Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Peresepan Obat-obat Off-Label pada Pasien Anak Usia 0 Hingga 2 Tahun di


Apotek Kota Bandung
Ami A. Pratiwi,1 Miski A. Khairinnisa,1 Sofa D. Alfian,1 Akhmad Priyadi,2
Ivan S. Pradipta,1 Rizky Abdulah1
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
2
Akademi Farmasi Bumi Siliwangi, Bandung, Indonesia

Abstrak
Obat off-label merupakan obat yang diresepkan tetapi tidak sesuai dengan informasi resmi obat seperti
indikasi obat yang tidak sesuai dengan yang dinyatakan oleh izin edar serta dosis, umur pasien, dan
rute pemberian yang tidak sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah resep
pasien dokter spesialis anak yang mengandung obat off-label pada pasien anak usia 0 hingga 2 tahun
di Apotek Kota Bandung serta mengetahui pola penggunaannya melalui studi observasional dengan
pengambilan data secara retrospektif. Identifikasi obat yang diresepkan termasuk kategori off-label atau
tidak berdasarkan Pediatric Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) 2012, British
National Formulary (BNF) 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia 2013, dan ISO 2012–2013.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 542 lembar resep off-label (19,77%) dari 2741 total lembar resep,
serta sebanyak 699 (7,89%) item obat off-label dari 8861 obat, dengan persentase kategori off-label usia
70,53%, off-label dosis 19,74% dan off-label kontraindikasi 9,73%. Penelitian ini menunjukkan bahwa
potensi peresepan obat off-label di apotek di Kota Bandung pada tahun 2012 tinggi sehingga perlu
pemilihan obat yang tepat serta pengawasan dalam penggunaan obat pada anak.

Kata kunci: Obat off-label, pediatri, peresepan, Bandung

The Prescription of Off-Label Drugs towards 0–2 Years Old Pediatric Patients
in Community Pharmacy in Bandung City
Abstract
Off-label drug is a drug which is not prescribed in accordance with official drug information, including
patient age, drug indications didn’t match with the marketing authorization, dosage and route of
administration are not appropriate. This study was conducted to determine the percentage of patients
pediatrician who prescribed with containing drugs off-label in pediatric patients aged 0 to 2 years at
pharmacy in Bandung and determine the pattern of use through an observational study with retrospective
data collection. Identification of medications that are prescribed off-label category or not based on the
Pediatric Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) in 2012, the British National
Formulary (BNF) in 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia in 2013, and ISO 2012–2013. Based on
the results obtained 542 pieces of off-label prescriptions (19.77%) of the 2741 total pieces recipes, as well
as 699 (7.89%) of off-label drug items from 8861 drug, the percentage of off-label age category 70.53
%, off-label doses of 19.74% and off-label contraindication 9.73%. The results of this study indicate that
the uses of off-label drugs for children is high at Pharmacy in Bandung. This study is expected to be basic
consideration in examining the efficacy and safety in off-label drug uses for children aged 0 to 2 years.

Key words: Off-label drug, pediatric, prescription, Bandung

Korespondensi: Ami Amalia Pratiwi S.Farm, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia,
email: ami.amalia.pratiwi@gmail.com

39
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Pendahuluan pasien mengalami efek samping dan 32%


