda di (Mn3C) yang terbentuk akan lebih
bedakan menjadi lima, yaitu : baja banyak jika dibandingkan dengan elektroda
lunak, baja karbon tinggi, baja paduan, E6013. Sedangkan untuk persentase
besi tuang dan logam non ferro. Karena komposisi P (fosfor) dan S (sulfur) pada
filler metal harus mempunyai kesamaan elektroda E6013 lebih tinggi dibandingkan
sifat dengan logam induk, maka E7016 dimana komposisi P dan S yang
sekaligus ini berarti bahwa tiada tinggi dapat menimbulkan kecenderungan
elektroda yang dapat dipakai untuk retak lebih tinggi dan menurunkan mampu
semua jenis dari pengelasan. Elektroda las. Persentase komposisi C (karbon) pada
terbungkus sudah banyak yang kedua jenis elektroda sama.
distandarkan penggunaannya, standarisasi Jenis fluks yang digunakan pada
elektroda berdasarkan JIS didasarkan elektroda E 6013 berbeda dengan yang
pada jenis fluks, posisi pengelasan dan arus digunakan pada E 7016. Elektroda E
las. 6013 menggunakan tipe high cellulose
Tabel 2 Spesifikasi Elektroda Terbungkus sebagai bahan fluks dengan bahan utama
dari Baja Lunak adalah zatorganik sedangkan elektroda E
7016 menggunakan tipe low hydrogen
sebagai bahan fluks dengan bahan utama
adalah kapur dan fluorat. Kedua jenis
fluks ini memiliki fungsi utama yang sama
yaitu sebagai pelindung selama proses
pengelasan agar tidak ada reaksi dengan
udara luar seperti hidrogen dan oksigen
yang masuk ke dalam proses pengelasan
dikarenakan menyebabkan cacat seperti
terjadinya retak (cracking) pada sambungan
las.
Tabel 3 Komposisi elektroda E6013 dan Daerah Pengaruh Panas
E7016 Logam akan mengalami pengaruh
pemanasan akibat pengelasan dan
mengalami perubahan struktur mikro

7
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

disekitar daerah lasan. Bentuk struktur perubahan sifat mekanik pada daerah itu
mikro bergantung pada temperatur tertinggi karena dipengaruhi lamanya pendinginan
yang dicapai pada pengelasan, kecepatan dan komposisi kimia logam induk itu
pengelasan dan laju pendinginan daerah sendiri.
lasan. Daerah logam yang mengalami
Baja Karbon
perubahan struktur mikro akibat mengalami
pemanasan karena pengelasan disebut Baja karbon adalah baja paduan yang
daerah pengaruh panas (DPP), atau Heat mempunyai kadar karbon ditambah dengan
Affected Zone (HAZ) yang ditunjukan pada sedikit unsur-unsur paduan. Penambahan
Gambar 15. unsur ini dapat meningkatkan kekuatan baja
tanpa mengurangi keuletannya, untuk
klasifikasi jenis baja karbon sesuai dengan
kadar karbon ditunjukan pada Tabel 2.2.
material ini digunakan untuk kapal,
jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki-
tangki dan dalam permesinan. Baja karbon
adalah baja yang mengandung karbon
antara 0,1% - 1,7%. Berdasarkan tingkatan
Gambar 15. Daerah pengaruh panas pada banyaknya kadar karbon, baja digolongkan
sambungan las (Ahmad, 1994) menjadi tiga tingkatan :
Keterangan : a. Baja karbon rendah yaitu baja yang
1. Logam Las (Weld Metal) adalah daerah mengandung karbon kurang dari 0,30%.
dimana terjadi pencairan logam dan Baja karbon rendah dalam perdagangan
dengan cepat kemudian membeku. dibuat dalam bentuk pelat, profil,
2. Fusion Line Merupakan daerah batangan untuk keperluan tempa,
perbatasan antara daerah yang pekerjaan mesin, dan lain-lain.
mengalami peleburan dan yang tidak b. Baja karbon sedang adalah baja yang
melebur. Daerah ini sangat tipis sekali mengandung karbon antara 0,30% – 0,60
sehingga dinamakan garis gabungan %. Didalam perdagangan biasanya
antara weld metal dan H A Z. dipakai sebagai alat-alat perkakas, baut,
3. H A Z merupakan daerah yang poros engkol, roda gigi, ragum dan
dipengaruhi panas dan juga logam dasar pegas.
yang bersebelahan dengan logam las c. Baja karbon tinggi ialah baja yang
yang selama proses pengelasan mengandung karbon antara 0,6% –
mengalami siklus termal pemanasan dan 1,5%. Baja ini biasanya digunakan untuk
pendinginan cepat, sehingga terjadi keperluan alat-alat konstruksi yang
perubahan struktur akibat pemanasan. berhubungan dengan panas yang tinggi
4. Logam Induk (Parent Metal) merupakan atau mengalami panas, misalnya
logam dasar dimana panas dan suhu landasan, palu, gergaji, pahat, kikir, bor,
pengelasan tidak menyebabkan bantalan peluru, dan sebagainya
terjadinya perubahan struktur dan sifat. (Amanto,1999).

