“STROKE”
Disusun oleh:
1. Agung Tri Laksono Institut Sains & Teknologi Nasional Kimia Farma 345
2. Ari Saputra Institut Sains & Teknologi Nasional Kimia Farma 345
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima sebagai bagian dari tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker
di PT. Kimia Farma Apotek
Menyetujui,
PIMPINAN APOTEK 1
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 23 November 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Khusus
Praktek Kerja Program Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 345, dengan judul
“STROKE”. Tugas khusus ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menjalankan kegiatan PraktIk Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
pembimbing PKPA di Apotek Kimia Farma No. 345, Bapak Mukti Tri Yulianto, yang telah
berkenan meluangkan waktu dan perhatian untuk memberikan pengetahuan, wawasan yang
bermanfaat serta nasihat dan motivasi selama pelaksanaan dan penyusunan tugas khusus ini.
Penulis juga berterima kasih pada semua pihak yang telah ikut serta membantu memberikan
masukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan tugas khusus ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan tugas khusus ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
memberi manfaat di bidang ilmu pengetahuan kesehatan dan khususnya di bidang farmasi,
serta memberikan wawasan yang lebih luas tentang Stroke.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain
itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa
darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis
beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan
akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak (Rico
dkk, 2008).
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah
pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan
6
Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013,
sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala
hemoragik di Jawa Tengah tahun 2012 adalah 0,07 lebih tinggi dari tahun
sebesar 1,84%. Prevalensi stroke non hemoragik pada tahun 2012 sebesar
0,07% lebih rendah dibanding tahun 2011 (0,09%). Pada tahun 2012, kasus
meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti
(Aulia dkk, 2008). Gaya hidup sering menjadi penyebab berbagai penyakit
tinggi lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak mengkonsumsi
7
menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan energi
Dulu, stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang
penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola
justru stroke di usia produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang
menyebabkan seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stres berat yang
faktor risiko stroke pada wanita muda. Merokok berisiko 2,6 kali terhadap
perkembangan arterosklerosis.
yang berhubungan dengan kejadian stroke pada usia muda adalah riwayat
yang tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stroke usia
muda adalah jenis kelamin, kelainan jantung, kadar gula darah sewaktu,
kadar gula darah puasa, kadar gula darah PP, total kadar kolesterol darah
8
Mutmainna dkk (2013) dalam penelitiannya di Kota Makassar
menyebutkan bahwa faktor risiko kejadian stroke pada usia muda adalah
merupakan faktor risiko kejadian stroke pada dewasa awal. Sedangkan hasil
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk melakukan kajian resep yang berupa kajian administratif, kajian
farmasetika dan kajian pertimbangan klinis pada resep yang diberikan
untuk pengobatan pasien dalam penyakit alergi.
2. Untuk menentukan informasi yang tepat dalam pemberian informasi
kepada pasien terkait penggunaan obat stroke.
1.3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pembuatan makalah ini adalah
menambah pemahaman dan wawasan untuk penulis maupun pembaca tentang
reaksi alergi yang terjadi pada tubuh, serta dapat mengkaji analisa resep pada
resep khusus untuk penyakit stroke.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
Definisi Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan
tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24
jam, disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke
hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
Kurang lebih 83% dari seluruh kejadian stroke berupa stroke iskemik, dan kurang
lebih 51% stroke disebabkan oleh trombosis arteri, yaitu pembentukan bekuan
menjadi dua subkategori, yaitu trombosis pada arteri besar (meliputi arteri karotis,
serebri media dan basilaris), dan trombosis pada arteri kecil. Tiga puluh persen
menyebabkan stroke trombosis adalah tipe lakuner. Kurang lebih 32% stroke
disebabkan oleh emboli, yaitu tertutupnya arteri oleh bekuan darah yang lepas dari
tempat lain di sirkulasi. Stroke perdarahan frekuensinya sekitar 20% dari seluruh
10
2.1.2. Epidemiologi Stroke
koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10
forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu
2015). Stroke merupakan penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah (Ralph et
all, 2013).
bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor satu pada pasien yang
Indonesia, kecenderungan prevalensi stroke per 1000 orang mencapai 12,1 dan
Pada suatu survei di RS Vermont, stroke pada usia muda merupakan 8,5%
dari seluruh pasien rawat; stroke perdarahan intraserebral didapatkan pada 41%
17% pasien, dan stroke iskemik terjadi pada 42% pasien. Angka kejadian stroke
iskemik pada usia di bawah 45 tahun hanya sekitar 5% dari seluruh kejadian dari
11
2.1.3 Patofisiologi Stroke
2% dari berat badan, menggunakan 20% oksigen total dari 20% darah yang
beredar. Pada keadaan oksigenisasi cukup terjadi metabolisme aerobik dari 1 mol
glukosa dengan menghasilkan energi berupa 38 mol adenosin trifosfat (ATP) yang
neurotransmitter (glutamat dll) kedalam sel, sintesis protein, lipid dan karbohidrat,
serta transfer zat-zat dalam sel, sedang menghasilkan energi 2 ATP dari 1 mol
otoregulasi kuang lebih 58 ml/100 gr/menit dan dominan pada daerah abu-abu,
dengan mean arterial blood presure (MABP) antara 50-160 mmHg. Mekanisme
ini gagal bila terjadi perubahan tekanan yang berlebihan dan cepat atau pada
stroke fase akut. Jika MABP kurang dari 50 mmHg akan terjadi iskemia sedang,
jika lebih dari 160 mmHg akan terjadi gangguan sawar darah otak dan terjadi
vasodilator lokak yang dilepaskan oleh sel endotel vaskuler (Arbour et all, 2005)
12
radikal oksigen, dan kalsium dalam sel, stimulasi phospolipase dan protease,
genetik mengatur unsur kaskade untuk mengubah tingkat cedera. AMPA (alpha
aspartat).
(Brott, 2000)
Gambar 2.1
Patofisiologi Stroke
Tujuan utama dari intervensi adalah untuk memulihkan aliran darah nrmal
(ischemic core) dan dikelilingi oleh hipoksia tetapi berpotensi untuk diselamatkan
cadangan oksigen apabila tidak adanya suplai oksigen maka metabolisme di otak
13
mengalami perubahan, kematian sel dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam
waktu 3 sampai 10 menit. Iskemia dalam waktu lama menyebabkan sel mati
permanen dan berakibat menjadi infark otak yang disertai odem otak sedangkan
bagian tubuh yang terserang stroke secara permanen akan tergantung kepada
daerah otak mana yang terkena. Stroke itu sendiri disebabkan oleh adanya
a) Stroke Hemoragik
membunuh sel otak, sekitar 20% stroke adalah stroke hemoragik. Jenis
14
b) Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-
dan oksigen. Sekitar 45% dari stroke iskemik disebabkan oleh trombus
arteri kecil atau besar, 20% adalah emboli berasal, dan lain-lain memiliki
gangguan aliran darah arteri ke daerah tergantung dari parenkim otak oleh
sebagai onset akut, (menit atau jam), dari defisit neurologis fokal konsisten
etiologi dan manifestasi klinis. Dalam waktu 10 detik setelah tidak ada
otak. EEG menunjukkan penurunan aktivitas listrik dan seacara klinis otak
15
reversibel, tetapi bila menetap terjadi perubahan struktural ruang
dan berakibat terhadap mikrosirkulasi (Trent MW, 2011). Oleh karena itu
a) Trombosis
terjadi pada pembuluh darah arteri karena arteri lebih banyak memiliki sel
bisa juga disebabkan oleh terbentuknya bekuan darah atau trombus yang
16
fibrin kecil ya ng menjadikan sumbatan atau plak pada pembuluh darah,
secara banyak dan pelepasan sitokin pada daerah iskemik yang akan
Apabila bagian trombus tadi terlepas dari dinding arteri dan ikut
terbawa aliran darah menuju ke arteri yang lebih kecil, maka hal ini dapat
b) Emboli
untuk rekuren relatif tinggi. Resiko stroke emboli dari jantung meningkat
tanpa tanda-tanda klinis memburuk dan terjadi 12-48 jam setelah onset
meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti
17
aktivitas fisik dan kurang olahraga, meningkatkan risiko terkena penyakit
stroke.
risiko kejadian stroke pada usia muda adalah perilaku merokok, riwayat diabetes
bukan merupakan faktor risiko kejadian stroke pada dewasa awal. Sedangkan
hasil penelitian Handayani (2013) menyebutkan bahwa insiden stroke lebih tinggi
Pencegahan Stroke Primer oleh Goldstein (2009), faktor risiko stroke dibagi
menjadi dua yaitu, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat
risiko stroke pada wanita muda. Merokok berisiko 2,6 kali terhadap kejadian
18
a) Usia
Stroke dapat terjadi pada semua orang dan pada semua usia, termasuk
et all, 2013).