diantaranya merupakan kejadian yang serius.
Penggunaan obat off-label pada anak terjadi Besarnya penggunaan obat off-label yaitu
karena tidak lengkapnya data farmakokinetik, 42,4% dan berkaitan dengan timbulnya efek
farmakodinamik, dan efek samping dari suatu samping yang serius yang sebagian besar
obat karena penelitian klinik pada anak cukup disebabkan off-label kategori dosis dan usia.2
sulit dan tidak sesuai dengan etika dan moral Data dari penelitian di Neonatal Intensive
penelitian.1–4 Kurangnya penelitian terhadap Care Units (NICU), Bari University Hospital,
suatu obat akan memengaruhi hasil yang Milan, periode 1 Juli hingga 31 Agustus
diharapkan dari obat tersebut, khususnya 2004, pada 176 resep untuk 61 jenis obat
pada anak. Oleh karena itu, pemberian obat yang diberikan pada newborn infant, terdapat
pada anak didasarkan pada data penelitian 22,7% kasus off-label. Observasi pada 17
obat pada orang dewasa yang sudah ada. NICU di Turki dari 1315 resep untuk 464
Anak-anak memiliki daya metabolisme yang neonatus terdapat 62,3% kasus off-label.9
berbeda dengan orang dewasa sehingga Dalam suatu studi terhadap anak yang
respon terhadap obat juga kemungkinan dirawat di Karolinska University Children
berbeda. Hospital Huddinge di Swedia, ditemukan
Sejumlah negara maju telah meningkatkan efek samping yang terjadi sebanyak 112 dari
keamanan dan efikasi dari penggunaan obat 2881 obat yang diresepkan. Adapun 95 dari
pada pasien bayi dan anak. Namun demikian 1574 obat yang diresepkan atau sekitar 6%
tetap ditemukan prevalensi penggunaan obat termasuk kategori peresepan obat off-label
off-label pada pediatri di sejumlah negara yang jika dilihat dari keseluruhan resep
di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Serikat dan terdapat 35% obat yang termasuk kategori
Amerika Selatan baik pada pasien pediatri off-label. Profil efek samping obat pada
rawat inap maupun pasien rawat jalan.5–9 anak yang dilaporkan didominasi oleh obat
Adapun di negara-negara berkembang antiinfeksi, antiasma, dan reaksi saluran
dengan perbedaan etika, ekonomi, dan pencernaan. Obat-obatan tersebut digunakan
hukum, upaya untuk memastikan resep obat untuk mengobati penyakit yang pada
yang aman dan efektif untuk pasien pediatri umumnya banyak terjadi pada anak.11
masih terhambat. Sampai saat ini, penelitian mengenai
Data yang diperoleh dari observasi di penggunaan obat off-label di Indonesia,
Paris, Perancis pada 95 fasilitas pediatrik khususnya di Kota Bandung belum banyak
dengan target usia dibawah 15 tahun dan dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
dilaksanakan pada 1 hari menunjukkan evaluasi peresepan obat off-label di salah
bahwa telah terjadi 29% kasus off-label pada satu apotek di Kota Bandung.
2522 resep yang diberikan pada 989 pasien
anak dan sebanyak 550 pasien anak (56%) Metode
menerima resep off-label.10 Observasi pada
rumah sakit anak di Belanda menunjukkan Penelitian ini merupakan penelitian
bahwa dari 2139 resep untuk 238 pasien observasional dengan pengambilan data
dengan rentang usia dari lahir sampai 17 secara retrospektif. Data diperoleh dari resep
tahun ditemukan 390 resep (18%) yang yang berasal dari 14 Apotek Kimia Farma di
merupakan kasus off-label.8 Kota Bandung selama tahun 2012. Kriteria
Suatu studi di Swedia melalui analisis inklusi subjek penelitian meliputi resep
pelaporan spontan menyatakan sebanyak 112 lengkap dari dokter spesialis anak untuk

40
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

pasien usia 0 hingga 2 tahun periode Januari yang diberikan kepada pasien usia 0 hingga
hingga Desember 2012. Resep dengan 2 tahun dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil
data-data pasien yang tidak dapat ditelusuri perbandingan ini menunjukkan bahwa pasien
dieksklusikan dari penelitian ini. dengan rentang usia 6,1 hingga 12 bulan lebih
Penggolongan obat dilakukan berdasarkan banyak menerima resep dokter spesialis anak
Anatomical Therapeutical Chemical. Obat dibandingkan dengan rentang usia yang lain.
yang digunakan dikelompokkan berdasarkan
Anatomical Therapeutical Chemical (ATC), Pola Penggunaan Obat
yaitu sistem klasifikasi yang digunakan Diperoleh sebanyak 8.861 total peresepan
untuk mengklasifikasikan obat. Sistem ini obat dari 2.741 lembar resep yang dapat
dikontrol oleh WHO Collaborating Centre diklasifikasikan ke dalam 8 golongan, yaitu
for Drug Statistics Methodology (WHOCC). golongan analgesik antipiretik dan NSAIDs,
Penggolongan obat berdasarkan ATC golongan antialergi atau antihistamin,
dilakukan berdasarkan ATC/DDD Indeks yang golongan antidepresi, golongan antibiotik,
terdapat di website resmi WHOCC (whocc. antiviral, antifungi, golongan saluran
no/atc_ddd_index/). Obat atau vitamin yang pernapasan, golongan sistem pencernaan,
hanya ada di Indonesia diklasifikasikan golongan vitamin dan imunomodulator,
berdasarkan MIMS Indonesia 2013 dan ISO serta golongan kortikosteroid. Persentase
2012–2013. golongan obat yang diresepkan dapat dilihat
Identifikasi pola peresepan obat off- pada Gambar 2.
label dilakukan dengan memeriksa obat-
obatan yang diresepkan dengan parameter Pembahasan
tidak tepat dosis, usia, rute pemberian, dan
kontraindikasi. Identifikasi ini mengacu pada Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Drug Information Handbook (DIH) tahun golongan obat antibiotik memiliki persentase
2012, British National Formulary (BNF) peresepan paling banyak untuk anak usia 0
Children tahun 2009, Pediatric Dosage hingga 2 tahun, yaitu 28 % dibandingkan
Handbook tahun 2007, MIMS USA tahun golongan lain.
2013, MIMS Indonesia tahun 2013, dan ISO
tahun 2012–2013.
50.00%
44.90%
Hasil 45.00%
P
40.00%
e
Populasi Penelitian r 35.00% 30.90%
Selama periode penelitian terdapat 10.798 s 30.00%
e 24.20%
(3,7%) resep dokter spesialis anak dengan n
25.00%
total keseluruhan 288.197 resep di 14 Apotek t 20.00%
Kimia Farma Kota Bandung. a 15.00%
s 10.00%
e
Subjek Penelitian 5.00%
Diperoleh lembar resep dokter spesialis anak 0.00%
sebanyak 10.798 dengan 2.741 (25,4%) 0 - 6 bulan 6,1 - 12 bulan 12 - 24 bulan
lembar resep yang termasuk ke dalam kriteria Usia
inklusi, yaitu resep dokter spesialis anak Gambar 1 Pola Peresepan pada Pasien Usia
untuk usia 0 hingga 2 tahun. Prevalensi resep 0–2 Tahun

