KATA PENGANTAR
i
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Pedoman ...................................................................................... 2
ii
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsepsi Kawasan Strategis Kabupaten dalam kaitannya dengan Kawasan
Budidaya dan Kawasan Lindung ...........................................................................27
Gambar 2.2 Cakupan Arahan Sanksi pelanggaran pemanfaatan ruang berdasarkan UUPR
No 26/2007 ............................................................................................................36
Gambar 3.1 Masa Penyusunan RTRW Kabupaten...................................................................39
Gambar 3.2 Prosedur Umum dalam Penyusunan RTRW Kabupaten ......................................40
Gambar 3.3a Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kabupaten Secara Swakelola ...................51
Gambar 3.3b Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kabupaten Secara Kontraktual..................52
iii
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN
Lampiran VI-C2 Contoh Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Contoh 2 (Bagian
Dari Sistem Provinsi Dan Bagian Sistem Metropolitan)
Lampiran VII Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama Dalam Penyusunan
RTRW Kabupaten
Lampiran VIII Matrik Tipikal Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pada RTRW
Kabupaten
Lampiran IX Arahan Sanksi Pada Tiap Jenis Unsur Tindak Pidana Terkait Penataan
Ruang Menurut UUPR No. 26 Tahun 2007
Lampiran X Tabel Ringkasan Isi Rencana RTRW Kabupaten Dirinci Per Muatan
RTRW Kabupaten
Lampiran XI Tabel Peta Data, Analisis, Dan Rencana Dalam RTRW Kabupaten
iv
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN
LAMPIRAN I-A
PENGERTIAN-PENGERTIAN
-L 1-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
disusun dan ditetapkan.
12. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum yang
mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten.
13. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa .
14. Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN adalah kawasan
perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan
negara.
15. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala atau beberapa kabupaten/kota.
16. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
17. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya
yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW Kab (20 tahun) yang dapat
memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang dituju sampai
dengan akhir masa berlakunya perencanaan 20 tahun.
18. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten adalah rencana jaringan
prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan
untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala
kabupaten.
19. Rencana Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten adalah rencana susunan kawasan
perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan
keterkaitan eksisting maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan
cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten
20. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam
wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan
untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala
kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air,
termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, serta
prasarana lainnya yang memiliki sakala layanan satu kabupaten.
21. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW berupa
rencana operasional pembangunan wilayah kabupaten sesuai dengan peran dan fungsi
wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW yang akan menjadi landasan dalam
pelaksanaan pembangunan di wilayah kabupaten.
22. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran kebijakan penataan
ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi
dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah kabupaten.
23. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah tujuan yang ditetapkan
Pemerintahan Daerah Kabupaten yang merupakan perwujudan visi dan misi
pembangunan jangka panjang kabupaten pada aspek keruangan, yang pada dasarnya
mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
-L 2-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN I-B
ACUAN NORMATIF
-L 3-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gambar I-C:
Kedudukan RTRW Kabupaten dalam Sistem Penataan Ruang dan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RPJM Propinsi
acuan
RTRW Kabupaten
RTRW RDTR Kabupaten Skala 1 : 100.000
Kabupaten RTR Kawasan Strategis Jangka Waktu 20 tahun
Kabupaten
diperhatikan
RTRW Kota
RPJP pedoman Skala 1 : 25.000 (Jawa-Bali)
Kabupaten/Kota Skala 1:50.000 (luar Jawa-Bali)
Jangka Waktu 20 tahun
RDTR
Skala 1 : 5.000
RDTR Kota
RPJM Jangka Waktu 20 tahun
RTRW Kota*
Kabupaten/Kota RTR Kawasan Strategis Kota
-L 4-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN I-D:
FUNGSI DAN MANFAAT RTRW KABUPATEN
-L 5-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN II-A:
KELOMPOK DAN JENIS/ITEM DATA UNTUK PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
-L 6-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 7-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 8-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 9-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 10-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN II-B:
RINCIAN ANALISIS YANG DILAKUKAN
DALAM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
-L 11-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Keluaran analisis fisik/lingkungan wilayah provinsi ini digunakan sebagai bahan dalam
sintesa analisis multi aspek dalam melihat potensi-masalah-peluang penataan ruang
wilayah provinsi dari aspek fisik/lingkungan.
C Analisis Sumber daya alam dan fisik/ lingkungan wilayah
Analisis sumber daya alam dan fisik/lingkungan wilayah yang perlu dilakukan
mencakup beberapa analisis berikut :
Analisis sumber daya air
Dilakukan untuk memahami bentuk pola kewenangan, pola pemanfaatan, dan pola
kerjasama pemanfaatan sumber daya air yang ada maupun yang sebaiknya
dikembangkan di dalam wilayah kabupaten, khususnya terhadap sumber air baku
serta air permukaan (sungai dan/atau danau). Analisis ini menjadi dasar dalam
menetapkan kebijakan yang mengatur sumber air tersebut.