Depkes RI (2009) :
b) Jenis kelamin
wanita pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul
19
yang berperan dapat melindungi wanita sampai mereka melewati masa-
sama juga dengan laki-laki untuk terserang stroke. Hal ini membuktikan
bahwa resiko laki-laki dan perempuan untuk terserang stroke pada usia
dewasa awal adalah sama. Pria memiliki risiko terkena stroke iskemik atau
peluang yang sama untuk terkena stroke pada usia dewasa awal 18-40
c) Genetik (herediter)
risiko stroke. Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti gen
Insiden stroke lebih tinggi pada orang berkulit hitam daripada berkulit
a) Hipertensi
organ tubuh, terutama otak, jantung, ginjal, mata, dan pembuluh darah
20
besar tekanan darah itu, seberapa lama dibiarkan, seberapa besar kenaikan dari
kondisi sebelumnya, dan kehadiran faktor risiko lain. Oleh karena itu,
Gambar
2.2
AHA, 2017
subaraknoid.
b) Hiperkolestrolemia
sekitar 1000 mg setiap hari dari lemak jenuh. Selain itu, tubuh banyak dipenuhi
menempel pada permukaan dinding pembuluh darah yang semakin hari semakin
21
Sementara bila yang tersumbat adalah pembuluh darah pada bagian otak maka
kolestrol semakin besar kolestrol tertimbun pada dinding pembuluh darah. Hal
c) Penyakit Jantung
Ini disebabkan karena denyut jantung yang tidak teratur dapat menurunkan
menyumbat pembuluh darah otak. Ini disebut dengan stroke iskemik akibat
atroke 3 kali lipat dari yang tidak memiliki penyaki atau kelainan jantung.
(Hull, 1993)
d) Obesitas
22
dan dewasa muda (Madiyono, 2003). Oleh karena itu, penurunan berat badan
e) Merokok
terjadi pada usia dewasa awal dibandingkan lebih tua. Risiko stroke akan
menurun setelah berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun
pembuluh darah atau pembekuaan darah pada bagian dimana aliran melambat
23
2.1.5. Manifestasi Klinis Stroke
Tanda dan gejala stroke yang dialami oleh setiap orang berbeda dan bervariasi,
tergantung pada daerah otak mana yang terganggu. Beberapa tanda dan gejala stroke
akut berupa :
g) Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahui sebabnya
h) Gangguan penglihatan
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Resep I
A. Kajian Administratif
Kajian administratif pada resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi beberapa
poin yaitu terkait data pasien meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat
badan; data lain meliputi nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon dan paraf; serta tanggal penulisan resep.
25
Kajian Administratif Resep 1
Kajian Administratif Ada Tidak Ada
Nama Pasien √
Umur √
Jenis Kelamin √
Berat Badan √
Nama Dokter √
Nomor SIP √
Alamat √
Nomor Telepon √
Paraf √
Tanggal Penulisan Resep √
B. Kajian Farmasetik
Kajian resep berupa kesesuaian farmasetik berupa bentuk sediaan, kekuatan sediaan,
stabilitas dan kompatibilitas. Obat racikan selain memerlukan pertimbangan jumlah
obat dan cara penyimpanan juga diperhatikan stabilitas dan kompatibilitasnya.
Penyimpanan pada wadah tertutup rapat masih bisa mengalami penurunan stabilitas,
hanya saja dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dapat memperlambat
terjadinya proses tersebut.
Kajian Farmasetik Resep I
Bentuk sediaan sudah sesuai dengan pasien sehingga dapat meminum dosis obat yang
tertera pada etiket dan juga aturan penggunaan obat telah dicantumkan dalam resep.