41
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

pseudoefedrin HCl 4%

kortikosteroid 1.40% amoxicillin 4.30%

dioktahedral smektit 4.40%


vitamin 2.60%
pseudoefedrin HCl, tripolidin HCl 5%
antidepresi 8.50%
sefiksim 10%
sistem pencernaan 8.20%
fenobarbital 10.80%
anti alergi/ antihistamin 12.20%
klorfeniramin maleat 13.30%

analgesik antipiretik dan NSAIDs 15.86%


ambroksol 14.30%

saluran pernafasan 23.37%


sefadroksil 14.65%

antibiotik, antiviral, antifungi 28% parasetamol 19.15%

Gambar 2 Penggunaan Obat Berdasarkan Gambar 3 Persentase Penggunaan Obat


ATC Terbanyak Diresepkan pada
Anak Usia 0–2 Tahun di Apotek
Dalam penelitian AMRIN study Kota Bandung
(Antimicrobial Resistence in Indonesia) di
fasilitas kesehatan di Jawa Tengah peresepan
samping dari antibiotik tersebut.13 Oleh
antibiotik pada anak memiliki prevalensi tinggi
karena itu, diperlukan penggunaan antibotik
yaitu 76%.12 Untuk itu penggunaan antibiotik
berdasarkan diagnosis yang tepat oleh tenaga
pada anak memerlukan perhatian khusus
medis profesional, monitoring, dan regulasi
karena absorpsi, distribusi, metabolisme dan
penggunaan antibiotik untuk meningkatkan
ekskresi obat termasuk antibiotik pada anak
penggunaannya secara rasional. Obat yang
berbeda dengan orang dewasa, serta tingkat
paling banyak diresepkan untuk anak pada usia
maturasi organ yang berbeda sehingga dapat
0 hingga 2 tahun dapat dilihat pada Gambar 3.
tejadi perbedaan respon terapeutik dan efek
sampingnya.13
Meningkatnya prevalensi penggunaan
alensi penggunaan antibiotik yang tidak 542

rasional di bidang kesehatan terutama


kesehatan anak merupakan penyebab
timbulnya resistensi. Studi yang telah
dilakukan di Indonesia selama 1990-2010
mengenai resistensi antibiotik diperoleh data
bahwa resistensi terjadi hampir pada semua
bakteri-bakteri patogen penting.
Hal tersebut merupakan dampak negatif
dari pemakaian antibiotik yang irasional,
dengan indikasi tidak jelas, dosis atau lama 2199
pemakaian tidak sesuai, cara pemakaian kurang Lembar resep yang tidak off-label

tepat, status obat tidak jelas, serta pemakaian Lembar resep off-label
antibiotik secara berlebihan. Dampak lainnya Gambar 3 Lembar Resep Tidak Off-label
dapat meningkatkan toksisitas dan efek dengan Lembar Resep Off-label

