Abstrak
Obat off-label merupakan obat yang diresepkan tetapi tidak sesuai dengan informasi resmi obat seperti
indikasi obat yang tidak sesuai dengan yang dinyatakan oleh izin edar serta dosis, umur pasien, dan
rute pemberian yang tidak sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah resep
pasien dokter spesialis anak yang mengandung obat off-label pada pasien anak usia 0 hingga 2 tahun
di Apotek Kota Bandung serta mengetahui pola penggunaannya melalui studi observasional dengan
pengambilan data secara retrospektif. Identifikasi obat yang diresepkan termasuk kategori off-label atau
tidak berdasarkan Pediatric Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) 2012, British
National Formulary (BNF) 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia 2013, dan ISO 2012–2013.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 542 lembar resep off-label (19,77%) dari 2741 total lembar resep,
serta sebanyak 699 (7,89%) item obat off-label dari 8861 obat, dengan persentase kategori off-label usia
70,53%, off-label dosis 19,74% dan off-label kontraindikasi 9,73%. Penelitian ini menunjukkan bahwa
potensi peresepan obat off-label di apotek di Kota Bandung pada tahun 2012 tinggi sehingga perlu
pemilihan obat yang tepat serta pengawasan dalam penggunaan obat pada anak.
The Prescription of Off-Label Drugs towards 0–2 Years Old Pediatric Patients
in Community Pharmacy in Bandung City
Abstract
Off-label drug is a drug which is not prescribed in accordance with official drug information, including
patient age, drug indications didn’t match with the marketing authorization, dosage and route of
administration are not appropriate. This study was conducted to determine the percentage of patients
pediatrician who prescribed with containing drugs off-label in pediatric patients aged 0 to 2 years at
pharmacy in Bandung and determine the pattern of use through an observational study with retrospective
data collection. Identification of medications that are prescribed off-label category or not based on the
Pediatric Dosage Handbook 2007, Drug Information Handbook (DIH) in 2012, the British National
Formulary (BNF) in 2009, MIMS USA 2013, MIMS Indonesia in 2013, and ISO 2012–2013. Based on
the results obtained 542 pieces of off-label prescriptions (19.77%) of the 2741 total pieces recipes, as well
as 699 (7.89%) of off-label drug items from 8861 drug, the percentage of off-label age category 70.53
%, off-label doses of 19.74% and off-label contraindication 9.73%. The results of this study indicate that
the uses of off-label drugs for children is high at Pharmacy in Bandung. This study is expected to be basic
consideration in examining the efficacy and safety in off-label drug uses for children aged 0 to 2 years.
Korespondensi: Ami Amalia Pratiwi S.Farm, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia,
email: ami.amalia.pratiwi@gmail.com
39
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
40
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
pasien usia 0 hingga 2 tahun periode Januari yang diberikan kepada pasien usia 0 hingga
hingga Desember 2012. Resep dengan 2 tahun dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil
data-data pasien yang tidak dapat ditelusuri perbandingan ini menunjukkan bahwa pasien
dieksklusikan dari penelitian ini. dengan rentang usia 6,1 hingga 12 bulan lebih
Penggolongan obat dilakukan berdasarkan banyak menerima resep dokter spesialis anak
Anatomical Therapeutical Chemical. Obat dibandingkan dengan rentang usia yang lain.
yang digunakan dikelompokkan berdasarkan
Anatomical Therapeutical Chemical (ATC), Pola Penggunaan Obat
yaitu sistem klasifikasi yang digunakan Diperoleh sebanyak 8.861 total peresepan
untuk mengklasifikasikan obat. Sistem ini obat dari 2.741 lembar resep yang dapat
dikontrol oleh WHO Collaborating Centre diklasifikasikan ke dalam 8 golongan, yaitu
for Drug Statistics Methodology (WHOCC). golongan analgesik antipiretik dan NSAIDs,
Penggolongan obat berdasarkan ATC golongan antialergi atau antihistamin,
dilakukan berdasarkan ATC/DDD Indeks yang golongan antidepresi, golongan antibiotik,
terdapat di website resmi WHOCC (whocc. antiviral, antifungi, golongan saluran
no/atc_ddd_index/). Obat atau vitamin yang pernapasan, golongan sistem pencernaan,
hanya ada di Indonesia diklasifikasikan golongan vitamin dan imunomodulator,
berdasarkan MIMS Indonesia 2013 dan ISO serta golongan kortikosteroid. Persentase
2012–2013. golongan obat yang diresepkan dapat dilihat
Identifikasi pola peresepan obat off- pada Gambar 2.
label dilakukan dengan memeriksa obat-
obatan yang diresepkan dengan parameter Pembahasan
tidak tepat dosis, usia, rute pemberian, dan
kontraindikasi. Identifikasi ini mengacu pada Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Drug Information Handbook (DIH) tahun golongan obat antibiotik memiliki persentase
2012, British National Formulary (BNF) peresepan paling banyak untuk anak usia 0
Children tahun 2009, Pediatric Dosage hingga 2 tahun, yaitu 28 % dibandingkan
Handbook tahun 2007, MIMS USA tahun golongan lain.
