Anda di halaman 1dari 5

14 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju, maka angka

kematian anak dapat mencapai 250 kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan
negara maju. Tingginya perbedaan angka kematian anak tersebut menunjukkan adanya
perbedaan kondisi lingkungan sosial ekonomi yang mempengaruhi atas kesehatan, karena
sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi sosial
ekonomi.

Bila dibuat perbandingan antara angka kematian anak di negara-negara berkembang dan
angka kematian anak di negara-negara maju, hasil perbandingan tersebut sangat bervariasi,
misalnya, pada tahun 2000, AKA = 1 dicapai negara Australia dan Maldives. Akan tetapi,
AKA pada tahun 2000 untuk India adalah 696,115, untuk Cina , 118 untuk banglades , dan 59
unuk Indonesia 9WHO, tanpa tahun-tahun)

Angka Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (Chilhood Mortallity Rate)

Angka Kematian anak dibawah lima tahun (AKABA) didefinisikan sebagai jumlah
kematian anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per 1.000 anak usia yang sama
pada pertengahan tahun tersebut . Rumus AKABA sebagai berikut.

Angka ini sekaligus merefleksikan tinggi rendahnya angka kematian bayi dan angka
kematian anak . Hanya dengan menggunakan angka kematian bayi ,belum cukup untuk
menggambarkan tingkat kematian anak pada umur diatas 1 tahun. Sementara itu, penduduk
dengan angka kematian bayi yang sama , belum tentu sama dalam hal angka kematian
menurut umur pada periode tersebut. AKABA bukanlah angka, tetapi probalitas meninggal
dari table kematian dan diekpresikan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup

AKABA adalah probalitas anak lahir hidup dalam tahun atau periode tertentu untuk
meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun jika anak tersebut mengikuti angka kematian
menurut umur pada periode tersebut .AKABA bukanlah angka ,tetapi probalitas meninggal
dari table kematian dan diekpresikan per 1.000 kelahiran hidup

AKABA merupakan salah satu , tujuan pembangunan Milenium yang ke 4 (Milenium


Development Goals-MDGs 4), Target ke-5 yaitu menurunkan angka kematian anak usia
balita yang ada pada tahun 1990 menjadi sepertinga pada tahun 2015

AKABA di Negara-negara maju sangat jauh selisinya jika dibandingkan dengan angka
yang sama di Negara-negara berkembang , menurut Who (tanpa tahun-tahun pada tahun
2000 , angka tersebut sangat rendah ( 5 sampai 7 per 1.000) dan terjadi dinegara –negara
seperti Australia , Jepang, Selandia Baru , Korea Selatan dan Singapura , Akan tetapi , angka
tersebut pada tahun yang sama mencapai 2.475 di india 777 di Kamboja 347 di banglades ,
219 di Indonesia dan 131 di Myanmar
AKABA ini ternyata berbeda antara anak usia balita perempuan dan anak usia balita laki-
laki. AKABA dikawasan Asia pasifik pada tahun 2004 menunjukan bahwa angka tersebut
untuk perempuan adalah 32 dan untuk laki-laki adalah 40,5 artinya AKABA perempuan lebih
rendah daripada AKABA laki-laki , lebih rendahnya AKABA perempuan dari pada AKABA
laki-laki tidak berlaku di Negara-negara Cina , India , Nepal , Korea Selatan , dan Tuvalu
dimana AKABA perempuan lebih tinggi dari pada AKABA laki-laki

Proporsi Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun (Proportion Of Children Dead Under
5)

Proporsi Kematian anak usia dibawah lima tahun didefinisikan sebagai proporsi jumlah
kematian anak usia dibawah 5 tahun selama 1 tahun tertentu terhadap jumlah seluruh
kematian selama tahun itu

Informasi yang dibutuhkan guna menghitung proporsi kematian golongan anak di bawah 5
tahun relative lebih mudah diperoleh. Proporsi ini sering dikenal sengan kematian
proporsional golongan anakdibawah 5 tahun (Proportional Mortality of the Under Five Age
Group )

Proporsi kematian anak dibawah 5 tahun dapat setinggi 60% dinegara berkembang dan
serendah 3% di Negara maju (data tahun 1965-1977). Indikator ini juga menunjukan angka
kelahiran yang tinggi dan proporsi yang tinggi pada penduduk dibawah 5 taun dinegara
berkembang yang dengan sendirinya dua indicator terakhir ini secara tidak proporsi kematian
anak dibawah 5 tahun terhadap seluru kematian merupakan indicator yang merefleksikan
tingginya angka kematian anak, tingginya angka kelahiran dan rendanya harapan hidup

Angka Kematian Martenal(Maternal Mortality Rate-MMR)

Angka kematian maternal (MMR) adalah jumlah kematian wanita yang disesabkan oleh
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak per 100.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu.