42
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

domperidon 26.23% sistem pencernaan 44%

dioctahedral smectite 14.80%


saluran pernafasan 18.60%

Triamsinolon 14.80%
kortikosteroid 15.45%
Erdostein 10.33%

vitamin 9.30%
doksisiklin hiklat 9.54%

vitamin (imunomodulator) 9.54% antibiotik, antiviral, antifungi 8.58%

Carbocistein 4.61%
anti alergi/ antihistamin 3.15%

asam ursodeoksilat 3.97%


analgesik antipiretik dan nsaids 1.00%
Bromheksin hcl 3.80%

antidepresi 0.30%
mometason furoate 2.38%

Gambar 5 Persentase Penggunaan Obat Gambar 6 PersentasePenggunaanObatOff


Off-label Terbanyak label Berdasarkan ATC

Pola penggunaan obat off-label rute pemberian, dan indikasi. Pengelompokan


Dari 2.741 lembar resep, terdapat 542 obat off-label berdasarkan ATC dapat dilihat
lembar resep off-label (19,77%), dengan 699 pada Gambar 6.
(7,89%) peresepan obat off-label dari 8.861 Kategori obat off-label yang memiliki
obat. Peresepan obat off-label terbanyak persentase paling tinggi dalam penelitian
dapat dilihat pada Gambar 5. ini yaitu golongan obat sistem pencernaan.
Sebanyak 699 obat off-label dikelompokan Hal tersebut dapat diakibatkan kurangnya
berdasarkan ATC dan kategori obat off-label sediaan obat golongan sistem pencernaan
yaitu tidak tepat dosis, usia, kontraindikasi, yang khusus digunakan untuk anak usia 0
hingga 2 tahun atau pemberian dosis yang
tidak tepat untuk anak. Hal ini dapat dilihat
dari persentase item obat off-label usia dan
off-label dosis tertinggi, yaitu obat golongan
Off-label
kontraindikasi, sistem pencernaan. Selain itu, obat yang
19.74%
dinyatakan off-label pada penelitian ini dapat
dikategorikan menjadi off-label usia, off-
Off-label dosis,
label dosis, serta off-label kontraindikasi.
9.73%
Off-label usia, 70.53%
Off-label usia
Obat dikategorikan sebagai obat off-
label usia jika digunakan diluar rentang
usia yang telah disetujui. Beberapa obat
tidak direkomendasikan diberikan pada
Gambar 7 Perbandingan Persentase anak.9,11 Pada penelitian ini obat yang
Kategori Obat Off-label Usia, termasuk kategori off-label usia antara lain
Dosis, dan Kontraindikasi domperidon, triamsinolon, erdostein, vitamin

43
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

domperidon 33.50%

Triamsinolon 18.90%

Erdostein 13.20%

vitamin (imunomodulator) 12.20%

Carbocistein 5.90%

Bromheksin hcl 4.90%

mometason furoate 3.00%

siproheptadin hcl 1.80%

kaolin dan pektin 1.60%

ondansetron 1.40%

vitamin 1.00%

feniramin maleat 0.80%

efedrin 0.60%

sodium metamizol 0.60%

piracetam 0.40%

ketotifen 0.20%

Gambar 8 Persentase Penggunaan Obat Off-label Usia

(immunomodulator), kaolin karbosistein, FDA dalam peresepan pada anak usia


bromheksin HCl, mometason furoate, dibawah 2 tahun dan anak dengan berat
pektin, siproheptadin HCl, ondansetron, badan dibawah 35 kg.14,15 Efek samping
vitamin (suplemen makanan), feniramin domperidon yaitu reaksi ekstrapiramidal,
hidrogen maleat, sodium metamizol, efedrin, galaktorea, ginekomastia, sembelit atau
pirasetam, dan ketotifen. diare, kelelahan, ruam kulit, dan gatal-
Kategori off-label usia pada peresepan anak gatal.15 Meskipun domperidon memiliki
usia 0 hingga 2 tahun memiliki persentase profil frekuensi yang rendah dalam
lebih banyak dibandingkan dengan kategori efek samping, saat ini tidak dianjurkan
off-label dosis dan off-label kontraindikasi. untuk anak usia kurang dari 2 tahun
Hal tersebut dapat disebabkan kurangnya dengan gejala mual, muntah serta refluks
perhatian tenaga medis dalam pemilihan gastroesofagus. Sampai saat ini belum
obat untuk anak ataupun belum ada alternatif ada penelitian yang dapat menyatakan
obat lain yang dapat diresepkan pada anak dengan tegas antiemetik jenis apa yang
dengan indikasi penyakit tertentu sehingga paling efektif untuk anak terkait dengan
diresepkan secara off-label. infeksi gastrointestinal.16 Pada penelitian
Berikut adalah obat-obat yang banyak ini domperidon diresepkan dalam bentuk
digunakan sebagai obat off-label usia, yaitu: sediaan tablet, tetes mulut, dan sirup.
a. Domperidon b. Triamsinolon
Domperidon merupakan obat antiemetik Triamsinolon yang ditemukan dalam
untuk mengobati mual, muntah, dispepsia, observasi ini berupa tablet, krim dan pasta
dan refluks gastroesofagus.14 Domperidon untuk gigi. Triamsinolon merupakan obat
belum disetujui penggunaannya oleh yang digunakan untuk asma bronchial.