2013, MIMS Indonesia tahun 2013, dan ISO
tahun 2012–2013.
50.00%
44.90%
Hasil 45.00%
P
40.00%
e
Populasi Penelitian r 35.00% 30.90%
Selama periode penelitian terdapat 10.798 s 30.00%
e 24.20%
(3,7%) resep dokter spesialis anak dengan n
25.00%
total keseluruhan 288.197 resep di 14 Apotek t 20.00%
Kimia Farma Kota Bandung. a 15.00%
s 10.00%
e
Subjek Penelitian 5.00%
Diperoleh lembar resep dokter spesialis anak 0.00%
sebanyak 10.798 dengan 2.741 (25,4%) 0 - 6 bulan 6,1 - 12 bulan 12 - 24 bulan
lembar resep yang termasuk ke dalam kriteria Usia
inklusi, yaitu resep dokter spesialis anak Gambar 1 Pola Peresepan pada Pasien Usia
untuk usia 0 hingga 2 tahun. Prevalensi resep 0–2 Tahun
41
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
pseudoefedrin HCl 4%
tepat, status obat tidak jelas, serta pemakaian Lembar resep off-label
antibiotik secara berlebihan. Dampak lainnya Gambar 3 Lembar Resep Tidak Off-label
dapat meningkatkan toksisitas dan efek dengan Lembar Resep Off-label
42
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
Triamsinolon 14.80%
kortikosteroid 15.45%
Erdostein 10.33%
vitamin 9.30%
doksisiklin hiklat 9.54%
Carbocistein 4.61%
anti alergi/ antihistamin 3.15%
antidepresi 0.30%
mometason furoate 2.38%
43
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
domperidon 33.50%
Triamsinolon 18.90%
Erdostein 13.20%
Carbocistein 5.90%
ondansetron 1.40%
vitamin 1.00%
efedrin 0.60%
piracetam 0.40%
ketotifen 0.20%
44
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
Sediaan krim triamsinolon berfungsi untuk pada anak. Efek samping karbosistein
mengobati inflamasi pada kulit sedangkan meliputi hipersensitifitas dan pendarahan
sediaan pasta digunakan untuk mengobati gastrointestinal namun jarang.12 Pada
lesi inflamasi pada mulut. Tidak ditemukan penelitian ini karbosistein banyak
dosis yang diperuntukkan bagi anak usia diresepkan dalam bentuk sediaan sirup.
dibawah 2 tahun.17 f. Bromheksin HCl
Pada neonatus, triamsinolon dalam Bromheksin HCl termasuk kategori
sediaan krim mengandung benzil alkohol obat mukolitik yang berfungsi untuk
yang dapat mengakibatkan reaksi alergi, mengurangi viskositas sputum (dahak).
sediaan tablet yang mengandung natrium Obat ini tidak diperuntukkan bagi anak
benzoat dapat mengakibatkan toksisitas usia dibawah 2 tahun. Hingga saat ini
fatal (gasping syndrome).17 belum ditemukan penelitian tentang
c. Erdostein bahaya bromheksin HCl pada anak.
Erdostein digunakan untuk pengobatan Adapun efek samping bromheksin HCl
simtomatik bronkhitis kronis.18 Dalam meliputi gangguan gastrointestinal, sakit
British National Formulary, dosis erdostein kepala, pusing, berkeringat dan ruam
hanya untuk dewasa dengan usia diatas kulit.21 Pada penelitian ini bromheksin
18 tahun.12 Pada penelitian ini, erdostein HCl lebih banyak diresepkan dalam
diresepkan dalam bentuk kapsul dan sirup. bentuk sediaan eliksir.