Contoh :

Pada tahun 1988, di costa rica terdapat 15 kematian wanita karena komplikasi kehamilan atau
kelahiran anak. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 81,376
Dengan demikian , di costa rica terdapat 18,4 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1988

Kematian maternal menurut International Clasification of diseases(ICD) IX pada tahun


1975 adalah kematian perempuan ketika hamil sampai 42 hari setelah persalinan (tanpa
memandang umur kehamilan dan letak kehamilan) . Kematian ini bisa disebabkan karena
penyakit yang berkaitan dengan kehamilan atau memburuk akibat kehamilan atau disebabkan
karena pertolongan kelahiran yang tidak tepat . Kematian maternal tidak termasuk kematian
kareba kecelakaan (accidental) atau kelalaian (incidental).

Secara global , lebih dari setengah juta kematian maternal pada tahun 2000 terjadi di
Negara-negara berkembang . Pada tahun yang sama , hamper 200.000 kematian maternal
terjadi dikawasan asia pasifik dengan MMR tertinggi di Nepal sebesar 740 per 100.000
kelahiran hidup, di timor leste sebesar 660 MMR per 100.000 kelahiran hidup , dilaos sebesar
650 MMR per 100.000 kelahiran hidup, di India sebesar 540 per 100.000 kelahiran hidup dan
dikamboja sebesar 450 MMR per 100.000 kelahiran hidup . Angka –Angka ini diyakini telah
turun dengan signifikan , anamun dioerkirakan sulit untuk mencapai target ke 6 dari tujuan
pembangunan Milenium (Milenium Development MDGs) , dimana pada tahun 2015 , MMR
harus turun menjadi tiga perempat dari MMR tahun 1990 . Target MDGs ini diperkirakan
tidak bisa dicapai oleh Negara-negara dengan MMR tinggi

Angka Kematian Menurut Penyebab (Cause Spesific Death Rate)

Setiapkematian tentu ada sebabnya dan perlu dicatat untuk kepentingan penanggulangannya
disamping untuk kepentingan statistic. Angka kematian menurut penyebab ini dinyatkan
dalam banyknya kematian untuk suatu sebab terntu per 100.000 penduduk

Contoh :

Pada Tahun 1976 di Amerika Serikat tecatat 174,2 orang per 100.000 penduduk meningga
karena kanker .

Case Fatality Rate (CFR)

Case Fatality Rate yaitu banyaknya kematian penderita selama satu periode karena
penaykit tertentu per jumlah penderita penyakit tersbut yang mempunyai risiko mati pada
periode yang sama , Secara sistematis CFR dapat dituliskan sebagai berikut
Oleh karena itu pengukurannya yang relatif mudah dibandingkan morbiditas , dan kareba
sensitifitasnya , maka angka kematian lebih sering digunakan untuk mengukur status
kesehatan. Berikut ini adalah jenis-jenis angka kematian yang dianjurkan WHO untuk
digunakan sebagai indicator statsu kesehatan

Proporsi Kematian Karena Sebab Tertentu ( Proportion Dying of a Spesific Cause-


PDSC)

Proporsi kematian karena sebab tertentu adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh
penyebab atau penyakit tertentu dibandingkan jumlah seluruh kematian persamaaanya adalah
sebagai berikut .

Contoh :

Pada tahun 1989 di Portugal terdapat sejumlah 96.220 kematian . untuk kasus kematian
karena kanker sejumlah 17.478 kasus , Dengan Demikian

Jadi pada tahun 1898 , sekitar 18% dari seluruh kematian yang terjadi diportugal disebabkan
oleh kanker

Angka Harapan Hidup (Life Expectency)

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang
diharapkan dapat terus hidup . Perkiraan ini didasarkan pada age specific death rate (ASDR)
pada tahun tertentu. Biasanya AHH dibuat terpisah berdasarkan jenis kelamin , umur
sekarang , dan suku /etnik . Ukuran yang umum digunakan adalah AHH pada saat lahir
mencerminkan kondisi kesehatan pada ssat itu . Mengingat tren kematian yang selalu berubah
, ,aka AHH dari seseorang akan mengalami perubahan juga sesuai dengan pertambahan umur
orang

 STANDARDISASI
Dalam estimasi ukuran mortalitas maupun morbiditas , dikenal istilah standardisasi
Standardisasi ukuran dilakukan untuj dapat melakukan perbandingan angka-angka
dengan lebih akurat , terutama untuk angka-angka ukuran besar . Biasanya ngka
kematian kasar (CDR) distandardisasikan menurut struktur umur untuk mengurangi
efek dan perbedaan dalam struktur umur antar penduduk dalam dua atau lebih
Ada uda jenis standarisasi yaitu standarisasi langsung dan standarisasi tidak
langsung
merupakan salah satu kabupaten di T ndonesia yang mempunyai jumlah penduduk yang relatif
banyak dan secara geografis relatif luas dan sulit. Kabupaten Sukabumi sampai tahun 2006 ini masih
merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang tergolong kabupaten daerah tertingga

Anda mungkin juga menyukai