Analisis sumber daya tanah
Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan
wilayah kabupaten berdasarkan kesesuaian tanah serta kawasan rawan bencana.
Analisis ini menghasilkan rekomendasi bagi peruntukan kawasan budidaya dan
kawasan lindung.
Analisis sumber daya udara
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan pola kewenangan, pola
pemanfaatan, pola kerjasama pemanfaatan sumber daya udara, dan kesesuaian
pemanfaatan sumberdaya udara dalam rangka pengembangan kawasan sekaligus
menjaga kualitas udara dalam sistem wilayah kabupaten.
Analisis topografi dan kelerengan
Analisis topografi & kelerengan dilakukan untuk potensi dan permasalahan
pengembangan wilayah provinsi berdasarkan ketinggian dan kemiringan lahan.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung serta kesesuaian lahan bagi
peruntukkan kawasan budidaya dan lindung.
Analisis geologi lingkungan
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan pengembangan wilayah
provinsi berdasarkan potensi dan kendala dari aspek geologi lingkungan. Analisis ini
menjadi rekomendasi bagi peruntukan kawasan rawan bencana, kawasan lindung
geologi dan kawasan pertambangan.
Analisis klimatologi
Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan
wilayah provinsi berdasarkan kesesuaian iklim setempat. Analisis ini menjadi bahan
rekomendasi bagi kesesuaian peruntukan pengembangan kegiatan budidaya.
Analisis sumber daya alam hayati alami dan budidaya (termasuk hutan)
Dilakukan untuk mengetahui daya dukung/kemampuan kawasan dalam menunjang
-L 12-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 13-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 14-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 15-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 16-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN III
TIPE DAERAH/KAWASAN DAN PENGARUHNYA PADA RTRW KABUPATEN
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
Fisik Wilayah Geografi 1. Perbatasan Antar mempengaruhi pada jika perbatasannya Penguatan Analisis yang
Wilayah terkait Negara insfrastruktur di darat, sebaiknya diperlukan pada Daerah
perbatasan 2. Non Perbatasan transportasi darat di kegiatan-kegiatan perbatasan antar Negara, sbb:
negara perbatasan dan permukiman 1. Perlu penekanan / penguatan
penempatan pos-pos mendekati wilayah pada analisis potensi
perbatasan. Sebaiknya perbatasan sesuai pengembangan pusat-pusat
jaringan transportasi dengan struktur kegiatan di perbatasan dan
darat yang ruang yang kemungkinan pengembangan
menghubungkan antar dikembangkan infrastruktur pendukungnya
negara dan dilengkapi 2. Penguatan analisis geo-politik
dg pos pengawas dan geo-strategi di kawasan
perbatasan. Selain itu perbatasann
pusat-pusat
pemukiman sebaiknya Data yang perlu dikuatkan:
juga dikembangkan Peta perbatasan dlm skala
mendekati perbatasan. terbesar yg ada
Citra satelit wilayah perbatasan
Peta penggunaan lahan wil
perbatasan
Peta jaringan jalan di
perbatasan sampai yang paling
rendah kualitasnya
Pola pergerakan manusia,
barang, dan jasa di perbatasan
selama ini
Fisik Wilayah Geografi 1. Daratan besar Mempengaruhi pada Mempengaruhi pola Perlu penekanan analisis yang
Wilayah dalam (main land) pola infrastruktur ruang pada jenis- diperlukan pd daerah kepulauan,
tatanan pulau 2. Kepulauan transportasi yg jenis pemanfaatan sbb:
dikembangkan. Jika ruang hayati yang Analisis pola transportasi dan
daratan lebih agak berbeda antara kemungkinan pengembangan
-L 17-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
mengembangan yang daratan pulau transportasi laut dan udara
transportasi darat, dan besar dengan Analisis pemanfaatan ruang
udara, dan jika kepulauan. eksisting, dan kemungkinan
kepulauan lebih pengembangan hayati dan
mengembgkan pemanfaatan ruang wil. pesisir
transportasi laut dan Data yang perlu dikuatkan:
udara Peta jaringan transportasi
udara-laut eksisting internal dan
eksternal
Penggunaan lahan eksisting
wilayah pesisir
Data wilayah rawan air bersih
Pola Ruang 1. Dominasi eksrtim Jika didominasi Jika dominasi Analisis yang perlu dikuatkan jika
Eksisting (80% lebih) Kaw kawasan lindung, kawasan lindung, dominasi kaw. Lindung, sbb:
Lindung berpengaruh pada pola ruang nya akan Analisis yang perlu dikuatkan,
2. Dominasi Ekstrim penempatan pusat- tidak terlau banyak untuk daerah yang dominasi kaw.
(80% lebih) Kaw pusat kegiatan yang variasi karena relatif Lindung, sbb:
Budidaya mungkin tidak/kurang cukup sedikit ruang Analisis pola ruang kaw.