Belum ditemukan efek negatif erdostein g. Mometason Furoat
pada anak, adapun efek samping erdostein Mometason furoat pada penelitian ini
meliputi epigastralgia, mual, muntah, diresepkan dalam bentuk sediaan topikal
diare, spasmodik kolitis, sakit kepala.18 berupa krim dan salep. Mometason furoat
d. Vitamin (Imunomodulator) dalam sediaan topikal diindikasikan
Vitamin memiliki komposisi ekstrak untuk mengobati inflamasi pruritus terkait
echinaceae, Zn-pikolinat dan selenium dermatosis yang responsif terhadap
sebagai suplemen untuk meningkatkan kortikosteroid. Zat aktif ini kurang aman
imunitas (imunomodulator). Dosis untuk digunakan untuk anak usia dibawah 2
vitamin ini tidak ditemukan bagi anak tahun karena menyebabkan toksisitas
usia 0 hingga 2 tahun. Selenium sebagai sistemik. Oleh karena itu, obat ini tidak
salah satu komposisi dalam vitamin ini direkomendasikan penggunaannya.17,22
dosisnya tidak diperuntukkan FDA untuk h. Kaolin dan Pektin
anak usia dibawah 2 tahun.17,19 Pemberian Kaolin dan pektin merupakan antidiare
imunomodulator yang berlebihan akan adsorben yang dapat menyerap bakteri,
mengakibatkan alergi dan hipersensitivitas berikatan dengan air di dalam usus sehingga
meningkat. Sampai saat ini belum ada dapat memperkeras feses.17 Kombinasi
penelitian pemakaian imunomodulator obat ini tidak direkomendasikan
yang berlebihan.20 untuk anak dibawah 3 tahun karena
e. Karbosistein dapat menyebabkan terjadinya
Karbosistein digunakan sebagai mukolitik ketidakseimbangan elektrolit dengan cara
yang berfungsi untuk mengurangi meningkatkan natrium dan mengurangi
viskositas sputum (dahak). Obat ini tidak kalium dalam feses, terutama pada usia
diperuntukkan bagi anak usia dibawah lanjut, anak-anak dan diare berat.17,23
2 tahun. Belum ditemukan penelitian i. Siproheptadin HCl
tentang bahaya penggunaan karbosistein Obat ini digunakan untuk mengatasi alergi
45
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
46
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
dosis lain dari yang tercantum pada izin edar penggunaan asam ursodeoksilat pada
atau izin penjualan dikategorikan sebagai anak-anak. Ditemukan bahwa asam
obat off-label dosis. Pada penelitian ini yang ursodeoksilat menunjukkan efek baik
termasuk kategori obat off-label dosis yaitu bagi anak yang mengidap penyakit
dioktahedral smektit, asam ursodeoksilat, hepatosplenomegali dan pruritus dengan
ibuprofen, dextromethorphan pada bentuk hasil tes hati normal dan mengurangi
sediaan sirup, dan dimethikon yang dapat perlunya dilakukan transplantasi hati pada
dilihat pada Gambar 9. Berikut obat-obatan anak. Ia menganjurkan agar terapi asam
yang termasuk off-label dosis: ursodeoksilat ini perlu dipertimbangkan
a.Dioktahedral Smektit oleh tenaga medis dengan dosis yang
Dioktahedral smektit termasuk golongan sesuai untuk anak-anak.22 Robert et al.,
obat antidiare yang dapat digunakan untuk dalam penelitiannya menyatakan bahwa
mengurangi hiperosmorilitas (peningkatan dosis berlebih asam ursodeoksilat pada
peristaltik).26 Pada penelitian ini ditemukan anak masih bisa ditoleransi namun tetap
bahwa penggunaan dioktahedral smektit harus diawasi lagi sesuai dosis yang telah
untuk anak usia kurang dari 1 tahun ditetapkan.27
dosisnya melebihi dosis yang tercantum c. Ibuprofen
di MIMS Indonesia. Dosis sediaan dengan Ibuprofen digunakan untuk mengatasi
zat aktif dioktahedral smektit ini 3–6 demam, inflamasi, dan nyeri.27 Pada
gram untuk anak usia 1 hingga 2 tahun penelitian ini ditemukan bahwa ibuprofen
perhari, dan 3 gram perhari untuk anak dalam bentuk sediaan suspensi diresepkan
usia dibawah 1 tahun.22 Adapun dalam dengan dosis yang lebih banyak dari dosis
beberapa peresepan untuk anak usia yang telah ditetapkan. Anak dengan usia
dibawah 1 tahun diberikan dosis 3 gram dibawah 6 bulan diresepkan ibuprofen 600
2 kali dalam satu hari. Efek samping dari mg sehari padahal dosis seharusnya yaitu
dioktahedral smektit ini yaitu konstipasi. 35 mg perhari.17 Overdosis dari penggunaan
b. Asam Ursodeoksilat ibuprofen ini diantaranya apnea, asidosis
Asam ursodeoksilat berperan untuk metabolik, koma, nystagmus, kejang,
pencegahan batu empedu dengan cara leukositosis dan gagal ginjal.22 Öker et
menekan sintesis hati dan sekresi kolesterol al., melakukan penelitian terhadap anak
serta menghambat penyerapan kolesterol
di usus. Efek samping dari obat ini yaitu
diare, mual muntah Dosis penggunaan 100.00%
obat ini yaitu 8–10 mg perkilogram berat 90.00%
88.20%
47
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
yang diketahui diberi peresepan ibuprofen mencegah infeksi yang terbukti atau diduga
secara overdosis. Diperoleh hasil bahwa kuat disebabkan oleh bakteri yang rentan.
