1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
1
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
2
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
kekerasan yang lebih tinggi dari pada Macam-Macam Proses Las Busur Listrik
pengelasan dengan jarak lebih jauh.
Panas yang di gunakan pada las busur
Bramono dkk (2010) melakukan listrik di peroleh dari busur api listrik antara
penelitian pengaruh masukan panas
elektroda las dan benda kerja. Elektroda
pengelasan baja karbon rendah terhadap sebagai bahan pengisi, mencair bersama-
kekerasan dan struktur mikro. Obyek dalam
sama dengan benda kerja dan setelah dingin
penelitian ini adalah daerah di sekitar menjadi satu kesatuan yang sukar di
sambungan, meliputi logam induk, HAZ,
pisahkan
dan logam las. Hasil dalam penelitian ini Beberapa macam proses pengelasan
menunjukkan bahwa pada material induk,
yang dapat di golongkan pada las busur
perubahan kekerasannya tidak terlalu besar. listrik yang banyak di gunakan dalam
Pada HAZ, semakin besar masukkan panas, praktek, antar lain:
semakin kecil kekerasannya. Pada daerah
1. Las listrik dengan elektroda karbon (arc
las, semakin besar masukkan panas, welding)
semakin besar kekerasannya. Hasil dari
Busur listrik yang terjadi diantara
pengujian mikro menunjukan bahwa ujung elektroda karbon dan logam atau
masukan panasnya, mak a laju pendinginan
diantara dua ujung elektroda karbon akan
semakin lambat,mengakibatkan butiran- memanaskan dan mencairkan logam yang
butiran relative lebih halus di bandingkan
akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat
masukkan panas kecil. dipakai elektroda dengan fluksi atau
Teori Dasar elektroda yang berselaput fluksi.
Definisi Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu
bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses pengelasan yang pada
prinsipnya adalah menyambungkan dua
atau lebih komponen, lebih tepat ditujukan
untuk merakit (assembly) beberapa
komponen menjadi satu bentuk mesin.
Mengelas tidak lain adalah pekerjaan
penyambungan dua logam atau logam
paduan dengan cara memberikan panas baik
diatas atau dibawah titik cair logam. Gambar. 1 Arc Welding
Las listrik 2. Las Listrik dengan ekktroda berselaput
Las Listrik ini menggunakan elektroda
Las listrik atau las busur adalah cara berselaput sebagai bahan tambah. Busur
pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik yang terjadi diantara ujung elektroda
listrik sebagai sumber panasnya. Beberapa dan bahan dasar akan mencairkan ujung
macam proses las yang termasuk pada elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput
kelompok las listrik adalah: elektroda yang turut terbakar akan mencair
a. Las listrik elektroda kabon dan menghasilkan gas yang melindungi
b. Las listrik elektroda berselaput ujung elektroda, kawat Ias busur Iistrik dan
c. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap
d. Las listrik MIG (Metal Inert Gas) pengaruh udara luar. Cairan selaput
e. Las listrik busur rendam (Submerged) elektroda yang membeku akan menutupi
3
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai Sebagai bahan tambah dipakai
pelindung terhadap pengaruh luar. elektroda tanpa selaput yang digerakkan
Sirkuit Ias listrik dengan elektroda dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi
berselaput dimana G adalah sumber tenaga antara elektroda wolfram dengan bahan
arus searah dan elektroda dihubungkan ke dasar. Sebagai gas pelindung dipakai argon,
terminal negetif sedang bahan ke terminal helium ateau campuran dari kedua gas
positif seperti gambar berikut. tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari
jenis logem yang akan dilas. Tangkai las
TIG biasanya didinginkan dengan air yang
bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG
ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
4
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
5
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
6
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
7
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
disekitar daerah lasan. Bentuk struktur perubahan sifat mekanik pada daerah itu
mikro bergantung pada temperatur tertinggi karena dipengaruhi lamanya pendinginan
yang dicapai pada pengelasan, kecepatan dan komposisi kimia logam induk itu
pengelasan dan laju pendinginan daerah sendiri.
lasan. Daerah logam yang mengalami
Baja Karbon
perubahan struktur mikro akibat mengalami
pemanasan karena pengelasan disebut Baja karbon adalah baja paduan yang
daerah pengaruh panas (DPP), atau Heat mempunyai kadar karbon ditambah dengan
Affected Zone (HAZ) yang ditunjukan pada sedikit unsur-unsur paduan. Penambahan
Gambar 15. unsur ini dapat meningkatkan kekuatan baja
tanpa mengurangi keuletannya, untuk
klasifikasi jenis baja karbon sesuai dengan
kadar karbon ditunjukan pada Tabel 2.2.
material ini digunakan untuk kapal,
jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki-
tangki dan dalam permesinan. Baja karbon
adalah baja yang mengandung karbon
antara 0,1% - 1,7%. Berdasarkan tingkatan
Gambar 15. Daerah pengaruh panas pada banyaknya kadar karbon, baja digolongkan
sambungan las (Ahmad, 1994) menjadi tiga tingkatan :
Keterangan : a. Baja karbon rendah yaitu baja yang
1. Logam Las (Weld Metal) adalah daerah mengandung karbon kurang dari 0,30%.
dimana terjadi pencairan logam dan Baja karbon rendah dalam perdagangan
dengan cepat kemudian membeku. dibuat dalam bentuk pelat, profil,
2. Fusion Line Merupakan daerah batangan untuk keperluan tempa,
perbatasan antara daerah yang pekerjaan mesin, dan lain-lain.