Jumlah obat sudah sesuai dengan penggunaan untuk pasien.
26
KOMPOSISI OBAT DALAM RESEP
Amlodipine (MIMS dan PIONAS)
Komposisi Amlodipine besylate
Dosis pada resep 10mg
Aturan pakai & Indikasi 1 kali sehari 1 tablet
literature Indikasi : Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi
dan dapat digunakan sebagai obat tunggal untuk mengontrol
tekanan darah pada kebanyakan pasien.
Mekanisme kerja Deskripsi: Amlodipine, penghambat Ca-channel dihydropyridine,
mengurangi resistensi vaskular perifer dan TD dengan
merelaksasikan otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi
koroner melalui penghambatan masuknya ion Ca transmembran ke
otot jantung dan otot polos pembuluh darah.
Onset: 24-48 jam.
Durasi: 24 jam.
Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan.
Ketersediaan hayati: Sekitar 60-65%. Waktu untuk memuncak
konsentrasi plasma: 6-12 jam.
Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Volume
distribusi: 21 L / kg. Ikatan protein plasma: Sekitar 98%.
Metabolisme: Dimetabolisme secara luas di hati menjadi metabolit
tidak aktif.
Ekskresi: Melalui urin (60% sebagai metabolit, 10% sebagai obat
tidak berubah). Waktu paruh eliminasi terminal: 35-50 jam.
Kontraindikasi Hipotensi berat, syok kardiogenik, obstruksi saluran keluar
ventrikel kiri (mis. Stenosis aorta bermutu tinggi), gagal jantung.
Efek Samping Signifikan: Edema perifer, hipotensi, angina / MI.
Gangguan darah dan sistem limfatik: Leucopenia, trombositopenia.
Gangguan jantung: Bradikardia, takikardia ventrikel, nyeri dada,
jantung berdebar.
Gangguan telinga dan labirin: Tinnitus.
Gangguan mata: Gangguan visual, diplopia, konjungtivitis.
Gangguan gastrointestinal: Mual, pencernaan yg terganggu, diare,
sembelit, sakit perut.
Gangguan umum dan kondisi situs admin: Kelelahan, asthenia.
Peringatan & Perhatian Pasien dengan stenosis aorta, gagal jantung kongestif,
kardiomiopati hipertrofik, obstruksi saluran keluar, penyakit
koroner obstruktif berat. Ggn hati. Lansia dan anak-anak.
Kehamilan dan menyusui.
Interaksi Obat lain : Peningkatan konsentrasi plasma sistemik
dengan imunosupresan (mis. Ciclosporin, tacrolimus).
Peningkatan konsentrasi serum simvastatin. Peningkatan
paparan dengan inhibitor enzim CYP3A4 (mis. Protease
inhibitor, antijamur azole, eritromisin, diltiazem).
Penurunan konsentrasi plasma dengan induser CYP3A4
(mis. Rifampisin).
Makanan : Jus Jeruk
27
CPG (MIMS dan PIONAS)
Komposisi Clopidogrel
Dosis pada resep 75 mg
Dosis, Aturan pakai & Indikasi 1 kali sehari 1 tablet
literature Indikasi : Profilaksis gangguan tromboemboli, Sindrom koroner
akut
Mekanisme Kerja Deskripsi: Clopidogrel secara selektif menghambat adenosin
difosfat (ADP) dari pengikatan pada reseptor P2Y12 plateletnya dan
aktivasi selanjutnya dari kompleks glikoprotein GPIIb / IIIa
sehingga mengurangi agregasi platelet.
Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap dengan cepat tetapi tidak lengkap dari saluran
GI (sekitar 50%). Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma:
Sekitar 30-60 mnt.
Distribusi: Pengikatan protein plasma: 98% (obat induk); 94%
(turunan asam karboksilat).
Metabolisme: Mengalami metabolisme hati yang luas melalui
hidrolisis yang dimediasi esterase menjadi turunan asam karboksilat
tidak aktif dan melalui oksidasi yang dimediasi oleh CYP2C50
(terutama isoenzim CYP2C19) menjadi metabolit tiol aktif.
Ekskresi: Melalui urin (sekitar 50%); feses (sekitar 46%) baik
sebagai metabolit dan obat yang tidak berubah.