anak tersebut mengalami toksisitas yang Penggunaan doksisiklin tidak dianjurkan
serius dan dari hasil cek laboratorium anak pada anak dengan usia dibawah 8 tahun.
tersebut mengidap asidosis metabolik.22 Efek samping dari penggunaan obat ini
d. Dekstromethorphan dalam sediaan sirup adalah perubahan permanen pada warna
Dekstrometorphan adalah turunan gigi, hipoplaksia, iritasi lambung, nausea,
dari levorphanol yang termasuk mual muntah, hemolitik, trombositopenia,
golongan antitusif.22 Pada penelitian sindrom Stevens-Johnson, dan ubun-ubun
ini dekstrometorphan ditemukan dalam menonjol pada bayi.29 Pada anak yang
sediaan sirup. Overdosis ringan dari tidak terinfeksi riketsia tidak dianjurkan
dekstrometorphan dapat mengakibatkan untuk diberikan doksisiklin.30
takikardia, hipertensi, muntah, mydriasis, b. Loratadin
diaphoresis, nystagmus, euforia, dan Loratadin merupakan golongan
kehilangan koordinasi motorik, sedangkan antihistamin nonsedatif. Efek samping
overdosis parah dapat mengakibatkan loratadin meliputi kelelahan, sakit kepala,
agitasi atau mengantuk.22 mual, dan mengantuk. Di dalam MIMS
e. Dimetikon USA tercantum bahwa obat ini tidak boleh
Sediaan suspensi dengan dimetikon ini diberikan pada anak dengan usia dibawah
digunakan sebagai antasida, antiulcer, dan 2 tahun.
agen anti refluks gastrointestinal. Dosis
yang digunakan untuk anak yaitu 1 hingga Simpulan
2 mg perkilogram berat badan. Namun
ditemukan dalam penelitian ini dosis yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
diberikan untuk anak sebesar 240 mg disimpulkan dari 2.741 total lembar resep
perhari yang jauh diatas dosis maksimal pasien anak 0–2 tahun di 14 apotek di Kota
untuk usia 2 tahun, yaitu 24 mg. Dosis Bandung selama tahun 2012 terdapat 19,77%
dimetion yang tinggi dan penggunaan resep off-label dan 7,89% permintaan obat
dalam jangka waktu panjang perlu diawasi off-label dari 8.861 permintaan obat yang
dalam peresepan dimetikon karena dapat diresepkan. Peresepan obat off-label yang
menyebabkan gangguan fungsi ginjal.22 teridentifikasi terdiri dari kategori off-label
usia 70,53%, off-label dosis 19,74% dan
Off-label kontraindikasi off-label kontraindikasi 9,73%. Tingginya
Obat dikatakan termasuk kategori off- persentase peresepan obat off-label ini
label kontraindikasi jika menimbulkan memerlukan pengawasan dan penelitian
kontraindikasi saat diberikan kepada pasien lebih lanjut mengenai keamanan penggunaan
yang usianya tidak sesuai dengan peruntukan obat ini pada anak usia 0–2 tahun.
obatnya.9 Ditemukan 2 jenis obat yang
termasuk off-label kontraindikasi, yaitu Daftar Pustaka
doksisiklin dan loratadin. Pada MIMS USA
tertulis bahwa kontraindikasi kedua obat ini 1. Brion F, Nunn, AJ, Rieutord A.
tidak diperuntukkan bagi anak.29,30 Extemporaneous (magistral) preparation
a. Doksisiklin of oral medicines for children in European
Doksisiklin merupakan antibiotik yang hospitals. Acta Pediatric. 2003; 92(4):
dapat digunakan untuk mengobati atau 86–90.
48
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
49
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
50