Daerah (Heat Affected Zone) HAZ Sifat Mekanik


merupakan daerah paling kritis dari Sifat mekanik didefinisikan sebagai
sambungan las, karena selain mengalami ukuran kemampuan suatu bahan untuk
perubahan struktur mikro juga mengalami membawa atau menahan gaya atau

8
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

tegangan yang diberikan padanya. Pada saat uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian
menahan beban, atom-atom atau struktur Brinnel diperuntukan untuk material yang
molekul berada dalam kesetimbangan. memiliki permukaan yang kasar dengan uji
Gaya ikatan pada struktur menahan setiap kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor
usaha untuk mengganggu kesetimbangan (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan
ini, misalnya gaya luar atau beban. Sifat diplating ataupun terbuat dari bahan
mekanik terdiri dari kekuatan tarik, Karbida Tungsten.
bending, impak, fatik, creep, kekerasan dan Uji kekerasan brinnel dirumuskan
lain sebagainya. dengan :

Uji Kekerasan (Hardness Test)


Proses pengujian kekerasan dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu bahan
terhadap pembebanan dalam perubahan
yang tetap. Besar tingkat kekerasan dari
bahan dapat diananlisis melalui besarnya
beban yang diberikan terhadap luas bidang
yang menerima pembebanan tersebut.
Pengujian yang banyak dipakai adalah
dengan cara menekankan penekanan
tertentu kepada benda uji dengan beban
tertentu dan mengukur bekas hasil
penekanan yang terbentuk diatasnya (Surdia
dan Saito, 1992).
Kekerasan didefinisikan Sebagai ketahanan
suatu material terhadap identasi/penetrasi
permanen akibat beban dinamis atau statis.
Sifat kekerasan dapat diuji dengan berbagai Gambar. 16. Pengujian brinnell
metode seperti Vickers, Rockwell, Brinnell
dan Knoop.
Pengujian ini dapat dikategorikan Dimana :
berdasarkan sasaran material yang akan D = Diameter bola (mm)
diuji, yaitu. d = Impression diameter (mm)
a) Mengukur kekerasan suatu material F = Load (beban) (kgf)
digunakan pengujian kekerasan brinell, HB = Brinell result (HB)
Rockwell dan Vickers.
b) Untuk mengukur kekerasan fasa pada 26
struktur mikro atau lapisan tipis dari
suatu material digunakan micro hardness
test.
Brinnell
Pengujian kekerasan dengan metode
Brinnel bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya
tahan material terhadap bola baja (identor) Gambar. 17. Perumusan pengujian Brinell
yang ditekankan pada permukaan material