Kontraindikasi Perdarahan patologis aktif (mis. Ulkus peptikum atau perdarahan
intrakranial).
Efek Samping Hematoma, epistaksis, diare, pencernaan yg terganggu, sakit perut,
memar, perdarahan di lokasi tusukan. Jarang: sindrom Stevens-
Johnson, eritema multiforme, penyakit serum, pneumonitis
interstitial, lichen planus, mialgia.
Berpotensi fatal: Perdarahan intrakranial, GI dan perdarahan
retroperitoneal, diskrasia darah, purpura trombositopenik trombotik.
Peringatan & Perhatian Pasien yang metaboliser CYP2C19 menengah atau buruk. Pasien
yang beresiko mengalami peningkatan perdarahan akibat trauma,
pembedahan atau kondisi patologis lainnya. Ggn ginjal dan hati.
Kehamilan dan menyusui.
Interaksi Peningkatan risiko perdarahan dg antikoagulan, antiplatelet lain,
NSAID, SSRI, serotonin norepinefrin reuptake inhibitor. Dapat
mengurangi efek antiplatelet dengan penghambat CYP2C19
termasuk PPI (mis. Esomeprazole, omeprazole)
Makanan: jus jeruk
28
Metabolisme: Candesartan cilexetil mengalami hidrolisis ester
dalam saluran GI menjadi candesartan aktif.
Ekskresi: Melalui urin dan empedu (sebagai obat tidak berubah dan
metabolit tidak aktif). Waktu paruh terminal: Kira-kira 9 jam.
Kontraindikasi Riwayat angioedema. Ggn hati berat atau kolestasis. Penggunaan
bersamaan dengan / aliskiren pada pasien dengan / DM. Kehamilan.
Efek Samping Pusing, sakit kepala, vertigo, sakit punggung, infeksi saluran
pernapasan atas, faringitis, rinitis, hipotensi, hiperkalemia,
peningkatan serum kreatinin.
Peringatan & Perhatian Pasien dg volume atau penipisan Na, CHF, stenosis katup aorta atau
mitral, stenosis arteri renalis. Pasien yang menjalani operasi besar
dan anestesi. Ggn hati ginjal dan ringan sampai sedang. Laktasi.
Interaksi Obat lain : NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dan
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal termasuk
kemungkinan gagal ginjal akut. Dapat meningkatkan
konsentrasi litium serum. Diuretik hemat-K, suplemen K, atau
pengganti garam yang mengandung K dapat meningkatkan
risiko hiperkalemia.
Berpotensi Fatal: Pemberian bersama dengan pasien diabetes dapat
meningkatkan risiko gangguan ginjal, hipotensi, dan hiperkalemia.
C. PIO / Konseling
Pada pasien diberikan edukasi terkait dengan aturan minum obat serta kepatuhan
dalam minum obat. Aturan minum obat sesuai dengan resep untuk satu bulan (30
hari). Amlodipine dan CPG diminum pagi hari dengan penjedaan selama 15 menit.
Candesartan diminum pada siang hari dan simvastatin diminum pada malam hari.
Jika terjadi efek samping dimohon untuk hubungi dokter segera.
30
3.2. Resep I
S1dd1
R/ Diovan 80 No XXX
S1dd1 R/Spironolacton 25 No
R/Allopurinol 100 No XXX
XXX
S1dd1
S1dd1
R/Simvastatin 20mg No XXX
S1dd1
Umur : 63 th
D. Kajian Administratif
Kajian administratif pada resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi beberapa
poin yaitu terkait data pasien meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat
badan; data lain meliputi nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon dan paraf; serta tanggal penulisan resep.
31
Kajian Administratif Resep 1
Kajian Administratif Ada Tidak Ada
Nama Pasien √
Umur √
Jenis Kelamin √
Berat Badan √
Nama Dokter √
Nomor SIP √
Alamat √
Nomor Telepon √
Paraf √
Tanggal Penulisan Resep √
E. Kajian Farmasetik
Kajian resep berupa kesesuaian farmasetik berupa bentuk sediaan, kekuatan sediaan,
stabilitas dan kompatibilitas. Obat racikan selain memerlukan pertimbangan jumlah
obat dan cara penyimpanan juga diperhatikan stabilitas dan kompatibilitasnya.