3. Budidaya-Lindung bisa mencakup yang dapat Lindung
yang berimbang keseluruhan wilayah dimanfaatkan untuk Analisis pendapat, opini, dan
(tidak ada yang secara lebih merata. kaw budidaya. preferensi masyarakat pd
mendominasi 80% Infrastruktur yang pengembangan daerah,
atau lebih) dikembangkan juga terutama terkait dengan
relatif tidak dapat keberadaan kaw. Lindung
menjangkau ke seluruh Analisis kemungkinan
wilayah secara lebih pengembangan infrastruktur
merata. yang dapat meningkatkan
pelayanan infrastruktur yg lebih
adil kpd sebagian besar masy
dengan tidak merusak
keberadaan kaw lindung.
-L 18-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
daerah
Pendapat, opini, dan preferensi
langsung masy pd keberadaan
kaw lindung
Peta infrastrktur eksisting di
kawasan dan kebutuhannya
menurut masy.
Kondisi SDA 1. SDA berlebih Berpengaruh pada Untuk daerah yang Analisis yang perlu dikuatkan
2. Krisis SDA penetapan pusat-pusat SDA cukup / untuk daerah yang krisis SDA:
kegiatan yang akan berlebih, pola ruang Analisis potensi SDA dan
ditetapkan, dan yang dikembangkan kemungkinan pengembangan
infrastruktur relatif lebih infrastuktur air baku
penyediaan air baku. bebas/mudah. Analisis pola ruang yang cocok,
Sedangkan daerah sesuai dengan keterbatasan
yang krisis SDA, SDA nya
dikembangkan pola Data yang perlu dikuatkan:
ruang yang Peta penggunaan lahan
kebutuhan airnya eksisting dan kemungkinan
relatif lebih sedikit. pengembangan jenis pola ruang
lain yang cocok
Peta potensi SDA di internal dan
eksternal
Morfologi dan 1. dominan dengan Perbedaan tipe Tipe dengan Analisis yang perlu dikuatkan:pd
kelerengan Kelerengan tinggi mempengaruhi kelerengan tinggi tipe dominan kelerengan tinggi
2. Dominan dengan kesulitan dan berbukit-bukit dan berbukit-bukit, sbb:
kelerengan sedang pengembangan menjadikan pola Analisis fisik (kelerengan,
3. Berbukit-bukit infrastruktur dan ruang untuk geologi, & jenis tanah) pada
4. Datar mempengaruhi pola kawasan lindung skala yang paling detail yang
pembentukan pola menjadi semakin ada/dimiliki
jaringan infrastruktur. banyak. Analisis pola penggunaan lahan
Pola grid relatif sulit eksisting, dan kesesuaian lahan
dilakukan pada tipe Data yang perlu dikuatkan,
yang berbukit-bukit khusus untuk yang kelerengan
atau dengan tinggi dan berbukit-bukit, sbb: :
-L 19-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
kelerengan tinggi. Peta kelerengan dg skala
Sebaliknya tipe datar terbesar yg ada
memungkinkan pola Pola penggunaan lahan
pengembangan eksisting
jaringan infrastruktur Jenis tanah
dengan bentuk/pola Peta geologi
grid.
Kekeringan 1. Dominan tanah Daerah dominan rawa, Daerah yang Analisis yang perlu dikuatkan:
daratan kering akan menyulitkan dominasi Analisis ketersediaan sumber-
2. Dominan rawa dalam pembangunan eksistingnya rawa dumber air
permanen inftrastruktur yg juga akan mengakibatkan Analisis pola ketersediaan
3. Dominan rawa mempengaruhi pola ruangnya juga prasarana transportasi
pasang surut kesulitan perwujudan banyak didominasi Analisis daya dukung
4. Dominan rawan struktur yang ideal / oleh kawasan lingkungan untuk
banjir nyaman. lindung. Kerawanan pengembangan pola ruang yang
Mempengaruhi sistem banjir mempengaruhi sesuai
penyediaan air bersih. pola ruang wil
tertentu yang Data prasarana eksisting, pasang
sebaiknya untuk surut, sistem penyediaan air
kaw. Lindung. bersih, data prasarana
transportasi dan SDA, data
kreawanan banjir/pasang-surut
Keberadaan 1. Daerah dialiri sungai Pengembangan Keberadaan sungai Data prasarana eksisting, pola
Sungai Besar besar infastruktur besar dapat aliran barang dan penumpang,
2. daerah tanpa sungai transportasi akan mempengaruhi pola sistem penyediaan air bersih
besar mempertimbangkan ruang pertanian dan
keberadaan sungai pengembangan
besar. waterfront.