9
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Kekuatan Tarik

Gambar 19. Kurva tegangan-regangan Baja


(Wiryosumarto , 2000).
3. Metode Penelitian
Gambar 18. Mesin uji tarik
Waktu dan Tempat
Salah satu cara untuk mengetahui sifat Adapun waktu dan tempat
mekanik lain adalah dengan cara uji tarik , pelaksanaan penelitian adalah sebagai
dengan mengunakan bentuk specimen berikut :
seperti tulang (standar ASTM) Proses a. Proses pengelasan dilakukan di
pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui laboratorium teknologi mekanik Fakultas
kekeuatan tarik benda uji . pengujian tarik Teknik Universitas Halu Oleo.
untuk kualitas kekuatan tarik dimaksudkan b. Proses pengujian kekerasan dilakukan di
untuk mengetahui berapa nilai kekuatanya Laboratorium Metalurgi Fisik
dan dimana letak putusnya sambungan las . Universitas Hasanuddin..
pembebanan tarik adalah pembebanan yang c. Proses pengujian tarik dilakukan di
diberikan pada benda dengan memberikan Laboratorium Metalurgi Fisik
gaya tarik berlawanan arah pada salah satu Universitas Hasanuddin.
ujung benda.
4. Hasil dan Pembahasan
Penarikan gaya terhadap beban akan
mengakibatkan terjadinya (deformasi) Pengujian Material
bahan tersebut. Proses terjadinya deformasi Pengujian material yang digunakan
pada bahan uji adalah proses pergeseran dalam penelitiian analisis pengaruh
butiran Kristal logam yang mengakibatkan pengelasan listrik terhadap sifat mekanik
melemahnya gaya electro magnetic setiap baja karbon rendah dan baja karbon
atom logam hingga terlepas ikatan tersebut tinggi,digunakan dengan beberapa jenis
oleh penarikan gaya maksimum. pengujian baik dengan pengujian tarik dan
Pada pengujian tarik beban diberikan pengujian kekerasan brinell yang di lakukan
secara continyu dan pelan-pelan bertambah dalam proses pengambilan data dan
besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengolahan data.
pengamatan mengenai perpanjangan yang
dialami benda uji dan di hasilkan kurva Pengujian Tarik
tegangan-regangan. Pengujian tarik dilakukan untuk
mengetahui kekuatan tarik dari material
baja karbon rendah dan baja karbon tinggi

10
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

sebagai material uji dalam penelitian ini. baja (identor) yang ditekankan pada
pengujian dengan mengunakan mesin permukaan material uji tersebut (spesimen).
Universal testing machine type UPH Adapun hasil dari pengujian kekerasan
dilengkapi dengan DIN 51221.Adapun hasil dengan metode Brinell dari hasil
dari pengujian tarik dari hasil pengelasan pengelasan dengan menggunakan baja
dengan menggunakan baja karbon rendah karbon rendah dan baja karbon tinggi dapat
dan baja karbon tinggi dapat di lihat dengan di lihat dengan grafik batang berikut ini.
grafik batang berikut ini.