44
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

Sediaan krim triamsinolon berfungsi untuk pada anak. Efek samping karbosistein
mengobati inflamasi pada kulit sedangkan meliputi hipersensitifitas dan pendarahan
sediaan pasta digunakan untuk mengobati gastrointestinal namun jarang.12 Pada
lesi inflamasi pada mulut. Tidak ditemukan penelitian ini karbosistein banyak
dosis yang diperuntukkan bagi anak usia diresepkan dalam bentuk sediaan sirup.
dibawah 2 tahun.17 f. Bromheksin HCl
Pada neonatus, triamsinolon dalam Bromheksin HCl termasuk kategori
sediaan krim mengandung benzil alkohol obat mukolitik yang berfungsi untuk
yang dapat mengakibatkan reaksi alergi, mengurangi viskositas sputum (dahak).
sediaan tablet yang mengandung natrium Obat ini tidak diperuntukkan bagi anak
benzoat dapat mengakibatkan toksisitas usia dibawah 2 tahun. Hingga saat ini
fatal (gasping syndrome).17 belum ditemukan penelitian tentang
c. Erdostein bahaya bromheksin HCl pada anak.
Erdostein digunakan untuk pengobatan Adapun efek samping bromheksin HCl
simtomatik bronkhitis kronis.18 Dalam meliputi gangguan gastrointestinal, sakit
British National Formulary, dosis erdostein kepala, pusing, berkeringat dan ruam
hanya untuk dewasa dengan usia diatas kulit.21 Pada penelitian ini bromheksin
18 tahun.12 Pada penelitian ini, erdostein HCl lebih banyak diresepkan dalam
diresepkan dalam bentuk kapsul dan sirup. bentuk sediaan eliksir.
Belum ditemukan efek negatif erdostein g. Mometason Furoat
pada anak, adapun efek samping erdostein Mometason furoat pada penelitian ini
meliputi epigastralgia, mual, muntah, diresepkan dalam bentuk sediaan topikal
diare, spasmodik kolitis, sakit kepala.18 berupa krim dan salep. Mometason furoat
d. Vitamin (Imunomodulator) dalam sediaan topikal diindikasikan
Vitamin memiliki komposisi ekstrak untuk mengobati inflamasi pruritus terkait
echinaceae, Zn-pikolinat dan selenium dermatosis yang responsif terhadap
sebagai suplemen untuk meningkatkan kortikosteroid. Zat aktif ini kurang aman
imunitas (imunomodulator). Dosis untuk digunakan untuk anak usia dibawah 2
vitamin ini tidak ditemukan bagi anak tahun karena menyebabkan toksisitas
usia 0 hingga 2 tahun. Selenium sebagai sistemik. Oleh karena itu, obat ini tidak
salah satu komposisi dalam vitamin ini direkomendasikan penggunaannya.17,22
dosisnya tidak diperuntukkan FDA untuk h. Kaolin dan Pektin
anak usia dibawah 2 tahun.17,19 Pemberian Kaolin dan pektin merupakan antidiare
imunomodulator yang berlebihan akan adsorben yang dapat menyerap bakteri,
mengakibatkan alergi dan hipersensitivitas berikatan dengan air di dalam usus sehingga
meningkat. Sampai saat ini belum ada dapat memperkeras feses.17 Kombinasi
penelitian pemakaian imunomodulator obat ini tidak direkomendasikan
yang berlebihan.20 untuk anak dibawah 3 tahun karena
e. Karbosistein dapat menyebabkan terjadinya
Karbosistein digunakan sebagai mukolitik ketidakseimbangan elektrolit dengan cara
yang berfungsi untuk mengurangi meningkatkan natrium dan mengurangi
viskositas sputum (dahak). Obat ini tidak kalium dalam feses, terutama pada usia
diperuntukkan bagi anak usia dibawah lanjut, anak-anak dan diare berat.17,23
2 tahun. Belum ditemukan penelitian i. Siproheptadin HCl
tentang bahaya penggunaan karbosistein Obat ini digunakan untuk mengatasi alergi

45
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

musiman, alergi karena makanan, serta n. Efedrin HCl


rhinitis vasomotor. Keamanan dan efikasi Efedrin HCl dapat digunakan sebagai
obat golongan ini untuk anak usia dibawah agen adrenergik agonis, antiasma, dan
2 tahun belum diketahui. Efek samping bronkodilator. Efedrin tidak diperuntukkan
siproheptadin HCl diantaranya meliputi bagi anak yang memiliki usia dibawah 2
sedasi, mengantuk, pusing, hipotensi, tahun.17,22 Efek samping dari efedrin antara
alergi, anemia, dan lain-lain.24 lain kecemasan, takikardia, tremor, mulut
j. Ondansetron kering, hipertensi, aritmia jantung, gugup,
Kegunaan obat ini sama dengan insomnia, dan jantung berdebar.22
siproheptadin HCl, yaitu untuk mengatasi o. Pirasetam
alergi musiman, alergi karena makanan Pirasetam digunakan untuk pengobatan
serta rhinitis vasomotor. Keamanan dan cortical myoclonus. Pirasetam tidak
efikasi obat ini untuk anak usia dibawah diperuntukkan bagi anak usia kurang dari
2 tahun belum diketahui.25 Efek samping 2 tahun. Efek samping dari piracetam
dari obat ondansetron sama dengan obat diantaranya hiperkinesia, gugup, depresi,
siproheptadin HCl.25 diare, ruam, sistem saraf pusat terganggu,
k. Vitamin (Suplemen makanan) insomnia, serta naiknya berat badan.12,22
Vitamin memilki peran sebagai suplemen p. Ketotifen
makanan dengan komposisi diantaranya Ketotifen lazim digunakan untuk
kurkuminoid, fructo-oligosaccharide, penatalaksanaan penyakit alergi dan asma
DHA, arachidonic acid, vitamin B1, B2, profilaksis. Ketotifen tidak disarankan
B6, B12, β-carotene, dan pantothenol. untuk diberikan pada pasien anak dengan
Vitamin tidak diperuntukkan bagi anak usia dibawah 3 tahun. Efek samping dari
dengan usia dibawah 4 tahun.22 ketotifen antara lain sedasi, mengantuk,
l. Feniramin Maleat pusing, dan sistitis.22
Feniramin maleat digunakan untuk
pengobatan alergi dan alergi konjungtiva. Off-label dosis
Obat ini tidak diperuntukkan bagi anak.25 Informasi dosis merupakan hal penting dalam
Efek samping dari obat ini meliputi pengobatan karena profil farmakokinetik dan
sedasi, reaksi hipersensitivitas, lesu, farmakodinamik setiap rentang usia individu
pusing, tinnitus, ketidakmampuan untuk berbeda-beda. Obat yang diberikan dengan
konsentrasi, inkoordinasi, mudah marah,
insomnia, dan tremor. 36
m. Sodium Metamizol dioktahedral smektit 67.40%
Sodium metamizol digunakan untuk
sakit kepala, sakit gigi, pascacedera atau asam ursodeoksilat 18.10%
nyeri pascaoperasi, akut dan kronis akibat
kejang otot. Sodium metamizol tidak Dekstrometorfan
6.50%
dianjurkan penggunaannya pada anak dalam sediaan sirup
dibawah 15 tahun.22 Efek samping dari dimetikon 5.10%
sodium metamizol ini meliputi reaksi
hipersensitivitas. Efek paling serius ibuprofen 2.90%
dari obat golongan ini adalah shock dan
agranulositosis, dan leukopenia. serta Gambar 9 Persentase Penggunaan Obat
trombositopenia.22 Off-label Dosis