Fisik Rawan Bencana 1. Memiliki Rawan Untuk daerah yang Pola ruang di
Analisis yang perlu dikuatkan,
bencana tsunami memiliki kerawanan kawasan rawan
khusus untuk daerah yang rawan
2. Memiliiki Rawan bencana, penempatan bencana, diarahkan
bencana, sbb:
bencana gempa pusat-pusat untuk kegiatan yang
3. Memiliki rawan permukiman dan tidak terlalu intensif Analisis kemungkinan terjadinya
bencana longsor kegiatan tidak keberadaan bencana
-L 20-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
4. Memiliki rawan diarahkan ke kawasan manusianya (mis. Analisis kemungkinan dampak
bencana banjir rawan bencana. Tetapi Kawasan lindung, akibat bencana
5. tidak rawan bencana untuk kepentingan atau budidaya Analisis kemungkinan
mengurangi dampak Kehutanan, pencegahan bencana
akibat bencana perkebunan, dan Analisis mitigasi bencana dan
(mitigasi bencana), pertanian). Perlu kemungkinan pengembangan
diperlukan infrastruktur penyiapan ruang- infrastruktur pendukungnya
yang memungkinkan ruang evakuasi pada Analisis zoning di kawasan
evakuasi pada saat saat bencana pada rawan bencana dan
dan pasca bencana. rencana pola ruang. kemungkinan pengembangan
pola ruang yang sesuai
Data yang diperlukan, untuk kaw.
Rawan bencana, sbb:
Peta rawan bencana, dan data
periodisasi bencana
\peta penggunaan lahan di
kawasan rawan bencana
Data pendapat, opini, dan
preferensi masy pada
keberadaan rawan bencana dan
keberadaan manusia di
dalamnya
Ekonomi Perkembangan 1. sangat Untuk daerah yang Pada wilayah yang Analisis yang perlu dikuatkan,
ekonomi daerah berkembang(maju) sangat berkembang, sangat berkembang, adalah analisis ekonomi, dengan :
2. sudah berkembang struktur harus dapat pola ruang Analisis pertumbuhan ekonomi
3. sedang berkembang menjadi panduan dari cenderung wilayah
4. belum berkembang perkembangan yang berkembang lebih Analisis sumber daya penunjang
5. tertinggal terjadi. Sedangkan cepat dari kesiapan pertumbuhan ekonomi
untuk wilayah yang aturan tata ruang, Analisis faktor pertumbuhan
relatif tertinggal, sehingga cenderung ekonomi
struktur ruang menciptakan Analisis pemerataan ekonomi
diarahkan untuk dapat kekumuhan. Analisis penyimpangan
menstimulasi Sedangkan pada pemanfaatan ruang.
-L 21-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
perkembangan kearah wilayah yang Data yang perlu dikuatkan:
yang dituju. cenderung tertinggal, Data perekonomian mencakup:
pola ruangnya PDRB, Arus barang dan jasa
cenderung lambat intra dan antar wilayah,
perubahannya. pendapatan masyarakat, dan
daya beli masyarakat.
Data ketersediaan Sumber daya
Buatan/prasarana:, mencakup:
prasarana transportasi, sumber
daya air, telekomunikasi, dan
energi
SDB Ketersediaan 1. sangat tinggi akses Prasarana eksisting, pola aliran
prasarana 2. terisolir barang dan penumpang
transportasi
Sosial Budaya 1. Adat kuat pada Mempengaruhi pola Analisis yang perlu
Budaya agama (mis Hindu ruang lindung dikuatkan/penekanan:
Bali) setempat yang Analisis sosial budaya
2. Adat kuat pada memperhatikan
sosial (Nagari, kearifan lokal dari Data yang perlu dikuatkan:
Meukim dst di Aceh, aspek sosial budaya Data karakter sosial budaya
Kampung di Papua) Data kelembagaan sosial
3. Biasa Data kegiatan sosial masyarakat
Pandangan tokoh masyarakat
Fisik Pola 1. dominasi Industri Struktur dipengaruhi Pola ruang Penguatan analisis
penggunaan 2. dominasi pariwisata oleh dominasi fungsi- daerahnya sebagian Pada ciri khas / fungsi yang
lahan 3. dominasi fungsi yang bersifat besar akan diemban daerahnya
pertambangan intensi kegiatan memperlihatkan
4. dominasi kehutanan dominasi fungsi yang Penguatan Data:
5. dominasi menjadi ciri khasnya Pada data-data yang mendukung
perkebunan analisis pada ciri khas / fungsi
6. dominasi pertanian dominan yang diemban
7. dominasi daerahnya
-L 22-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Aspek /
Sub Kriteria Tipe Pengaruh pada Pengaruh pada Pengaruh pada Data dan
Kriteria
tipologi Daerah Struktur Ruang Pola Ruang Analisis yang perlu dilakukan
Tipologi
Pola 1. dominasi perkotaan
penggunaan 2. berimbang
lahan perkotaan dan
perdesaan
3. dominasi perdesaan
-L 23-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN IV-A
SKEMA KETERKAITAN DATA, ANALISIS, OUTPUT ANALISIS, DAN RENCANA STRUKTUR RUANG
WILAYAH KABUPATEN
DATA KEBIJAKAN
2. Keb ijakan um um pem b angu nan ( RP JP N, RP JM N, R PJPD,
RP JM D)
3. Keb ijakan Tata Ru an g ( R TRW NP , RTR W KAB
1 . K ebijak an s truk tur ruan g Nas
seb elum ny a, R TR W KAB /K OTA b erdekatan .