mengalami peleburan dan yang tidak b. Baja karbon sedang adalah baja yang
melebur. Daerah ini sangat tipis sekali mengandung karbon antara 0,30% – 0,60
sehingga dinamakan garis gabungan %. Didalam perdagangan biasanya
antara weld metal dan H A Z. dipakai sebagai alat-alat perkakas, baut,
3. H A Z merupakan daerah yang poros engkol, roda gigi, ragum dan
dipengaruhi panas dan juga logam dasar pegas.
yang bersebelahan dengan logam las c. Baja karbon tinggi ialah baja yang
yang selama proses pengelasan mengandung karbon antara 0,6% –
mengalami siklus termal pemanasan dan 1,5%. Baja ini biasanya digunakan untuk
pendinginan cepat, sehingga terjadi keperluan alat-alat konstruksi yang
perubahan struktur akibat pemanasan. berhubungan dengan panas yang tinggi
4. Logam Induk (Parent Metal) merupakan atau mengalami panas, misalnya
logam dasar dimana panas dan suhu landasan, palu, gergaji, pahat, kikir, bor,
pengelasan tidak menyebabkan bantalan peluru, dan sebagainya
terjadinya perubahan struktur dan sifat. (Amanto,1999).
8
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
tegangan yang diberikan padanya. Pada saat uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian
menahan beban, atom-atom atau struktur Brinnel diperuntukan untuk material yang
molekul berada dalam kesetimbangan. memiliki permukaan yang kasar dengan uji
Gaya ikatan pada struktur menahan setiap kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor
usaha untuk mengganggu kesetimbangan (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan
ini, misalnya gaya luar atau beban. Sifat diplating ataupun terbuat dari bahan
mekanik terdiri dari kekuatan tarik, Karbida Tungsten.
bending, impak, fatik, creep, kekerasan dan Uji kekerasan brinnel dirumuskan
lain sebagainya. dengan :
9
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
Kekuatan Tarik
10
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
sebagai material uji dalam penelitian ini. baja (identor) yang ditekankan pada
pengujian dengan mengunakan mesin permukaan material uji tersebut (spesimen).
Universal testing machine type UPH Adapun hasil dari pengujian kekerasan
dilengkapi dengan DIN 51221.Adapun hasil dengan metode Brinell dari hasil
dari pengujian tarik dari hasil pengelasan pengelasan dengan menggunakan baja
dengan menggunakan baja karbon rendah karbon rendah dan baja karbon tinggi dapat
dan baja karbon tinggi dapat di lihat dengan di lihat dengan grafik batang berikut ini.
grafik batang berikut ini.
11
Vol. 2, No. 1 Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin
kekuatan tarik baja karbon rendah tidak E6013 Dengan Metode Avana. Jurnal
mengalami begitu banyak perubahan. Metalurgi Fisik.
Tetapi beda halnya yang terjadi pada Harsono Wiryosumarto. 2008. Teknologi
baja karbon tinggi yang mengalami
Pengelasan Logam, Jakarta: Balai
penurunan setelah di lakukan Pustaka
pengelasan.
Kenyen. W; Ginting, Dines. Dasar-Dasar
2. Dari hasil pengujian kekerasan HAZ
Pengelasan.Erlangga. Jakarta. 1985.
baja karbon rendah dan baja karbon
tinggi, dapat di simpulkan bahwa Maman suratman. 2007. Teknik Mengelas
kekerasan daerah pengaruh panas dari Asetilin, Brazing, Dan Las Busur
baja karbon rendah tidak banyak Listrik. Bandung: Pustaka Grafika.
mengalami perubahan baik titik Siswanto dan Sofan Amri.2011. Konsep
pengujian 1 sampai titik pengujian 3 Dasar Teknik Las, Jakarta: Prestasi
memiliki kekerasan yang hampir sama. Pustakaraya
Tetapi lain yang terjadi dengan
kekerasan HAZ pada baja karbon tinggi Suhato. 1991. Teknologi Pengelasan
yang memiliki kekerasan yang bervariasi Logam. Jakarta Anggota IKAPI:
tiap titiknya. Rineka Cipta.
Soedjono, 1994, Las Listrik, PT. Remaja
Saran
Rosdakarya, Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian analisis
kekuatan tarik dan kekerasan maka saya
menyarankan sebaiknya :
1. Dalam proses awal sebaiknya di lakukan
uji komposisi.
2. Di lakukan uji struktur mikro untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada
struktur baja setelah pengelasan.
Daftar Pustaka
Bramono. 2010. Pengaruh Masukan Panas
Pebgelasan Baja Karbon Rendah
Terhadap Kekerasan Dan Struktur
Mikro.
Dimas Pratama Putra. 2011. Analisa Hasil
Pengelasan Smaw Pada Baja Tahan
Karat Feritik Dengan Variasi Arus
Dan Elektroda. Jurnal Teknik Material
dan Metalurgi Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Fenoria. 2012. Pengaruh Variasi Kuat Arus
Dan Jarak Pengelasan Terhadap
Kekerasan Pada Sambungan Las Baja
Karbon Rendah Dengan Elektrida
12