46
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

dosis lain dari yang tercantum pada izin edar penggunaan asam ursodeoksilat pada
atau izin penjualan dikategorikan sebagai anak-anak. Ditemukan bahwa asam
obat off-label dosis. Pada penelitian ini yang ursodeoksilat menunjukkan efek baik
termasuk kategori obat off-label dosis yaitu bagi anak yang mengidap penyakit
dioktahedral smektit, asam ursodeoksilat, hepatosplenomegali dan pruritus dengan
ibuprofen, dextromethorphan pada bentuk hasil tes hati normal dan mengurangi
sediaan sirup, dan dimethikon yang dapat perlunya dilakukan transplantasi hati pada
dilihat pada Gambar 9. Berikut obat-obatan anak. Ia menganjurkan agar terapi asam
yang termasuk off-label dosis: ursodeoksilat ini perlu dipertimbangkan
a.Dioktahedral Smektit oleh tenaga medis dengan dosis yang
Dioktahedral smektit termasuk golongan sesuai untuk anak-anak.22 Robert et al.,
obat antidiare yang dapat digunakan untuk dalam penelitiannya menyatakan bahwa
mengurangi hiperosmorilitas (peningkatan dosis berlebih asam ursodeoksilat pada
peristaltik).26 Pada penelitian ini ditemukan anak masih bisa ditoleransi namun tetap
bahwa penggunaan dioktahedral smektit harus diawasi lagi sesuai dosis yang telah
untuk anak usia kurang dari 1 tahun ditetapkan.27
dosisnya melebihi dosis yang tercantum c. Ibuprofen
di MIMS Indonesia. Dosis sediaan dengan Ibuprofen digunakan untuk mengatasi
zat aktif dioktahedral smektit ini 3–6 demam, inflamasi, dan nyeri.27 Pada
gram untuk anak usia 1 hingga 2 tahun penelitian ini ditemukan bahwa ibuprofen
perhari, dan 3 gram perhari untuk anak dalam bentuk sediaan suspensi diresepkan
usia dibawah 1 tahun.22 Adapun dalam dengan dosis yang lebih banyak dari dosis
beberapa peresepan untuk anak usia yang telah ditetapkan. Anak dengan usia
dibawah 1 tahun diberikan dosis 3 gram dibawah 6 bulan diresepkan ibuprofen 600
2 kali dalam satu hari. Efek samping dari mg sehari padahal dosis seharusnya yaitu
dioktahedral smektit ini yaitu konstipasi. 35 mg perhari.17 Overdosis dari penggunaan
b. Asam Ursodeoksilat ibuprofen ini diantaranya apnea, asidosis
Asam ursodeoksilat berperan untuk metabolik, koma, nystagmus, kejang,
pencegahan batu empedu dengan cara leukositosis dan gagal ginjal.22 Öker et
menekan sintesis hati dan sekresi kolesterol al., melakukan penelitian terhadap anak
serta menghambat penyerapan kolesterol
di usus. Efek samping dari obat ini yaitu
diare, mual muntah Dosis penggunaan 100.00%
obat ini yaitu 8–10 mg perkilogram berat 90.00%
88.20%

badan perhari dalam 2–3 dosis terbagi.22 80.00%

Pada penelitian ini ditemukan pemberian 70.00%


60.00%
Persentase

asam ursodeoksilat dosisnya melebihi 50.00%


dosis yang telah ditetapkan. Dosis perhari 40.00%
untuk anak hingga 2 tahun dengan berat 30.00%
badan rata-rata 12 kg yaitu 120 mg, 20.00% 11.80%
10.00%
sedangkan berdasarkan peresepan obat 0.00%
ini diberikan sebanyak 2 kali sehari yang Doksisiklin Loratadin
berarti anak tersebut mengonsumsi 500 Jenis Obat