terk ait w il kab up aten
4. Keb ijakan pem ba ngun an se kto ral ( Tatraw il, d an
kebijak an sek to ral pen gem ban gan inf rastruktur
ANALISIS 2 . K ebijak an struk tu r ruan g
kab upate n b erde k ata n sec ara
nas io nal, d an k eb ijak an se kto ral te rka it lain nya) . KEBIJAKAN s is tem ik T UJU AN PE NA T AA N R UANG W I L
3 . K ebijak an struk tu r ruan g
K ab/K ota da lam W ila yah
K AB UPA TE N
-L 24-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN IV-B
SKEMA KETERKAITAN DATA, ANALISIS, OUTPUT ANALISIS, DAN RENCANA POLA RUANG WILAYAH
KABUPATEN
DATA KEBIJAKAN
R EN CANA
2. K ebijak an um u m pe mb angu nan ( RP JP N, RP JM N, RP JP D,
R PJMD ) S TR UKT UR
3. K ebijak an Tata R ua ng (R TR WN , RTR W Kab upate n
s ebe lum nya, RT RW K abu paten berd ekatan, d an bagian
1. K eb ija kan po la ru ang N as d an RUAN G
P rovins i te rka it w il Ka b
K abu paten ) ANALISIS 2. K eb ija kan p ola ru ang WILAYAH
4. K ebijak an p em ba ngun an s ek toral (Sistran as, Tatraw il, da n
K abu paten berd ekatan s ecara K AB UPAT EN
ke bijak an s ek toral pen gem ban gan in fras truktur na sion al,
d an keb ijakan sekto ral te rkait lain nya)
KEBIJAKAN s istem ik T UJU AN PENAT AAN R UANG WI L
3. K eb ija kan p ola ru ang b agian
5. K ebijak an pem ba ngun an regi onal/ in terna sion al. K abu paten
K AB UPATE N
ANALISIS SISTESA
f un gsi d an peran Kab up aten MULTI ASPEK
DATA REGIONAL ANALISIS REGIONAL p ada w ilayah ya ng lebih luas
p oten si dan perm asalah an
1. D ata so sial bu daya dan kepen du du ka n w ilayah pu lau atau An alis is ked ud ukan dan k eterk aitan KEB IJAKAN PE NAT AAN R UANG
p ada w ilayah yang le bih luas
n asio nal dirin ci pe r provin si s osial- bu daya d an dem og raf i kab upa te n A nalisis po tens i-m asalah
2. d ata p rodu ktivitas da erah pers ek tor e k ono m i, vo lum e m e nca ku p perm asalah an KAB UPATE N
p ada w ilayah yan g le bih lu as serta p eluan g dan
d isp aritas p em ban gun an antar
b on gkar m uat baran g, o rang, dan jasa di An alis is k e du dukan d an k eterkaitan tantanga n p enataan ruan g
p elabu han /ban da ra dalam w ilayah nas ion al dan p rovins i. eko no mi k abu paten p ada w ilayah yang w ilayah antar k abu paten /kota
G am baran pelu ang d an w ila ya h pro vin si, khu sun ya
3. D ata keters ediaan s istem p rasaran a nasio nal da n p rovin si leb ih luas
tan tangan pem ban gun an terkait p ola ruan g w il R EN CANA P OLA
yan g me lin gkup i w ilayah ka bup aten. M elipu ti: prasa ran a An alis is k e du dukan d an k eterk aitan
w ilayah k abu paten da lam k abup aten RUAN G
tran spo rtasi, pras arana en ergi, p ras arana p enga ira n/Sum b er s is tem p rasaran a k ab upate n den gan A nalisis Kec en deru ngan A . K EBIJA KAN PER ENC ANAA N R UA N G
D aya Air, p rasarana p en gelolaan lin gkun gan p ro vins i. w ilayah y ang lebih luas yang
wilayah y an g le bih lu as. perk em b angan dan WILAYAH
d itunju kkan ole h sekto r
4. P eta SWS dan DAS d i wila ya h pro vin si, De bit sun gai utam a An alis is k ed ud ukan dan keterkaitan as pek k ebijakan alokasi k e gia tan
tiap SW S lingku ngan (p eng elolaan SDA ) kab upa te n u nggu lan w ilayah pro vin si, d an
dan p ola ruan g dlm w il
K AB UPAT EN
1. P eta batas teritorial lau t In do nes ia d an batas d arata n p rod uk un ggulan kabup aten.
p ada w ilayah yan g le bih lu as k abup aten
I ndo nes ia di w ilayah p rovinsi , lokasi ka w asan -kaw as an An alis is k ed ud ukan dan keterkaitan as pek
m iliter h ankam w ilayah kab up aten p ada w ilayah R en can a po la ru ang
K aw lind ung
yan g le bih lu as.