Penyimpanan pada wadah tertutup rapat masih bisa mengalami penurunan stabilitas,
hanya saja dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dapat memperlambat
terjadinya proses tersebut.
Kajian Farmasetik Resep I
34
Efek Samping
Peringatan & Perhatian
Interaksi
35
kadar kolesterol HDL.
Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap dengan baik dari saluran GI (85%).
Ketersediaan hayati: <5%. Waktu untuk memuncak konsentrasi
plasma: 1-2 jam.
Distribusi: Pengikatan protein plasma: Sekitar 95%.
Metabolisme: Hati luas melalui isoenzim CYP3A4 menjadi β-
hydroxyacid (metabolit aktif utama).
Ekskresi: Terutama melalui feses (60% sebagai metabolit); urin (10-
15%, bentuk tidak aktif). Paruh eliminasi: 1,9 jam (metabolit aktif).
Kontraindikasi Penyakit hati akut atau peningkatan transaminase serum persisten
yang tidak dapat dijelaskan. Pasien keturunan Cina sebaiknya tidak
menggunakan simvastatin 80 mg / hari dengan dosis modifikasi
produk yang mengandung niacin (≥1 g). Simvastatin 80 mg tidak
boleh dimulai pada pasien baru dan mereka yang menggunakan
dosis rendah. Penggunaan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4
yang kuat, mis. itraconazole, ketoconazole, posaconazole,
clarithromycin, erythromycin, telithromycin, nefazodone,
penghambat protease HIV (mis. nelfinavir), boceprivir, telaprevir,
gemfibrozil, ciclosporin, danazol, jus jeruk bali. Kehamilan dan
menyusui.
Efek Samping Sakit kepala, mual, perut kembung, mulas, sakit perut, diare /
sembelit, dysgeusia, ruam kulit; peningkatan konsentrasi serum
aminotranferase reversibel; trombositopenia; alopecia;
rhabdomyolysis dan miopati terkait dosis (mis. mialgia, kelemahan
otot, dan urin gelap); dermatomiositis dan polimiositis, dan
miastenia gravis; gangguan fungsi kognitif; kekeruhan lensa;
penglihatan kabur; pusing; disfungsi seksual; insomnia.
Berpotensi Fatal: rhabdomiolisis berat disertai gagal ginjal akut.
Hepatitis, pankreatitis. Jarang: Sindrom Stevens-Johnson,
anafilaksis, nekrolisis epidermal toksik.
Peringatan & Perhatian Riwayat penyakit hati, pasien dg riwayat kelainan otot herediter,
alkoholisme. Gangguan ginjal. Lansia, anak <10 thn. Pasien dengan
polimorfisme gen SLCO1B1
Interaksi Dapat meningkatkan risiko perdarahan dg antikoagulan. Mengurangi
kadar serum dg bosentan, efavirenz, dan rifampisin. Peningkatan
risiko miopati dan rhabdomiolisis dg kolkisin, amiodaron,
verapamil, dan diltiazem. Peningkatan risiko miopati dg amlodipine,
asam fusidic. Potensi pengurangan efek sitotoksik rituximab.
Peningkatan hepatotoksisitas dg ezetimibe.
Berpotensi Fatal: Penggunaan bersamaan dengan itrakonazol,
ketokonazol, posaconazole, klaritromisin, erythromycin,
telithromycin, nefazodone, niasazin, HIV protease inhibitor (mis.
Nelfinavir), boceprivir, telaprevir, gemfibrozil, risiko peningkatan
risiko, dan risiko kolesko gagal ginjal.
F. PIO / Konseling
Pada pasien diberikan edukasi terkait dengan aturan minum obat serta kepatuhan
dalam minum obat. Aturan minum obat sesuai dengan resep untuk satu bulan (30
hari). Amlodipine dan CPG diminum pagi hari dengan penjedaan selama 15 menit.
Candesartan diminum pada siang hari dan simvastatin diminum pada malam hari.
Jika terjadi efek samping dimohon untuk hubungi dokter segera.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1.
4.2. Saran
1.
37
DAFTAR PUSTAKA
1.
38
LAMPIRAN
39