mg perhari (1 kapsul 250 mg). Jacquemin Gambar 10 Persentase Penggunaan Obat


et al., melakukan penelitian mengenai Off-label Kontraindikasi

47
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

yang diketahui diberi peresepan ibuprofen mencegah infeksi yang terbukti atau diduga
secara overdosis. Diperoleh hasil bahwa kuat disebabkan oleh bakteri yang rentan.
anak tersebut mengalami toksisitas yang Penggunaan doksisiklin tidak dianjurkan
serius dan dari hasil cek laboratorium anak pada anak dengan usia dibawah 8 tahun.
tersebut mengidap asidosis metabolik.22 Efek samping dari penggunaan obat ini
d. Dekstromethorphan dalam sediaan sirup adalah perubahan permanen pada warna
Dekstrometorphan adalah turunan gigi, hipoplaksia, iritasi lambung, nausea,
dari levorphanol yang termasuk mual muntah, hemolitik, trombositopenia,
golongan antitusif.22 Pada penelitian sindrom Stevens-Johnson, dan ubun-ubun
ini dekstrometorphan ditemukan dalam menonjol pada bayi.29 Pada anak yang
sediaan sirup. Overdosis ringan dari tidak terinfeksi riketsia tidak dianjurkan
dekstrometorphan dapat mengakibatkan untuk diberikan doksisiklin.30
takikardia, hipertensi, muntah, mydriasis, b. Loratadin
diaphoresis, nystagmus, euforia, dan Loratadin merupakan golongan
kehilangan koordinasi motorik, sedangkan antihistamin nonsedatif. Efek samping
overdosis parah dapat mengakibatkan loratadin meliputi kelelahan, sakit kepala,
agitasi atau mengantuk.22 mual, dan mengantuk. Di dalam MIMS
e. Dimetikon USA tercantum bahwa obat ini tidak boleh
Sediaan suspensi dengan dimetikon ini diberikan pada anak dengan usia dibawah
digunakan sebagai antasida, antiulcer, dan 2 tahun.
agen anti refluks gastrointestinal. Dosis
yang digunakan untuk anak yaitu 1 hingga Simpulan
2 mg perkilogram berat badan. Namun
ditemukan dalam penelitian ini dosis yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
diberikan untuk anak sebesar 240 mg disimpulkan dari 2.741 total lembar resep
perhari yang jauh diatas dosis maksimal pasien anak 0–2 tahun di 14 apotek di Kota
untuk usia 2 tahun, yaitu 24 mg. Dosis Bandung selama tahun 2012 terdapat 19,77%
dimetion yang tinggi dan penggunaan resep off-label dan 7,89% permintaan obat
dalam jangka waktu panjang perlu diawasi off-label dari 8.861 permintaan obat yang
dalam peresepan dimetikon karena dapat diresepkan. Peresepan obat off-label yang
menyebabkan gangguan fungsi ginjal.22 teridentifikasi terdiri dari kategori off-label
usia 70,53%, off-label dosis 19,74% dan
Off-label kontraindikasi off-label kontraindikasi 9,73%. Tingginya
Obat dikatakan termasuk kategori off- persentase peresepan obat off-label ini
label kontraindikasi jika menimbulkan memerlukan pengawasan dan penelitian
kontraindikasi saat diberikan kepada pasien lebih lanjut mengenai keamanan penggunaan
yang usianya tidak sesuai dengan peruntukan obat ini pada anak usia 0–2 tahun.
obatnya.9 Ditemukan 2 jenis obat yang
termasuk off-label kontraindikasi, yaitu Daftar Pustaka
doksisiklin dan loratadin. Pada MIMS USA
tertulis bahwa kontraindikasi kedua obat ini 1. Brion F, Nunn, AJ, Rieutord A.
tidak diperuntukkan bagi anak.29,30 Extemporaneous (magistral) preparation
a. Doksisiklin of oral medicines for children in European
Doksisiklin merupakan antibiotik yang hospitals. Acta Pediatric. 2003; 92(4):
dapat digunakan untuk mengobati atau 86–90.