Strategis
po tens i dan m asalah alo kasi K abu paten
ruan g w il kab upate n d ari m ulti
DATA INTERNAL WILAYAH asp ek pen garuh
R en can a po la ru ang
kaw a san B ud idaya
pe lu ang dan tan tangan alo kasi s trategis Kab up aten
1. D ata ekono m i wilayah kabup aten d irinc i per kec am atan,
ruan g pro vin si d ari m ulti asp ek A d op si dan
2. D ata ke tersed iaan pras arana w ilayah kab upa te n P ola R uan g ek sistin g
3. D ata poten si su m ber da ya alam , pe ngaruh p end etailan K SN
K es esu aia n lahan kec end erun gan
ke te rse d iaa n S D ta n ah m e lip ut i: ke te rs ed ia an d alam s kala
ko nd is i dan p erkem ban gan S TRAT EG I PE NAT AAN R UANG
la h an , ke mirin g an la h an , je n is ta na h , g e olo g i ta ta ANALISIS INTERNAL a spe k ke tersed iaan SDB tiap
pe rke mb angan
kese su aia n d g kebijakan po la
dan p rovins i dan
lin gk un g a n, m o rf o lo g i, iklim . K AB UPATE N N asio nal
p em us atan kegiatan di w ilay ah ruan g d lm w il. K abu paten d ari
ke te rse d iaa n su m b erd a ya h ut a n me lip u ti: seb a ran 1 . An alis is ekon om i intern al
kab up aten m ulti aspe k p en garuh
d a n lua s h ut an p ro du ksi te rb at as , h u ta n p rod u ksi 2 . An alis is S os ia l B ud ay a
K eb utuh an R uan g tiap
te t ap , h u ta n ya n g d a pa t d iko nv ersi, hu ta n lin du n g , 3 . An alis is S um b er Daya Bu atan (S DB/ sistem Pe rkiraan ke butu han
d e ns it a s d a n pro d uks i h as il h uta n . f un gsi/k e gia tan sam pai akhir pe ngem ba ngan p ola rua ng
p ra sarana) intern al
S D u d a ra a nt ara la in ja lu r-ja lur pe n e rb a ng a n , b erlakun y a renc ana Kab up aten d engan
4 . An alis is Sum b er Daya Alam , teru mtam a
tin g ka t p e n ce ma ra n ud a ra, ke b ising a n ud a ra, d an d aya du kung lin gkung an da lam m engg unakan pote nsi yang A . STR ATEGI P ER ENC ANAAN R UA N G
An alis is Su mb er D aya Tan ah (kes esu aian
ke g iat a n pro d uk si b erp o te nsi p en ce m ara n u d ara . m e ndu kung p erkem ban gan dim iliki, me ngelo la pelu ang
lah an)
S D air, m e lipu ti: p e run tu ka n d a n d e bit a ir, cu rah d an pe ngem ba ngan kegiatan yang ad a serta dap at
5 . An alis is S istem Perm ukim an in ternal
h u ja n ta h un a n , dis tribu si h u ja n , h id ro lo gi (p ola d i w ilayah kabu paten m enga ntisipas i tan tangan
6 . An alis is p eng gunaa n d an pen guas aan
a lira n su n g ai), hid rog e olo g i (air ta na h d an p eluan g pe ngem ban gan
lah an intern al pe mb angu nan ke d ep an Kriteri a KSP (An alo gi
p e rm u ka a n), se b ara n su mb e r a ir, d ae ra h re sa p an w ilayah ke cam atan da lam Arah p ola ruan g be rb asis
a ir, ra w a d an da e rah b a njir. w ilayah kabup aten kriteria K SN & kriteri a
m itigas i ben can a & So sbu d lain ya)
4. Sis te m Perm u kim an m elipu ti lo ka si/pe nyeb aran dan luas Arah Po la ruan g berb asis KAWASAN
Daya d ukun g dan d ay a
wilay ah terba ngun p ada perm u kim an p erkotaan da n M itiga si ben can a tam pun g lingk u ngan h idu p ST RATEGIS
p erm ukim an p erdes aan d i w ilayah kabu paten . Arah po la ruang berb asis s os ia l Po la ruang K SN d i w il P rovins i
5. D ata pen ggun aan lahan , m elipu ti: jenis dan in tens ita s b ud aya
dan Nas io nal yg pe rlu dia dop si KABUP ATEN
p engg unaan lah an, luas tiap p enggu naan lah an, statu s P em en uhan ke butu han d an dlm skala Kab up aten
lah an, d an p erub ahan fu ngsi lah an. p en ye diaan ru ang
RE NC POLA
RUAN G
D ATA YAN G D IPER LU KAN ANALISIS YG DILAKUKAN OU TP UT ANALISIS AN . K OM PR EHE NSIF KE BIJAKAN DAN ST RAT EGI
-L 25-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN V
KETERKAITAN SUBSTANSI, TAHAPAN, DAN KETERLIBATAN PIHAK-PIHAK DALAM PENYUSUNAN RTRW
KABUPATEN
Proses Penyusunan
Proses
Persiapan Review RTRW Perumusan Proses Legalisasi
Kegiatan Pengumpulan data Analisis
Sebelumnya RTRW
Persiapan Pengumpulan Aspek-aspek 1. Perumusan 1. Penyusunan
Penyusunan Review terhadap data/peta dilakukan analisis meliputi: Tujuan Konsep