Grafik 21. Nilai kekerasan berbanding jenis


Gambar 20. Nilai kekuatan tarik berbanding baja
jenis baja.
Di lihat pada grafik 4.2 bahwa nilai
Dilihat pada grafik 4.1 bahwa nilai kekerasan HAZ tertinggi pada baja karbon
kekuatan tarik tertinggi untuk baja karbon rendah terdapat pada titik 1 dan 3 yaitu
rendah terdapat pada spesimen 2 yaitu 104,53 kg/mm2. Sedangkan pada titik 2
44,92 kg/mm2. Tetapi untuk keseluruhan adalah 113,08 kg/mm2. Sehingga dapat di
spesimen perbedaan hasilnya tidak begitu simpulkan bahwa dari hasil pengelasan
jauh. Untuk hal ini dapat di artikan bahwa yang telah di lakukan tidak begitu banyak
baja karbon rendah masih memiliki merubah sifat–sifat dari baja karbon rendah.
kekuatan tarik yang relatif sama baik Karena baja karbon rendah memiliki
sebelum di lakukan pengelasan maupun keuletan yang tinggi tetapi kekerasannya
sesudah di lakukan pengelasan. Beda rendah dan tidak tahan aus. Sedangkan nilai
halnya yang terjadi pada baja karbon tinggi, kekerasan tertinggi pada baja karbon tinggi
di mana kekuatan tarik tertinggi terdapat terdapat pada titik 1 yaitu 213.03 kg/mm2.
pada Row material yaitu 91,35 kg/mm2. Karena baja karbon tinggi memang
Sedangkan pada spesimen yang telah di memiliki sifat kekerasan yang tinggi, baik
lakukan pengelasan mengalami penurunan sesudah di lakukan pengelasan maupun
yang lumayan jauh. sebelum pengelasan.
Pengujian Kekerasan Brinell Kesimpulan
Proses pengujian kekerasan dapat Berdasarkan hasil penelitian analisa
diartikan sebagai kemampuan suatu bahan kekuatan tarik dan uji kekerasan dapat di
terhadap pembebanan dalam perubahan simpulkan sebagai berikut
yang tetap. Pengujian kekerasan dengan 1. Dari hasil penelitian analisa pengaruh
metode Brinnel bertujuan untuk pengelasan listrik terhadap sifat mekanik
menentukan kekerasan suatu material dalam baja karbon rendah dan baja karbon
bentuk daya tahan material terhadap bola tinggi dapat di simpulkan bahwa

11
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

kekuatan tarik baja karbon rendah tidak E6013 Dengan Metode Avana. Jurnal
mengalami begitu banyak perubahan. Metalurgi Fisik.
Tetapi beda halnya yang terjadi pada Harsono Wiryosumarto. 2008. Teknologi
baja karbon tinggi yang mengalami
Pengelasan Logam, Jakarta: Balai
penurunan setelah di lakukan Pustaka
pengelasan.
Kenyen. W; Ginting, Dines. Dasar-Dasar
2. Dari hasil pengujian kekerasan HAZ
Pengelasan.Erlangga. Jakarta. 1985.
baja karbon rendah dan baja karbon
tinggi, dapat di simpulkan bahwa Maman suratman. 2007. Teknik Mengelas
kekerasan daerah pengaruh panas dari Asetilin, Brazing, Dan Las Busur
baja karbon rendah tidak banyak Listrik. Bandung: Pustaka Grafika.
mengalami perubahan baik titik Siswanto dan Sofan Amri.2011. Konsep
pengujian 1 sampai titik pengujian 3 Dasar Teknik Las, Jakarta: Prestasi
memiliki kekerasan yang hampir sama. Pustakaraya
Tetapi lain yang terjadi dengan
kekerasan HAZ pada baja karbon tinggi Suhato. 1991. Teknologi Pengelasan
yang memiliki kekerasan yang bervariasi Logam. Jakarta Anggota IKAPI:
tiap titiknya. Rineka Cipta.
Soedjono, 1994, Las Listrik, PT. Remaja
Saran
Rosdakarya, Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian analisis
kekuatan tarik dan kekerasan maka saya
menyarankan sebaiknya :
1. Dalam proses awal sebaiknya di lakukan
uji komposisi.
2. Di lakukan uji struktur mikro untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada
struktur baja setelah pengelasan.

Daftar Pustaka
Bramono. 2010. Pengaruh Masukan Panas
Pebgelasan Baja Karbon Rendah
Terhadap Kekerasan Dan Struktur
Mikro.
Dimas Pratama Putra. 2011. Analisa Hasil
Pengelasan Smaw Pada Baja Tahan
Karat Feritik Dengan Variasi Arus
Dan Elektroda. Jurnal Teknik Material
dan Metalurgi Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Fenoria. 2012. Pengaruh Variasi Kuat Arus
Dan Jarak Pengelasan Terhadap
Kekerasan Pada Sambungan Las Baja
Karbon Rendah Dengan Elektrida

12

Anda mungkin juga menyukai