48
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

2. Cuzzolin L, Zaccaron A, and Fanos V. French office based paediatricians.


Unlicensed and off-label uses of drugs Archives Diseases Children. 1999; 83(6):
in paediatrics: a review of the literature. 502–505.
Fundamental Clinical Pharmacology. 11. Horen B, Montrastuc JL, Mestre ML.
2003; 17(1): 125–131. Adverse drug reaction and off-label drug
3. Jong WT, Vulto AG, DeHoog M, use in paediatric outpatients. British
Schimmel KJ, Tibboel D, Van DAN. Journal of Clinical Pharmacy. 2002;
Survey of the use of off-label and 54(6): 665–670.
unlicensed drugs in a dutch children’s 12. Hadi U, Duerink DU, Lestari ES,
hospital. Pharmacy World and Science. Nagelkerke NJ, Werter S, Keuter M, et
2007; 29(4): 361–367. al. Survey of antibiotic use of individuals
4. Gokmen T, Erdeve O, Altug N, Oguz SS, visiting public health care in Indonesia
Uras N, Dilmen U. Efficacy and safety (AMRIN). International Journal of
of oral versus intravenous ibuprofen in Infectious Diseases. 2008; 12(6): 622–
very low birth weight infants with patent 629.
ductus arteriosus. Journal of Pediatry. 13. Bueno SC, Stull TL. Antibacterial Agents
2011; 158(4): 549–554. in Pediatrics. Infectious Diseases Clinics
5. Avenel S, Bomkratz A, Dassieu G, of North America, 2009, 23(4): 865–880.
Janaud JC, Danan C. The incidence of 14. Joint Formulary Committe. British
prescriptions without marketing product National Formulary. 47th Edition.
license in a neonatal intensive care unit. London: RPS Publishing; 2009.
Archives Pediatry. 2000; 7(2): 143–147. 15. Scott B. How effective is domperidone
6. Committee on Drugs. Unapproved at reducing symptoms of gastro-
uses of approved drugs: the physician, oesophageal reflux in infants. Archives
the package insert, and the Food and Diseases Children. 2012; 97(8): 752–755.
Drug Administration: subject review. 16. Albano F, Bruzesse E, Spagnuolo MI,
Pediatrics. 1995; 98(1): 143–145. De Marco G. Antiemetics for children
7. Gravilov V, Lifskitz M, Levy J, with gastroenteritis: off-label but still on
Gorodischer R. Unlicensed and “off label” in clinical practice. Journal of Pediatric
medication use in a general pediatrics Gastroenterology and Nutrition. 2009;
ambulatory hospital unit in Israel. Israel 43(3): 402–404.
Medical Association Journal. 2000; 2(1): 17. Taketomo CK, Hodding JH, Kraus
595–597. DM. Pediatric Dosage Handbook. 13th
8. Jong WT, Vulto AG, DeHoog M, Edition. Ohio: Lexi-Comp Inc; 2007.
Schimmel KJ, Tibboel D, Van DAN. 18. Cazzola M, Floriani I, Page CP. The
Unapproved and off label use of drugs therapeutic efficacy of erdosteine in
in a children’s hospital. New England the treatment of chronic obstructive
Journal Medicine. 2000; 343(15): 1125. bronchitis: a meta-analysis of individual
9. Oguz SS, Kanmaz HG, Dilmen U. Off- patient data. Pulmonary Pharmacology
label and unlicensed drug use in neonatal Therapy. 2010; 23(2): 135–144.
intensive care units in Turkey: the old-inn 19. Corbo MD, Lam J. Zinc deficiency and its
study. International Journal of Clinical management in the pediatric population:
Pharmacy. 2012; 34:(1) 136–141. a literature review and proposed etiologic
10. Chalumeau M, Treluyer JM, Salanave B. classification. Journal of American
Off label and unlicensed drug use among Academy Dermatology. 2013; 69(4):

49
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013

616–624. management of acute gastroenteritis in


20. Bulkina NV, Glybochko AP. Clinico- children. Aliment Pharmacology Therapy.
immunological estimation of application 2013; 37(3): 289–303.
of immunomodulatory medicine in 26. Jacquemin E, Hermans D, Myara A,
complex therapy of inflammatory Habes D, Debray D, Hadchouel M, et al.
periodontium diseases. Saratov Journal Ursodeoxycholic acid therapy in pediatric
of Medical Scientific Research. 2009; patients with progressive familial
5:(2) 238–242. intrahepatic cholestasis. Hepatology.
21. Prestridge A, Deterding RR. Diffuse lung 1997; 25(3): 519–523.
disease in children. Journal of Pediatry. 27. Robert G, Jennifer H, Richard C.
2010; 39(12): 777–783. Overdose of ursodiol in preterm infant is
22. MIMS USA. Drugs information, well tolerated. Pediatric Emergency Care.
interaction, images, dosage and side 2006; 22(8): 619.
effects.http://www.mims.com/usa. 28. Öker, EE, Hermann L, Baum CR,
Diakses 15 Januari 2013. Fentzke KM, Pharmd TS, Leikin JB.
23. Lee KS, Kang DS, Yu J, Chang YP, Serious toxicity in a young child due to
Park WS. How to do in persistent ibuprofen. Pediatric Emergency Care.
diarrhea of children?: concepts and 2000; 7(7): 821–823.
treatments of chronic diarrhea. Pediatric 29. Segelnick SL, Weinberg MA. Recognizing
Gastroenterology Hepatology Nutrition. doxycycline-induced esophageal ulcers in
2012; 15(4): 229–236. dental practice: a case report and review.
24. Lehman JM, Blaiss MS. Selecting the Journal of American Dentist Associaton.
optimal oral antihistamine for patients 2008; 139(5): 581–585.
with allergic rhinitis. Journal of Drugs. 30. Smith K, Leyden JJ. Safety of doxycycline
2006; 66(18): 2309–2319. and minocycline: a systematic review.
25. Pieścik-Lech M, Shamir R, Guarino Clinical Therapy. 2005; 27(9): 1329–
A, Szajewska H. Review article: the 1342.

50

Anda mungkin juga menyukai