meliputi: RTRW dengan survei primer Analisis Pemanfaatan RAPERDA
Penyusunan & Sebelumnya, (observasi lapangan, Kebijakan Ruang RTRW KAB
Pemantapan terutama pada: wawancara, Pembangunan Wilayah Tranfer
TOR/KAK Penyimpangan penyebaran Analisis Kabupaten Konsep
Penyiapan struktur dan kuesioner) dan survei Regional 2. Perumusan RTRW KAB
Anggaran Biaya pola ruang sekunder (Analisis Kebijakan dan ke dalam
Pembentukan Kesesuaian kepada instansi- Wilayah Strategi Bahasa
tim pelaksana rencana struktur instansi terkait Kabupaten Pemanfaatan Hukum perda
(swakelola dan rencana untuk memperoleh : pada Wilayah Ruang Pembahasan
/kontraktual) pola ruang Data/Informasi yang Lebih Wilayah dengan Tim
Penyiapan dan dengan Kebijaksanaan Luas) Kabupaten Teknis
Pemantapan perkembangan pembangunan Analisis 3. Rencana Daerah untuk
RINCIAN
Metode dan wilayah Data/Informasi fisik/lingkungan Struktur Penataan
KEGIATAN
Rencana Kerja Terkait Kondisi dan SDA Ruang Ruang
Mobilisasi Sosial Budaya Analisis Wilayah 2. Penyempurnaan
Peralatan dan Data/Informasi Sumberdaya Kabupaten; Konsep RTRW
Personil Terkait Manusia 4. Rencana Pola KAB dan
Penyiapan Sumberdaya Analsis Ruang Konsep
Perangkat Manusia Sumberdaya Wilayah Raperda RTRW
Survei dan Data/Informasi Buatan Kabupaten 3. Proses
Perjalanan Terkait Analisis 5. Penetapan legalisasi hingga
Dinas Sumberdaya Ekonomi Kawasan pengesahan
Pemahaman Buatan Analisis Sistem Strategis Raperda
Awal Wilayah Data/Informasi Permukiman / 6. Arahan menjadi Perda
Perencanaan Terkait pusat kegiatan Pemanfaatan RTRW KAB
Sumberdaya Alam /sistem Ruang dalam sidang
Selain itu, Data/Informasi perkotaan 7. Arahan paripurna DPRD
-L 26-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Proses Penyusunan
Proses
Persiapan Review RTRW Perumusan Proses Legalisasi
Kegiatan Pengumpulan data Analisis
Sebelumnya RTRW
dilakukan Terkait Analisis Pengendalian Kabupaten
pemberitaan Penggunaan Penggunaan Pemanfaatan
penyusunan Lahan Lahan Ruang
RTRW kepada Data/Informasi Analisis
masyarakat melalui Terkait Kelembagaan Konsep RTRW
media massa Kelembagaan Analisis KAB dilengkapi
(cetak dan Data/Informasi pendanaan/ dengan Peta-peta
elektronik) Terkait Kondisi Pembiayaan dengan Tingkat
dan/atau forum Ekonomi Analisis sintesa Ketelitian Skala 1 :
pertemuan serta multi aspek / 100.000.
penyerapan opini, anslisis
aspirasi komprehensif
stakeholders
-L 27-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Proses Penyusunan
Proses
Persiapan Review RTRW Perumusan Proses Legalisasi
Kegiatan Pengumpulan data Analisis
Sebelumnya RTRW
segala aspek
Potensi,
permasalahan,
peluang, dan
tantangan
dalam penataan
ruang
Pola
kecenderungan
dan
perkembangan
internal
kabupaten,
potensi
perkembangan,
Perkiraan
kebutuhan
pengembangan,
Daya dukung
dan daya
tampung ruang,
(diatur menurut
WAKTU
1-3 BULAN 1-3 BULAN 1 - 6 BULAN *)
3 - 6 BULAN *)
2 - 6 BULAN *) ketentuan
PELAKSAN
perundangan
AAN
lainnya)
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
DPRD & DPRD & DPRD & DPRD & DPRD & DPRD &
Stakeholder lain Stakeholder lain Stakeholder lain Stakeholder lain Stakeholder Stakeholder lain
PIHAK
Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli Yang Tenaga Ahli lain Tenaga Ahli
TERLIBAT
Yang Terlibat : Yang Terlibat : Terlibat : Yang Terlibat : Tenaga Ahli Yang Terlibat :
1. Team 1. Team 1. Team 1. Team Yang Terlibat : 1. Team
Leader/Regi Leader/Regi Leader/Regiona Leader/Regi 1. Team Leader/Regio
onal Planner onal Planner l Planner onal Planner Leader/Regi nal Planner
-L 28-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Proses Penyusunan
Proses
Persiapan Review RTRW Perumusan Proses Legalisasi
Kegiatan Pengumpulan data Analisis
Sebelumnya RTRW
2. Ahli Ekonomi 2. Ahli Ekonomi 2. Ahli Ekonomi 2. Ahli Ekonomi onal 2. Ahli Ekonomi
Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Planner Wilayah
3. Ahli 3. Demografer 3. Demografer 3. Demografer 2. Ahli 3. Demografer
Prasarana 4. Ahli 4. Ahli Prasarana 4. Ahli Ekonomi 4. Ahli
Wilayah Prasarana Wilayah Prasarana Wilayah Prasarana
4. Urban Wilayah 5. Ahli Wilayah 3. Demografer Wilayah
Planner 5. Ahli Kelembagaan 5. Ahli 4. Ahli 5. Ahli
Kelembagaa 6. Geografer Kelembagaa Prasarana Kelembagaa
n 7. Ahli Geologi n Wilayah n
6. Geografer Lingkungan 6. Geografer 5. Ahli 6. Geografer
7. Ahli Geologi 8. Urban Planner 7. Ahli Geologi Kelembaga 7. Ahli Geologi
Lingkungan 9. Ahli Sistem Lingkungan an Lingkungan
8. Urban Informasi 8. Urban 6. Geografer 8. Urban
Planner 10. Ahli Planner 7. Ahli Geologi Planner
9. Ahli Sistem Hidrologi/Water 9. Ahli Sistem Lingkungan 9. Ahli Sistem
Informasi Resources Informasi 8. Urban Informasi
10. Ahli Planner 10. Ahli Planner 10. Ahli
Hidrologi/Wa 11. Ahli Pertanian Hidrologi/Wa 9. Ahli Sistem Hidrologi/Wat
ter 12. Ahli ter Informasi er Resources
Resources Lingkungan Resources 10. Ahli Planner
Planner Planner Hidrologi/W 11. Ahli
11. Ahli 11. Ahli ater Pertanian
Pertanian Pertanian Resources 12. Ahli
12. Ahli 12. Ahli Planner Lingkungan
Lingkungan Lingkungan 11. Ahli
Pertanian
12. Ahli
Lingkungan
*) Lama waktu pengumpulan data, analisis, dan penyusunan konsep rencana tergantung pada kondisi dan karkater daerah serta pendekatan dalam
penyusunan RTRW yang digunakan.
-L 29-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-A1:
ILUSTRASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KABUPATEN CONTOH 1
-L 30-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-A2:
ILUSTRASI PETA RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA KAB CONTOH 1
-L 31-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-A3:
ILUSTRASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KABUPATEN CONTOH 2
(Kabupaten Yang Menjadi Bagian Metropolitan)
-L 32-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-A4
ILUSTRASI RENCANA SISTEM PRASARANA KABUPATEN CONTOH 2
(Bagian Dari Sistem Metropolitan)
BATAS KABUPATEN/KOTA
BATAS KECAMATAN
JALAN
Terminal type A
Termina type B
Sub Terminal
Pasar Regional
IPAL-Reg
Perguruan Tinggi
-L 33-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-B1
ILUSTRASI POLA RUANG KABUPATEN CONTOH 1
-L 34-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-B2
ILUSTRASI POLA RUANG KABUPATEN CONTOH 2 (Kabupaten menjadi bagian metropolitan)
-L 35-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-C1
ILUSTRASI PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN CONTOH 1
-L 36-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VI-C2:
CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN CONTOH 2
(Bagian Dari Sistem Provinsi Dan Bagian Sistem Metropolitan)
-L 37-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VII
MATRIK SUSUNAN TIPIKAL INDIKASI PROGRAM UTAMA
DALAM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
B Perwujudan pola
ruang
1 Perwujudan
kaw lindung
* .............
* ...........
2 Perwujudan
kaw budidaya
* ...........
* ...............
-L 38-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN VIII
MATRIK TIPIKAL KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI PADA RTRW KABUPATEN
B. Budidaya
1. Hutan Produksi
1a. HP tetap
1b. HP Terbatas
1c. HP Konversi
2. Pertanian
2a. Pert. Lahan basah
2b. Pert. Lahan kering
2c. Pert.tahunan/Perkebunan
2d. Peternakan
3. Kaw Pertambangan
3a. Pertamb Gol. A (strategis)
3b. Pertamb Gol. B (Vital)
3c. Pertamb Gol. C (lainnya)
4. Industri
4a. Peruntukan Industri
4b. Kawasan Industri
5. Kawasan Pariwisata;
-L 39-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 40-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN IX
ARAHAN SANKSI PADA TIAP JENIS UNSUR TINDAK PIDANA
TERKAIT PENATAAN RUANG MENURUT UUPR NO. 26 TAHUN 2007
-L 41-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN X
TABEL RINGKASAN ISI RENCANA RTRW KABUPATEN
DIRINCI PER MUATAN RTRW KABUPATEN
-L 42-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 43-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
LAMPIRAN XI
TABEL PETA DATA, ANALISIS, DAN RENCANA DALAM RTRW KABUPATEN
-L 44-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 45-
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
-L 46-